mutia.rahmi@dsn.dinus.ac.id
Abstrak
Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dari pendidikan formal maupun non
formal, termasuk anak berkebutuhan khusus. Salah satu pendidikan yang ditempuh melalui jalun non
formal adalah pembelajaran di rumah belajar atau komunitas berbasis pendidikan anak berkebutuhan
khusus. Roemah Nanas Semarang merupakan salah satu komunitas yang fokus pada kemajuan
pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan pengembangan skill anak dan pendalaman pengetahuan
umum untuk hidup di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan
komunikasi interpersonal yang dilakukan pengajar dalam proses pendampingan anak berkebutuhan
khusus. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam proses pendampingan anak berkebutuhan khusus, para pengajar menggunakan pendekatan
kecakapan komunikasi interpersonal secara verbal dan visual. Kendala yang dihadapi selama proses
pembelajaran adalah keberagaman anak berkebutuhan khusus dalam hal potensi dan keterbatasan
sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda pula. Hasilnya, ketika dilakukan pendekatan
komunikasi yang berbeda maka anak akan merasa lebih nyaman selama proses pembelajaran dan
merasa dekat dengan pengajar. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti terkait proses
interaksi dalam mengajar anak berkebutuhan khusus dan dampak jangka panjang yang diperoleh
siswa dikolaborasikan dengan proses pembelajaran dirumah dan sekolah formal.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Disabilitas, Metode Pembelajaran
Abstract
Every child has the right to obtain proper education from formal and non-formal education, including
children with special needs. One of the education that is taken through non-formal ways is learning in
learning houses or community-based education for children with special needs. Roemah Nanas
Semarang is a community that focuses on the advancement of education for children with special
needs by developing children's skills and deepening general knowledge to live in the community. This
study aims to describe the interpersonal communication approach carried out by teachers in the
process of mentoring children with special needs. The method used is descriptive qualitative. The
results showed that in the process of mentoring children with special needs, the teachers used a verbal
and visual interpersonal communication skills approach. The obstacle faced during the learning
process is the diversity of children with special needs in terms of potential and limitations so that a
different approach is needed. The result, when a different communication approach is used, the child
feels comfortable during the learning process and feels close to the teacher. In further research, it is
hoped that it can examine the interaction process in teaching children with special needs and the long-
term impact obtained by students in collaboration with the learning process at home and formal
schools.
Keywords: Interpersonal communication, Disabilities, Learning methods
hubungan baik dengan siapapun dan menulis huruf a dengan tangan di udara,
dimanapun disebut dengan ketrampilan seperti kita menulis mengawang diudara
komunikasi (Ilhamsyah, 2016:21). dengan tangan biar anak-anak bisa lebih
Kecakapan komunikasi merupakan memperhatikan”.
kemampuan yang menunjukan (2) Berbicara dengan bahasa yang
keterampilan seseorang dalam melakukan digunakan anak-anak berkebutuhan khusus
tindakan untuk memecahkan persoalan merupakan bagian dari kecakapan
yang ditemui dalam kehidupan keseharian komunikasi secara lisan pengajar di
(Muhammad, 2014:117). Kecakapan Roemah Nanas. Hal ini bertujuan agar
komunikasi menurut Ilhamsyah, 2016 anak anak cepat memahami pesan yang
mencakup kecakapan komunikasi lisan, disampaikan. Berikut penjelasan FMS
tulisan dan visual. Dimana ketiga hal ini “Bahasanya lebih menyesuaikan, bebas,
yang diteliti secara mendalam pada kata-kataku sehari-hari kalo sekarang. Kalo
penelitian ini. dulu saya malah formal dan takut juga,
takut salah ngomong. Kalo sekarang bebas
sambil bercanda. Misal contoh lagi gambar
Implementasi Kecakapan Komunikasi
bulan terus saya bercandain ‘ih gambare
Pengajar dalam Penyampaian Pesan
kaya badut, sini saya ajari’ terus mereka
Kecakapan komunikasi secara lisan
bilang ‘oh iya mas, ajari mas”
meliputi berbagai hal diantaranya:
Keahlian menyesuaikan cara berbicara (3) Bahasa dan kosa kata yang
kepada orang yang berbeda; Gaya dan digunakan pengajar harus sesederhana
pendekatan yang sesuai lawan yang diajak mungkin agar mudah dimengerti dan
bicara (Audience); dan Memahami bahasa dipahami pada saat menjelaskan materi.
