Anda di halaman 1dari 15

RESUME KURIKULUM PENDIDIKAN

“Pembaharuan Kurikulum dan Implementasinya”

OLEH :
Raisa Okta Peni
NIM :
20129061

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zuwirna, M.Pd., Ph.D
Septriyan Anugrah, S.Kom., M.Pd.T

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
1. Konsep Dasar Pembaharuan Kurikulum
Pembaharuan kurikulum mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya ada hal baru yang
dimasukkan dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan sosial dan ekonomi masyarakat.

Konsep Pembaharuan kurikulum pada umumnya adalah mengotak-atik mata pelajaran


dalam kurikulum,mengubah dan memperbaiki tujuan dan menambahkan atau mengurangi
muatan belajar. Tindakan seperti ini bukannya salah, tetapi bagian terpenting dari sebuah
pendidikan adalah bukan pada isinya yang banyak, tetapi pendekatan cara mendidik.

Rencana Pendidikan di Sekolah Isinya bukan saja mengenai kegiatan intra kurikuler
tetapi juga ekstra kurikuler. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikuler bukan saja
berupa klub tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan rundingan guru, kepala sekolah,
orang tua dengan mempertimbangkan kemampuan anak dan kondisi lingkungan/daerah di
mana dia berada.

Dengan kata lain, bukan memaksa guru atau menyengsarakan guru karena
ketidakjelasannya dalam mengembangkan materi yang dia ajarkan. Akan tetapi harus
mengajak komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan disekolah
seharusnya dikembangkan,dan juga menuntut berdasarkan standar minimal yang ditetapkan
pemerintah.

Jika ada seorang guru berhasil mengembangkan materi pelajarannya,


mengembangkan metode baru dan selesai dengan cepat menyusun silabus pengajaran, itu
bukanlah sebuah kemajuan bagi pendidikan di sekolah. Tetapi yang terpenting adalah
menjadikan keberhasilan itu menjadi bukan milik pribadi, tetapi dimiliki oleh semua guru dan
aparat sekolah.

Dengan landasan berfikir seperti ini, maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan
jiplakan apa yang tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah merupakan
pengembangan standar minimal yang menjadi sebuah kegiatan/program.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa pembaharuan (inovasi) kurikulum


adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang
potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan
tertentu. Dengan kata lain, pembaharuan itu diajukan berkenaan dengan ide dan teknis pada
skala yang terbatas. Pembaharuan selalu berkaitan dengan masalah kreasi dan atau penciptaan
sesuatu yang baru dan menuju ke arah yang lebih baik.

2. Latar Belakang Pembaharuan Kurikulum


Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali
diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.

Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan


yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya . Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan
sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar,
dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada
gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia
yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis,
kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum


Menurut Soetopo dan Soemanto (1991: 40-41), ada sejumlah faktor yang dipandang
mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini, yaitu:

 Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini
mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu, mereka mulai merencanakan adanya
perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
 Perkembangan IPTEK yang pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan
diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu
pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya
teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di
atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan kurikulum.
 Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia dengan bertambahnya penduduk, maka
makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini
menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam
pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi
kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang
secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami
dewasa ini. Perkembangan kurikulum seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita
tidak kembali kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas yang lama.

4. Proses Pembaharuan Kurikulum

a. Kurikulum 1968

Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan


UUD1945 secara murni dan konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis
yaitumengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde
Lama.Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuandasar,
dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya padamateri apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan

Struktur kurikulum 1968 dapat dilihat seperti berikut ini.

 Pembinaan Jiwa Pancasila, mata pelajarannya: Pendidikan agama, Pendidikan


kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan olahraga
 Pengembangan pengetahuan dasar, mata pelajarannya: Berhitung, IPA, Pendidikan
kesenian, Pendidikan kesejahteraan keluarga, Pembinaan kecakapan khusus, dan
Pendidikan kejuruan.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya


perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
b. Kurikulum 1975

Pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan atau tepatnya


tanggal 17 agusyus 1945. sejak saat itu telah terjadi beberapa kali pembaharuan kurikulum
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. Pembaharuan kurikulm tersebut dilakukan
untuk membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, menurut Jasin (1987), sudah
dilakukan lima kali pembaharuan kurikulum.

