Anda di halaman 1dari 11

SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

PENDEKATAN KOMUNIKASI PADA KOMUNITAS DALAM


PENDAMPINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1Septo Nurohman
2Mutia Rahmi Pratiwi
1,2 Universitas Dian Nuswantoro

mutia.rahmi@dsn.dinus.ac.id

Abstrak
Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dari pendidikan formal maupun non
formal, termasuk anak berkebutuhan khusus. Salah satu pendidikan yang ditempuh melalui jalun non
formal adalah pembelajaran di rumah belajar atau komunitas berbasis pendidikan anak berkebutuhan
khusus. Roemah Nanas Semarang merupakan salah satu komunitas yang fokus pada kemajuan
pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan pengembangan skill anak dan pendalaman pengetahuan
umum untuk hidup di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan
komunikasi interpersonal yang dilakukan pengajar dalam proses pendampingan anak berkebutuhan
khusus. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam proses pendampingan anak berkebutuhan khusus, para pengajar menggunakan pendekatan
kecakapan komunikasi interpersonal secara verbal dan visual. Kendala yang dihadapi selama proses
pembelajaran adalah keberagaman anak berkebutuhan khusus dalam hal potensi dan keterbatasan
sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda pula. Hasilnya, ketika dilakukan pendekatan
komunikasi yang berbeda maka anak akan merasa lebih nyaman selama proses pembelajaran dan
merasa dekat dengan pengajar. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti terkait proses
interaksi dalam mengajar anak berkebutuhan khusus dan dampak jangka panjang yang diperoleh
siswa dikolaborasikan dengan proses pembelajaran dirumah dan sekolah formal.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Disabilitas, Metode Pembelajaran

Abstract
Every child has the right to obtain proper education from formal and non-formal education, including
children with special needs. One of the education that is taken through non-formal ways is learning in
learning houses or community-based education for children with special needs. Roemah Nanas
Semarang is a community that focuses on the advancement of education for children with special
needs by developing children's skills and deepening general knowledge to live in the community. This
study aims to describe the interpersonal communication approach carried out by teachers in the
process of mentoring children with special needs. The method used is descriptive qualitative. The
results showed that in the process of mentoring children with special needs, the teachers used a verbal
and visual interpersonal communication skills approach. The obstacle faced during the learning
process is the diversity of children with special needs in terms of potential and limitations so that a
different approach is needed. The result, when a different communication approach is used, the child
feels comfortable during the learning process and feels close to the teacher. In further research, it is
hoped that it can examine the interaction process in teaching children with special needs and the long-
term impact obtained by students in collaboration with the learning process at home and formal
schools.
Keywords: Interpersonal communication, Disabilities, Learning methods

PENDAHULUAN karena adanya tatap muka secara langsung


Komunikasi interpersonal memiliki (face to face) sehingga membuat masing-
efek untuk mempengaruhi orang lain masing pihak dapat mengetahui respon dari