isyarat tubuh (non verbal) (Ilhamsyah, Terdapat beberapa kata yang tidak
2016:28). dimengerti oleh anak-anak berkebutuhan
Hasil penelitian menunjukan khusus sehingga harus menggunakan kata-
beberapa kecakapan komunikasi yang kata persamaan yang lebih sederhana dan
dilakukan oleh para pengajar. (1) mudah dimengerti. Berikut pernyataan
Komunikasi non verbal merupakan bahasa LW:“Harus pake bahasa yang sederhana,
isyarat tubuh seperti gerakan tangan, kata istilah atau bahasa baku itu tidak di
gesture tubuh dan mimik wajah. Pengajar pake. Contohnya itu kata hobi, kata hobi
di komunitas Roemah Nanas tidak itu tidak dipakai tapi diaganti dengan kata
menggunakan bahasa non verbal berupa kesukaan. Karena mereka itu belum
gerakan tangan dengan tujuan agar tidak paham” . Informan FMS menambahkan
terkesan monoton dan menarik perhatian "Kalo dulu lebih formal dan hati-hati
anak untuk mendengar. Informan LW dalam milih kata. Kalo sekarang sudah
menyatakan bahwa “Tidak semua bisa biasa malah make bahasa sehari-hari yang
meniru tulisan, jadi sering kebalik seperti biasa dipakai anak-anak difabel”.
huruf b dengan d. Jadi kita mengingatkan
(4) Sering diajak bicara merupakan
lagi semisal huruf a itu seperti apa. Cara
bentuk respon yang baik terhadap pesan
kita mengingatkan itu kita meragakan cara
yang disampaikan. Berlangsungnya
komunikasi antara pengajar dengan siswa jenuh dan menambah pemahaman tentang
dapat mengidupkan proses belajar karena objek yang digambar”
adanya interaksi didalamnya. Informan (7) Bercanda. Salah satu informan
LW menegaskan bahwa “Komunikasi yang menyebutkan kalo dirinya mengajar justru
biasa kita lakukan normal tapi ada yang lebih banyak bercanda sambil bercerita
susah juga. Seperti ada yang susah yang dirasa lebih efektif untuk membuat
menjawab, orangnya pendiam. Jadi perlu anak-anak menjadi paham dan mengerti
sering diajak bicara dan dituntun”. dengan apa yang diajarkan. FMS
Terdapat beberapa anak yang memiliki menceritakan pengalamannya mengajar
karakter pendiam dan pemalu. Agar dapat berikut ini “Kalo saya mengajar itu malah
mengikuti pelajaran dengan baik anak- lebih banyak guyonan, cerita sambil
anak dengan karakter tersebut harus sering guyonan (bercanda). Sekitar 75% saya
diajak bicara dan dituntun. Interaksi dalam ngajar itu malah guyonan. Tapi tetap
belajar di Roemah Nanas tidak selalu diselipin edukasi, ngajar sambil guyon itu
berhubungan dengan materi yang sedang malah lebih masuk. Anak-anak jadi lebih
diajarkan karena tujuan utama dari cepat paham dengan yang kita sampaikan”.
interaksi atau mengajak bicara anak-anak Tertawa merupakan metode yang paling
adalah bentuk pendekatan agar semakin efektif dalam menghilangkan kejenuhan
akrab dan anak-anak merasa nyaman maupun suasana kaku pada saat proses
(5) Pengajar harus menguasai belajar mengajar.
tinggi redahnya suara dan irama (intonasi). (8) Mengulang-ulang kalimat.
Setiap orang memiliki cara dan gaya Dalam berkomunikasi pengulangan juga
berbicara yang berbeda-beda, ada yang harus dilakukan secara terus menerus.
dengan volume keras atau pelan dan Tujuan dari pengulangan kalimat yang
dengan irama cepat atau lambat sesuai sering dilakukan saat berkomunikasi
dengan tujuan pembelajaran dan kondisi adalah agar anak-anak paham dan mengerti
siswa. FMS menyatakan bahwa “Kalo dengan materi yang disampaikan. Hal ini
penekanan pada saat mengajar itu tetap ada ditegaskan oleh LW “Mengulang-ulang
di bagian yang penting. Keras tapi bukan kalimat, misalnya ada yang belum paham
memarahi, misalnya gini ‘iki ya kudu dengan materi yag disampaikan kita jelasin
eling, nek ora mengko tak kon joget ning ulang sam pendeketan personal juga,
ngarep nek lali’ hukuman tapi guyon”. nerangin satu-satu, jadi ada relawan yang
mendampingi satu-satu”.
(6) Belajar dengan metode bercerita
Terdapat beberapa anak-anak yang
merupakan salah satu metode
sangat lambat dalam memproses kalimat
pembelajaran yang dilakukan di Roemah
atau pesan yang didengar, oleh karena itu
Nanas. LW menceritakan bahwa “Kalo
pengulangan kalimat sangat diperlukan
saat mengajar menggambar juga sambil
agar pesan dapat sampai dan dimengerti.
bercerita, seperti ini hewan ayam, ayam
Selain dengan mengulang-ulang kalimat
kakinya ada 2. tujuanya itu biar kosa kata
apabila terdapat anak-anak yang belum
mereka bertambah, menghilangkan rasa
paham, di Roemah Nanas juga terdapat
pengajar pendamping yang bertugas
dijelasin hewan apa, kebun binatang itu pendekatan yang disesuaikan dengan
apa, hewan ini suaranya gimana, warnanya kemampuan dan karakter masing-masing
apa jadi saat gambarpun kita sambil anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini
bercerita untuk menambah wawasan dapat menjadi rujukan bagi komunitas
mereka”. yang bergerak di pendidikan anak
Deskripsi tentang objek yang berkebutuhan khusus maupun bentuk
digambar selalu dilakukan dengan tujuan sekolah non formal lainnya dalam
agar wawasan dan pemahaman anak-anak pengembangan metode pembelajaran dari
semakin meningkat. Menggambar menjadi sisi komunikasi interpersonal. Penelitian
salah satu sarana yang efektif untuk dapat menjadi rujukan untuk
meningkatkan imajinasi dan kreatifitas. pengembangan penelitian komunikasi di
Dalam sesi belajar menggambar tidak masa depan dengan memperdalam bagian
hanya fokus menggambar objek tertentu interaksi dan feedback pembelajaran
saja, akan tetapi diselipkan juga edukasi jangka panjang.
dalam gambar tersebut. Edukasi yang
disampaikan saat belajar menggambar
salah satunya adalah dengan memberikan DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, K. A. (2015). Pemanfaatan
deskripsi dari objek yang digambar.
Media Sosial bagi Pengembangan
Pemasaran UMKM (Studi
Metode Peningkatan Motivasi Belajar Deskriptif Kualitatif pada Distro di
Siswa Kota Surakarta). DutaCom
Terdapat dua belas bentuk dan Journal, 9(1), 43-43.
teknik yang dapat dilakukan dalam rangka Arifin, Z. (2014). Penelitian pendidikan
menumbuhkan motivasi belajar, metode dan paradigma baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
diantaranya: memunculkan inovasi,
Offset
memberikan contoh, penggunaan bahasa AW, Suratno. (2011). Komunikasi
yang sederhana, memberikan kesempatan Interpersonal. Yogyakarta: Graha
maju ke depan, permainan, memberikan Ilmu.
nilai dan hadiah, memberikan saingan, https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2018/04/
memberikan ulangan atau tantangan, 13/individu-berkebutuhan-khusus-
memberikan pujian, memberikan hukuman disabilitas/, diakses pada tanggal 28
Oktober 2020
dan tujuan yang diakui (B.Uno, 2010:3-4).
http://datasekolah.net/kumpulan-sekolah-
luar-biasa-slb-recommended-di-
KESIMPULAN kota-Semarang/, Diakses pada
Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa tanggal 06 Maret 2020)
dalam proses belajar mengajar di https://www.instagram.com/roemahnanas/?
Komunitas Roemah Nanas, para pengajar hl=id, Diakses pada tanggal 27
Oktober 2020
lebih mengedepankan pendekatan
Ilhamsyah, M. R. (2016). Keterampilan
komunikasi interpersonal sehingga siswa Komunikasi Mahasiswa Fakultas
dapat merasa lebih nyaman dalam proses Dakwah. Universitas Islam Negeri
belajar. Para pengajar juga menyatakan Sunan Ampel Surabaya.
bahwa mereka melakukan berbagai