Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan segala puji beserta syukur atas rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga makalah tugas individu terkait terapi holistik terintegrasi mengenai

Homeopathy telah di susun dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami merangkum sumber atau referensi

terpercaya dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

memperlancar proses pembuatan makalah ini dan bertujuan untuk dapat dipahami.

Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, untuk itu kami

mohon maaf atas kekeliruan yang didapatkan. Oleh karena itu, dengan sepenuh hati

kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah terkait terapi holistik terintegrasi

mengenai Homeopathy ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap

pembaca. Dalam kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga atas perhatiannya.

Banda Aceh, 18 Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5

2.1 Sejarah Homeopati.............................................................................................5

2.2 Pengertian Homeopati........................................................................................6

2.3 Prinsip-prinsip Dasar Homeopati.......................................................................7

2.4 Jenis-jenis Homeopati........................................................................................8

1. Obat Klasik......................................................................................................8

2. Obat Konstitusional.........................................................................................8

3. Obat Isopathic..................................................................................................9

4. Obat-obatan kompleks...................................................................................10

2.5 Bahan-bahan Alami Homeopati........................................................................11

2.6 Penggunaan Homeopati....................................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Homeopati adalah sistem pengobatan yang melibatkan terapi individu dengan

zat yang diencerkan. Zat tersebut diberikan terutama dalam bentuk tablet, dengan

tujuan memicu sistem alami tubuh untuk penyembuhan. Seperti yang kita tahu,

masyarakat di Indonesia lebih mengenal sistem pengobatan ilmiah atau obat-obat

kimia, karena masyarakat lebih percaya kepada pengobatan tersebut

dibandingkan dengan pengobatan lainnya yang lebih praktis dan mudah

diperoleh, seperti pengobatan Homeopati ini.

Homeopati merupakan alternatif pengobatan dengan menggunakan obat-

obatan yang dapat diserap habis oleh tubuh, sehingga kemungkinan terjadinya

efek samping sangat kecil. Pengobatan ini lebih memperhatikan jenis penyakit

yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan yang berhubungan erat dengan

penyebab penyakitnya. Bahan obat yang digunakan lebih kepada unsur alam,

sehingga sangat mudah di absorpsi di dalam tubuh. Hal ini berbeda dengan

pengobatan modern yang menggunakan obat-obatan berbahan kimia yang sulit di

absorpsi seluruhnya di dalam tubuh manusia.

Obat-obatan berbahan dasar kimia, seringkali menimbulkan efek samping

dalam penggunaannya, seperti ketergantungan bahkan dapat menyebabkan

kematian jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, kami menulis makalah

3
mengenai Homeopati dengan maksud untuk mengenalkan Homeopati atau jenis

pengobatan yang menggunakan unsur-unsur alam dengan mengutamakan

kesehatan dan memperhatikan efek samping dari pengobatannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah Homeopati ?

2. Apakah pengertian Homeopati?

3. Bagaimanakah prinsip-prinsip Homeopati?

4. Apa saja jenis-jenis Homeopati?

5. Apa sajakah bahan-bahan alami Homeopati?

6. Bagaimanakah penggunaan Homeopati?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan sejarah Homeopati.

2. Menjelaskan pengertian Homeopati.

3. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar Homeopati.

4. Menjelaskan jenis-jenis Homeopati.

5. Menjelaskan bahan-bahan alami Homeopati.

6. Menjelaskan penggunaan Homeopati.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Homeopati

Teori Homeopati bukan metode pengobatan baru. Pengobatan ini sudah ada

sejak abad kelima Sebelum Masehi. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh

Hipokrates. Setelah sekian abad dilupakan, pada akhir abad ke-17, Samuel

Hahnemann (1755-1843), seorang dokter berkebangsaan Jerman, menggali dan

menata ulang metode pengobatan ini dan menamainya Homeopathy. Hahnemann

menyebut metode pengobatan yang didasarkan pada fakta bahwa gejala yang timbul

akibat pemberian sebuah bahan pada orang yang sehat akan “sama” (homoes)

dengan gejala yang timbul pada mereka yang “sakit/menderita” (pathos). Dengan

inilah nama Homeopathy berasal. Beliaulah pendiri pengobatan homeopati dan

disebut sebagai Bapak Homeopati dunia.

Homeopati sangat popular di mancanegara, terutama di Jerman, India,

Pakistan, Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Austria, Amerika Serikat, Brasil, Kuba,

Meksiko, Argentina, Belgia, dan tentunya di Australia. Di Asia Tenggara, baru

Malaysia dan Singapura yang memiliki beberapa pusat homeopati. Ilmu homeopati

berasal dari ilmu kedokteran yang digabungkan dengan ilmu pengobatan tradisional

Eropa, dan memiliki banyak kesamaan dengan teori pengobatan tradisional Asia,

terutama Cina dan India (Ayurveda).

Melalui berbagai eksperimen yang dicobakan pada tubuhnya sendiri,

Hahnemann menjadi yakin bahwa sesuatu jika dicobakan pada orang yang sehat dan

menimbulkan gejala mirip penyakit yang diderita orang yang sakit, akan memiliki

5
daya penyembuh jika diberikan kepada orang yang sakit tersebut. Namun, pemberian

dosis zat yang dicobakan pada orang yang sehat harus dikurangi menjadi sekecil

mungkin agar cocok digunakan oleh mereka yang sakit. Oleh karena itu, Hahnemann

melakukan pengenceran (pengurangan dosis ke tingkat sekecil mungkin, bisa sampai

ratusan kali lipat) atas bahan-bahan yang akan digunakan sebagai obat homeopati.

Untuk bahan yang larut dan cair, ia menggunakan alcohol sebagai media

pengencernya, sementara untuk bahan yang tidak larut, ia menggunakan laktosa

dengan lebih dulu menumbuknya. Untuk yang tidak mengkonsumsi alkohol, media

pengencer bisa diganti air suling atau gliserin.

2.2 Pengertian Homeopati

Homeopati berasal dari bahasa Greek, Yunani kuno, homeos yang bermakna

serupa dan pathos yang berarti penyakit. Homeopati adalah sebuah seni

penyembuhan yang didasarkan pada hukum persamaan dengan tujuan memberikan

kesembuhan yang sebenar-benarnya.

Homeopati merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan

kalau kesehatan adalah masalah keseimbangan dan keselarasan. Menurut Samuel

Christian Friedrich Hahnemann (1755 – 1843), perintis homeopati, roh manusialah

yang melakukan penyembuhan dan penyelarasan tersebut. Dengan kata lain, jiwa

manusia yang melakukan penyembuhan.

6
2.3 Prinsip-prinsip Dasar Homeopati

Homeopati percaya bahwa kesehatan yang baik berasal dari keseimbangan

antara pikiran dan tubuh, yang dikelola oleh kekuatan vital yang mengatur

kemampuan penyembuhan tubuh.

Konsep vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun – tahun pada

saat Hahnemann mengembangkan teori – teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:

1. Prinsip serupa (like cures like atau similia similibus curentur)

Artinya serupa menyembuhkan yang serupa. Maksudnya bahwa

bahan yang digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit adalah bahan

yang telah dipotentisasikan. Apabila bahan obat yang telah dipotentisasikan

tersebut diberikan pada orang yang sehat akan menampakkan gejala yang

sama dengan gejala yang ada pada orang sakit. Contoh, Allium Cepa (bawang

merah), apabila kita iris, dia akan menyebabkan mata merah dan hidung

berair. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bawang merah adalah

obat yang tepat untuk orang yang mengalami gejala mata merah dan hidung

berair. Contoh lain, buah durian. Apabila kita makan buah durian terlalu

banyak, maka tubuh kita akan panas, dan untuk menghilangkan panas

tersebut, kita minum air dari kulit durian tersebut.

2. Prinsip pengenceran (hukum dosis minimum)

Bahwa semakin rendah dosis obat maka semakin besar efektivitasnya.

Dalam homeopati, zat diencerkan secara bertahap. Proses ini disebut sebagai

7
potentization dan diyakini untuk menghantarkan beberapa bentuk informasi

atau energi dari pengenceran akhir senyawa asli. Kebanyakan obat homeopati

sangat encer, namun dalam homeopati diyakini bahwa senyawa yang encer

tersebut memberikan esensi yang merangsang tubuh untuk menyembuhkan

dirinya sendiri.

2.4 Jenis-jenis Homeopati

Obat Homeopati biasanya diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaanya.

1. Obat Klasik

Sebagian besar obat Homeopati merupakan golongan obat klasik. Mereka

digunakan berdasarkan metode umum Hahnemann yang sesuai dengan gejala

pasien untuk dijadikan obat. Waktu konsultasi dibutuhkan selama 1 jam atau

lebih untuk mendapatkan informasi yang cukup bagi dokter untuk

memberikan resep berdasarkan dasar dari “semua gejala” dari gejala lokal

sederhana.

2. Obat Konstitusional

a. Orang memberikan reaksi terhadap obat Homeopati dengan intensitas

level yang berbeda.

b. Beberapa orang memberikan respon baik untuk obat tertentu; antara

orang-orang dalam suku dan ras, karakteristik fisik dan mental tertentu

yang tampak umum (misalnya tekstur kulit, warna rambut, tinggi dan berat

badan).