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 14


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

pesan yang disampaikan dan mengurangi 4/13/individu-berkebutuhan-khusus-


ketidakjujuran dalam berkomunikasi (AW disabilitas/, diakses pada tanggal 28
Suratno, 2011:71). Komunikasi dilakukan Oktober 2020).
oleh semua orang, tak terkecuali oleh para Proses penyampaian pesan selama
pengajar dalam proses kegiatan belajar pembelajaran memerlukan komunikasi
mengajar. Pengajar memiliki tugas yang efektif sehingga tercipta suasana
mendidik, melatih, memotivasi, dan belajar yang baik dan nyaman. Komunikasi
mengevaluasi pendidikan murid. efektif mampu menghasilkan perubahan
Berdasar telaah peneliti terdapat sikap pada penerima pesan karena dalam
beberapa penelitian terdahulu berkaitan proses penyampaiannya menggunakan
dengan komunikasi pengajar terhadap anak bahasa yang jelas diperoleh feedback yang
berkebutuhan khusus. Pada tahun 2016, baik (Suprapto, 2017). Menurut Jalaludin
Nuryani, dkk melakukan penelitian (2008), komunikasi efektif ditandai dengan
komunikasi instruksional guru dan siswa adanya pengertian dan menimbulkan
berkebutuhan khusus di SMK Inklusi kesenangan antar kedua belah pihak,
menunjukan bahwa teknik pembelajaran terjadi perubahan tindakan dan
yang digunakan adalah ceramah, Tanya peningkatan hubungan sosial.
jawab, diskusi, demonstrasi dan tutor Komunikasi yang dilakukan
sebaya (Nuryani, dkk, 2016). Pada tahun pengajar dalam proses belajar mengajar
2019, Saihu meneliti tentang Komunikasi ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
pendidik terhadap anak berkebutuhan yang relevan dari para murid, menanggapi
khusus menunjukan bahwa proses hal-hal yang murid katakan dan untuk
pembelajaran di kelas dilakukan dengan menggambarkan pengalaman kelas yang
melibatkan tiga orang guru dan pengajar bagikan kepada murid. Proses
menggunakan metode demonstrasi pembelajaran yang berlangsung dapat
mencakup pemaknaan, kebahasaan dan meningkatkan keterampilan komunikasi
pemikiran yang disampaikan ke siswa bagi pengajar (Mohd dan Halim, 2014).
(Saihu, 2019). Dalam proses belajar untuk anak
Setiap anak berhak untuk berkebutuhan khusus diperlukan metode
memperoleh pendidikan tanpa terkecuali komunikasi dan pendampingan khusus.
termasuk anak berkebutuhan khusus secara Komunikasi berperan sangat penting dalam
formal maupun informal. Menurut kehidupan manusia. Berdasarkan hasil
Undang-Undang No. 8 tahun 2016, penelitian, waktu yang digunakan dalam
disabilitas sebagai orang yang mengalami berkomunikasi terdiri dari 50% untuk
keterbatasan fisik, intelektual, mental, mendengar, 35% untuk berbicara, 10%
atau sensoris dalam jangka waktu lama untuk membaca dan 5% digunakan untuk
sehingga mengalami mengalami menulis (Suprapto, 2011:1-2).
hambatan dan kesulitan untuk Di Kota Semarang, selain terdapat
berpartisipasi secara penuh dan efektif beberapa sekolah formal bagi disabilitas
dengan warga negara lainnya berdasarkan juga terdapat komunitas non formal
kesamaan hak layaknya sekolah luar biasa (SLB) yang
(https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2018/0 sudah terdaftar di Kementerian Pendidikan

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 15


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

dan Kebudayaan. Semarang memiliki pembelajaran dilakukan oleh Pratiwi,dkk


banyak sekolah-sekolah bagi anak-anak pada tahun 2020 menunjukan bahwa
disabilitas atau yang sering disebut terdapat sepuluh faktor yang mendukung
Sekolah Luar Biasa (SLB). Total terdapat perhatian siswa selama proses belajar
sebanyak 18 sekolah luar biasa di mengajar dan didominasi oleh faktor
Semarang seperti SLB C Putra Mandiri, perhatian yang diberikan pengajar (Pratiwi,
SLB Negeri Semarang, dan SLBS Autisma M. R., Rosalia, N., & Aliya, F. N., 2020).
Yogasmara. Selain sekolah formal yang Berdasar analisis rujukan referensi
terdaftar dikementerian Pendidikan. penelitian sebelumnya dan urgensi
(http://datasekolah.net/kumpulan-sekolah- pendekatan komunikasi dalam proses
luar-biasa-slb-recommended-di-kota- belajar, maka dilakukanlah penelitian ini
Semarang/, Diakses pada tanggal 06 Maret dengan judul analisis pendekatan
2020). komunikasi dalam mengajar anak
Komunitas cukup besar di berkebutuhan khusus di Roemah Nanas
Semarang adalah Sahabat Difabel dan Semarang. Teori yang digunakan pada
Roemah Difabel. Komunitas lainnya yang penelitian ini adalah teori kecakapan
terus berkembang hingga saat ini adalah komunikasi sebagai dasar analisa
komunitas Roemah Nanas yang masih pendekatan komunikasi yang dilakukan
tergabung dengan Roemah Difabel. oleh relawan atau volunteer komunitas.
Roemah Nanas memfasilitasi relawan
untuk mengajar dan bermain bersama METODE PENELITIAN
anak-anak disabilitas. Hal yang menarik Penelitian ini menggunakan jenis
untuk dikaji lebih mendalam adalah penelitian kualitatif, yaitu proses penelitian
bagaimana pengalaman para pengajar dilakukan secara natural sesuai dengan
dalam mengajar anak berkebutuhan khusus kondisi objek penelitian di lapangan
di Roemah Nanas Semarang karena (Arifin, 2012:140). Jenis penelitian
diberlakukannya pembelajaran intensif per kualitatif mengedepankan pendekatan
individu. Berdasar hasil observasi peneliti, naturalistik yang melihat lingkungan
jumlah relawan yang tergabung hingga alamiah tanpa adanya manipulasi
Juni 2020 sudah mencapai lebih dari 30 (Chaedar, 2006 dalam Saihu, 2019).
orang. Metode penelitian yang digunakan
Hasil observasi menunjukan bahwa adalah deskriptif kualitatif. Metode ini
telah dilakukan beberapa penelitian terkait menggambarkan dan menginterpretasikan
disabilitas dan proses pembelajaran. data yang terkumpul dengan merekam
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, berbagai aspek situasi yang ada sehingga
dkk pada tahun 2019 menunjukan bahwa diperoleh gambaran secara keseluruhan
anak autis menunjukan beragam bentuk terkait keadaan yang sebenarnya
komunikasi non verbal di jenjang (Kriyantono, 2007 dalam Suherman, A.
pendidikan TK sebagai bentuk adaptasi di (2014). Menurut Moelong (2010), data
awal masa pra sekolah (Pratiwi, M. R., yang dikumpulkan dalam metode
Mardiana, L., & Yusriana, A., 2019). deskriptif berupa kata dan gambar yang
Penelitian terkait komunikasi selama terkumpul dalam naskah wawancara,

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 16


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

catatan observasi, foto, video, maupun


dokumen resmi lainnya.
Proses penelitian yang dilakukan
adalah terjun langsung ke lapangan dan
berinteraksi langsung dengan subjek
penelitian untuk observasi dan wawancara.
Hasil observasi yang dilakukan bertujuan
untuk memperkuat data primer yang Gambar 1
diperoleh selama proses wawancara. Hasil Logo Roemah Nanas
wawancara yang didukung dengan Sumber : Roemah Nanas
observasi dan studi literatur kemudian
dideskripsikan dan dianalisis dengan teori Komunitas ini terinspirasi dari seri
yang sesuai di tataran komunikasi animasi Spongebob Squarepants yang
interpersonal. memiliki rumah berbentuk seperti buah
nanas. Spongebob memiliki sifat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN ceria, mudah bergaul dengan siapa saja,
Komunitas Roemah Nanas: Rumah rajin dan tepat waktu, kreatif dan semangat
Belajar Anak Berkebutuhan Khusus dalam bekerja. Gambar Roemah Nanas
Roemah Nanas merupakan merupakan gabungan dari helm astronaut
komunitas yang peduli dengan anak-anak dan buah Nanas. Helm astronaut
berkebutuhan khusus di kota Semarang. menggambarkan luar angkasa yang berarti
Komunitas ini digagas oleh Fahmi kebebasan berimajinasi dan berkarya yang
Maulana Syahputra dan dibantu oleh berguna bagi orang lain. Orang-orang yang
Hanan Maulana dalam proses tergabung dalam komunitas Roemah
pembentukan komunitas. Secara resmi Nanas disebut sebagai Nastronaut.
terbentuk pada hari disabilitas (https://www.instagram.com/roemahnanas/
Internasional tepatnya pada tanggal 03 ?hl=id, Diakses pada tanggal 27 Oktober
Desember 2019 dengan delapan orang 2020).
pengurus tetap. Berbagai program unggulan yang
Latar belakang terbentuknya dilaksanakan oleh Roemah Nanas adalah:
Romeah Nanas dikarenakan banyaknya 1. Nasbar (Nastronaut Menggambar),
mahasiswa yang berkeinginan terjun dalam kegiatan belajar meliputi
kegiatan-kegiatan sosial. Roemah Nanas menggambar dan bermain bersama
mewadahi para mahasiswa yang berjiwa disabilitas yang diadakan rutin
sosial untuk menyalurkan keinginannya dalam dua minggu sekali pada hari
pada hal yang bersifat positif dan memiliki sabtu jam 09.00.
manfaat. Tujuan lainnya adalah membantu 2. Naskom (Nastronaut Ngajar
penyandang disabilitas dalam memperoleh Komputer), kegiatan belajar
eksistensinya sebagai warga negara yang menggunakan komputer bersama
setara dengan pembekalan skill serta disabilitas diadakan rutin setiap hari
pengetahuan umum terkait kehidupan senin jam 09.00.
bermasyarakat mengenai akhlak yang baik.

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 17


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

3. Nasji (Nastronaut Mengaji), adalah dengan kendala yang dihadapi termasuk


kegiatan mengaji rutin rumah memahami perbedaan masing-masing
Nanas setiap hari kamis. siswa dari segi potensi dan kelemahan
4. Podnas (Podcast Nastronaut), yang dimiliki (Sukmadinata , 2005).
merupakan podcast dari Roemah Pengajar pada saat mengajar
Nanas yang berisi menyuarakan isi menerapkan komunikasi yang dapat
hati anak-anak disabilitas maupun mendorong para murid untuk menjadi
motivasi. murid yang aktif, dan semangat dalam
Selain program rutin mingguan belajar. Para pengajar sudah memiliki
terdapat program rutin dengan jangka pengalaman mengajar baik secara formal
waktu bulanan bahkan tahunan atau non formal. Berbekal pengalaman
diantaranya: mengajar sebelumnya, pengajar terlihat
1. Nanas Meramu, merupakan lebih percaya diri pada saat mengajar
kegiatan sharing ilmu secara walaupun terdapat perbedaan dikarenakan
daring melalui media whatsapps anak-anak berkebutuhan khusus
yang bertujuan untuk saling karakternya sangat unik dan membutuhkan
berbagi ilmu dengan orang lain. cara komunikasi yang berbeda dengan
2. Ini kisahku, merupakan kegiatan anak-anak normal pada umumnya.
mengumpulkan cerita pengalaman Informan pertama adalah LW,
dalam bidang sosial dimana cerita mahasiswi yang berusia 19 tahun. LW
yang terpilih akan dirangkum sebelumnya memiliki pengalaman sebagai
dalam sebuah buku dan mentor desain sketsa dan pola untuk
diterbitkan. busana di BPPTK (Badan Pengembangan
3. Pesantren kilat, merupakan Produktivitas Tenaga Kerja Provinsi Jawa
kegiatan keagamaan anak-anak Tengah). LW bergabung menjadi relawan
disabilitas selama dua hari dan di Roemah Nanas selama satu tahun dan
diikuti oleh maksimal seratus menjadi salah satu tim pada bagian media.
anak-anak disabilitas. Informan kedua adalah HM
Mahasiswa dan pengusaha berusia 22
Identitas Pengajar
tahun. HM memiliki pengalaman
Pengajar berperan dalam membantu
mengajar di tingkat SMP dan bergabung
perkembangan intelektual, afektif dan
dengan komunitas Roemah Nanas sejak
psikomotorik anak melalui teknik
Desember 2019. Selain menjadi tenaga
penyampaian pesan berupa pengetahuan,
pengajar, HM juga menjadi salah satu tim
pemecahan masalah serta berbagai latihan
pada bagian media.
afektif dan ketrampilan pada anak.
Informan ketiga adalah FMS,
Pengajar juga berperan sebagai pendidik
konten kreator dan desain berusia 23 tahun.
yang berperan menanamkan nilai ideal
FMS memiliki pengalaman menjadi
yang menjadi standart di masyarakat.
relawan mengajar melalui inspirator
Keberagaman perkembangan anak
Indonesia, pengajar di LAZ UDINUS, dan
menuntut pengajar untuk melakukan
pemateri pengabdian SPECTRA ITB. FMS
adaptasi dalam proses pembelajaran sesuai
bergabung dengan Roemah Nanas pada

