Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

Oksigenasi adalah sebuah pertukaran gas antara indevidu dengan

lingkungan. Proses pernafasan melibatkan dua komponen :Ventilasi

paru atau pernafasan; perpindahan udara antara lingkungan dan

alveolus paru.Difusi oksigen karbon dioksida antara alveolus dan

kapiler paru.Pernafasan adalah pergerakan (O2), dari atmosfer menuju

ke sel dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari atmosfer menuju ke

sel dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas.

(Andersom, 2006). Pernafasan adalah upaya yang dibutuhkan utnuk

mengembangkan dan membuat perut berkontraksi, kerja pernafasan di

tentukan oleh tingkat komplikasi paru, tekanan jalan nafas.

Keberadaan ekspirasi yang aktif, dan penggunaan obat – obatan bantu

pernafasan (potter & perry, 2010).

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia

ataufisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbau yang sangatdibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai

hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi,

penambahan CO2 yang melebihi batasnormal pada tubuh akan

memberikan dampak yang cukup  bermakna terhadapaktivitas sel.


Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia

ataufisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbau yang sangatdibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai

hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi,

penambahan CO2 yang melebihi batasnormal pada tubuh akan

memberikan dampak yang cukup  bermakna terhadapaktivitas sel.

2. Penyebab

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami

gangguan oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi,

hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas,

penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan

muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,

imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan, merokok, lingkungan

dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

3. Tanda dan gejala

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda

gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot

nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping

hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas

dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-

posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi

tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi

gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).


Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu

takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia,

kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),

hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal

frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

4. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan

trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang

masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini

terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan

sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang

menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen

dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan

ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses

ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan

volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga

dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).

5. Pemeriksaan fisik

a.       Mata

1. Konjungtiva pucat (karena anemia)

2. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)

3. Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau

endokarditis)
b.      Kulit

1. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah

perifer)

2. Penurunan turgor (dehidrasi)

3. Edema.

4. Edema periorbital

c.       Jari dan kuku

1.  Sianosis

2. Clubbing finger

d.      Mulut dan bibir

1. Membrane mukosa sianosis

2. Bernapas dengan mengerutkan mulut.

e.       Hidung

1. Pernapasan dengan cuping hidung.

f.       Vena leher

1. Adanya distensi / bendungan.

g.      Dada

1. Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas

pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)

2. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.

3. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara

melewati saluran/rongga pernapasan

4. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)


5. Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,

friction rub/pleural friction)

6. Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

h.      Pola pernapasan

1. Pernapasan normal (eupnea)

2. Pernapasan cepat (tacypnea)

3. Pernapasan lambat (bradypnea)

6. Pemeriksaan penunjang

a.       Pemeriksaan fungsi paru

Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran

gas secara efisien.

b.      Pemeriksaan gas darah arteri

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui

membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

c.       Oksimetri

Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

d.      Pemeriksaan sinar X dada

Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-

proses abnormal.

e.       Bronkoskopi

Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel

sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.


f.       Endoskopi

Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

g.      Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja

jantung dan kontraksi paru.

h.      CT-SCAN

Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

7. Penatalaksanaan

a.       Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

1. Pembersihan jalan nafas

2. Latihan batuk efektif

3. Suctioning

4. Jalan nafas buatan

b.      Pola Nafas Tidak Efektif

1. Atur posisi pasien ( semi fowler )

2. Pemberian oksigen

3. Teknik bernafas dan relaksasi

c.       Gangguan Pertukaran Gas

1. Atur posisi pasien ( posisi fowler )

2. Pemberian oksigen

3. Suctioning
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Identifikasi : nama, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, status

pernikahan, alamat, diagnose medis dan tanggal masuk rumah

sakit.

2. Keluhan utama :

a.        Bersihan jalan nafas tidak efektif

       1)      Data Subjektif

a)      Pasien mengeluh sesak saat bernafas

b)      Pasien mengeluh batuk tertahan

c)      Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas

d)     Pasien merasa ada suara nafas tambahan

       2)      Data Objektif

a)     Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan

dangkal

b)      Terdapat bunyi nafas tambahan

c)      Pasien tampak bernafas dengan mulut

d)     Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping

hidung

e)      Pasien tampak susah untuk batuk


b.        Pola nafas tidak efektif

           1)      Data Subjektif

a)     Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan

dangkal

b)      Pasien mengatakan berat saat bernafas

           2)      Data Objektif

a)      Irama nafas pasien tidak teratur

b)      Orthopnea

c)      Pernafasan disritmik

d)     Letargi

c.         Gangguan pernafasan gas

            1)      Data Subjektif

a)      Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala

b)      Pasien mengeluh susah tidur

c)      Pasien merasa lelah

d)     Pasien merasa gelisah

            2)      Data Objektif

a) Pasien tampak pucat

b)       Pasien tampak gelisah

c) Perubahan pada nadi

d)       Pasien tampak lelah


3. Riwayat kesehatan :

a. Riwayat penyakit sekarang : datang dengan keluhan nyeri dada

dirasakan menjalar

b. Riwayat penyakit dahulu

c. Riwayat penyakit keluarga

4. Pengkajian kebutuhan dasar klien

a. Aktivitas dan latihan : kelemahan, kelelahan, takikardi.

b. Tidur dan istirahat : tidur gelisah, tidak nyenyak

c. Kenyamanan dan nyeri : wajah meringis, perubahan TD

d. Nutrisi : kurang nafsu makan

e. Cairan, elektrolit dan asam basa : hypervolemia

f. Oksigenasi : dyspnea, sianosis

g. Eliminasi fekal

h. Eliminasi urine

i. Sensori, persepsi kognitif : perubahan mental, kelemahan

5. Pemeriksaan fisik

Tanda : dyspnea, takipnea, takikardi, edema, nyeri dada anterior

6. Psikososial budaya dan spiritual

7. Pemeriksaan penunjang

a. EKG : menunjukan ada infark miokard

8. Terapi medis
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan sputum ditandai dengan batuk produktif

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan posisi tubuh

ditandai dengan bradipnea

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan denganberkurangnya

keefektifan permukaan paru


3. Rencana tindakan

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL
1 Setelah dilakukan
1.   Auskultasi dada untuk 1.   Pernafasan rochi, wheezing menunj
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan tertahannya secret obstruksi jalan naf
selama … x 24 jam adanya secret.
diharapkan bersihan jalan
napas efektif sesuai
2.   Berikan air minum2.    Membantu mengencerkan secret
dengan kriteria: hangat
1.      Menunjukkan jalan
nafas bersih
2.      Suara nafas normal 3.   Beri posisi yang nyaman 3.      Memudahkan pasien untuk bernafa
tanpa suara tambahan seperti posisi semi fowler
3.      Tidak ada penggunaan
otot bantu nafas 4.   Sarankan keluarga agar 4.      Pakaian yang ketat menyulitkan p
4.      Mampu melakukan tidak memakaikan untuk bernafas
perbaikan bersihan jalan pakaian ketat kepada
nafas pasien

5.   Kolaborasi penggunaan5.     Kelembapan mempermudah penge


nebulizer dan mencegah pembentukan mucus
pada bronkus dan membantu pernafa
2 Setelah dilakukan 1.   Kaji frekuensi pernafasan
1.     Mengetahui frekuensi pernafasan pa
tindakan keperawatan pasien.
selama….X24 jam
diharapkan pola napas 2.   Tinggikan kepala dan 2.      Duduk tinggi memungkinkan ek
efektif dengan kriteria : bantu mengubah posisi. paru dan memudahkan pernafasan
1.      Menunjukkkan pola
nafas efektif dengan 3.    jarkan teknik bernafas 3.      HE dapat memberikan penget
frekuensi nafas 16-20 dan relaksasi yang benar pada pasien tentang teknik bernafas
kali/menit dan irama
teratur 4.   Kolaborasikan dalam
4.      Pengobatan mempercepat penyem
2.Mampu menunjukkan pemberian obat dan memperbaiki pola nafas
perilaku peningkatan
fungsi paru

         
3 Setelah dilakukan
1.   Auskultasi dada untuk
1.   Weezing atau mengiindikasi akum
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan sekret/ketidakmampuan members
selama ….X 24 jam adanya secret. jalan napas  sehingga otot ak
diharapkan pertukaran digunakan dan kerja perna
gas dapat dipertahankan meningkat.
dengan kriteria :
1.     Menunjukkan perbaikan 2.     Beri posisi yang
2.   Memudahkan pasien untuk bernafas
ventilasi dan oksigenasi nyaman seperti posisi
jaringan semi fowler
2.Tidak ada sianosis
3.      Anjurkan untuk
3.   Mengurangi konsumsi oksigen
          bedrest, batasi dan bantu periode respirasi.
aktivitas sesuai
kebutuhan

4.     Ajarkan teknik bernafas


4.     HE dapat memberikan
dan  relaksasi yang pengetahuan pada pasien tentang t
benar. bernafas

5.     Kolaborasikan terapi
5.     Memaksimalkan sediaan ok
oksigen khususnya ventilasi menurun

4. Evaluasi
a.       Dx 1: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

1)      Menunjukkan jalan nafas paten

2)      Tidak ada suara nafas tambahan

3)      Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas

b.      Dx 2:Ketidakefektifan pola nafas

       1)      Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan


 

kedalaman nafas yang normal

  2)      Tidak ada sianosis

c.       Dx 3: Gangguan pertukaran gas

             1)      Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

           2)      Tidak ada gejala distres pernafasan

DAFTAR PUSTAKA
Perry, Potter. (2010). Fundamental Of Nursing, Salemba Medika, Jakarta

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai