Disusun oleh :
Kelompok IX
Firda Tristyanti (KHGC 16003)
Maspupah Fauziah (KHGC 16008)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh
Bapak Rudy Alfiansyah, S.Kep., Ns., M.Pd tentang Homeopati.
Tak lupa juga shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari
sebelumnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita
semua.
Kelompok IX
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Homeopati.
B. Pengertian Homeopati.
C. Prinsip-Prinsip Homeopati.
D. Jenis-Jenis Homeopati.
E. Pengembangan Homeopati.
F. Penggunaan Homeopati.
G. Bahan-Bahan Alami Homeopati.
H. Penelitian Homeopati.
I. Uji Klinis Homeopati.
J. Perkembangan Homeopati di Indonesia.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan sejarah homeopati.
2. Menjelaskan pengertian homeopati.
3. Menjelaskan prinsip – prinsip homeopati.
4. Menjelaskan jenis – jenis homeopati.
5. Menjelaskan pengembangan homeopati.
6. Menjelaskan penggunaan homeopati.
7. Menjelaskan bahan – bahan alami homeopati.
8. Menjelaskan penelitian homeopati.
9. Menjelaskan uji klinis homeopati.
10. Menjelaskan perkembangan homeopati di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH HOMEOPATI
Prinsip dasar homeopati sebagai sistem pengobatan awalnya diperkenalkan oleh
seorang tabib Hoppocrates (300 SM) yang dikenal dengan prinsip The Father of
Medicine. Ia menulis bahwa melalui zat yang sama penyakit dapat ditimbulkan dan
melalui zat yang sama penyakit dapat disembuhkan. Penemuan Hippocrates
ditemukan kembali oleh Samuel Hahnemann, seorang dokter kebangsaan Yunani yang
lahir pada 10 April 1753 dan wafat pada 2 Juli 1843, dengan julukan bapak
homeopati.
Sistem pengobatan homeopati berawal dari ketidakpuasan Samuel Hahnemann
dengan sistem pengobatan alopati yang sudah dia tekuni sejak masa pendidikannya di
Fakultas Kedokteran di Jerman. Dia menganggap obat yang diberikan kepada orang
sakit mempunyai efek samping karena mengandung zat kimia yang membahayakan
bagi tubuh.
Pada tahun 1790 Dr.Hahnemann menterjemahkan sebuah buku berbahasa Inggris
karangan Dr.Cullen yang berjudul Cullen’s Materia Medika ke dalam Bahasa Jerman.
Dia menemukan teori yang berhubungan dengan aksi kulit pohon kina dalam
mengatasi malaria. Dia tertarik untuk mengkaji penemuan tersebut, kemudian kulit
pohon kina dimakannya, alhasil dia terkena gejala malaria. Kemudian
dipotentisasikannya kulit pohon kina dan kembali dimakannya. Ternyata gejala
malarianya pun sembuh. Akhirnya kajian demi kajian dia lakukan dan terus diujikan
pada dirinya sendiri. Hasilnya membuatnya puas dan semakin yakin dengan apa yang
sudah dia temukan.
Selama enam tahun dia bereksperimen, barulah tahun 1796 dia
mengkonfirmasikan dan mempublikasikan hasil eksperimennya. Pada awal tahun
1800 Samuel Hahnemann telah membuktikan bahwa obat – obatan yang dihasilkan
dari dosis yang kecil mampu menyembuhkan penyakit yang diderita manusia
mengikuti apa yang dinamakan sebagai undang – undang keserasian (similar similibus
curentur) dan menamakan sistem pengobatannya dengan nama homeopati.
B. PENGERTIAN HOMEOPATI
Homeopati berasal dari bahasa Greek, Yunani kuno, homeos yang bermakna
serupa dan pathos yang berarti penyakit. Homeopati adalah sebuah seni penyembuhan
yang didasarkan pada hukum persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan
yang sebenar – benarnya.
Homeopati merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan kalau
kesehatan adalah masalah keseimbangan dan keselarasan. Menurut Samuel Christian
Friedrich Hahnemann (1755 – 1843), perintis homeopati, roh manusialah yang
melakukan penyembuhan dan penyelarasan tersebut. Dengan kata lain, jiwa manusia
yang melakukan penyembuhan.
C. PRINSIP HOMEOPATI
Homeopati percaya bahwa kesehatan yang baik berasal dari keseimbangan antara
pikiran dan tubuh, yang dikelola oleh kekuatan vital yang mengatur kemampuan
penyembuhan tubuh.
Konsep vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun – tahun pada saat
Hahnemann mengembangkan teori – teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:
1. Prinsip serupa (like cures like atau similia similibus curentur)
Artinya serupa menyembuhkan yang serupa. Maksudnya bahwa bahan yang
digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit adalah bahan yang telah
dipotentisasikan. Apabila bahan obat yang telah dipotentisasikan tersebut diberikan
pada orang yang sehat akan menampakkan gejala yang sama dengan gejala yang ada
pada orang sakit. Contoh, Allium Cepa (bawang merah), apabila kita iris, dia akan
menyebabkan mata merah dan hidung berair. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa bawang merah adalah obat yang tepat untuk orang yang mengalami gejala
mata merah dan hidung berair. Contoh lain, buah durian. Apabila kita makan buah
durian terlalu banyak, maka tubuh kita akan panas, dan untuk menghilangkan panas
tersebut, kita minum air dari kulit durian tersebut.