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 18


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

Desember 2019 dan menjabat sebagai berkebutuhan khusus dapat mengikuti


ketua komunitas Roemah Nanas. proses belajar dan tidak tertinggal dengan
anak-anak yang lain. Informan HM
Kendala dalam Proses Pengajaran menyatakan bahwa “…Pendekatanya beda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Ketika kita menjelaskan sesuatu mereka
terdapat beberapa kendala yang dihadapi lebih cepat paham meskipun harus ada
oleh pengajar. (1) Keberagaman karakter penangan lebih. Kalo anak-anak difabel itu
anak-anak disabilitas dihadapi oleh para harus ada penekanan lebih. Seperti
pengajar di Roemah Nanas, seperti yang perhatianya misal buat garis harus
dinyatakan oleh HM “Karakternya beda- didampingi terus pas buat garis”.
beda jadi harus didampingi dan lebih
Berdasarkan informasi dari
diperhatikan. Kadang mereka ngambek
narasumber pendekatan personal yang
kalo itu bukan kesukaan. Ada anak yang
dilakukan yaitu seperti pada saat
disuruh apa tapi dia tidak mau dan tidak
menggambar anak-anak harus selalu
suka anaknya langsung diem dan cuek”
diperhatikan dan tidak bias dipaksa. Hal
Karakter yang sangat rawan dan perlu
tersebut juga diungkapkan oleh informan
kehati-hatian saat mengajar anak-anak
ketiga bahwasannya anak-anak di Roemah
adalah disabilitas mental. Mereka yang
Nanas susah berfikir. FMS menyatakan
mengalami disabilitas mental rawan akan
bahwa “Kendalanya itu susah berfikir,
stres dan mudah merasa tertekan. Apabila
sebenarnya bisa dikatakan bukan kendala
hal tersebut terjadi maka sewaktu-waktu
juga karena memang itu sudah mutlak
emosinya tersebut dapat meluap.
dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus.
(2) Penggunaan bahasa yang
Mereka itu untuk buat garis atau lingkaran
digunakan saat mengajar harus dibuat
saja bisa 5 menit lebih”
sesederhana mungkin. Informan LW
menyatakan bahwa “…Kalo berkebutuhan Teori Kecakapan Komunikasi
khusus pake bahasa yang lebih sederhana, Interpersonal
terus lebih sabar, mengulang misal anak-
Robins mendefinisikan kecakapan
anaknya belum paham diulang lagi, dan
sebagai kemampuan individu untuk
lebih personal mendapingi satu persatu”
mengerjakan berbagai macam tugas dalam
Ketika pengajar bertemu dengan anak
suatu pekerjaan. Terdapat dua kemampuan
disabilitas intelektual maka kesulitan yang
yang dimiliki seseorang yaitu kemampuan
dihadapi adalah dalam memproses
secara intelektual dan kemampuan secara
informasi serta keterbatasan dalam
fisik. Kemampuan intelektual diperlukan
berkomunikasi sehingga bahasa yang
dalam mengerjakan kegiatan yang bersifat
digunakan harus sederhana dan mudah
mental dan kemampuan secara fisik
dimengerti.
dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan
(3) Pendekatan yang berbeda pada yang menuntut kecekatan, stamina,
setiap anak sehingga pendampingan kekuatan dan keterampilan (AW Suratno,
dilakukan secara personal. Pendampingan 2011:72). Keterampilan utama yang
personal dibutuhkan agar anak-anak dimiliki seseorang dalam membina

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 19


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

hubungan baik dengan siapapun dan menulis huruf a dengan tangan di udara,
dimanapun disebut dengan ketrampilan seperti kita menulis mengawang diudara
komunikasi (Ilhamsyah, 2016:21). dengan tangan biar anak-anak bisa lebih
Kecakapan komunikasi merupakan memperhatikan”.
kemampuan yang menunjukan (2) Berbicara dengan bahasa yang
keterampilan seseorang dalam melakukan digunakan anak-anak berkebutuhan khusus
tindakan untuk memecahkan persoalan merupakan bagian dari kecakapan
yang ditemui dalam kehidupan keseharian komunikasi secara lisan pengajar di
(Muhammad, 2014:117). Kecakapan Roemah Nanas. Hal ini bertujuan agar
komunikasi menurut Ilhamsyah, 2016 anak anak cepat memahami pesan yang
mencakup kecakapan komunikasi lisan, disampaikan. Berikut penjelasan FMS
tulisan dan visual. Dimana ketiga hal ini “Bahasanya lebih menyesuaikan, bebas,
yang diteliti secara mendalam pada kata-kataku sehari-hari kalo sekarang. Kalo
penelitian ini. dulu saya malah formal dan takut juga,
takut salah ngomong. Kalo sekarang bebas
sambil bercanda. Misal contoh lagi gambar
Implementasi Kecakapan Komunikasi
bulan terus saya bercandain ‘ih gambare
Pengajar dalam Penyampaian Pesan
kaya badut, sini saya ajari’ terus mereka
Kecakapan komunikasi secara lisan
bilang ‘oh iya mas, ajari mas”
meliputi berbagai hal diantaranya:
Keahlian menyesuaikan cara berbicara (3) Bahasa dan kosa kata yang
kepada orang yang berbeda; Gaya dan digunakan pengajar harus sesederhana
pendekatan yang sesuai lawan yang diajak mungkin agar mudah dimengerti dan
bicara (Audience); dan Memahami bahasa dipahami pada saat menjelaskan materi.
isyarat tubuh (non verbal) (Ilhamsyah, Terdapat beberapa kata yang tidak
2016:28). dimengerti oleh anak-anak berkebutuhan
Hasil penelitian menunjukan khusus sehingga harus menggunakan kata-
beberapa kecakapan komunikasi yang kata persamaan yang lebih sederhana dan
dilakukan oleh para pengajar. (1) mudah dimengerti. Berikut pernyataan
Komunikasi non verbal merupakan bahasa LW:“Harus pake bahasa yang sederhana,
isyarat tubuh seperti gerakan tangan, kata istilah atau bahasa baku itu tidak di
gesture tubuh dan mimik wajah. Pengajar pake. Contohnya itu kata hobi, kata hobi
di komunitas Roemah Nanas tidak itu tidak dipakai tapi diaganti dengan kata
menggunakan bahasa non verbal berupa kesukaan. Karena mereka itu belum
gerakan tangan dengan tujuan agar tidak paham” . Informan FMS menambahkan
terkesan monoton dan menarik perhatian "Kalo dulu lebih formal dan hati-hati
anak untuk mendengar. Informan LW dalam milih kata. Kalo sekarang sudah
menyatakan bahwa “Tidak semua bisa biasa malah make bahasa sehari-hari yang
meniru tulisan, jadi sering kebalik seperti biasa dipakai anak-anak difabel”.
huruf b dengan d. Jadi kita mengingatkan
(4) Sering diajak bicara merupakan
lagi semisal huruf a itu seperti apa. Cara
bentuk respon yang baik terhadap pesan
kita mengingatkan itu kita meragakan cara
yang disampaikan. Berlangsungnya