Pembaharuan tersebut adalah:

 Pembaharuan pertamakali dilakukan pada tahun 1947. Pembaharuan tersebut


dilakukan untuk mengganti seluruh sistem pendidikan kolonial Belanda yang
sebelumnya telah dicanangkan di Indonesia. Pembaharuan ini sangat didukung
dengan masih adanya semangat revolusi nasional dan semangat proklamasi
kemerdekaan yang masih menyala-nyala. Pembaharuan yang pertama atau disebut
dengan rencana pelajaran 1947 ini menekankan pada pembentukan karakter manusia.
 Pembaharuan yang kedua terjadi dengan keluarnya rencana pendidikan 1964.
Pembaharuan kurikulum ini didasarkan pada usaha untuk mengejar ketertinggalan
pendidikan di Indonesia di bidang ilmu alam (science) dan matematika.
 Pembaharuan yang ketiga terjadi karena dikeluarkannya kurikulum 1968.
Pembaharuan ini terjadi bersamaan dengan beralihnya sistem pemerintahan dari orde
lama ke orde baru. Keadaan tersebut menuntut adanya pembaharuan dalam segala
aspek kehidupan yang salah satunya adalah pendidikan
 Pembaharuan yang keempat terjadi seiring dengan diterbitkannya kurikulum
1975/1976/1977. Kurikulum ini ditandai dengan adanya usaha yang sistematis dalam
penyusunan kurikulum tersebut. Bahan-bahan yang bersifat empiris dijadikan dasar
dalam penyusunan kurikulum ini.

c. Kurikulum 1984

Kurikulum ini manggantikan kurikulum 1975 yang didasarkan pada surat keputusan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang perbaikan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan kerja
industri pada masa itu.

d. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 berisi tentang kewenangan pengembangan yang seluruhnya berada


ditangan pusat dan daerah sehingga sekolah tidak begitu terlibat, kemudian tidak terjadi
penataan materi, jam pelajaran serta struktur program siswa hanya dianggap sebagai siswa
yang harus menerima semua materi dan tanpa mempraktekannya. Pembelajaran hanya
dilakukan di dalam kelas dan ketrampilan hanya dikembangkan melalui latihan soal.

Dari uraian di atas terlihat bahwa kurikulum ini tidak atau kurang mengena pada
siswa untuk pendidikan IPA, mengingat bahwa pendidikan IPA tidak sekedar mengajarkan
konsep namun membutuhkan proses ketrampilan. Sebagai contoh meneliti, mengalami dan
membuat rancangan prosedur sehingga kurikulum ini dirasa kurang baik dan akhirnya terjadi
perubahan kurikulum yang disebut KBK.

e. Kurikulum 2004 (KBK)

KBK tidak ditetapkan dalam UU atau Peraturan Pemerintah. Alasan dirubahnya


kurikulum 1994 menjadi KBK karena mutu pendidikan di Indonesia yang kurang baik dan
banyak siswa yang tidak menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan, selain itu
mereka dituntut untuk menghapal materi tanpa memahaminya sehingga apa yang telah di
ujikan maka materi itu akan dengan mudah lupa.

Oleh karena itu dengan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK diharapkan dapat
menekankan kurikulum pada kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai siswa dalam
menyelesaikan pembelajaran. Menurut Paul (2007:43) kompetensi merupakan “kemampuan
yang dapat berupa keterampilan, nilai hidup siswa yang mempengaruhi cara mereka berpikir
dan bertindak”.

Ciri-ciri KBK sebagai berikut:

 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individualmaupun


klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dankeberagaman.
 Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
 sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yangmemenuhi
unsur edukatif
 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaanatau
pencapaian suatu kompetensi.
 Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas
dansemester.
 Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dandibagi
menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
 Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran padasetiap
level.
 Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,
- Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar mereka pada
level ini?
- Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitaskurikulum
dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagaiteknik penilaian.
 Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk
menjawab pertanyaan, Bagaimana kita mengetahui bahwasiswa telah mencapai hasil
belajar yang diharapkan?.

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan


kemampuanuntuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar
performanceyang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada
upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan.Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi
sebagai pedoman pembelajaran

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar


yangdirefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak
secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadikompeten,
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu.

Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi


(KBK).Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai
siswa.Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian
Akhir Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila tujuannya pada
pencapaian kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada
praktik atau soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan
kompetensisiswa. Alhasil, KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul
apasebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum

f. Kurikulum 2006 (KTSP)

(kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang di sempurnakan


dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
atau sekolah. Prinsipnya hampir sama dengan KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun
2006/2007. Dalam kurikulum ini pemerintah hanya sebagai pengembang kompetensi sebagai
standar isi dan kelulusan. Selanjutnya sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan
keadaan sekolah dan siswa didik.

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23,dan 24 tahun
2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15,Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yangdisusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunanKTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi sertakompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Disamping itu,
pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta peserta didik.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar


danmenengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut
berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengankekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab
itukurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan PanduanPenyusunan
KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang
akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

g. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran


darikurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pembentukan sikap
atauafektif serta aspek kognitif dan psikomotorik untuk menggapai tujuan pendidikannasional
yaitu meningkatkan iman dan takwa, mencerdaskan kehidupan bangsa danmemperbaiki
tatanan berperilaku rakyat IndonesiaKurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun
pelajaran 2013/2014 padasekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan
secara resmi padatanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan
dengan yang lama.Hingga pada saat ini, kurikulum 2013 sudah dipakai diseluruh sekolah-
sekolah formal diIndonesia.

5. Masalah-masalah dalam Pembaharuan Kurikulum


Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencarisuatu
model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutanmasyarakat yang
senatiasa terus berubah dan terus berkembang. Dalam melaksanakan pembaharuan itu
menyangkut berbagai faktor, apakah faktor orang-orang yang terlibatdalam pendidikan
seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan supervisor sekolah.Peserta didik, orang tua
peserta didik, staf administrasi pendidikan (sekolah) dan pihak pihak lain yang terlibat serta
faktor-faktor penunjang dalam pendidikan seperti perpustakaan, buku paket/buku pelajaran,
laboraturium dan lain-lain.

Pada umumnya akibat yang ditimbulkan dari berlakunya kurikulum barutergantung


pada taraf atau besarnya perubahan. Akibat-akibat perubahan tersebutantara lain :

a. Tenaga kependidikan
Mereka harus berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga
pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik.

- Guru
Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam
melaksanakantugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat
besar karena guruadalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum.
Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan
keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut.

- Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor Sekolah


Mereka harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepadaguru-
guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan, adakah hambatannya

- Tenaga administrasi sekolah


Dalam hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun
danmelaksanakan administrasi sekolah terutama administrasi pengajaran yang
baru.Dalam melaksanakan administrasi yang baru akan ditemui kepincangan
karenakemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat dengan segera
disesuaikan dengan pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru, tentunya
diperlukan pembinaan kepadastaf administrasi sekolah tersebut.

- Pihak-pihak lain yang terlibat


Kepada pihak lain yang terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya dalam
pelaksanaan pembaharuan kurikulum:
 Kepada orang tua peserta didk, mereka harus diberikan penjelasan apa
itukurikulum, kurikulum yang dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta
partisipasi apa yang diharapkan dari mereka.
 Kepada pemakai lulusan, mereka diminta untuk menilai dan
memberikansaran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program
yang dilaksanakansesuai dengan kebtuhan pemakai lulusan tersebut.

Namun biasa terjadi adanya pembaharuan kurikulum pada tahap


awalnyamenimbulkan kecurigaan dari masyarakat yang mungkin karena rasa
khawatir merekaterhadap keberhasilan pelaksanaan pembaharuan tersebut.
b. Isi dan Struktur Mata PelajaranIsi/bahan mata pelajaran akan mengalami penyesuaian
baik penambahan atau perubahan, hal ini menuntut untuk disedikannya buku-buku
pedoman, buku-buku pelajaran yang sesuai dengan isi dan struktur mata pelajaran
tersebut untuk menunjang pelaksanaan pembaharuan kurikulum. Dalam perubahan
skala besar struktur mata pelajaran di Indonesia pernah terjadi yakni perubahan
Kurikulun Tahun1968 menjadi Kurikulum tahun 1975, kemudian Kurikulum Tahun
1984 menjadikurikulum Tahun 1994 yakni adanya kurikulum muatan lokal. Dan
sekarangKurikulum Tahun 2003 marupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau
yangdikenal dengan istilah KBK.

