Disusun Oleh:
SAZNITA
KELOMPOK : 9
KELAS:1A
PRODI:S1 Keperawatan
MERCUBAKTIJAYA PADANG
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca terkait serta ilmu pengetahuan.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi……………………..…………………………………………3
BAB I Pendahuluan
A.Latar belakang…...………………………………………………4
B.Rumusan masalah..………………………………………………4
C.Tujuan….........................................................................................5
BAB II Pembahasan
A.Sejarah homeopati…..………………………………..…………6
B.Pengertian homeopati………………………………….………..6
C.Prinsip homeopati……………………………………………….7
D.Jenis-jenis homeopati……………………………………………7
E.Pengembangan homeopati………………………..……….…….8
F.Penggunaan homeopati………………………………………….8
G.Bahan-bahan alami homeopati…………………………………9
H.Penelitian homoepati………………………………………….10
I.Uji klinis……………………………………………….………..10
J.Homeopati di Indonesia…………………….………………….11
BAB III Penutup
A.Kesimpulan…………………………………………………....12
B.Saran…………………………………………………………...12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Homeopati adalah sistem pengobatan yang melibatkan terapi individu dengan zat
yang sangat diencerkan, diberikan terutama dalam bentuk tablet, dengan tujuan memicu
sistem alami tubuh untuk penyembuhan. Seperti yang kita tahu masyarakat di Indonesia
khususnya lebih mengenal kepada sistem pengobatan ilmiah atau obat – obatan bahan
kimia, karena di Indonesia masyarakat lebih percaya kepada pengobatan tersebut
sehingga pengobatan lain yang sesungguhya dapat digunakan dengan praktis dan dapat di
peroleh dengan mudah terlupakan, seperti pengobatan homeopati ini. Pengobatan
homeopati menggunakan alternatif pengobatan dengan menggunkan obat – obatan yang
dapat diserap habis oleh tubuh, sehingga kemungkinan kecil untuk terjadi efek samping.
Pengobatan ini juga lebih memperhatikan jenis peyakit yang kaitannya dalam
spenggunaan pengobatannya menggunakan obat – obatan yang berhubungan erat dengan
penyebab penyakitnya dan obat yang di gunakan lebih kepada unsur alam, sehingga
sangat mudah di cerna di dalam tubuh. Sedangkan pengobatan menggunakan obat –
obatan barat, obat – obatan yang digunakan semua menggunakan bahan – bahan kimia
yang telah di ramu oleh ahlinya, namun obat – obatan yang berasal dari bahan bahan
kimia tersebut tetap tidak akan habis atau larut di cerna seluruhnya di dalam tubuh
manusia. Terkadang dapat menyebabkan efek samping terhadap pengguna obat – obatan
dengan bahan kimia ini, seperti ketergantungan dan lain sebagainya bahkan sampai dapat
menyebabkan kematian dengan penggunaan obat – obatan bahan kimia yang berlebihan
atau di kenal degan over dosis. Dengan ini kami mengangkat tema mengenai homeopati
dengan maksud untuk mengenalkan homeopai atau jenis pengobatan yang menggunakan
unsur – unsur alam yang mengutamakan kesehatan dan memperhatikan efek samping dari
pengobatannya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sejarah homeopati?
2. Apa pengertian homeopati?
3. Bagaimanakah prinsip – prinsip homeopati?
4. Apa sajakah jenis – jenis homeopati?
5. Bagaimanakah pengembangan homeopati?
6. Bagaimanakah penggunaan homeopati?
7. Apa sajakah bahan – bahan alami homeopati?
8. Bagaimanakah penelitian homeopati?
9. Bagaimanakah uji klinis homeopati?
10. Bagaimanakah perkembangan homeopati di Indonesia?
C. Tujuan
1. Menjelaskan sejarah homeopati.
2. Menjelaskan pengertian homeopati.
3. Menjelaskan prinsip – prinsip homeopati.
4. Menjelaskan jenis – jenis homeopati.
5. Menjelaskan pengembangan homeopati.
6. Menjelaskan penggunaan homeopati.
7. Menjelaskan bahan – bahan alami homeopati.
8. Menjelaskan penelitian homeopati.
9. Menjelaskan uji klinis homeopati.
10. Menjelaskan perkembangan homeopati di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH HOMEOPATI
Prinsip dasar homeopati sebagai sistem pengobatan awalnya diperkenalkan oleh seorang
tabib Hoppocrates (300 SM) yang dikenal dengan prinsip The Father of Medicine. Ia menulis
bahwa melalui zat yang sama penyakit dapat ditimbulkan dan melalui zat yang sama penyakit
dapat disembuhkan. Penemuan Hippocrates ditemukan kembali oleh Samuel Hahnemann,
seorang dokter kebangsaan Yunani yang lahir pada 10 April 1753 dan wafat pada 2 Juli 1843,
dengan julukan bapak homeopati.
