0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan25 halaman
1. Anemia, leukemia, limfoma, dan multiple myeloma merupakan gangguan sistem hematologi yang ditandai dengan penurunan produksi sel darah sehat dan pertumbuhan sel darah yang tidak terkendali menyebabkan berbagai gejala seperti pucat, lemah, dan mudah infeksi.
1. Anemia, leukemia, limfoma, dan multiple myeloma merupakan gangguan sistem hematologi yang ditandai dengan penurunan produksi sel darah sehat dan pertumbuhan sel darah yang tidak terkendali menyebabkan berbagai gejala seperti pucat, lemah, dan mudah infeksi.
1. Anemia, leukemia, limfoma, dan multiple myeloma merupakan gangguan sistem hematologi yang ditandai dengan penurunan produksi sel darah sehat dan pertumbuhan sel darah yang tidak terkendali menyebabkan berbagai gejala seperti pucat, lemah, dan mudah infeksi.
Karakteristik Anemia Leukemia Limfoma Multiple Myeloma Pengertian Merupakan kondisi Merupakan kelainan sel Merupakan kanker Merupakan kegnasan sel B plasma klinis akibat kurangnya darah putih didalam darah yang dapat yang ditandai dengan infiltrasi sel suplai sel darah merah tubuh yang menyebabkan mengakibatkan ke sumsum tulang yang sehat, volume sel darah pertumbuhan sel darah pembengkakan pada mengakibatkan perusakan sumsum merah, dan/ atau putih yang tidak kelenjar getah bening tulang yang lain, perusakan jumlah hemoglobin. terkendali. (limfadenopati). korteks tulang, dan sekresi oleh sel paraprotein monoclonal (sence jones). Organ yang Jaringan yang Sumsum tulang dan Leher dan ketiak. Perusakan tulang, masalah ginjal, terganggu menghantarkan O2 ginjal. gagal ginjal, saluran cerna, dan keseluruh tubuh neurologis. Etiologi 1. Penurunan 1. Neoplasma 1. Usia 60 tahu 1. Berjenis kelamin pria. produksi sel 2. Memiliki anggota ke atas, rentan 2. Berusia diatas 60 darah merah. keluarga yang terkena tahun. 2. Peningkatan menderita limfoma non 3. Memiliki keluarga kecepatan leukimia. – Hodgkin. dengan Riwayat penghancuran 3. Menderita 2. Usia 15 – 45 multiple myeloma. darah. kelainan genetika, tahun atau 4. Mengalami kelebihan 3. Kehilangan seperti down lebih dari 55 berat badan atau darah. syndrome. tahun, obesitas. 4. Menderita beresiko 5. Memiliki Riwayat kelainan darah, terkena paparan radiasi, seperti sindrom limfoma radioterapi. mielodisplasia. Hodgkin. 6. Mengalami gangguan 5. Kebiasaan 3. Berjenis system imun. merokok. kelamin pria. 6. Pernah menjalani 4. Memiliki pengobatan system kanker dengan kekebalan kemoterapi atau tubuh yang radio terapi. lemah. 7. Bekerja di 5. Menderita lingkungan yang penyakit terpapar bahan autoimun. kimia, seperti 6. Menderita benzene. infeksi akibat Epstein-barr. 7. Terpapar benzene atau pestisida. 8. Pernah menjalani radioterapi. 9. Memiliki penyakit limfoma dari keturunan. Jenis/Klasifikas 1. Anemia 1. Leukimia 1. Limfoma 1. Monoclonal gammopathy i defisiensi zat limfoblastik akut. Hodgkin. of undertermined besi (62,3%). 2. Leukimia 2. Limfoma non significance. 2. Anemia limfositik kronis. – Hodgkin. 