OLEH :
KELOMPOK 1
18 BKT 13
YARSINA DEWI ( )
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kenikmatan terutama nikmat atas diberikannya kesehatan. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan aliran Esensialisme?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Aliran Esensialisme
3) Johann Friederich Herbert yang hidup pada tahun 1776-1841, sebagais alah
seorang murid Immanuel Kant yang berpendapat dengan kritis, herbert
berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang
dengan kebajikan dari yang Mutlak dalam arti penyesuaian dengan hukum-
hukum kesusilaan dan inilah yang disebut proses pencapaian tujuan
pendidikan oleh Herbert sebagai ‘pengajaran yang mendidik’.
B. Aliran Progressivisme
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus berpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada
anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir,
guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa
terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena
itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Progresivisme
merupkan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar
pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata”, dan juga
pengalaman teman sebaya.
Dalam asas modern – sejak abad ke-16 Francis Bacon, John Locke, Rousseau,
Kant dan Hegel dapat dapat disebut sebagai penyumbang-penyumbang dalam proses
terjadinya aliran pragmatisme-Progressivisme. Dalam abad ke-19 dan ke-20 ini
tokoh-tokoh pragmatisme terutama terdapat di Amerika Serikat. Thomas Paine dan
Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada pragmatisme karena kepercayaan
mereka akan demokrasi dan penolakan terhadap sikap dogmatis, terutama dalam
agama.
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari
eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan
dia menegaskan agar fungsi otak atau fikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata
pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk
membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi teologis, dan menempatkannya da atas dasar
ilmu prilaku.
C. Aliran Perenialisme
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal dan abadi, dari
makna yang terkandung dalam kata itu’ aliran Perennialisme mengandung
kepercayaan filsafat yang berpegang teguh pada nilai-nilai dan norma-norma yang
bersifat kekal abadi. Esensi filsafat Perennial yakni berpegang teguh pada nilainila
atau norma-norma yang bersifat abadi (Dinn W, dkk, 2008:4.27). Selanjutnya,
Perenialisme memandang bahwa keadaan zaman modern adalah zaman yang
mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan, dan
kesimpangsiuran. Akibat zaman modern ini, telah menimbulkan banyak krisis di
berbagai bidang kehidupan umat manusia (Djumransjah, 2006:186).
1) Plato
Berpendapat, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi, yaitu nafsu,
kemauan, dan akal. Program pendidikan yang ideal adalah berorientasi pada
tiga potensi itu agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat dapat
terpenuhi.
2) Aristoteles
4) Hutchins
2) Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu : nafsu,
kemauan, dan pikiran. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah
‘kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani,
emosi, dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
3) Seperti halnya Plato dan Aristoteles, tujuan pendidikan yang diinginkan oleh
Thomas Aquinas adalah sebagai “Usaha mewujudkan kapasitas yang ada
dalam individu agar menjadi aktualitas” aktif dan nyata. Dalam hal ini
peranan guru adalah mengajar – memberi bantuan pada anak didik untuk
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
Dengan mengetahui tulisan yang berupa pikiran dari para ahli yang terkenal
tersebut, yang sesuai dengan bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua
keuntungan yakni :
1) Anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang telah
dipikirkan oleh orang-orang besar.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang berarti abadi atau kekal.
Perennialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke dua
puluh. Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi pada prinsip-prinsip
umum dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan oleh penganut
Perennialisme. Perennialisme memandang kebenaran sebagai hal yang konstan, abadi
atau perennial. Tujuan dari pendidikan, menurut pemikir perenialis, adalah
memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau
gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.
Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan kumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
tidak mungkin benar dimasa mendatang.
Esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya,
seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandell.
Pada tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The Esensialist
Commite for the Advancement of American Education”.
B. Saran
Tidak ada yang sempurna didunia ini kecuali ciptaan-Nya. Apalagi manusia tidak
ada daya apa-apa untuk menciptakan sesuatu. Demikian juga dengan karya ilmiah ini
yang jauh dari kesempurnaan. Penulis harap karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang telah membantu dan para pembaca. Kritik dan saran senantiasa saya
terima demi penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Prof. Imam. 1994. Filsafat Pendidikan: Sistem & Metode. Cetakan
kesepuluh. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Wahyudin, Dinn dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Edisi pertama, cetakan ketiga.
Jakarta: Universitas Terbuka.
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/aliranesensialis
me-dalam-filsafat.html
http://setyomulyono.blogspot.com/2013/06/makalah-filsafat-pendidikanaliran_9.html
(diakses 10