OLEH :
Raisa Okta Peni
NIM :
20129061
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zuwirna, M.Pd., Ph.D
Septriyan Anugrah, S.Kom., M.Pd.T
Rencana Pendidikan di Sekolah Isinya bukan saja mengenai kegiatan intra kurikuler
tetapi juga ekstra kurikuler. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikuler bukan saja
berupa klub tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan rundingan guru, kepala sekolah,
orang tua dengan mempertimbangkan kemampuan anak dan kondisi lingkungan/daerah di
mana dia berada.
Dengan kata lain, bukan memaksa guru atau menyengsarakan guru karena
ketidakjelasannya dalam mengembangkan materi yang dia ajarkan. Akan tetapi harus
mengajak komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan disekolah
seharusnya dikembangkan,dan juga menuntut berdasarkan standar minimal yang ditetapkan
pemerintah.
Dengan landasan berfikir seperti ini, maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan
jiplakan apa yang tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah merupakan
pengembangan standar minimal yang menjadi sebuah kegiatan/program.
Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar,
dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada
gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia
yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis,
kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik.
Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini
mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu, mereka mulai merencanakan adanya
perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
Perkembangan IPTEK yang pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan
diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu
pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya
teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di
atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan kurikulum.
Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia dengan bertambahnya penduduk, maka
makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini
menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam
pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi
kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang
secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami
dewasa ini. Perkembangan kurikulum seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita
tidak kembali kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas yang lama.
a. Kurikulum 1968
c. Kurikulum 1984
Kurikulum ini manggantikan kurikulum 1975 yang didasarkan pada surat keputusan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang perbaikan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan kerja
industri pada masa itu.
d. Kurikulum 1994
Dari uraian di atas terlihat bahwa kurikulum ini tidak atau kurang mengena pada
siswa untuk pendidikan IPA, mengingat bahwa pendidikan IPA tidak sekedar mengajarkan
konsep namun membutuhkan proses ketrampilan. Sebagai contoh meneliti, mengalami dan
membuat rancangan prosedur sehingga kurikulum ini dirasa kurang baik dan akhirnya terjadi
perubahan kurikulum yang disebut KBK.
Oleh karena itu dengan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK diharapkan dapat
menekankan kurikulum pada kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai siswa dalam
menyelesaikan pembelajaran. Menurut Paul (2007:43) kompetensi merupakan “kemampuan
yang dapat berupa keterampilan, nilai hidup siswa yang mempengaruhi cara mereka berpikir
dan bertindak”.
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23,dan 24 tahun
2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15,Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yangdisusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunanKTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi sertakompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Disamping itu,
pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta peserta didik.
g. Kurikulum 2013
a. Tenaga kependidikan
Mereka harus berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga
pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik.
- Guru
Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam
melaksanakantugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat
besar karena guruadalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum.
Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan
keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut.
Hubungan guru dan peserta didik dapat berubah, pada kurikulum yang
berpolaseparated subject matter yang l;ebih menekankan pada penguasaan
pengetahuan, anak kurang aktif dalam proses belajar mengajar, tetapi gurulah yang
paling banyak berperan. Berbeda dengan activity curriculum or experiment of
curriculum yang lebih menekankan pada metode problem solving yang lebih banyak
menuntut keaktifananak.
d. Sarana dan Prasana Pendidikan
Perubahan kurikulum juga menuntut disediakannya sarana dan prasana
yangmenunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut seperti alat-alat pelajaran : globe,
OHP,film radio, ruang kesenian/praktek, perpustakaan dan laboraturium. Dalam
penyediaanini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu.
e. Sistem Evaluasi
Dalam hal akan terjadi perubahan sistem evaluasi baik terhadap evaluasikeberhasilan
pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan maupun sistem penilaiankeberhasilan
pembelajaran di sekolah atau dikelas.
Abdulloh. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arruzz Media.
Arifin, Zainal. 2011. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fuad, Moch. 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi. Yogyakarta: Presma UIN-
Suka.
Jalaluddin & Usman Said. 1999. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
Pemikirannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Langgulung, Hasan. 2003. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.
Langgulung, Hasan. 2008. Manusia dan Pendidika Suatu Analisis Psikolgi dan Pendidikan.
Jakarta: Pustaka Alhusn.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Marzuki, Bakri. 2008. Falsafah Kurikulum dalam Pendidikan Islam. Palu: Jurnal Hunafa.
Mas, Coolin J. 1980. Curriculum Proces in the Primary School. London: Frank Cass.
Muhaimin. 2012. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Putra, Nusa. 2013. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Ifada.
RAUDHAH: Vol. IV, No. 1: Januari – Juni 2016, ISSN: 2338 – 2163 70
Sabda, Syaifuddin. 2010. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq. Ciputat: Quantum
Teaching.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Soetopo dan Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Uhbiyati, Nur. 2008. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Bandung: Pustaka Setia.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013:
Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
MKDP, Tim Pengembang. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm 13.
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm
2.
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 3
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), hlm 16
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013: Memahami
Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 3.
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 21.
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm 132.
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm 79.
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hlm 131.