Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian

Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses


kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka
akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan
menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat
dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan
jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Gudiño León. et al.,
2021).

Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen
merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua proses
penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku
apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh

2. Etiologi
Menurut Eka Putri, (2022) dalam Eki (2017), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan oksigen, seperti faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
1) Faktor fisiologis Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada
kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi
pernapasannya diantaranya adalah :
a) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada
saat terpapar zat beracun
b) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c) Hipovolemia
d) Peningkatan laju metabolik
e) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas dan penyakit kronis
2) Status kesehatan Pada individu yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan
kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada
individu yang sedang mengalami sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti gangguan
pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.
3) Faktor perkembangan Tingkat perkembangan juga termasuk salah satu faktor
penting yang mempengaruhi sistem pernapasan individu. Berikut faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi individu berdasarkan tingkat perkembangan :
a) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
b) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut
c) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok
d) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun
4) Faktor perilaku Perilaku keseharian individu tentunya juga dapat mempengaruhi
fungsi pernapasan. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
emosional dan penggunaan zatzat tertentu secara sedikit banyaknya akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
5) Lingkungan Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi pemenuhan oksigenasi yaitu :
a) Suhu lingkungan
b) Ketinggian
c) Tempat kerja (polusi)

3. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.

4. Manifestasi klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior- posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya
pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi .
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia,
sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas .

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
1) Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2) Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3) Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4) Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5) Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6) Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7) Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
8) CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

6. Penatalaksanaan
a) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
 Pembersihan jalan nafas
 Latihan batuk efektif
 Suctioning
 Jalan nafas buatan
b) Pola Nafas Tidak Efektif
 Atur posisi pasien ( semi fowler )
 Pemberian oksigen
 Teknik bernafas dan relaksasi
c) Gangguan Pertukaran Gas
 Atur posisi pasien ( posisi fowler )
 Pemberian oksigen
 Suctioning

B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian data dasar
a. Pengumpulan data Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Anamnese
1) Identitas pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama Batuk, sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak
terlalu tinggi tiga hari yang lalu.
3) Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang kapan terjadinya sesak nafas,
penyebab terjadinya sesak nafas, serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien
untuk mengatasinya.
4) Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit –
penyakit lain yang ada kaitannya dengan pernafasan pada kasus terdahulu
serta tindakan medis yang pernah di dapat maupun obatobatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
5) Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga
atau penyakit lain yang berpotensi menurun atau menular pada anggota
keluarga lain
6) Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
c. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara,
tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
3) Sistem integument Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit menurun,
luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit, tekstur
rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada
dan terdapat retraksi dinding dada, serta suara tambahan nafas.
5) Sistem kardiovaskuler Pengkajian untuk mengetahui adakah perfusi jaringan
menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
6) Sistem gastrointestinal Pengkajian untuk mengetahui adakah polifagi,
polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
7) Sistem urinary Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio urine,
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
8) Sistem musculoskeletal Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot,
perubahn tinggi badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah adanya
gangren di ekstrimitas.
9) Sistem neurologis Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan
sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, dan disorientasi.
d. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah:
1) Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma
2) Analisa gas darah: - Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila
terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis
yang buruk. - Kadang – kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang
meninggi. - Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi. - Pada
pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu seranggan,
dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan. - Pemeriksaan tes
kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennya dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3) Pemeriksaan sputum: - Kristal –kristal charcotleyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil. - Terdapatnya Spiral Curschman, yakni
spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus. - Terdapatnya
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. - Terdapatnya
neutrofileosinofil.
e. Pemeriksaan Radiologi Foto Thoraks:
1) Jika disertai dengan bronkhitis, bercakanhilus akan bertambah.
2) Jika terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang
bertambah.
3) Jika terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru.
f. Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru, menetapkan luas beratnya
penyakit, mendiagnosis keadaan.
g. Spirometristatik: Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.