Sistem pengobatan homeopati berawal dari ketidakpuasan Samuel Hahnemann dengan sistem
pengobatan alopati yang sudah dia tekuni sejak masa pendidikannya di Fakultas Kedokteran di
Jerman. Dia menganggap obat yang diberikan kepada orang sakit mempunyai efek samping
karena mengandung zat kimia yang membahayakan bagi tubuh.
Pada tahun 1790 Dr.Hahnemann menterjemahkan sebuah buku berbahasa Inggris karangan
Dr.Cullen yang berjudul Cullen’s Materia Medika ke dalam Bahasa Jerman. Dia menemukan
teori yang berhubungan dengan aksi kulit pohon kina dalam mengatasi malaria. Dia tertarik
untuk mengkaji penemuan tersebut, kemudian kulit pohon kina dimakannya, alhasil dia terkena
gejala malaria. Kemudian dipotentisasikannya kulit pohon kina dan kembali dimakannya.
Ternyata gejala malarianya pun sembuh. Akhirnya kajian demi kajian dia lakukan dan terus
diujikan pada dirinya sendiri. Hasilnya membuatnya puas dan semakin yakin dengan apa yang
sudah dia temukan.
Selama enam tahun dia bereksperimen, barulah tahun 1796 dia mengkonfirmasikan dan
mempublikasikan hasil eksperimennya. Pada awal tahun 1800 Samuel Hahnemann telah
membuktikan bahwa obat – obatan yang dihasilkan dari dosis yang kecil mampu menyembuhkan
penyakit yang diderita manusia mengikuti apa yang dinamakan sebagai undang – undang
keserasian (similar similibus curentur) dan menamakan sistem pengobatannya dengan nama
homeopati.
B. PENGERTIAN HOMEOPATI
Homeopati berasal dari bahasa Greek, Yunani kuno, homeos yang bermakna serupa dan pathos
yang berarti penyakit. Homeopati adalah sebuah seni penyembuhan yang didasarkan pada hukum
persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar – benarnya.
Homeopati merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan kalau kesehatan adalah
masalah keseimbangan dan keselarasan. Menurut Samuel Christian Friedrich Hahnemann (1755
– 1843), perintis homeopati, roh manusialah yang melakukan penyembuhan dan penyelarasan
tersebut. Dengan kata lain, jiwa manusia yang melakukan penyembuhan.
C. PRINSIP HOMEOPATI
Homeopati percaya bahwa kesehatan yang baik berasal dari keseimbangan antara
pikiran dan tubuh, yang dikelola oleh kekuatan vital yang mengatur kemampuan
penyembuhan tubuh.
Konsep vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun – tahun pada saat
Hahnemann mengembangkan teori – teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:
1. Prinsip serupa (like cures like atau similia similibus curentur)
Artinya serupa menyembuhkan yang serupa. Maksudnya bahwa bahan yang digunakan
untuk menyembuhkan orang yang sakit adalah bahan yang telah dipotentisasikan.
Apabila bahan obat yang telah dipotentisasikan tersebut diberikan pada orang yang sehat
akan menampakkan gejala yang sama dengan gejala yang ada pada orang sakit. Contoh,
Allium Cepa (bawang merah), apabila kita iris, dia akan menyebabkan mata merah dan
hidung berair. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bawang merah adalah obat
yang tepat untuk orang yang mengalami gejala mata merah dan hidung berair. Contoh
lain, buah durian. Apabila kita makan buah durian terlalu banyak, maka tubuh kita akan
panas, dan untuk menghilangkan panas tersebut, kita minum air dari kulit durian tersebut.
2. Prinsip pengenceran (hukum dosis minimum)
Bahwa semakin rendah dosis obat maka semakin besar efektivitasnya. Dalam homeopati,
zat diencerkan secara bertahap. Proses ini disebut sebagai potentization dan diyakini
untuk menghantarkan beberapa bentuk informasi atau energi dari pengenceran akhir
senyawa asli. Kebanyakan obat homeopati sangat encer, namun dalam homeopati
diyakini bahwa senyawa yang encer tersebut memberikan esensi yang merangsang tubuh
untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
F. PENGGUNAAN HOMEOPATI
Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik, gejala fisik,
emosional dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual atau disesuaikan
pada masing – masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan orang lain dengan kondisi
yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda. Obat homeopati berasal dari bahan
alami yang berasal dari tanaman, mineral atau hewan. Obat – obat ini digunakan untuk
mengatasi berbagai masalah kesehatan mulai dari pencegahan hingga pengobatan seperti
alergi, sindrom asma, kelelahan kronis, depresi, gangguan pencernaan, infeksi telinga,
sakit kepala dan ruam kulit.
Penggunaan obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman
Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati diatur dengan
peraturan yang sama seperti obat OTC. Namun, karena obat homeopati mengandung zat
aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada, maka obat homeopati tidak harus
menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti obat OTC baru. FDA tidak
mengharuskan obat homeopati memenuhi standar formal tertentu untuk kekuatan,
kemurnian dan kemasan. Label pada obat harus menyertakan setidaknya satu indikasi
utama, daftar bahan, pengenceran dan petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang dapat
digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti kanker maka penjualannya
memerlukan resep dokter, sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk mengobati
masalah kesehatan yang ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual tanpa resep
dokter.
Beberapa uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat konvensional
memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah :
1. Harga obat homeopati cenderung murah dari pada obat konvensional.
2. Obat – obatan homeopati tidak diujicobakan pada hewan, melainkan langsung
diujicobakan pada manusia.
3. Obat konvensional memiliki efek samping misalnya nyeri, sedangkan obat homeopati
tidak karena menyeimbangkan kondisi homeostasis atau upaya mencapai kondisi ideal
seseorang.
4. Obat homeopati bersifat individual dan tidak memisahkan antara kondisi fisik maupun
mental pasien, namun obat konvensional umumnya akan diberikan untuk mengatasi
gejala yang sama meski bisa jadi kondisi pasien tersebut berbeda satu sama lain.
4. Apis Millefica
Dalam sejarah peradaban manusia, Apis Millefica atau yang sering dikenal sebagai lebah
madu (honey bee) sudah digunakan untuk berbagai keperluan sejak sekitar 9.000 tahun
yang lalu. Lebah madu dapat diindikasikan untuk luka terbakar, bengkak dan beberapa
reaksi alergi.
5. Tarentula Hispanica
Tarentula yang merupakan laba – laba besar beracun terdapat di Eropa Selatan. Nama
tarentula diambil dari Tarenta, suatu pelabuhan di kali Tungga yang dihubungkan dengan
kalajengking. Meskipun tidak mematikan, sengatannya sangat berbahaya. Nama lain dari
tarentula adalah wolf spider, spanish spider dan hunting spider. Bisa tarantula
diindikasikan untuk anak hiperaktif, tidak dapat istirahat dan kelainan jantung.
6. Kali Bichromicum (Potassium bichromate)
Kali Bichromicum merupakan mineral yang sangat korosif (membuat karat) dan
beracun. Dalam dunia industri, zat ini digunakan sebagai pewarna tekstil, fotografi, dan
komponen baterai listrik. Sebagai obat homeopati, mineral ini diteliti dan dibuktikan serta
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1864. Mineral ini diindikasikan untuk sinusitis,
nyeri di akar hidung, nyeri di dahi, tonsil bengkak dan kemerahan, flu yang sukar sembuh
maupun keluhan pencernaan.
H. PENELITIAN HOMEOPATI
Penelitian ilmiah terhadap homeopati sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena obat
homeopati digunakan dalam konsentrasi yang sangat rendah (pengenceran ultra tinggi
atau UHDs), sehingga kadar obat di dalam darah tidak dapat langsung diukur dan sulit
untuk merancang sebuah penelitian. Selain itu, pengobatan homeopati bersifat sangat
individual (tergantung pada kondisi klinis tiap pasien) dan tidak ada standar yang
seragam untuk peresepan homeopati. Ratusan obat homeopati yang berbeda dapat
diresepkan dalam berbagai pengenceran yang berbeda untuk mengobati ribuan gejala.
Berbagai penelitian mengenai homeopati menyimpulkan bahwa homeopati dapat
digunakan sebagai pengobatan yang efektif pada kondisi tertentu. Namun, beberapa
penelitian individual, uji klinis dan penelitian laboratorium melaporkan adanya efek
positif yang unik dari obat homeopati.
I. UJI KLINIS
Uji klinis merupakan suatu pengujian yang dilakukan terhadap pasien untuk
membandingkan efek dari dua atau lebih pengobatan di bawah kondisi yang terkontrol.
Salah satu jenis uji klinis, yakni Randomised Controlled Trial (RCT) dipertimbangkan
sebagai standar emas oleh para ilmuwan sebagai suatu metode penelitian untuk
menetapkan efektivitas suatu pengobatan. RCT telah digunakan untuk meneliti berbagai
aspek homeopati, di antaranya adalah penelitian yang membandingkan antara obat
homeopati dengan plasebo. Penelitian ini dapat memberikan suatu kesimpulan yang kuat
dalam penggunaan obat homeopati.