2. Asymptomatic/smoldering. Megaloblastik 3. Leukimia 3. Symptomatic (29.,0). mieloblastik akut. myeloma/myeloma aktif. 3. Anemia 4. Leukimia Hipoblastik mielositik kronis. (8,0%), dan 4. Anemia Hemolitik (0,7%). Tanda dan 1. Umum 1. Demam dan 1. Demam. 1. Nyeri tulang, terutama gejala Pucat, menggigil. 2. Gatal -gatal. tulang belakang tulang kelelahan, 2. Tubuh terasa 3. Lelah. rusuk dan tulang panggul. malaise, Lelah dan rasa 4. Batuk. 3. Lebih mudah mengalami kelemahan, Lelah tidak 5. Berkeringat patah tulang. berkunang – berkurang meski dimalam hari. 4. Lebih mudah mengalami kunang, sudah beristirahat. 6. Berat badan penyakit infeksi. demam, 3. Berat badan turun turun drastic. 5. Tungkai kaki terasa lemas dispnea, sakity drastis. 7. Sesak nafas hingga mati rasa. kepala, vertigo, 4. Gejala anemia. saat sedang 6. Mual dan muntah. sensitive 5. Bitnik merah tidak 7. Tidak nafsu makan. terhadap dingin, pada kulit. beraktivitas. 8. Berat badan menurun penurunan berat 6. Mimisan. 8. Terdapat drastic. badan. 7. Tubuh mudah pembengkaka 9. Anemia. 2. Kulit memar. n di kelenjar 10. Sakit perut dan sembelit. Pucat, icterus, 8. Mudah terkena getah bening. 11. Sering merasa lemas dan kulit kering, infeksi. lemah tanpa diketahui kuku rapuh, 9. Muncul benjolan sebabnya. kuku berbentuk di leher akibat 12. Sakit kepala. cekung seperti pembengkakan 13. Pandangan kabur. sendok dengan kelenjar getah tepian bening. memanjang. 10. Perut terasa tidak 3. Mata nyaman karena Pandangan organ hati dan kabur, sklera limfa icterus dan membengkak. perdarahan retina. 4. Telinga Vertigo, tinnitus. 5. Mulut Lidah nyeri, halus, licin, merah terang. 6. Paru Dispnea, ortopenea. 7. Kardiovaskular Takikardia, jantung berdebar – debar, angina murmuralis, hipertensi, kardiomegali, klaudikasiointer miten, gagal jantung, MI. 8. Gastrointestinal Anoreksia, disfagia, nyeri abdomen, hematemesis, feses hitam seperti ter/aspal, hematomegali, splenomegaly. 9. Musculoskeletal Nyeri punggung, nyeri tekan pada sternum, sakit sendi dan tulang hebat. 10. Urogenital Amenore dan menoragia, penurunan kesuburan, hematuria. 11. System saraf Sakit kepala, pusing, neuropati perifer, paratesia, kehilangan keseimbangan, depresi mental, kecemasan, kesulitan koping. Komplikasi 1. Kesulitan 1. Perdarahan pada 1. Kemandulan. 1. Supresi hematopoietic. melakukan organ tubuh, 2. Timbulnya 2. Imunosupresi. aktivitas akibat seperti otak dan kanker yang 3. Infeksi kronis. kelelahan. paru - paru. baru. Seperti, 4. Proteinuria. 2. Masalah pada 2. Tubuh rentan kanker paru – 5. Masa jaringan lunak. jantung, terhadap infeksi. paru dan seperti 3. Resiko terjadinya kanker gangguan irama jenis kanker darah payudara. jantung lain, misalnya (aritmia) dan limfoma. gagal jantung 3. Gangguan pada paru-paru misalnya hipertensi pulmonal 4. Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah. 5. Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anak atau bayi 6. Rentang terkena infeksi Penatalaksanaa 1. Apabila pasien 1. Memberikan obat 1. Pembedahan 1. Obat Pereda nyeri analgetic n keperawatan mengalami pada pasien yang atau operasi yang kuat dan terapi anemia menderita memiliki penyinaran pada tulang kekurangan zat leukimia. peran yang yang terkena bisa besi 2. Transfusi, bila terbatas dalam mengurangi nyeri tulang. penatalaksanan diperlukan. pengobatan 2. Penderita yang memiliki keperawatannya 3. Chlorambucil. limfoma. protein bence jones dalam dengan 2. Radioterapi, air kemih dan membantu pemberian memiliki mencegah dehidrasi yang suplemen zat peranan yang bisa menyebabkan terjadi besi yang sangat penting gagal ginjal. mungkin harus dalam 3. Penderita harus tetap aktif. minum selama pengobatan. Karena, tirah baring yang beberapa bulan. 3. Kemoterapi, berkepanjangan akan 2. Pasien dengan merupakan membuat terjadi anemia Teknik osteoporosis dan kekurangan pengobatan menyebabkan patah tulang. vitamin, yang telah 4. Pada penderita dengan penatalaksanaan lama tanda infeksi demam, keperawatan digunakan menggigil, daerah berupa suntikan dan banyak kemerahan, kulit diberikan vit. B12. obat obatan antibuiotik. 3. Anemia kemoterapi penyakit kronis, yang telah penatalaksanan menunjukkan nya berupa efek terhadap suplemen zat limfoma. besi dan 4. Imunoterapi, vitamin. Jika, bahan yang gejala lebih digunakan parah akan dalam terapi dilakukan ini adalah suntikan interferon, ertripoetin berperan sintetis. untuk 4. Aplastic menstimulasi anemia, system imun, penatalaksanaan yang menurun keperawatan akibat berupa transfusi pemberian darah untuk kemoterapi. meningkatkan 5. Transplantasi kadar sel darah sumsum merah. tulang, terapi 5. Anemia yang pilihan terkait dengan apabila sumsum tulang, limfoma tidak penatalaksanaan membaik keperawatannya dengan berupa obat pengobatan yang sederhana konvensional. hingga kemoterapi untuk transpalntasi sumsum tulang. Penatalaksanaa 1. Memperbaiki 1. Transfusi darah 1. Tipe limfoma, 1. Menjalani proses n medis penyebab dasar 2. Kortikostiroid stadium, transpaltasi sel puncak. anemia. 3. Sitostatika, keadaan, sifat 2. Terapi inisial, dapat 2. Suplemen bentuknya adalah tumor dan bertujuan untuk nutrisi kemoterapi usia. mempersiapkan ( vitamin. B12, dengan kombinasi 2. Pada subtype transpaltasi pada pasien. asam folat dan vincristine, limfoma yang 3. Meningkatkan kualitas zat besi). asparaginase, sering hidup pada pasien 3. Transfusi darah. predniosone ditemukan. geriaktric yang tidak layak untuk terapi awal 3. Penatalaksana menjalani proses dan dilanjutkan an secara transplantasi. dengan kombinasi mendetail, mercabtupurine, masing metotrexane, masing vincristine, subtype predniosone limfoma perlu untuk dibahas lebih pemeliharaan. lanjut. 4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. 5. Transplantasi sumsum tulang, yaitu prosedur penggantian sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Riwayat 1. Keletihan, 1. Sesak nafas dan 1. Pada pasien 1. Pasien memiliki keluhan kesehatan kelemahan, batuk kering sejak limfoma, nyeri pada tulang belakang. sekarang malaise, umum. 1 minggu yang terjadi sesak 2. Nyeri terjadi secara 2. Kebutuhan lalu. nafas. mendadak. untuk tidur dan 2. Kurang tidur. 