0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan dipsnea. Mencakup konsep kebutuhan oksigenasi, fisiologi sistem respirasi, faktor yang mempengaruhi fungsi sistem respirasi, gangguan yang mungkin terjadi, rencana asuhan meliputi pengkajian riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan dipsnea. Mencakup konsep kebutuhan oksigenasi, fisiologi sistem respirasi, faktor yang mempengaruhi fungsi sistem respirasi, gangguan yang mungkin terjadi, rencana asuhan meliputi pengkajian riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan dipsnea. Mencakup konsep kebutuhan oksigenasi, fisiologi sistem respirasi, faktor yang mempengaruhi fungsi sistem respirasi, gangguan yang mungkin terjadi, rencana asuhan meliputi pengkajian riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
PEMENUHUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN DIPSNEA PADA
Tn. U DI RUANG MUKAROMAH RSU MUHAAMDIYAH SITI AMINAH BUMIAYU Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Dasar Profesi Dosen Pembimbing : Ns. Ulfa Azizah, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh : Sinta Nuriyah D.S 2211040002
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2022 I. Konsep Kebutuhan Oksigenasi 1.1 Definisi Kebutuhan Oksigenasi Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Budyasih, 2014). Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh ( (Eki, 2017). Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara dihembuskan untuk mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013). Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati, 2012). 1.2 Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem Respirasi Fungsi utama sistem respirasi adalah untuk memastikan bahwa tubuh mengekstrak oksigen dalam jumlah yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan karbondioksida (Peate and Nair, 2011). sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru. Memastikan bahwa tubuh mengekstrak oksigen dalam jumlah yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan karbondioksida (Peate and Nair, 2011). Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan yaitu respirasi seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu pada proses metabolism intraseluler yang terjadi di mitokondria. Respirasi eksternal adalah serangkaian proses yang terjadi saat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh (Sherwood, 2014). Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi ini yaitu: 1. Ventilasi pulmonar – bagaimana udara masuk dan keluar dari paru 2. Respirasi eksternal – bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke sirkulasi darah dan karbondioksida berdifusi dari darah ke paru 3. Transport gas – bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari paru ke jaringan tubuh atau sebaliknya 4. Respirasi internal – bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksida diambil dari sel tubuh (Peate and Nair, 2011) 1.3 Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Perubahan Fungsi Sitem Respirasi 1. Faktor fisiologis a. Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia. b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluaran napas bagian atas. c. Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu. d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka. e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru. 2. Faktor perkembangan a. Bayi prematur b. Bayi dan toodler c. Anak usia sekolah dan pertengahan d. Dewasa tua 3. Faktor prilaku a. Nutrisi b. Latihan fisik c. Merokok d. Penyalahgunaan substansi kecemasan e. Faktor lingkungan 4. Tempat kerja a. Suhu lingkungan b. Ketinggian tempat dari permukaan laut (Haswita & Reni, 2017). 1.4 Macam-Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Sistem Respirasi 1. Hipoksemia 2. Hipoksia 3. Gagal nafas 4. Perubahan pola napas ( Dipsnea, Apnea, Takipnea, Bradipnea, Kussmaul, Cheyne-Stokes 5. Biot II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutguhan Oksigenasi 2.1 Pengkajian Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. 2.1.1 Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, dan adanya keluhan sulit untuk bernafas b. Riwayat penyakit saat ini Klien dengan gangguan pernapasan datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan, kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan perubahan tekanan darah.Perawat perlu mengkaji obatobatan yang biasa diminum klien dan memeriksa kembali setiap jenis obat apakah masih relevan untuk digunakan kembali. c. Riwayat penyakit dahulu Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip hidung. Riwayat dipsnea, frekuensi, waktu, dan alergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus terjadinya gangguna sistem pernapasam serta riwayat pengobatan yang dilakukan. d. Riwayat penyakit keluarga Pada klien dengan gangguan sistem respirasi perlu dikaji tentang riwayat penyakit pernapasan seperti asma, dipsnea atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitivitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. 2.1.2 Pemeriksaan Fisik : Data Fokus a. Status kesehatan umum Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital. b. Kepala dan leher Kaji bentuk kepala keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur/ ganda, diplopia, lensa mata keruh. c. Sistem integument Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit menurun, luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku. d. Sistem pernafasan Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada dan terdapat retraksi dinding dada, serta suara tambahan nafas. e. Sistem kardiovaskuler Pengkajian ini untuk mengetahui adakah perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. f. Sistem gastrointestinal Pengkajian ini untuk mengetahui adakah polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. g. Sistem urinary Pengkajian ini untuk mengetahui adakah poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih. h. Sistem musculoskeletal Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah adanya gangren di ekstrimitas. i. Sistem neurologis Pengkajian ini untuk mengetahui apakah terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, dan disorientasi. 2.1.3 Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma b. Pengukuran Fungsi Paru. c. Tes Provokasi Bronkhus. d. Pemeriksaan sputum. e. Pemeriksaan Radiologi. 2.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Diagnosa 1 : Pola Nafas Tidak Efektif 2.2.1 Definisi Inspirasi ata ekspirasi yang tidak memberikan ventilsi yang adekuat. 2.2.2 Batasan Karakteristik Hambatan upaya napas 2.2.3 Faktor yang Berhubungan Gejala Mayor : Dipsnea, pola napas abnormal Gejala Minor : pernapasan cuping hidung, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas 2.2.4 Definisis Kelabihan atau kekurangan oksigen dan atau eliminasi karbindioksida pada membran alveolus-kapiler 2.2.5 Batasan Karakteristik Ketidakseimbbangan ventilasi-perfusi 2.2.6 Faktor yang Berhubungan Gejala Mayor : takikardia Gejala Minor : Ds : Dipsnea Do : Gelisah, freskuensi napas berunah, pola napas berubah Diagnosa 3 : Nyeri 2.2.7 Definsisi Pengalaman sensorik atau emisional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan 2.2.8 Batasan Karakteristik Agen pencedera fisiologs 2.2.9 Faktor yang Berhubungan Gejala mayor : mengeluh nyeri, tampak meringis gelisah Gejala minor : pola napas berubah, nafsu makan berubah, tekanan darah meningkat 2.3 Perencanaan No Tgl Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Internvensi Rasional 1 13 Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan Manajemen jalan September Efektif b.d tindakan keperawatan napas napas 2022 Hambatan upaya selama 1x7 jam Observasi Observasi napas diharapkan masalah dapat - Monitor pola - Untuk mengrtahui teratasi dengan kriteria napas adanya pola npasa hasil : - Monitir bunyi abnormal Indikator A T napas - Untuk mengetahui Pola napas 1 5 - Monitor sputum yang Frekuensi 1 5 sputum diproduksi napas (jumlah, sehingga dapat warna, aroma) diketahui penyebab Keterangan Teurapetik terjadinya masalah 1 : menurun - Posisikan Teurapetik 2 : cukup menurun semiu fowler - Meningkankan 3 : sedang - Berikan ekspansi paru dan 4 : cukup meningkat oksigen memudahkan 5 : meningkat - Lakukan pernapasan. fisioterapi dada - Dapat Edukasi memperbaiki atau - Anjurkan mencegah asupan cairan terjadinya hipoksia 2000ml/hari dan kegagalan napas serta - Ajarkan teknik tindakan untuk batuk efektif penyelamatan Kolaborasi hidup - Kolaborasi - meminimalkan dan pemberian mencegah bronkodilator, sumbatan/obstruksi ekspektoran, saluran mukolitik pernapasan. Edukasi - mencegah terjadinya dehidrasi - ventilasi maksimal membuka area atelaksis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan. Kolaborasi - memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas 2 13 Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Pemantauan Respisari September pertukaran gas tindakan keperawatan Respisari Obersvasi 2022 b.d selama 1x7 jam Observasi - untuk mendeteksi Ketidakseimbban diharapkan masalah - Monitor tanda-tanda bahaya gan ventilasi- dapat teratasi dengan frekuensi, - untuk mendeteksi perfusi kriteria hasil : irama dan addanya pola napas upaya napas abnormal Indikator A T - Monitor pola - untuk mendeteksi Pusing 1 5 napas suara nafas Gelisah 1 5 - Auskultasi tambahan Pola napas 1 5 bunyi napas (whezing,ronchi) - Monitor hasil x-ray toraks Keterangan Teurapetik - mendeteksi adanya 1 : menurun - Atur interval gangguan pada 2 : cukup menurun pemantauan toraks 3 : sedang respirasi teurapetik 4 : cukup meningkat - Dokumentasi - mendeteksi 5 : meningka hasil adanya tanda- pemantauan tanda abnormal Edukasi pada sistem - Jelaskan tujuan Memberikan pemantauan kenyamaan untuk - Informasikan beristirahat hasil sehingga nyeri pemantuana dapat berkurang - respirasi - sebagai data dari hasil pemantauan Edukasi - Menghindari mispresepsi antara perawat dan pasien - Memberikan informasi kepada keluaga pasiem terkait hasil pemantauan
3 13 Nyeri b.d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
September pencedera tindakan keperawatan Observasi Observasi 2022 fisiologis selama 1x7 jam - Identifikasi - Mengetahui diharapkan masalah lokasi lokasi dan dapat teratasi dengan karakteristik krakateristik kriteria hasil : durasi, intesitas nyeri untuk nyeri. penentuan - Identivikasi intervensi sekala nyeri - Mengurangi skala nyeri dan - Identifikasi memberikan efek Indikator A T respon nyeri non relaksasi Pola 1 5 verbal - Mengetahui skala napas Teurapetik nyeri pada pasien Mual 1 5 - Berikan teknik Teurapetik non- - Memgurangi Keterangan farmakologis nyeri dengan 1 : menurun untuk teknik 2 : cukup menurun mengurangi nofarmakologi 3 : sedang nyeri Edukasi 4 : cukup meningkat - Fasilitas - Menangani nyeri 5 : meningka istirahat dan secara mandiri tidur - Mengurangi rasa Edukasi nyeri - Jelaskan - Mengidrntifikasi strategi rasa nyeri meredakan Kolaborasi nyeri - Mengurangi rasa - Anjurkan nyeri dengan penggunaan teknik farmakologi analgetik yang tepat - Anjurkan monitor nyeri secara mandiri Kolaborasi - Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu III. DAFTAR PUSTAKA Asih, Suprapti Budy (2014) Asuhan Keperawatan Pada Tn. D Dengan Gangguan Pemenuhan Oksigenasi Et Causa Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di Ruang Cempaka Rsud Banyumas. Diploma Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kurnia, Eki Yusdwi. 2017. “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul.” Repository Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta: 1–10. Nadirawati, 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga : Teori dan Aplikasi Praktik. Bandung : Refika Aditama. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia