Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

SEPSIS

Oleh :
NATASIA FIADELVIA HIROH
NIM. 200110024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA 2024
A. PENGERTIAN
Sepsis adalah bentuk paling umum syok distributif dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas.
Meski telah terjadi peningkaan kecanggihan dari terapi antibiotik insiden
syok sepsis terus meningkat selama 50 tahun terakhir dengan angka kematian
berkisar antara 40%-90% dan syok sepsis merupakan penyebab kematian
utama dalam unit perawatan intensif.

B. ETIOLOGI
Mikroorganisme penyebab yang paling umum dari syok sepsis adalah
bakteri gram-negatif. Namun demikian, agen infeksius lain seperti gram
positif dan virus juga dapat menyebabkan syok sepsis. Ketika mikroorganisme
menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon imun.
Respon imun ini membangkitkan aktivitas berbagai mediator kimiawi yang
mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan
permeabilitas kapiler, yang mengarah pada pembesaran cairan dari kapiler dan
vasodilatasi adalah dua efek tersebut.

C. PATOFISIOLOGI
Syok sepsis dibagi menjadi dua fase yang berbeda yaitu :
1. Fase Hangat (hiperdinamik)
Fase ini mereupakan fase pertama dari syok sepsis yang ditandai
dengan tingginya curah jantung dan vasodilatasi. Pasien menjadi sangat
panas atau hipertermik dengan kulit hangat kemerahan. Frekuensi jantung
dan pernafasan meningkat. Haluaran urin apat meningkat atau tetap dalam
kadar normal Status gastrointestinal mungkin terganggu seperti yang
dibuktikan oleh mual, muntah, atau diare.

2. Fase Dingin (hipodinamik)


Fase ini merupakan fase lanjut dari syok sepsis/ pada fase ini di
tandai dengan curah jantung yang rendah dengan vasokonstriksi yang
mencerminkan upaya tubuh untuk mengkompensasi hipovolemia yang
disebabkan oleh kehilangan volume intravaskular melalui kapiler. Pada
fase ini tekanan darah pasien menurun, dan kulit dingin serta pucat. Suhu
tubuh mungkin normal atau dibawah normal. Frekuensi jantung dan
pernafasan tetap cepat. Pasien tidak lagi membentuk urin dan dapat terjadi
kegagalan organ multiple.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Umum : demam , menggigil, leleh ,malaise , dan gelisah .
2. Saluran cerna : distensi abdomen ,anoreksia , muntah dan diare.
3. Saluran pernafasan : apsnea ,dipsnea, sianosis .
4. System kardiovaskuler : pucat,hipotensi bradikardi.
5. Hematologi: ikterus, pucat.

E. KLASIFIKASI
1. Sepsis onset dini
- Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi obstertik.
- Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama
kehidupan (20 jam pertama kehidupan)
- Sering terjadi pada bayi prematur, lahir ketuban pecah dini, demam
impratu maternal dan coricomnionitis.
2. Sepsis onset lambat
- Terjadi setelah minggu pertama sampai minggu krtiga kelahiran
- Ditemukan pada bayi cukup bulan
- Infeksi bersifat lambat, ringan dan cenderung bersifat local

F. KOMPLIKASI
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengobatan terbaru syok sepsis mencakup mengidentifikasi dan
mengeliminasi penyebab infeksi yaitu dengan cara pemeriksaan- pemeriksaan
yang antara lain:
1. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi organisme
penyebab sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat yang paling efektif.
2. SDP : Ht Mungkin meningkat pada status hipovolemik karena
hemokonsentrasi. Leucopenia (penurunan SDB) terjadi sebalumnya,
diikuti oleh pengulangan leukositosis (1500-30000) d4engan peningkatan
pita (berpindah kekiri) yang mengindikasikan produksi SDP tak matur
dalam jumlah besar.
3. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
4. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
5. PT/PTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati yang
diasosiasikan dengan hati/ sirkulasi toksin/ status syok.
6. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati, syok
7. Glukosa Serum : hiperglikenmio yang terjadi menunjukkan
glikoneogenesis dan glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari puasa/
perubahan seluler dalam metabolisme
8. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan atau kegagalan ginjal, dan disfungsi atau kegagalan
hati.
9. GDA : Alkalosis respiratosi dan hipoksemia dapat terjadi sebelumnya.
Dalam tahap lanjut hipoksemia, asidosis respiratorik dan asidosis
metabolik terjadi karena kegagalan mekanisme kompensasi
10. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan distritmia
menyerupai infark miokard

H. PENCEGAHAN
1. Hindarkan trauma pada permukaan mukosa yang biasanya dihuni bakteri
Gram-negatif
2. Berikan semprotan ( spray) polimiksin pada faring posterior untuk
mencegah pneumonia Gram–negatif ,nasokomial
3. Lingkungan yang protektif pasien beresiko kurang berhasil karena
sebagian besar infeksi berasal dari dalam ( endogen )

B.ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian/Assesment
a. Identitas
1) Identitas Klien
Meliputi nama, No. RM, usia, status perkawinan, pekerjaan,
agama, pendidikan, suku, alamat rumah, sumber biaya,
tanggal masuk RS, diagnosa medis.
2) Identitas penanggungjawab
Meliputi nama, umur, hubungan dengan pasien, pendidikan, dan
alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan
fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang
pernah dialami dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup
serta citra diri pasien.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada
saat di anamnesa meliputi palliative, provocative, quality,
quantity, region, radiaton, severity scale dan time.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat pada masa sebelumnya. Pengkajian
riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat
penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk
mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan
selanjutnya. Biasanya sebelumnya mempunyai penyakit
infeksi seperti pneumonia, dan lain-lain.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram atau penyakit yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang mejadi faktor resiko, 3 generasi.
5) Riwayat psikososial dan spiritual
a) Support sistem terdiri dari dukungan keluarga,
lingkungan, fasilitas kesehatan terhadap penyakitnya,
mengkaji dampak penyakit pasien pada keluarga dalam
hal perawatan di rumah, perubahan hubungan, masalah
keuangan, keterbatasan waktu dan masalah-masalah
dalam keluarga.
b) Komunikasi terdiri dari pola interaksi sosial sebelum
dan saat sakit.
c) Sistem nilai kepercayaan sebelum dan saat sakit.
6) Lingkungan
Kaji lingkungan rumah dan pekerjaan dari kebersihan, polusi dan
bahaya.
7) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit
Riwayat gizi dikaji untuk mengkaji asupan diet dan
intoleransi terhadap makanan serta makanan yang disukai.
Kaji pola cairan, pola eliminasi, insensible water loss, pola
personal hygiene, pola istirahat tidur, pola aktivitas dan
latihan, pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan penggunaan otot bantu pernafasan
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer dan sekunder
NO SDKI SLKI SIKI
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Monitor pola napas
hambatan upaya nafas selama 3 x 24 jam, maka (frekuensi, kedalaman,
dibuktikan dengan pola napas membaik, usaha napas)
penggunaan otot bantu dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas
pernafasan 1. Dispnea menurun tambahan (misalnya:
2. Penggunaan otot gurgling, mengi,
bantu napas wheezing, ronchi
menurun kering)
3. Pemanjangan fase 3. Monitor sputum
ekspirasi (jumlah, warna, aroma)
menurun Terapeutik
4. Frekuensi napas 1. Pertahankan
membaik kepatenan jalan
5. Kedalaman napas napas dengan head-
membaik tilt dan chin-lift (jaw
thrust jika curiga
trauma fraktur
servikal)
2. Posisikan semi-
fowler atau fowler
3. Berikan minum
hangat
4. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
5. Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGill
8. Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik,jika perlu.

2 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan Observasi


berhubungan dengan intervensi keperawatan  Periksa sirkulasi
peningkatan tekanan darah selama 1 x 24 jam, maka perifer (mis: nadi
perfusi perifer perifer, edema,
meningkat, dengan pengisian kapiler,
kriteria hasil: warna, suhu, ankle-
1. Pengisian kapiler brachial index)
membaik  Identifikasi faktor
2. Akral membaik risiko gangguan
3. Warna kulit pucat sirkulasi (mis:
menurun diabetes, perokok,
4. Turgor kulit orang tua, hipertensi,
membaik dan kadar kolesterol
tinggi)
 Monitor panas,
kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
 Hindari pemasangan
infus, atau
pengambilan darah
di area keterbatasan
perfusi
 Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan
dan pemasangan
tourniquet pada area
yang cidera
 Lakukan pencegahan
infeksi
 Lakukan perawatan
kaki dan kuku
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti
merokok
 Anjurkan
berolahraga rutin
 Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
 Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika perlu
 Anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah secara
teratur
 Anjurkan
menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
 Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat (mis:
melembabkan kulit
kering pada kaki)
 Anjurkan program
rehabilitasi vaskular
 Ajarkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi (mis:
rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega
3)
 Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan (mis: rasa
sakit yang tidak
hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh,
hilangnya rasa).

3 Risiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan Observasi


dengan ketidakadekuatan intervensi keperawatan  Monitor tanda dan
pertahanan tubuh primer selama 3 x 24 jam, maka gejala infeksi lokal dan
dan sekunder. tingkat infeksi menurun, sistemik
dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Demam menurun  Batasi jumlah
2. Kemerahan pengunjung
menurun  Berikan perawatan kulit
3. Nyeri menurun pada area edema
4. Bengkak  Cuci tangan sebelum
menurun dan sesudah kontak
5. Kadar sel darah dengan pasien dan
putih membaik lingkungan pasien
 Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Setyohadi ,Bambang dkk.(2006), Buku ajar penyakit dalam .Jakarta . Fakultas


Kedokteran UI.
Prof Dr. H.Rab.tabirin .(1998), Agenda Gawat Draurat, Bandung. PT Alumni.
http ://www.total kesehatannanda.com/sepsis.htlm.

Anda mungkin juga menyukai