TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1
Gambar 2.2
c. Skala nyeri menurut bourbanis
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan
pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6,
intensitas nyeri berat pada skala 7 sampai 9 intensitas nyeri sangat berat pada
skala 10 nyeri tidak terkontrol. Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri,
intensitas nyeri pada skala 1 sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum
atau nyut- nyutan atau melilit atau terpukul atau perih. Intensitas nyeri pada
skala 4 sampai 6, seperti kram atau kaku atau tertekan atau sulit bergerak atau
terbakar atau ditusuk-tusuk. Sangat nyeri pada skala 7 sampai 9 tetapi masih
dapat dikontrol oleh klien. Intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri
tidak terkontrol.
3. Mengkaji Persepsi Nyeri
Alat-alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi nyeri
seseorang. Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat tersebut
harus memenuhi kriteria berikut: mudah dimengerti dan digunakan,
memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien, mudah di nilai dan sensitif
terhadap perubahan kecil dalam intensitas nyeri. Alat-alat pengkajian nyeri
dapat di gunakan untuk mendokumentasikan kebutuhan intervensi, untuk
mengevaluasi efektivitas intervensi dan untuk mengidentifikasi kebutuhan
akan intervensi alternatif atau tambahan jika intervensi sebelumnya tidak
efektif dalam meredakan nyeri. Deskripsi verbal tentang nyeri, individu
merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus
diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya. Informasi yang
diperlukan harus mengambarkan nyeri individual dalam beberapa cara yang
berikut:
a. Intensitas nyeri.
Individu dapat di minta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal
( misalnya: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat hebat atau 0 :
tidak ada nyeri; 10 : nyeri sangat hebat).
b. Karakteristik nyeri, termasuk letak, durasi, irama (misal: terus menerus, hilang
timbul, periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari
nyeri) dan kualitas (misal: nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit,nyeri
seperti di gencet).
c. Faktor-faktor yang meredakan nyeri misalnya: gerakan, kurang bergerak,
pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas dan apa yang dipercaya pasien
dapat membantu mengatasi nyerinya.
d. Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari, misalnya : tidur, nafsu
makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja dan
aktivitas-aktivitas santai. Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan
nyeri kronis dengan depresi.
e. Kekhawatiran individu tentang nyeri, dapat meliputi berbagai masalah yang
luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan
perubahan citra tubuh (Potter & Perry 2006).
C. Konsep Kanker
1. Definisi Kanker
Kanker merupakan penyakit dengan pertumbuhan sel yang abnormal yang akan
berpengaruh pada sel yang normal. Sel kanker merupakan sel ganas yang mempunyai
sifat anaplastic, invasi, serta metastasis tetapi kanker bukan suatu penyakit menular.
Selain itu, kanker adalah sekumpulan sel (massa) abnormal dari jaringan yang terjadi
ketika sel-sel membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka
seharusnya mati, pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinir dengan
pertumbuhan jaringan normal, dan tidak berguna bagi tubuh (Sunaryati, 2011)
2. Pentahapan kanker
Untuk mengetahui cara penanganannya, setiap kanker dibagi ke dalam tahap-tahap.
Sebuah sistem internasional yang disebut sistem TNM, untuk mengklasifikasi hampir
semua neoplasma ganas yang padat.Sistem TNM, penahapan tumor (staging) dinilai
dari:
a. Ukuran (T)
T1 adalah tumor kecil, T3 dan T4 adalah tumor besar.
b. Keterlibatan getah bening (N)
N1, tumor melibatkan kelenjar getah bening di sekitarnya, pada N2 dan N3 tumor
telah menyerang kelenjar getah bening yang lebih jauh.
c. Penyebarannya (M)
M1 berarti tumor masih berada di satu tempat di tubuh, pada M2 dan M3 berarti sel-
sel kanker telah menyebar (metastasis).
d. Kanker juga dapat dinilai dari segi keganasannya (G).
G1 adalah kanker dengan keganasan rendah dan G4 adalah keganasan berat
(Sunaryati, 2011).