c. Proses belajar mengajar

Hubungan guru dan peserta didik dapat berubah, pada kurikulum yang
berpolaseparated subject matter yang l;ebih menekankan pada penguasaan
pengetahuan, anak kurang aktif dalam proses belajar mengajar, tetapi gurulah yang
paling banyak berperan. Berbeda dengan activity curriculum or experiment of
curriculum yang lebih menekankan pada metode problem solving yang lebih banyak
menuntut keaktifananak.
d. Sarana dan Prasana Pendidikan
Perubahan kurikulum juga menuntut disediakannya sarana dan prasana
yangmenunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut seperti alat-alat pelajaran : globe,
OHP,film radio, ruang kesenian/praktek, perpustakaan dan laboraturium. Dalam
penyediaanini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu.

e. Sistem Evaluasi
Dalam hal akan terjadi perubahan sistem evaluasi baik terhadap evaluasikeberhasilan
pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan maupun sistem penilaiankeberhasilan
pembelajaran di sekolah atau dikelas.

Menurut Zahara Ideris (1982) yang dikutip oleh Subandijah (1993 : 77 )


mengemukakan masalah-masalah yang menuntut adanya pembaharuan kurikulum di
Indonesia adalah sebagai berikut :

 Perkembangan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi yang mempengaruhi


kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan.
 Laju penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung ruang dan
fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang
 Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Kurang adanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
yang sedang membangun
 Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana
yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut
oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

Masalah-masalah yang ditimbulkan dari pembaharuan:

 Memerlukan biaya dan fasilitas yang harus memadai


 Memerlukan perubahan struktur organisasi
 Rumitnya peraturan administratifnya
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi. Yogyakarta: Presma
UIN-Suka.

Abdulloh. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arruzz Media.

Ahmadi. 2013. Manajemen Kurikulum: Pendidikan Kecakapan Hidup. Yogyakarta: Pustaka


Ifada.

Arifin, Zainal. 2011. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kurikulum


Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Fuad, Moch. 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi. Yogyakarta: Presma UIN-
Suka.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jalaluddin & Usman Said. 1999. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
Pemikirannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Langgulung, Hasan. 2003. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.

Langgulung, Hasan. 2008. Manusia dan Pendidika Suatu Analisis Psikolgi dan Pendidikan.
Jakarta: Pustaka Alhusn.

Longstreet. 1993. Curriculum. England: Oneworld Oxford.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Marzuki, Bakri. 2008. Falsafah Kurikulum dalam Pendidikan Islam. Palu: Jurnal Hunafa.

Mas, Coolin J. 1980. Curriculum Proces in the Primary School. London: Frank Cass.

Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Muhaimin. 2012. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Nasution. 2009. Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Olivia. 2012. Total Quality Management in Edukation (Manajemen Mutu Pendidikan.


Yogyakarta: IRCiSoD.

Putra, Nusa. 2013. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Ifada.

RAUDHAH: Vol. IV, No. 1: Januari – Juni 2016, ISSN: 2338 – 2163 70

Sabda, Syaifuddin. 2010. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq. Ciputat: Quantum
Teaching.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Soedijarto. 2011. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Soetopo dan Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam 2. Bandung: Pustaka Setia.

Uhbiyati, Nur. 2008. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Bandung: Pustaka Setia.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Indonesia, Jejaring. 2013. http://www.jejaring.web.id/elemen-perubahan-kurikulum-2013-


bagian-1/. Diakses pada tanggal 1 november 2016 pukul 01.01.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013:
Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

MKDP, Tim Pengembang. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.

Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm 13.
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm
2.
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 3

Tim Pengembang MKDP, loc. cit., hlm 5.

Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), hlm 16

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013: Memahami
Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 3.

Mida Latifatul Muzamiroh, loc. cit., hlm 5

Ibid., hlm 42.

Ibid., hlm 43.

Ibid., hlm 44.

Ibid., hlm 45.

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 21.

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm 132.

Imas Kurniasih dan Berlin Sani , loc. cit., hlm 21.

Ibid., hlm 22.

Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm 79.

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 131.

Jejaring Indonesia, Elemen Perubahan Kurikulum 2013, (http://www.jejaring.web.id/elemen-


perubahan-kurikulum-2013-bagian-1/, 2013), Diakses pada tanggal 1 november
2016 pukul 01.01

Anda mungkin juga menyukai