8
c. Harus ditekankan bahwa Homeopati umumnya tidak berfungsi seperti

'Tanda Doktrin' yang dipopulerkan oleh herbalists pada abad ketujuh

belas. Dalam istilah yang sederhana, doktrin ini adalah gagasan bahwa

Allah ditandai segalanya. Bahwa segala yang Ia ciptakan memilikan tujuan

tertentu seperti diciptakannya tumbuhan sebagai obat yang memiliki efek

terapi.

3. Obat Isopathic

Penjelasan tentang berbagai kelompok obat-obatan isopathic dan terminologi

yang digunakan di Eropa dan Amerika Serikat. obat-obatan yang paling

isopathic dikelola atas dasar prinsip Aequalia aequalibus curentur - 'biarkan

yang sama diperlakukan dengan sama' - bukan klasik 'seperti membiarkan

diperlakukan oleh seperti’

a) Allergodes

Allergodes dapat digunakan secara efektif asalkan pasien mengetahui

sumber alergi atau hasil pengujian yang tersedia. Ada variasi geografis

yang mungkin perlu dipertimbangkan (misalnya untuk serbuk sari, pohon

atau cetakan). Allergodes bisa efektif dalam pengobatan berbagai reaksi

alergi.

9
b) Nosodes

Nosodes termasuk batuk rejan (pertussin) dan campak Jerman (rubella).

Selain itu ada juga nosodes tropis seperti kolera dan malaria yang kadang-

kadang diklaim sebagai 'vaksin'. Beberapa sejarah nosodes memiliki

berbagai macam reaksi, walaupun penggunaannya terbatas pada keadaan

yang agak khusus. Contoh : Influenzinum, Bacillinum dan Psorinum.

c) Sarcodes

Banyak obat (terutama yang berasal dari venoms ular dan laba-laba)

memiliki reaksi obat yang komprehensif dan dapat digunakan setelah

repertorisasi dengan cara yang normal.

d) Tautodes

Tautodes (juga dikenal sebagai obat tautopathic) digunakan untuk

pengobatan isopathic dari efek samping reaksi obat, alergi dan iritasi

bahan kimia dianggap secara langsung disebabkan oleh sumber yang

dipilih. Sangat sedikit tautodes yang memiliki reaksi obat yang baik.

Contoh : vaksin dan obat-obatan komersial.

4. Obat-obatan kompleks

Pencampuran obat-obatan yang berbeda dan potensi yang berbeda dalam

satu wadah, dipilih untuk efek gabungan mereka pada negara-negara yang

sakit particullar, dikenal sebagai 'kompleks' resep. ini sangat populer di

Perancis dan Jerman, di mana tidak jarang memiliki 15 - 20 obat-obatan

10
mulai dari sangat rendah ke tinggi potensi dalam persiapan yang sama,

dengan indikasi untuk digunakan pada label. kemungkinan bahwa banyak

dari campuran kompleks akan muncul di pasar Inggris dalam masa

mendatang.

2.5 Bahan-bahan Alami Homeopati

Bahan alami yang digunakan pada obat-obatan homeopati berasal dari

tumbuhan, hewan dan mineral. Berikut beberapa bahan yang sering dipakai dan

khasiatnya seperti yang dikumpulkan oleh Ikatan Homoeopathy Indonesia (IHI)

dalam buku Selayang Pandang Homoeopathic :

1.       Allium Cepa

Allium Cepa  termasuk famili liliceae  yang di Indonesia dikenal dengan

nama bawang merah. Bawang merah sudah digunakan sebagai obat sejak ratusan

tahun silam. Dalam pengobatan homeopati bisa diindikasikan untuk bersin – bersin,

batuk, mata dan hidung berair dan demam.

2.          Anacardium

Anacardium  termasuk famili  anacardiaceae. Tanaman ini banyak

dibudidayakan sebagai tanaman buah. Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai

jambu monyet atau jambu mete atau jambu mede atau gaju. Bahan ini diindikasikan

bagi pengobatan fobia, nervous, daya ingat menurun, cemas, berkhayal, sakit otot,

lepra dan penyakit kulit.

11
3.          Cinnamomum Cassia

Cinnamomum  termasuk famili lauraceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di

Indonesia dan sudah lama digunakan sebagai rempah – rempah. Nama lain

dari cinnamomum  adalah chinase  kaneel atau bastrad cinnamomum  atau kayu

manis Cina. Penggunaannya dalam homeopati diindikasikan untuk nyeri haid, tidak

datang haid, rematik, epilepsi dan darah tinggi.

4.          Apis Millefica

Dalam sejarah peradaban manusia, Apis Millefica atau yang sering dikenal

sebagai lebah madu (honey bee)  sudah digunakan untuk berbagai keperluan sejak

sekitar 9.000 tahun yang lalu. Lebah madu dapat diindikasikan untuk luka terbakar,

bengkak dan beberapa reaksi alergi.