2. Pembesaran 3. Menetap sepanjang hari istirahat lebih 3. Tidak mau kelenjar getah dan disterai dengan rasa banyak. makan. bening. panas. 3. Depresi. 4. Mulut pasien 3. Sering 4. Sakit kepala. kering. berkeringat. 5. Nyeri lidah. 5. Mukosa bibir 4. Penurunan 6. Kesulitan kering. nafsu makan. menelan. 6. Jarang mandi. 5. Keletihan. 7. Anoreksia. 7. Pusing. 6. Anemia dan 8. Berat badan infeksi. menurun. 9. Nyeri kepala. 10. Sulit berkonsentrasi. 11. Penurunan penglihatan. 12. Aktivitas menurun. Riwayat 1. Pasien pernah 1. Pernah di rawat di 1. Gaya hidup 1. Tidak pernah mengalami kesehatan menderita RS 2 tahun yang yang tidak penyakit kronis. dahulu anemia. lalu. sehat yaitu 2. Meminum obat 2. Dirawat selama 2 merokok. tertentu dalam minggu akibat 2. Terinfeksi jangka lama. sakit magg. virus atau 3. Pernah 3. Keluarga pasien bakteri. menderita mengatakan 3. Terkena penyakit sebelumnya tidak paparan UV malaria. ada Riwayat toksin 4. Pernah leukimia pada lingkungan. mengalami pasien. 4. Pernah pembesaran mengalami limfa. alergi terhadap obat. Riwayat 1. Kecenderungan 1. Keluarga tidak 1. Keluarga 1. Tidak ada yang menderita Kesehatan keluarga untuk memiliki penyakit tidak keluhan penyakit multiple keluarga anemia. keturunan. memiliki myeloma. 2. Adanya anggota 2. Keluarga tidak Riwayat keluarga yang pernah memiliki penyakit mendapat penyakit kronis. limfoma. penyakit anemia kongenital. 3. Keluarga adalah vegetarian berat. Hasil 1. Pola nutrisi atau 1. Pola Kesehatan 1. Pola 1. Pola Kesehatan dan pengkajian pola metabolik, dan manajemen Kesehatan manajemen Kesehatan, kesehatan pasien tidak Kesehatan, pasien dan pasien tampak lesu dan gordon yang makan dengan tampak pucat dan manajemen mudah Lelah. bermasalah/abn teratur. lesu. Kesehatan, 2. Pola nutrisi dan ormal 2. Penampilan 2. Pola nutrisi dan pasien tampak metabolic, nafsu makan pasien tampak metabolik, nafsu lesu dan pasien menurun. pucat. makan menurun mudah Lelah. 3. Pola eliminasi, pasien 3. Pola tidur atau dan mual muntah, 2. Pola nutrisi mengatakan jarang istirahat, pasien perubahan sensasi dan buang air besar. tidur kurang rasa dan metabolic, 4. Pola aktivitas, pasien dari 8 jam gangguan nafsu makan mengatakan jarang sehari. menelan. pasien melakukan aktivitas 4. Pola eliminasi, 3. Pola eliminasi, menurun. dan olahraga karena pasien tidak pasien mengalami 3. Pola mudah mengalami BAB dan diare, nyeri eliminasi, kelelahan. kapasitas BAK abdomen, feses pasien 5. Pola tidur dan istirahat, 900 cc per hari. berwarna hitam mengatakan pasien mengatakan 5. Pola konsep dan terdapat jarang buang lebih sering beristirahat diri, pasien darah segar pada air besar. dibandingkan dengan mengalami feses. 4. Pola aktivitas, melakukan aktivitas. stress atau 4. Pola tidur dan pasien 6. Pola kognitif dan depresi. istirahat, pasien mengatakan perseptual, pasien 6. Pola nilai mengatakan jarang mengatakan kepercayaan, kurang melakukan penglihatan buram dan pasien melakukan aktivitas dan sensor perasa beribadah aktivitas dan olahraga mengalami perubahan. sesuai dengan banyak karena mudah 7. Pola persepsi diri dan ajaran islam. menghabiskan mengalami konsep diri, pasien 7. Pola Latihan waktu untuk tidur kelelahan. mangatakan harga diri atau aktivitas, untuk beristirahat. 