OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Fatmawati, M.Pd
Dr. Nurhastuti, M.Pd
Demikian pula, isu pernyataan untuk 'kebutuhan khusus' atau anak-anak penyandang
disabilitas, juga mendorong lebih banyak kemitraan antara orang tua dan sekolah. Lebih
lanjut lagi, Sue Stubss dalam bukunya Inclusive Education (2002) menjelaskan bahwa
kolaborasi antara orang tua dan guru dalam mengembangkan program pendidikan inklusif,
dianggap sebagai mitra kerja yang setara dan terbukti memberikan kontribusi yang signifikan
untuk anak mereka, kontribusi tersebut meliputi:
• Membantu dan memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru tentang cara
menangani anaknya
• Menjadi pembicara dan berbagi pengalaman dalam seminar yang dilaksanakan guru
dan in-service training lainnya.
• Para orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah lain untuk membantu
mengembangkan pendidikan inklusif.
• Bekerjasama dan membuat perencanaan bersama dengan kelompok-kelompok
stakeholder utama lainnya: Federasi Nasional Organisasi Penyandang disabilitas dan
organisasi lainnya.
Berdasarkan dari pemaparan diatas dapat kita artikan bahwa peran orang tua dalam
pendidikan inklusif sangatlah mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, karena berangkat
dari pemahaman bahwa orang tua lah yang paling mengerti karakteristik anak mereka, yang
mana catatan-catatan harian orang tua mengenai karakteristik, kebiasaan dan kebutuhan anak
mereka dapat di informasikan kepada pihak sekolah agar guru dan profesional lainnya dapat
memfasilitasi dan membuat program pendidikan sesuai dengan kebutuhan anak mereka.
B. Bentuk kerjasama antara guru orang tua GPK dan masyarakat pada
pendidikan inklusif
Dalam bukunya influence of education dalam Amin 2015 105 menjelaskan bahwa
kolaborasi antara orang tua dan guru dalam mengembangkan program pendidikan inklusif
dianggap sebagai mitra kerja sama yang setara dan terbukti memberikan kontribusi yang
signifikan untuk anak mereka kontribusi tersebut meliputi:
1. Membantu dan memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru tentang cara
menangani anaknya.
2. Menjadi pembicara dan berbagi pengalaman dalam seminar yang dilaksanakan guru
dan in service training lainnya.
3. Para orangtua dapat bekerjasama dengan sekolah lain untuk membantu
mengembangkan pendidikan inklusif.
4. Bekerjasama dan membuat perencanaan bersama dengan kelompok-kelompok atau
stakeholder utama lainnya seperti federasi nasional organisasi penyandang disabilitas
dan organisasi lainnya.
Dalam konsep inklusif kemitraan dengan keluarga dan dukungan sosial dari
lingkungan masyarakat merupakan faktor penting bagi keberhasilan program ini akan
memberikan kontribusi pada pengembangan kompetensi pengasuhan yang efektif maupun
kompetensi pribadi dan intelektual pada anak-anak keluarga dan kebutuhan siswa serta
keragaman sosial dan budaya perlu untuk diperhitungkan untuk pemahaman yang lebih besar
ketika mengembangkan kemitraan.
Sebelum adanya teori kemitraan antar sekolah keluarga dan masyarakat epstein dalam
Susanti 2013 161-162 menyampaikan teori overlapping spheres yang berarti bahwa lingkup
pengaruh belajar dan perkembangan anak-anak ialah termasuk keluarga dan sekolah atau
dalam bentuk penuh yakni keluarga sekolah dan masyarakat teori overlapping spheres yang
berarti bahwa lingkup pengaruh belajar dan perkembangan anak-anak ialah termasuk
keluarga dan sekolah atau dalam bentuk penuh yakni keluarga sekolah dan masyarakat teori
overlapping spheres tidak melihat lingkup pengaruh yang terpisah karena lingkup keluarga
sekolah dan masyarakat tidak akan terpisah selain itu Teori ini berpendapat bahwa
keberhasilan siswa merupakan fokus utama dalam kemitraan yang terjadi Teori ini
menekankan pola yang dinamis dan terus-menerus yang terjadi diantara ketiga lingkup ini.
Dengan melakukan pendekatan ekologi inilah menunjukkan bahwa fokus kemitraan
terjadi dalam tiga ruang lingkup yang tidak terpisah antara sekolah keluarga dan masyarakat
maka proses kemitraan dapat menjadi lebih luas epstein dan kawan-kawan 2002 keluarga dan
masyarakat ini akan terurai dalam beberapa tipe atau dimensi.
Ada 6 tipe untuk menjalankan kemitraan antara keluarga dan masyarakat yang dapat
membantu struktur dan mengorganisasi aktivitas dalam konteks pendidikan epstein 2001
beberapa keterlibatan terdiri dari beberapa aksi yang berbeda pula sehingga guru maupun
personil sekolah lain dapat memutuskan aktivitas kemitraan seperti apa yang akan dilakukan
untuk kebutuhan yang berbeda dari sekolah mereka sekolah juga mengintegrasikan teori dari
overlappinng spheres dengan memanfaatkan 6 tipe kemitraan guna membuat interaksi yang
lebih baik antara sekolah keluarga dan masyarakat serta menunjukkan kemitraan yang baik di
antara keluarga dan masyarakat.
Tipe-tipe dalam kemitraan antara sekolah keluarga dan masyarakat menurut epstein
dalam Susanti 2016 162
1. Keterlibatan tipe 1 : parenting.
Sekolah dan masyarakat akan memiliki efek yang cukup berpengaruh pada bagaimana
orang tua mendukung pendidikan anaknya di rumah dimensi parenting menurut
epstein 1995 didefinisikan sebagai metode dimana sekolah dan masyarakat dapat
membantu semua orang tua untuk membangun lingkungan yang mendukung di
rumah.
Rezeki, Nurul Fadhilah, & Binahayati Rusydi, “Pekerja Sosial Dan Pendidikan Inklusi,,”
Prosiding Ks: Riset & Pkm, Vol. 2, No. 2.
Sunaryo, (2009). “Manajemen Pendidikan Inklusif (Konsep, Kebijakan dan
Implementasinya dalam Perspektif Pendidikan Luar Biasa),”
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_221985031-SU
NARYO/Makalah Inklusi.pdf.
Smith, (2006) Inklusi: Sekolah Ramah Untuk Semua, Bandung: Nuansa.
Stubbs, Sue, (2002). Pendidikan Inklusif, terj. Susi Septiana R, Norway: The Atlas
Alliance.
Suriani, Yulinda Erma, (2010). “Kesulitan Belajar,” Magistra, No. 73 Th. XXII.