2. Prinsip pengenceran (hukum dosis minimum)
Bahwa semakin rendah dosis obat maka semakin besar efektivitasnya. Dalam
homeopati, zat diencerkan secara bertahap. Proses ini disebut sebagai potentization
dan diyakini untuk menghantarkan beberapa bentuk informasi atau energi dari
pengenceran akhir senyawa asli. Kebanyakan obat homeopati sangat encer, namun
dalam homeopati diyakini bahwa senyawa yang encer tersebut memberikan esensi
yang merangsang tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
E. PENGEMBANGAN HOMEOPATI
Eksperimen pertama Hahnemann pada dirinya sendiri bisa dibilang merupakan
beberapa percobaan medis awal. Penelitian medis kemudian berkembang menjadi
lebih jauh lagi dengan melakukan pengujian efektivitas homeopati secara klinis
dengan disertai gambaran yang lengkap dimulai pada akhir 1980an.
Penelitian tentang homeopati mendapatkan dukungan biaya dari perusahaan obat
yang berinvestasi di dalamnya, kemudahan akses ke fasilitas penelitian universitas,
rumah sakit, namun ternyata sulit untuk melakukan penelitian homeopati karena pada
kenyataan bahwa homeopati begitu bergantung pada keahlian dan penilaian praktisi
dalam menilai obat yang sesuai untuk pasien. Salah satu isu yang paling penting yang
akan dibahas dalam uji coba adalah pengaruh efek placebo. Penelitian – penelitian
tentang homeopati mulai berkembang dimulai pada tahun 1986 oleh Dr D. Taylor –
Reilly yang memberikan hasil bahwa pemberian homeopati secara signifikan
menunjukkan peningkatan dibandingkan respon placebo.
F. PENGGUNAAN HOMEOPATI
Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik, gejala
fisik, emosional dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual atau
disesuaikan pada masing – masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan orang lain
dengan kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda. Obat homeopati
berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral atau hewan. Obat – obat
ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mulai dari pencegahan
hingga pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan kronis, depresi, gangguan
pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala dan ruam kulit.
Penggunaan obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman
Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati diatur dengan
peraturan yang sama seperti obat OTC. Namun, karena obat homeopati mengandung
zat aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada, maka obat homeopati tidak harus
menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti obat OTC baru. FDA tidak
mengharuskan obat homeopati memenuhi standar formal tertentu untuk kekuatan,
kemurnian dan kemasan. Label pada obat harus menyertakan setidaknya satu indikasi
utama, daftar bahan, pengenceran dan petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang
dapat digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti kanker maka penjualannya
memerlukan resep dokter, sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk
mengobati masalah kesehatan yang ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual
tanpa resep dokter.
Beberapa uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat
konvensional memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah :
1. Harga obat homeopati cenderung murah dari pada obat konvensional.
2. Obat – obatan homeopati tidak diujicobakan pada hewan, melainkan langsung
diujicobakan pada manusia.
3. Obat konvensional memiliki efek samping misalnya nyeri, sedangkan obat
homeopati tidak karena menyeimbangkan kondisi homeostasis atau upaya mencapai
kondisi ideal seseorang.
4. Obat homeopati bersifat individual dan tidak memisahkan antara kondisi fisik
maupun mental pasien, namun obat konvensional umumnya akan diberikan untuk
mengatasi gejala yang sama meski bisa jadi kondisi pasien tersebut berbeda satu sama
lain.
H. PENELITIAN HOMEOPATI
Penelitian ilmiah terhadap homeopati sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena
obat homeopati digunakan dalam konsentrasi yang sangat rendah (pengenceran ultra
tinggi atau UHDs), sehingga kadar obat di dalam darah tidak dapat langsung diukur
dan sulit untuk merancang sebuah penelitian. Selain itu, pengobatan homeopati
bersifat sangat individual (tergantung pada kondisi klinis tiap pasien) dan tidak ada
standar yang seragam untuk peresepan homeopati. Ratusan obat homeopati yang
berbeda dapat diresepkan dalam berbagai pengenceran yang berbeda untuk mengobati
ribuan gejala. Berbagai penelitian mengenai homeopati menyimpulkan bahwa
homeopati dapat digunakan sebagai pengobatan yang efektif pada kondisi tertentu.
Namun, beberapa penelitian individual, uji klinis dan penelitian laboratorium
melaporkan adanya efek positif yang unik dari obat homeopati.