5. Pola tidur dan menurun akibat efek pasien kurang 5. Pola aktivitas, istirahat, dari pengobatan dalam pasien pasien kemoterapi. melakukan mengatakan mengatakan 8. Pola peran dan aktivitas sangat jarang lebih sering hubungan, pasien olahraga beraktivitas beristirahat mengatakan selalu karena, mudah karena dapat dibandingkan berhubungan baik kelelahan. menyebabkan dengan dengan keluarga. 8. Pola kognitif kelelahan dan melakukan Namun, untuk perseptual, nyeri pada tubuh aktivitas. hubungan dengan pasien pasien. 6. Pola kognitif lingkungan sosial, mengeluh susah 6. Pola kognitif dan dan pasien merasa sedikit untuk perseptual, pasien perseptual, terhambat. mendengar dan mengatakan pasien 9. Pola seksualitas, pasien pandangan fungsi perasa mengatakan tidak berfokus dengan buram. berubah. penglihatan kepuasan seks dan 9. Pola peran 7. Pola persepsi diri buram dan hanya berfokus dengan hubungan, dan konsep diri, sensor perasa proses pengobatan. pasien selalu psien mengatakan mengalami 10. Pola Koping dan berhubungan terjadi gangguan perubahan. toleransi stress, pasien baik dengan citra tubuh dan 7. Pola persepsi mengatakan sering keluarga. harga diri rendah diri dan mengalami stress pada 10. Pola seksual akibat efek konsep diri, saat malam tiba karena reproduksi, samping dari pasien memikirkan Kesehatan pasien fokus pengobatan mangatakan dirinya. dengan kemoterapi. harga diri 11. Pola nilai dan kepuasan seks. 8. Pola peran dan menurun kepercayaan, pasien Karena, pasien hubungan, pasien akibat efek mengatakan masih merupakan mengatakan dari beribadah sesuai seorang istri. selalu pengobatan dengan ajaran agama 11. Pola koping dan berhubungan baik kemoterapi. islam. toleransi stress, dengan keluarga. 8. Pola peran pasien selalu Namun, dalam dan mendengarkan lingkungan sosial hubungan, music untuk pasien tidak pasien metodenya pernah mengatakan dalam melakuakan selalu menghadapi hubungan dan berhubungan stress. peran sosial baik dengan dengan keluarga. sekitarnya. Namun, untuk 9. Pola seksual dan hubungan reproduksi, pasien dengan mengatakan tidak lingkungan berfokus pada sosial, pasien kepuasan seks merasa sedikit dan hanya terhambat. berfokus pada 9. Pola pengobatan seksualitas, dirinya. pasien tidak 10. Pola koping dan berfokus intoleransi stress, dengan pasien kepuasan seks mengatakan dan hanya mengalami berfokus perubahan dengan proses emosional pengobatan. terhadap diri dan 10. Pola Koping lingkungannya. dan toleransi 11. Pola keyakinan, stress, pasien pasien mengatakan mengatakan sering sering terjadi mengalami kelemahan saat stress pada akan melakukan saat malam ibadah. Sehingga, tiba karena kegiatan memikirkan beribadah pasien Kesehatan berkurang. dirinya. 11. Pola nilai dan kepercayaan, pasien mengatakan masih beribadah sesuai dengan ajaran agama islam.
Hasil 1. Kepala, bentuk 1. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan kepala,
pemeriksaan kepala simetris, terhadap kepala, rambut kering dan terdapat fisik yang rambut kering, pembengkakan rambut kering ketombe. abnormal mudah putus, kelenjar getah dan terdapat 2. Pemeriksaan mata, terdapat uban, bening. ketombe. konjungtiva anemis, pupil nyeri dibagian 2. Limfa. 2. Pemeriksaan isokor. kepala. 3. Hati. mata, 3. Pemeriksaan hidung, 2. Mata, sklera konjungtiva terdapat pembengkakan ikterik, anemis, pupil pada hidung. konjungtiva isokor. 4. Pemeriksaan mulut dan anemis, pupil 3. Pemeriksaan gigi, mukosa bibir terlihat isokor. hidung, pucat dan terdapat karies. 3. Hidung, bentuk terdapat 5. Pemeriksaan telinga, simetris, pembengkaka telinga tidak terlihat penciuman n pada simetris. berkurang, hidung. 6. Pemeriksaan leher, terdapat perdarahan pada 4. Pemeriksaan pembengkakan kelenjar hidung. mulut dan getah bening. 4. Mulut, gigi, mukosa 7. Pemeriksaan rongga dada, kebersihan bibir terlihat terlihat ada retraksi iga. mulut dan gigi pucat dan 8. Pemeriksaan abdomen, kurang, bau terdapat bising usus terdengar tidak mulut, nyeri karies. normal. pada lidah. 5. Pemeriksaan Pemeriksaan ekstremitas, terdept 5. Telinga, bentuk telinga, edema pada ekstremitas bawah sama, fungsi telinga tidak pasien pendengaran terlihat kurang. simetris. 6. Leher, adanya 6. Pemeriksaan pembesaran leher, terdapat kelenjar tiroid. pembengkaka 7. Rongga dada, n kelenjar pasien getah bening. mengalami dan 7. Pemeriksaan cepat Lelah saat rongga dada, melakukan terlihat ada aktivitas, retraksi iga. jantung 8. Pemeriksaan berdebar – abdomen, debar. bising usus 8. Abdomen, terdengar muntah dan tidak normal. melene. 9. Pemeriksaan 9. Ekstermitas, ekstremitas, tidak terdapat terdept edema edema pada pada ekstremitas ekstremitas pasien. bawah pasien.
Hasil 1. Hemoglobin di 1. Leukosit tumbuh 1. WBC + . 4.00 1. HB = 5.5 gr/dl.
pemeriksaan temukan dengan secara abnormal – 1. 00 x 103 / 2. Leukosit = 3000 mikroliter. laboratorium/di kadar 7 gr/dl. sebesar 100.000 uL. 3. Trombosit. 110.000 agnostik yang 2. Hematokrit mikroliter. 2. LYMPH = mikroliter. tidak normal <40 %. 2. Limfosit pada <20.00 – 4. Albumin = 3.32 gr/dl. 3. Jumlah eritrosit nilai 5000 40.00 %. 5. Globulin = 4.87 dl. sebanyak 4000 limfosit B per 3. BASO 6. SGOT = 3.1 cc. microliter. = >0.00 – 7. SGPT = 24 0.10 x 103 8. BUN = 21.87 mg/dl. x/uL. 9. Kreatinin = 1.69 mg/dl. 4. SGOT = .38 10. Asam urat = 9.4mg/dl U/L 11. Protein bence jones ++++ 5. Natrium = , 12. Protein ++ 136 – 145 13. Sel eritrosit + mmol/L. 14. Leukosit – 6. Klorida = >97 – 111 mmol/L. Diagnosa 1. Perfusi perifer 1. Intoleransi 1. Pola napas 1. Keruskanan mobilitas fisik keperawatan tidak efektif aktivitas tidak efektif berhubungan dengan berhubungan berhubungan berhubungan gangguan musculoskeletal. dengan dengan dengan 2. Resiko tinggi terhadap penurunan kelemahan. penurunan infeksi berhubungan konsentrasi 2. Resiko infeksi energi. dengan kerusakan pada hemoglobin. berhubungan 2. Gangguan produksi anti body. 2. Deficit nutrisi dengan citra tubuh berhubungan hemoglobin. berhubungan dengan 3. Gangguan citra dengan ketidakmampua tubuh perubahan n menelan berhubungan struktur/bentu makanan. dengan perubahan k anggota 3. Intoleransi struktur/bentuk tubuh. aktivitas tubuh. berhubungan dengan kelemahan.