Pada akhir tahun 2009, 142 Randomised Controlled Trial telah dipublikasikan dalam
artikel jurnal ilmiah, 74 di antaranya menghasilkan kesimpulan yang kuat di mana 63
penelitian memberikan hasil positif pasien dengan pengobatan homeopati memberikan
efektivitas yang baik dibandingkan dengan pasien yang hanya diberikan plasebo dan 11
penelitian lainnya memberikan efek negatif pasien dengan pengobatan homeopati
memberikan efektivitas yang lebih rendah daripada kelompok pasien dengan plasebo.
Berdasarkan Randomised Controlled Trial yang telah dilakukan, obat homeopati
memberikan efektivitas yang baik pada 75 kondisi medis spesifik (The Society of
Homeopaths 2011).
J. HOMEOPATI di INDONESIA
Di Indonesia pengobatan homeopati belum begitu populer. Padahal sebagai
gambaran, pengobatan dengan metode ini sudah digunakan di Amerika sejak seabad lalu.
Bahkan saat ini ada 22 institusi kedokteran resmi yang mempunyai pendidikan homeopati
di Amerika. Di antaranya Boston University, Michigan University dan New York
Medical College. Sedangkan Jerman sebagai negara asal homeopati sudah mewajibkan
mahasiswa kedokterannya untuk mempelajari ilmu ini 20% dari seluruh kurikulum yang
diajarkan.
Di Inggris sejak tahun 1968 homeopati sudah masuk dalam pelayanan kesehatan
secara resmi melalui 1968 Medicines Act. Food and Drug Administration sebagai
lembaga resmi yang mengeluarkan izin makanan dan obat di Amerika sudah mengatur
obat – obat homeopati mana yang harus diresepkan dokter dan mana yang bisa dibeli
bebas. Rumah sakit besar di dunia yang menggunakan homeopati sebagai landasan
pelayanannya antara lain The Royal London Homoeopathic Hospital, Lenin
Homoeopathic Moscow, Robert Borch Homoeopathic Hospital-Hamburg Germany,
Argentina National Homoeopathic dan masih banyak lainnya. Di negara – negara maju,
pengobatan homeopati sudah disinergikan dengan pengobatan konvensional. Jadi,
keduanya bisa sejalan untuk membantu kesembuhan pasien. Bidang – bidang
keilmuannya pun sudah dipelajari dan diteliti sedemikian rupa dan sangat ilmiah.
Dengan diresmikannya Ikatan Homeopati Indonesia (IHI) sebagai wadah yang
diakreditasi pemerintah, diharapkan pendirian Rumah Sakit Homeopati Indonesia segera
dirintis. Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan alternatif layanan kesehatan.
Sedangkan untuk sementara ini layanan yang ada baru sebatas pembelian obat – obatan
homeopati yang bisa diperoleh di apotek – apotek besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Homeopati adalah seni penyembuhan yang didasarkan pada hukum persamaan
dengan tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar – benarnya. Bahan alami yang
digunakan pada obat – obatan homeopati berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Ada
2 prinsip jenis pengobatan homeopati yaitu serupa dan pengenceran serta klasik maupun
kompleks. Di dalam pengembangannya homeopati tidak berkembang dengan baik karena
adanya ketergantungan pada keahlian dan penilaian praktisi dalam menilai obat yang
sesuai untuk pasien. Untuk penggunaannya obat homeopati dalam klinik diatur sesuai
dengan pedoman Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Penelitian
homeopati sulit dilakukan karena obatnya berkonsentrasi yang sangat rendah dan bersifat
sangat individual juga tidak ada standar yang seragam untuk peresepan homeopati. Uji
klinis homeopati yakni Randomised Controlled Trial (RCT). Di Indonesia sendiri
homeopati tidak terlalu popular.
B. Saran
1. Sebaiknya kita menggunakan obat yang secara alami berasal dari lingkungan sekitar
seperti obat – obatan herbal dan berbagai macam jenis hewan dari pada obat kimia karena
banyak mengandung efek sampingnya.
2. Sebaiknya pengobatan homeopati dapat digunakan oleh para pembaca dan
menerapkannya baik pada diri sendiri, keluarga maupun memperkenalkannya pada orang
lain orang lain disamping pengobatan yang secara kimiawi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.HOMEOPATI-1.pdf
http://www.faktailmiah.com/2010/08/14/homeopati.html
http://www.homeopatiindonesia.com/info-7-apa-itu-homeopati.html
http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/Homeopati-Sehat-Dengan-Obat-Alami