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 20


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

komunikasi antara pengajar dengan siswa jenuh dan menambah pemahaman tentang
dapat mengidupkan proses belajar karena objek yang digambar”
adanya interaksi didalamnya. Informan (7) Bercanda. Salah satu informan
LW menegaskan bahwa “Komunikasi yang menyebutkan kalo dirinya mengajar justru
biasa kita lakukan normal tapi ada yang lebih banyak bercanda sambil bercerita
susah juga. Seperti ada yang susah yang dirasa lebih efektif untuk membuat
menjawab, orangnya pendiam. Jadi perlu anak-anak menjadi paham dan mengerti
sering diajak bicara dan dituntun”. dengan apa yang diajarkan. FMS
Terdapat beberapa anak yang memiliki menceritakan pengalamannya mengajar
karakter pendiam dan pemalu. Agar dapat berikut ini “Kalo saya mengajar itu malah
mengikuti pelajaran dengan baik anak- lebih banyak guyonan, cerita sambil
anak dengan karakter tersebut harus sering guyonan (bercanda). Sekitar 75% saya
diajak bicara dan dituntun. Interaksi dalam ngajar itu malah guyonan. Tapi tetap
belajar di Roemah Nanas tidak selalu diselipin edukasi, ngajar sambil guyon itu
berhubungan dengan materi yang sedang malah lebih masuk. Anak-anak jadi lebih
diajarkan karena tujuan utama dari cepat paham dengan yang kita sampaikan”.
interaksi atau mengajak bicara anak-anak Tertawa merupakan metode yang paling
adalah bentuk pendekatan agar semakin efektif dalam menghilangkan kejenuhan
akrab dan anak-anak merasa nyaman maupun suasana kaku pada saat proses
(5) Pengajar harus menguasai belajar mengajar.
tinggi redahnya suara dan irama (intonasi). (8) Mengulang-ulang kalimat.
Setiap orang memiliki cara dan gaya Dalam berkomunikasi pengulangan juga
berbicara yang berbeda-beda, ada yang harus dilakukan secara terus menerus.
dengan volume keras atau pelan dan Tujuan dari pengulangan kalimat yang
dengan irama cepat atau lambat sesuai sering dilakukan saat berkomunikasi
dengan tujuan pembelajaran dan kondisi adalah agar anak-anak paham dan mengerti
siswa. FMS menyatakan bahwa “Kalo dengan materi yang disampaikan. Hal ini
penekanan pada saat mengajar itu tetap ada ditegaskan oleh LW “Mengulang-ulang
di bagian yang penting. Keras tapi bukan kalimat, misalnya ada yang belum paham
memarahi, misalnya gini ‘iki ya kudu dengan materi yag disampaikan kita jelasin
eling, nek ora mengko tak kon joget ning ulang sam pendeketan personal juga,
ngarep nek lali’ hukuman tapi guyon”. nerangin satu-satu, jadi ada relawan yang
mendampingi satu-satu”.
(6) Belajar dengan metode bercerita
Terdapat beberapa anak-anak yang
merupakan salah satu metode
sangat lambat dalam memproses kalimat
pembelajaran yang dilakukan di Roemah
atau pesan yang didengar, oleh karena itu
Nanas. LW menceritakan bahwa “Kalo
pengulangan kalimat sangat diperlukan
saat mengajar menggambar juga sambil
agar pesan dapat sampai dan dimengerti.
bercerita, seperti ini hewan ayam, ayam
Selain dengan mengulang-ulang kalimat
kakinya ada 2. tujuanya itu biar kosa kata
apabila terdapat anak-anak yang belum
mereka bertambah, menghilangkan rasa
paham, di Roemah Nanas juga terdapat
pengajar pendamping yang bertugas

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 21


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

mendampingi secara personal sehingga (Supriyono, 2010:9). Salah satu metode


membantu menjelaskan secara lebih dekat. belajar dan berkomunikasi di Roemah
mengulang-ulang kalimat juga bertujuan Nanas Semarang adalah dengan
agar anak-anak mudah dalam mengingat menggambar dengan tujuan mengasah
materi yang dipelajari. imajinasi masing-masing siswa. Semakin
detail objek yang di gambar maka akan
Komunikasi Verbal, Tulisan dan Media semakin baik pula pesan visual yang
Visual sebagai Metode Pembelajaran disampaikan.
Kecakapan komunikasi lisan Berdasarkan data yang diperoleh
merupakan kemampuan individu dalam pada saat wawancara, menggambar
merangkai kata-kata atau pesan kedalam menjadi salah satu pelajaran favorit bagi
bentuk tulisan (Purwanto, 2010:78). Hasil anak-anak berkebutuhan khusus. Dari
penelitian menunjukan bahwa Komunitas pengamatan penulis saat melakukan
Roemah Nanas tidak fokus pada metode observasi, dengan belajar menggambar
pengajaran dengan komunikasi tulisan. anak-anak terlihat lebih aktif dan antusias.
Komunikasi yang digunakan lebih banyak Berikut pernyataan FMS sebagai salah satu
secara lisan (dengan bercerita dan informan sekaligus pengajar “Pasti-kan
berbicara) dan komunikasi visual (belajar kalo rumah Nanas menggambar itu angka
menggambar). Komunikasi tulisan hanya satu misal jadi jerapah, angka dua jadi
dikenalkan sedikit, contohnya: memberi bebek angka tiga jadi burung hantu. Jadi
nama pada objek yang digambar dan sekalian menggambar juga belajar
memberi nama sendiri serta nama pengajar mengenal huruf dan angka”.
yang mengajar. FMS menegaskan bahwa Metode menggambar dengan
“Mengajar menggunakan media tulisan dimulai dari angka atau huruf digunakan
sangat jarang. Biasanya mengajar hanya agar anak-anak dapat lebih mudah dalam
menulis nama, nama gambar, dan juga mengingat huruf atau angka. Contohnya
nama pengajar. Jadi sangat jarang adalah angka 3 (tiga) digambar menjadi
mengajar tulisan yang sampai membentuk kelinci, dengan demikian pada saat
kalimat maupun paragraf hingga menjadi membicarakan kelinci anak-anak akan
sebuah cerita”. mengingat angka 3 sebagai perwujudan
Proses belajar yang dilalui hingga dari kelinci. Kecakapan seorang pengajar
saat ini belum sampai pada murid-murid dalam mengkomunikasikan sesuatu ke
menyusun kata-kata menjadi kalimat dan dalam media visual berupa gambar sangat
menjadi sebuah cerita. Komunikasi tulisan diperlukan. Semakin baik dan nyata objek
belum sepenuhnya diterapkan di Roemah yang digambar maka antusias dan
Nanas karena anak-anak masih sulit perhatian para murid terhadap gambar
memahami dan mengenal abjad atau tersebut sangat tinggi. Tenaga pengajar di
angka. Komunitas Roemah Nanas memiliki
Kecakapan komunikasi visual keahlian mengilutrasikann sesuatu dalam
merupakan kemampuan individu dalam bentuk visual. FMS menyatakan bahwa
mengkomunikasikan pesan melalui “Terakhir kemarin kita menggambar
kekuatan visual seperti media gambar hewan-hewan dikebun binatang. Nah disitu

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 22


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

dijelasin hewan apa, kebun binatang itu pendekatan yang disesuaikan dengan
apa, hewan ini suaranya gimana, warnanya kemampuan dan karakter masing-masing
apa jadi saat gambarpun kita sambil anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini
bercerita untuk menambah wawasan dapat menjadi rujukan bagi komunitas
mereka”. yang bergerak di pendidikan anak
Deskripsi tentang objek yang berkebutuhan khusus maupun bentuk
digambar selalu dilakukan dengan tujuan sekolah non formal lainnya dalam
agar wawasan dan pemahaman anak-anak pengembangan metode pembelajaran dari
semakin meningkat. Menggambar menjadi sisi komunikasi interpersonal. Penelitian
salah satu sarana yang efektif untuk dapat menjadi rujukan untuk
meningkatkan imajinasi dan kreatifitas. pengembangan penelitian komunikasi di
Dalam sesi belajar menggambar tidak masa depan dengan memperdalam bagian
hanya fokus menggambar objek tertentu interaksi dan feedback pembelajaran
saja, akan tetapi diselipkan juga edukasi jangka panjang.
dalam gambar tersebut. Edukasi yang
disampaikan saat belajar menggambar
salah satunya adalah dengan memberikan DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, K. A. (2015). Pemanfaatan
deskripsi dari objek yang digambar.
Media Sosial bagi Pengembangan
Pemasaran UMKM (Studi
Metode Peningkatan Motivasi Belajar Deskriptif Kualitatif pada Distro di
Siswa Kota Surakarta). DutaCom
Terdapat dua belas bentuk dan Journal, 9(1), 43-43.
teknik yang dapat dilakukan dalam rangka Arifin, Z. (2014). Penelitian pendidikan
menumbuhkan motivasi belajar, metode dan paradigma baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
diantaranya: memunculkan inovasi,
Offset
memberikan contoh, penggunaan bahasa AW, Suratno. (2011). Komunikasi
yang sederhana, memberikan kesempatan Interpersonal. Yogyakarta: Graha
maju ke depan, permainan, memberikan Ilmu.
nilai dan hadiah, memberikan saingan, https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2018/04/
memberikan ulangan atau tantangan, 13/individu-berkebutuhan-khusus-
memberikan pujian, memberikan hukuman disabilitas/, diakses pada tanggal 28
Oktober 2020
dan tujuan yang diakui (B.Uno, 2010:3-4).
http://datasekolah.net/kumpulan-sekolah-
luar-biasa-slb-recommended-di-
KESIMPULAN kota-Semarang/, Diakses pada
Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa tanggal 06 Maret 2020)
dalam proses belajar mengajar di https://www.instagram.com/roemahnanas/?
Komunitas Roemah Nanas, para pengajar hl=id, Diakses pada tanggal 27
Oktober 2020
lebih mengedepankan pendekatan
Ilhamsyah, M. R. (2016). Keterampilan
komunikasi interpersonal sehingga siswa Komunikasi Mahasiswa Fakultas
dapat merasa lebih nyaman dalam proses Dakwah. Universitas Islam Negeri
belajar. Para pengajar juga menyatakan Sunan Ampel Surabaya.
bahwa mereka melakukan berbagai

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 23


SOSFILKOM Volume XIV Nomor 02 Juli-Desember 2020

Jalaludin Rakhmat. 2008. Psikologi


Komunikasi, edisi revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhammad, A. (2014). Anak Cerdas
Bahagia Dengan Pendidikan Positif.
Bandung: Mizan.
Moleong, J.Lexy. (2010). Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Pratiwi, M. R., Mardiana, L., & Yusriana,
A. (2019). Komunikasi Non Verbal
Anak Autis pada Masa Adaptasi
Pra Sekolah. KOMUNIDA: Media
Komunikasi dan Dakwah, 9(1), 37-
52.
Pratiwi, M. R., Rosalia, N., & Aliya, F. N.
(2020). INTERPERSONAL
COMMUNICATION FACTORS
FORMING SUPPORTIVE
LEARNING ENVIRONMENTS
AT DIAN NUSWANTORO
UNIVERSITY
SEMARANG. Profetik: Jurnal
Komunikasi, 13(1), 117-137.
Saihu, S. (2019). KOMUNIKASI
PENDIDIK TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
SEKOLAH KHUSUS ASY-SYIFA
LARANGAN. Andragogi: Jurnal
Pendidikan Islam dan Manajemen
Pendidikan Islam, 1(3), 418-440.
Suherman, A. (2014). Implementasi
kurikulum baru tahun 2013 mata
pelajaran pendidikan jasmani (studi
deskriptif kualitatif pada SDN
Cilengkrang). Mimbar Sekolah
Dasar, 1(1), 71-76.
Suprapto, H. A. (2018). Pengaruh
komunikasi efektif untuk
meningkatkan hasil belajar
mahasiswa. Khazanah
Pendidikan, 11(1).
Suprapto, T. (2011). Pengantar Ilmu
Komunikasi. Yogyakarta: CAPS.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005).
Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Jakarta : PT.Remaja
Rosdakarya

Diterbitkan oleh FISIP UMC | 24

Anda mungkin juga menyukai