2. Diagnose keperawatan
 Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d pola napas
abnormal
 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk yang tidak
efektif
 Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d dispnea

3. Rencana tindakan keperawatan

No DIAGNOSA TUJUAN SIKI


KEPERAWATAN
1. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
pertukaran gas b.d intervensi selama Observasi
ketidakseimbangan 3x24 jam maka status 1) Monitor frekuensi, irama,
ventilasi-perfusi d.d pernapasan meningkat kedalaman, dan upaya napas
pola napas 2) Monitor pola napas (seperti
abnormal bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
CheyneStokes, Biot, ataksik0
3) Monitor kemampuan batuk
efektif
4) Monitor adanya produksi
sputum
5) Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
7) Auskultasi bunyi napas
8) Monitor saturasi oksigen
9) Monitor nilai AGD
10) Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1) Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3) Untuk mengetahui frekuenasi,
irama, kedalamandan upaya
napas baik atau buruk
4) Untuk mengetahui
kemampuan batuk
5) Untuk mengetahui adanya
bunyi tambahan saat bernapas
6) Untuk mngetahui adanya
sputum Terapi Oksigenasi
Observasi
1) Monitor kecepatan aliran
oksigen
2) Monitor posisi alat terapi
oksigen
3) Monitor aliran oksigen secara
periodic dan pastikan fraksi
yang diberikan cukup
4) Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah ), jika perlu
5) Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat
makan
6) Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
7) Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
8) Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9) Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
1) Bersihkan secret pada mulut,
hidung dan trachea, jika perlu
2) Pertahankan kepatenan jalan
nafas
3) Berikan oksigen tambahan,
jika perlu
4) Tetap berikan oksigen saat
pasien ditransportasi
5) Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengat tingkat
mobilisasi pasien
Edukasi
1) Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
1) Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2) Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur
2. Bersihan jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif Definisi :
napas tidak efektif intervensi selama 3 x melatih pasien yang tidak
b.d sekresi yang 24 jam maka memiliki kemampua batuk efektif
tertahan d.d batuk Pernapasan akan untuk membersihkan laring,
yang tidak efektif meningkat trakea, dan bronkiolus dari jalan
napas atau bendaasing di dalam
jalan napas
Tindakan/ observasi
1) Identifikasi kemampuan batuk
2) Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
3) Monitor input dan output
cairan (mis. Jumlah dan
karateristik
Terapeutik
1) Atur posisi semi fowler atau
fowler
2) Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
3) Buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
2) Anjurkan tarik napas
melaluihidung selama 4 detik,
diahan selama 2 detik
kemudian dari mulut dengan
bibir mecucu selama 8 detik
3) Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3kali
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran
jika perlu
Edukasi
 Fisioterapi Dada Definisi :
Mengajarkan memobilisasi
sekresi napas melalui
perkusi, getaran, dan
drainase postural
Tindakan /observasi
1) Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga menerima
informasi Terapeutik
2) Persiapan materi dan edukasi
3) Jadwalkan waktuyang tepat
untuk memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
4) Berikan kesempatan pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
1) Jelaskan kontraindikasi
fisioterapi dada
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
fisioterapi dada
3) Ajarkan mengeluarkan sekret
melalui pernapasan dalam
3. Pola napas tidak Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
efektif b.d intervensi selama 3 x Observasi
hambatan upaya 24 jam maka pola 1) Monitor frekuensi, irama,
napas d.d dispnea napas akan membaik kedalaman, dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
CheyneStokes, Biot, ataksik0
3) Monitor kemampuan batuk
efektif
4) Monitor adanya produksi
sputum
5) Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
7) Auskultasi bunyi napas
8) Monitor saturasi oksigen
9) Monitor nilai AGD
10) Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1) Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Observasi
1) Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2) Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
mengi, weezing, ronkhi
kering)
3) Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma) Terapeutik
4) Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
5) Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
6) Berikan minum hangat
7) Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
8) Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
9) Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
10) Penghisapan endotrakeal
11) Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
12) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
2) Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
3) Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Eka Putri, R. (2022). LP Oksigenasi.


https://www.academia.edu/19848014/LP_OKSIGENASI

Gudiño León., A. R., Acuña López., R. J., & Terán Torres., V. G. (2021). LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA Tn. D DENGAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI DEPARTEMEN. 6.

Naviani, N. S. K. (2019). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan


Gangguan Mobilitas Fisik Di Ruang Al Fajr Rsui Kustati Surakarta. STIKes Karya
Husada, 18.

Anda mungkin juga menyukai