5.          Tarentula Hispanica

Tarentula  yang merupakan laba – laba besar beracun terdapat di Eropa

Selatan. Nama tarentula diambil dari Tarenta, suatu pelabuhan di kali Tungga yang

dihubungkan dengan kalajengking. Meskipun tidak mematikan, sengatannya sangat

berbahaya. Nama lain dari tarentula adalah wolf spider, spanish spider dan hunting

spider. Bisa tarantula diindikasikan untuk anak hiperaktif, tidak dapat istirahat dan

kelainan jantung.

6.          Kali Bichromicum (Potassium bichromate)

Kali Bichromicum  merupakan mineral yang sangat korosif (membuat karat)

dan beracun. Dalam dunia industri, zat ini digunakan sebagai pewarna tekstil,

12
fotografi, dan komponen baterai listrik. Sebagai obat homeopati, mineral ini diteliti

dan dibuktikan serta dipublikasikan pertama kali pada tahun 1864. Mineral ini

diindikasikan untuk sinusitis, nyeri di akar hidung, nyeri di dahi, tonsil bengkak dan

kemerahan, flu yang sukar sembuh maupun keluhan pencernaan.

2.6 Penggunaan Homeopati

Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik,

gejala fisik, emosional dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual

atau disesuaikan pada masing – masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan

orang lain dengan kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda. Obat

homeopati berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral atau hewan.

Obat – obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mulai dari

pencegahan hingga pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan kronis,

depresi, gangguan pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala dan ruam kulit.

Penggunaan obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan

pedoman Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati

diatur dengan peraturan yang sama seperti obat OTC (obat bebas). Namun, karena

obat homeopati mengandung zat aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada,

maka obat homeopati tidak harus menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti

obat OTC baru. FDA (Food and Drug Administration) tidak mengharuskan obat

homeopati memenuhi standar formal tertentu untuk kekuatan, kemurnian dan

kemasan. Label pada obat harus menyertakan setidaknya satu indikasi utama, daftar

bahan, pengenceran dan petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang dapat

13
digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti kanker maka penjualannya

memerlukan resep dokter, sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk

mengobati masalah kesehatan yang ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual

tanpa resep dokter.

Beberapa uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat

konvensional memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah :

1.         Harga obat homeopati cenderung murah dari pada obat konvensional.

2.         Obat-obatan homeopati tidak diujicobakan pada hewan, melainkan

langsung diujicobakan pada manusia.

3.         Obat konvensional memiliki efek samping misalnya nyeri, sedangkan

obat homeopati tidak karena menyeimbangkan kondisi homeostasis atau

upaya mencapai kondisi ideal seseorang.

4.         Obat homeopati bersifat individual dan tidak memisahkan antara

kondisi fisik maupun mental pasien, namun obat konvensional umumnya

akan diberikan untuk mengatasi gejala yang sama meski bisa jadi kondisi

pasien tersebut berbeda satu sama lain

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Homeopati pertama kali diperkenalkan oleh Hipokrates. Setelah sekian

abad dilupakan, pada akhir abad ke-17, Samuel Hahnemann (1755-1843), seorang

dokter berkebangsaan Jerman, menggali dan menata ulang metode pengobatan ini

dan menamainya Homeopathy. Hahnemann menyebut metode pengobatan yang

didasarkan pada fakta bahwa gejala yang timbul akibat pemberian sebuah bahan pada

orang yang sehat akan “sama” (homoes) dengan gejala yang timbul pada mereka

yang “sakit/menderita” (pathos). Dengan inilah nama Homeopathy berasal.

Beliaulah pendiri pengobatan homeopati dan disebut sebagai Bapak Homeopati

dunia.

Konsep vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun – tahun pada

saat Hahnemann mengembangkan teori – teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:

1. Prinsip serupa (like cures like atau similia similibus curentur)

2. Prinsip pengenceran (hukum dosis minimum)

Obat Homeopati biasanya diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaannya.

1. Obat Klasik

2. Obat Konstitusional

3. Obat-obatan kompleks

4. Obat Isopathic

15
DAFTAR PUSTAKA

Ernst E (2002). "A systematic review of systematic reviews of homeopathy". 

Br J Clin Pharmacol. 54 (6): 577–82

Heninrich, Michael dkk. 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta: EGC.

Kerthyasa, Tjok Gde dan Indri Yulianti. 2013. Sehat Holistik Secara Alami:

Gaya Hidup Selaras Dengan Alam. Bandung: PT Mizan Pustaka

Zaman, Nanizar – Joenoes. 2006. Ars Perscribendi Resep yang Rasional.

Surabaya: Airlangga University Press

http://homeopatiindonesia.com/tentang-homeopati

16

Anda mungkin juga menyukai