I. UJI KLINIS
Uji klinis merupakan suatu pengujian yang dilakukan terhadap pasien untuk
membandingkan efek dari dua atau lebih pengobatan di bawah kondisi yang
terkontrol. Salah satu jenis uji klinis, yakni Randomised Controlled Trial (RCT)
dipertimbangkan sebagai standar emas oleh para ilmuwan sebagai suatu metode
penelitian untuk menetapkan efektivitas suatu pengobatan. RCT telah digunakan
untuk meneliti berbagai aspek homeopati, di antaranya adalah penelitian yang
membandingkan antara obat homeopati dengan plasebo. Penelitian ini dapat
memberikan suatu kesimpulan yang kuat dalam penggunaan obat homeopati.
Pada akhir tahun 2009, 142 Randomised Controlled Trial telah dipublikasikan
dalam artikel jurnal ilmiah, 74 di antaranya menghasilkan kesimpulan yang kuat di
mana 63 penelitian memberikan hasil positif pasien dengan pengobatan homeopati
memberikan efektivitas yang baik dibandingkan dengan pasien yang hanya diberikan
plasebo dan 11 penelitian lainnya memberikan efek negatif pasien dengan pengobatan
homeopati memberikan efektivitas yang lebih rendah daripada kelompok pasien
dengan plasebo. Berdasarkan Randomised Controlled Trial yang telah dilakukan, obat
homeopati memberikan efektivitas yang baik pada 75 kondisi medis spesifik (The
Society of Homeopaths 2011).
J. HOMEOPATI di INDONESIA
Di Indonesia pengobatan homeopati belum begitu populer. Padahal sebagai
gambaran, pengobatan dengan metode ini sudah digunakan di Amerika sejak seabad
lalu. Bahkan saat ini ada 22 institusi kedokteran resmi yang mempunyai pendidikan
homeopati di Amerika. Di antaranya Boston University, Michigan University dan
New York Medical College. Sedangkan Jerman sebagai negara asal homeopati sudah
mewajibkan mahasiswa kedokterannya untuk mempelajari ilmu ini 20% dari seluruh
kurikulum yang diajarkan.
Di Inggris sejak tahun 1968 homeopati sudah masuk dalam pelayanan kesehatan
secara resmi melalui 1968 Medicines Act. Food and Drug Administration sebagai
lembaga resmi yang mengeluarkan izin makanan dan obat di Amerika sudah mengatur
obat – obat homeopati mana yang harus diresepkan dokter dan mana yang bisa dibeli
bebas. Rumah sakit besar di dunia yang menggunakan homeopati sebagai landasan
pelayanannya antara lain The Royal London Homoeopathic Hospital, Lenin
Homoeopathic Moscow, Robert Borch Homoeopathic Hospital-Hamburg Germany,
Argentina National Homoeopathic dan masih banyak lainnya. Di negara – negara
maju, pengobatan homeopati sudah disinergikan dengan pengobatan konvensional.
Jadi, keduanya bisa sejalan untuk membantu kesembuhan pasien. Bidang – bidang
keilmuannya pun sudah dipelajari dan diteliti sedemikian rupa dan sangat ilmiah.
Dengan diresmikannya Ikatan Homeopati Indonesia (IHI) sebagai wadah yang
diakreditasi pemerintah, diharapkan pendirian Rumah Sakit Homeopati Indonesia
segera dirintis. Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan alternatif layanan
kesehatan. Sedangkan untuk sementara ini layanan yang ada baru sebatas pembelian
obat – obatan homeopati yang bisa diperoleh di apotek – apotek besar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Homeopati adalah seni penyembuhan yang didasarkan pada hukum persamaan
dengan tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar – benarnya. Bahan alami yang
digunakan pada obat – obatan homeopati berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral.
Ada 2 prinsip jenis pengobatan homeopati yaitu serupa dan pengenceran serta klasik
maupun kompleks. Di dalam pengembangannya homeopati tidak berkembang dengan
baik karena adanya ketergantungan pada keahlian dan penilaian praktisi dalam
menilai obat yang sesuai untuk pasien. Untuk penggunaannya obat homeopati dalam
klinik diatur sesuai dengan pedoman Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat
(HPUS). Penelitian homeopati sulit dilakukan karena obatnya berkonsentrasi yang
sangat rendah dan bersifat sangat individual juga tidak ada standar yang seragam
untuk peresepan homeopati. Uji klinis homeopati yakni Randomised Controlled Trial
(RCT). Di Indonesia sendiri homeopati tidak terlalu populer
B. SARAN
1. Sebaiknya kita menggunakan obat yang secara alami berasal dari lingkungan
sekitar seperti obat – obatan herbal dan berbagai macam jenis hewan dari pada obat
kimia karena banyak mengandung efek sampingnya.
2. Sebaiknya pengobatan homeopati dapat digunakan oleh para pembaca dan
menerapkannya baik pada diri sendiri, keluarga maupun memperkenalkannya pada
orang lain orang lain disamping pengobatan yang secara kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
Aji Prayogi, Aan. 2012. Homeopati. Dimuat tanggal 5 September 2018.
Aanborneo.blogspot.com/2012/07/makalah-homeopati.html?m=1
http://www.HOMEOPATI-1.pdf
http://www.faktailmiah.com/2010/08/14/homeopati.html
http://www.homeopatiindonesia.com/info-7-apa-itu-homeopati.html
http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/Homeopati-Sehat-Dengan-
Obat-Alami