Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDIDIKAN INKLUSI

Tentang

Peran Orang Tua dan Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

Nama: Dola Azhari Fitri

Nim: 18129244

Seksi: 18 BB 02

Dosen Pembimbing:

Dra. Kasiyati M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PENDIDIKAN

2020
Peran Orang Tua dan Masyarakat Terhadap Anak Berkebituhan Khusus

A. Peran Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus


Pada dasarnya pendidikan anak merupakan menjadi tanggung jawab orangtua
sebagai sentral pendidikan untuk anak yang paling penting dan menentukan. Selain itu
seorang anak memperoleh pendidikan, pengarahan, pembinaan serta pembelajaran untuk
yang pertama kalinya dari orangtua dalam lingkungan keluarganya. Sehingga peran orang
tua sangat penting dan menentukan dalam tumbuh kembang anak termasuk bagi anak
berkebutuhan khusus.
Setiap anak mulai belajar melalui lingkungan terdekatnya, terutama melalui
kontak dengan ibunya. Selanjutnya melalui kontak dengan ayahnya serta anggota
keluarga lainya, dan baru kemudian secara bertahap belajar melalui lingkungan yang
lebih luas. Jika keluarga sebagai start awal sebagai tempat pertama belajar anak sudah
tidak mendukung, dikhawatirkan pada tahap berikutnya yang lebih luas anak akan
mengalami hambatan. Dan hal tersebut dapat berdampak pada terhambatnya
perkembangan anak baik potensi maupun psikologis anak.
Hal ini ditegaskan oleh Sunardi dan Sunaryo (dalam Buana, 2018: 62) yang
menyatakan bahwa Orang tua yang kurang menjalankan fungsi, peran dan tanggung
jawabnya sebagai peletak dasar bagi perkembangan optimal anak, yang juga seing
berdampak pada krisis psikologis dan sosial yang berlarut-larut yang pada akhirnya
bermuara pada terhambatnya respon positif dan konstruksi terhadap kekurangan yang
dialami anak.
Menurut Hewett dan Frenk (Darmono, 2015: 13) penanganan dan pelayanan
orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendamping utama (as aids), yaitu sebagai pendamping utama yang
dalam membantu tercapainya tujuan layanan penanganan dan pendidikan anak.
2. Sebagai advokat (as advocates), yang mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak
anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik
khususnya.
3. Sebagai sumber (as resources), menjadi sumber data yang lengkap dan benar
mengenai diri anak dalam usaha intervensi perilaku anak.
4. Sebagai guru (as teacher), berperan menjadi pendidik bagi anak dalam kehidupan
sehari-hari di luar jam sekolah.
5. Sebagai diagnostisian (diagnosticians) penentu karakteristik dan jenis kebutuhan
khusus dan berkemampuan melakukan treatmen, terutama di luar jam sekolah.

Ketika potensi bakat anak berkebutuhan khusus muncul, maka pada umumnya
orang tualah yang pertama kali mengetahuinya. Berdasarkan pengamatan orang tua, maka
segala sesuatu yang terdapat pada diri anak kemudian diinformasikan kepada guru guna
dilakukan tindakan melalui program pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.

B. Peran Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus


Pendidikan inklusi memang tidak popular dalam masyarakat. Masyarakat hanya
disibukan dengan urusan meningkatkan kualitas pendidikan secara horizontal maupun
vertical. Sehingga anak bangsa yang memiliki kebutuhan yang terbatas ini sering
termarginalkan. Pelayanan pendidikan ini memang memerlukan sarana dan prasarana
yang cukup besar tapi bukan berarti harus ditinggalkan karena mereka mempunyai hak
yang sama untuk mendapatkan pendidikan.
Dalam penyelenggaraannya pendidikan ini masih belum terlaksana dengan baik
karena tidak terakomodasinya kebutuhan siswa di luar kelompok siswa normal.
Pendidikan inklusif yang kini berjalan belum terealisasi secara maksimal. Masyarakat
pun belum memahami mengenai paradigma pendidikan inklusif sehingga tidak dapat
berpartisipasi didalamnya. Partisipasi masyarakat merupakan komponen yang sangat
penting bagi keberhasilan pendidikan inklusif.
Peran serta masyarakat yang berupa kerjasama kemitraan antara sekolah dengan
pemerintah, orang tua, dan kelompokkelompok masyarakat serta organisasi
kemasyarakatan lainnya dilindungi oleh undang-undang atau peraturan-peraturan
pemerintah yang mendasari kerjasama kemitraan. Wasliman (dalam Nuraeni, 2016: 222)
mengatakan peran serta masyarakat sangat penting diwujudkan dalam implementasi
pendidikan kebutuhan khusus, karena masyarakat memiliki berbagai sumberdaya yang
dibutuhkan sekolah dan sekaligus masyarakat juga sebagai pemilik sekolah di samping
pemerintah.
Pemerintah telah membuat aturanaturan tentang pendidikan di Indonesia. Dalam
undang-undang terdapat beberapa aturan tentang dasar hukum yang mengatur pada
pendidikan tersebut. “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan”. (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 9).
Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan
dan komite sekolah.
Indikator partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pendidikan
inklusif untuk anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:
1. ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha dalam
pelasanaan pendidikan inklusif yang dilakukan langsung maupun melalui
lembaga-lembaga yang ada
2. ikut serta bermusyawarah dalam mengambil keputusan tentang penentuan
program sekolah yang dianggap sesuai dan baik untuk anak berkebutuhan khusus
3. ikut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk
dalam hal ini memberikan sumbangan, baik berupa tenaga, iuran uang dan
material lainnya
4. ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersama termasuk di dalam
mengajukan saran, kritik dan meluruskan masalah yang tidak sesuai dengan apa
yang telah diputuskan tersebut
5. dengan istilah lain ikut serta bertanggung jawab terhadap berhasilnya pelaksanaan
program yang telah ditentukan bersama
6. ikut serta menikmati dan memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
Daftar Pustaka

Buana, Abadimas Adi. 2018. Keterlibatan Orang Tua dalam Penanganan Anak Berkebutuhan
Khusus. Jurnal Unipasby. Volume 02. Nomor 1

Darmono Al. 2015. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Ejourrnal
Iaingawi. Volume 3. Nomor 1

Nuraeni, Siti Hajah, dkk. 2016. Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Pelaksanaan
Pendidikan Inklusif untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal UNPAD. Volume 3.
Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai