Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA

Tn. A DENGAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)


SISTEM KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh:
NURUL HOLISOH
1811020318
5E/ Keperawatan S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Pengertian
Menurut Udjianti Wajan Juni didalam buku Keperawatan Kardiovaskular (2011), Infark Miokard Akut
adalah suatu keadaan infark atau nekrosis otot jantung karena kekurangan suplai darah dan oksigen pada
miokard (ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard).

Menurut Alwi I di dalam buku Ilmu Penyakit Dalam (2014), ST Elevasi Infark Miokard Akut adalah
sindrom klinis yang didefinisikan sebagai gejala iskemia miokard dan perkebunan dengan gambaran EKG
berupa ST yang persisten dan diikuti pelepasan biomarker nekrosis miokard. Mortalitas selama perawatan (5-
6%) dan mortalitas 1 tahun (7-18%) cenderung menurun dikaitkan dengan peningkatan terapi medis sesuai
instruksi dan intervensi. Tanda dan gejala umum pada penderita stemi sendiri yaitu, nyeri dada kiri yang
menyebar sampai kebahu, leher dan lengan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, rasa terbakar, rasa
terpelintir, rasa tertindih benda berat.
Etiologi
IMA terjadi jika sumplai oksigen tidak b) Faktor sirkulasi 3. Kebutuhan oksigen miokard meningkat

sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani - Hipotensi pada :

dengan baik sehingga menyebabkan - Stenosos aurta a) Kerusakan miokard


kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa b) Hypertropimiocard
- Insufisiensi
hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi
c) Faktor darah c) Hipertensi diastolic
tersebut diantaranya:
- Anemia 4. Faktor resiko IMA
Penyebab Infark Miokard Akut
- Hipoksemia d) Merokok
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang
- Polisitemia e) Konsumsi alcohol
yang disebebkan oleh 3 faktor :
2. Curah jantung yang meningkat : f) Infeksi
a) Faktor pembuluh darah
a) Aktivitas berlebihan g) Hipertensi sistemik
- Aterosklerosis b) Emosi h) Obesitas

- Spasme c) Makan terlalu banyak i) Kurang olahraga

- Arteritis d) Hipertiroidisme j) Penyakit diabetes


Patofisiologi
Infark Miokard Akut terjadi ketika iskemia yang terjadi cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit
sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
berkontraksi selamanya. Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner (CAD).

Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plak) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam
lumen arteri koronia (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung) plak dapat pecah sehingga
menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plak. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa
menghambat aliran darah baik total maupun sebagian. Aliran terbendungnya darah menghambat darah yang
kaya oksigen mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.

Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak mendukung dengan cepat, otot
jantung yang rusak itu akan mulai mati. Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa
kasus ini spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain: mengkonsumsi obat-obatan tertentu,
stress emosional, merokok, dan paparan suhu dingin yang ekstrim.
Bagian jantung yang disuplai termasuk: atrium kanan, ventrikel kanan, nodus sa, nodus av, septum
interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan permukaan diafragmatik ventrikel kiri. Berdasarkan
hal tersebut maka dapat diketahui jika infark kemungkinan penyebab gangguan pada cabang desenden anterior
kiri, sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri coroner kanan.

Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis akan hilang daya
kontraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi (disekeliling daerah infark). Secara fungsional,
miokardium perubahan-perubahan sebagai berikut: daya kontraksi menurun, Gerakan dinding abnormal
(daerah yang terkena infark akan menonjol keluar saat lain melakukan kontraksi), perubahan daya kembang
dinding ventrikel, penurunan volume sekuncup, penurunan fraksi ejeksi.
Asuhan Keperawatan
Nama Mahasiswa : Nurul holisoh Nama Pasien : Tn. A

NIM : 1811020318 Umur : 39 Tahun

Hari/ Tanggal : 14 Desember 2020 Dx Medis : IMA

I. PENGKAJIAN

A. Primary Survey

 Airway : pasien mengalami mual dan muntah

 Breathing : Rr 28x/menit, tidak ada suara nafas tambahan, SpO2: 90%

 Circulation : TD: 140/90 mmHg, N: 78x/menit, CRT <2detik, SpO2 90%, akral dingin, EKG 12 lead

 Disability : nyeri dada sejak 3 hari yang lalu sebelah kiri menjalar ke kerongkongan dan lengan kiri.

 Exprosure : Tidak ada kelainan di bagian abdomen

A. Secondary Survey (Keluhan Utama)

K : nyeri dada A : tidak mempunyai riwayat alergi

O : sebelumnya tidak mengonsumsi obat apapun K : px mengalami nyeri dada sejak 3 hari lalu sebelah kiri menjalar ke kerongkongan dan leng

M : makan nasi saja

P : hiperlipidemia dan Riwayat merokok


C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan dan KH Rencana Keperawatan Pathway

Nyeri akut O: Aterosklerosis,


• Identifikasi faktor yang memperberat dan thrombosis,kontraksiarteri koronaria
Data subjektif : pasien mengeluh nyeri dada memperingan nyeri
sebelah kiri menjalar ke kerongkongan dan lengan Penurunan aliran darah ke jantung
kiri N:
Data objektif : • Berikan teknik nonfarmakologis untuk Kekurangan oksigen dan nutrisi
Pemeriksaan EKG 12 lead mengurangi nyeri (mis. nafas dalam, aroma
TD : 140/90 mmHg, N : 78x/menit, Rr : 28x/menit terapi) Iskemik pada jaringan miokard
Pasien nampak meringis kesakitan • Fasilitasi istirahat dan tidur
Pasien melindungi bagian yang nyeri • Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam Nekrosis
Akral dingin
pemilihan strategi meredakan nyeri
  Suplay dan kebutuhan oksigen ke
Tujuan dan kriteria hasil : E: jantung tidak seimbang
Setelah dilakukan tindakan selama 2x4 jam nyeri • Ajarkan teknik non farmakologi untuk
akut dapat teratasi dengan mengurangi nyeri Suplay oksigen ke miokard menurun
Kriteria Hasil : • Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
O: Metabolisme anaerob
• Kolaborasi pemberian analgetik
Timbunan asam laktat
Indikator Awal Akhir
Nyeri dada
- Keluhan nyeri 1 4
- Meringis 1 4 Nyeri akut
- Mual muntah 2 5
- Tekanan darah 2 5
Implementasi Evaluasi

• Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan S : pasien mengatakan nyerinya berkurang


memperingan nyeri  
• Memberikan teknik nonfarmakologis untuk O : pasien sudah tidak tampak meringis, pasien lebih tenang dan tampak rileks
mengurangi nyeri (mis. nafas dalam, aroma terapi) TD : 130/85 mmHg, N: 72x/menit, Rr 26x/menit
• Memfasilitasi istirahat dan tidur  
• Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam A : masalah nyeri akut teratasi sebagian
pemilihan strategi meredakan nyeri
• Mengajarkan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri Indikator Awal Akhir
• Menganjurkan menggunakan analgetic secara
- Keluhan nyeri 2 4
tepat - Meringis 3 4
• Mengkolaborasi pemberian analgetic - Mual muntah 4 5
P : lanjutkan intervensi
- Tekanan darah 4 5
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis. nafas dalam,
aroma terapi)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetic
Daftar Pustaka
Alwi, I. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid 2. Jakarta: Penerbitan Interna.
Udjianti Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai