Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PKN II

“DEMOKRASI, PENDIDIKAN DEMOKRASI, PROSES BUDAYA


DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI”

OLEH 18 BKT 13
KELOMPOK 4

NADIA RIFANSYAH (18129023)

MIFTAHUL RISKA (18129135)

SUCI ANGELA WILLIAM (18129314)

DOSEN PENGAMPU :Dra. REINITA, M.PD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................3

BAB 1......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Masalah.............................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. DEMOKRASI, PENDIDIKAN DEMOKRASI, PROSES BUDAYA


DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI...........................................6

1. Pengertian Demokrasi...................................................................................6

2. Pendidikan Demokrasi..................................................................................9

3. Proses Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani............................12

B. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA.........................................16

C. PRINSIP RULE OF LAW.................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................24

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ DEMOKRASI, PENDIDIKAN DEMOKRASI, PROSES BUDAYA
DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI ”. Tujuan dari penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN II. Sebagai rasa terima kasih
atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Reinita,M.Pdselaku Dosen Pengampu Mata Kuliah PKN II.


2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun
guna menyempurnakan makalah ini.

Bukittinggi, 24 Januari 2020

Penulis

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu
negara ke negara lain. Dan Negara Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang berusaha untuk membangun sistem politik demokrasi sejak
menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945.

Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya


kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap
warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan, dimana mereka diberi
kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di Indonesia, hal ini telah diwujudkan
dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan
juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.

Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat


dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud
dengan adanya aksi demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk
menyampaikan beberapa aspirasinya kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah
banyak aksi-aksi demonstrasi yang mengatasnamakan demokrasi dan beberapa
diantaranya banyak menyita perhatian umum, baik dalam negeri maupun luar
negeri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Demokrasi ?
2. Apa pengertian Pendidikan Demokrasi ?
3. Apa Proses Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani ?
4. Bagaimana Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia?
5. Apa Prinsip Rule Of Law ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Demokrasi ?
2. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Demokrasi ?

4
3. Untuk mengetahui Proses Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat
Madani ?
4. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia?
5. Untuk Mengetahui Prinsip Rule Of Law ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEMOKRASI, PENDIDIKAN DEMOKRASI, PROSES BUDAYA


DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos”
berarti rakyat dan “kratos” atau “kratein”berarti kekuasaan. Konsep dasar
demokrasi dberarti “rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Istilah
demokrasi secara singkat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat
terakhir rakyat memberikan ketenytuan dalam masalah-masalah pokok mengenai
kehidupannya termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat.
Menurut Harris Soche (Nugroho 2017;7 ) demokrasi adalah bentuk
pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri
rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat.
pengertian demokrasi secara istilah yang dikemukakan para ahli
diantaranya, sebagai berikut:
a. Menurut Joseph A. Schemer
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.

6
c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah
dimintai tanggung jawab atas tindakan—tindakan mereka diwilayah
publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
d. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu system
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan. pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Affan Ghaffar dalam susisworo ( 2012, 3 ) memaknai demokrasi dalam


dua bentuk yaitu :
a. Demokrasi Normatif
Yaitu demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah
Negara.
b. Demokrasi Empirik
Yaitu demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis.

Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara


mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan
negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara
yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut
organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat
sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Jadi, Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdsarkan
kehidupan dan kemauan rakyat. Demokrasi mempunyai arti penting bagi
masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan demokrasi, hak masyarakat

7
untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Oleh karena itu,
istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting bagi rakyat walaupun secara
operasional implikasinnya di berbagai Negara tidak selalu sama.
Negara yang menganut asas kedaulatan rakyat atau demokrasi memiliki
ciri sebagai berikut.
a. Adanya lembaga perwakilan rakyat yang mencerminkan kehendak rakyat.
b. Adanya pemilihan umum yang bebas dan rahasia.
c. Adanya kekuasaan atau kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh lembaga
d. yang bertugas mengawasi pemerintah.
e. Adanya susunan kekuasaan badan atau lembaga negara ditetapkan dalam
UUD negara.

8
2. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratis di sini mencakup
arti baik secara horizontal maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan
sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara
vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai
tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kemampuannya.
Sedangkan dalam pendidikan itu sendiri, demokratis ditujukan dengan
pemusatan perhatian suatu usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya,
(intelegensi, kesehatan, serta keadaan sosial), dikalangan taman siswa dianut
sikap Tutwuri Handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak
untuk berkembang menurut kodratnya. Sehingga Demokratis dapat diartikan
sebagai sistem pendidikan yang mampu menawarkan kemungkinan kepada
peserta didik untuk dapat berkembang dan mengasah kemampuan nalar dan
pemikirannya secara bebas, serta mengembangkan potensi intelaktual siswa
melalui pendidikan formal.
Dengan demikian, demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang
mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik serta juga
dengan pengelola pendidikan. Karena itulah pendidikan demokratis dalam
pengertian yang luas patut selalu dianalisis sehingga memberikan manfaat dalam
praktek kehidupan dan pendidikan yang paling tidak mengandung hal-hal sebagai
berikut :
a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk
menjamin persaudaaan hak manusia dengan tidak memandang jenis

9
kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. dalam penddidikan, nilai-
nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu
dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau
hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
b. Setiap manusia memiliki perubahan kearah pikiran yang sehat.
Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus di
didik, karena dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan
berkembang kearah yang lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu,
sekolah sebagai lembaga pendidikan di harapkan dapat mengembangkan
kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-
persoalannya sendidri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta
kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan
kesempatan yang luas.
c. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
Dalam konteks ini,pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh
kepentingan individu-individu lain.dengan kata lain, seseorang menjadi
bebas karena orang lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu,
tidak ada seorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya
sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasan sendiri.

Dengan demikian, gagasan reformasi pendidikan saat ini memiliki


momentum yang amat mendasar, dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era
sebelumnya. Salah satu perubahan mendasar dari reformasi pendidikan dalam era
reformasi ini adalah lahirnya UU No. 22 Tahun 1999, serta UU No. 20 Tahun
2003 tentang sitem pendidikan nasional (SISDIKNAS). Kedua undang-undang
tersebut membawa perspektif baru yang amat revolusioner dalam kontek
perbaikan sector pendidikan, yang mendorong pendidikan sebagai urusan public
dan urusan masyarakat secara umum dengan mengurangi otoritas pemerintah baik
dalam kebijakan kurikulum, manajemen maupun berbagai kebijakan
pengembangan institusi pendidikan itu sendiri.

10
Gagasan reformasi ini sejalan dengan pemikiran Decker F. Walker yaitu
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya perbaikan dan perubahan dalam sector
kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya, serta pola pengelolaan
sekolah yang berbasis pada masyarakat, namun siswa-siswanya sendiri harus
diberi arah pandangan tentang belajar itu sendiri, bahwa bersekolah sebuah
formalitas tetapi harus memperoleh kompetensi-kompetensi yang telah
ditentukan.
Peranan pendidikan dalam kehidupan kenegaraan akan banyak
memberikan dimensi pembangunan karakter bangsa. Aktualisasi karakter
masyarakat dapat mambentuk nilai-nilai budaya yang tumbuh pada komonitas
lingkungan sosial politik baik dalam bentuk berfikir, berinisiatif, dan aneka ragam
hak asasi manusia. Dengan demikian, pendidikan senantiasa melahirkan tata nilai
kehidupan masyarakat dalam sistem kenegaraan yang di anut oleh suatu
kepemerintahan.
Pada kondisi negara yang memiliki heterogenitas masyarakat, cenderung
menerapkan sistem demokrasi dalam menjalankan roda pemerintahan. Konteks
demokrasi secara sederhana menunjukkan adanya pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Perinsip utama dalam penerapan alam demokrasi adalah
adanya pengakuan atas kebebasan hak individual terhadap upaya untuk menikmati
hidup, sekaligus dalam mekanisme menjalankan kewajiban sebagai warga Negara.
Sehingga, pada gilirannya dapat membentuk kondisi commonity development
pada nilai-nilai keberagaman, baik berfikir, bertindak, berpendapat maupun
berkreasi.
Demokratisasi pendidikan bukan hanya sekedar prosedur, tetapi juga nilai-
nilai pengakuan dalam kehormatan dan martabat manusia. Dalam hal ini melalui
upaya demokratisasi pendidiakan diharapkan mampu mendorong munculnya
indifidu yang kreatif, kritis, dan produktif tampa mengorbankan martabat dan
dirinya. Kehidupn demokrasi dalam bidang pendidikan merupakan tindakan
menghargai keberagaman potensi indifidu yang berada dalam kebersamaaan.
Dengan demikian segala bentuk penyama rataan individu dalam satu unformitas
dan pengingkaran terhadap keunikan sifat-sifat indifidu bertentangan dengan salah

11
satu prinsip demokrasi. Dari hak-hak warga Negara dalam mengikuti pendidikan
tersebut tersirat adanya dua hal penting yaitu : Pertama, pemerolehan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam batas tertentu yakni pada level
pendidikan dasar sembilan tahun. Kedua, adanya peluang untuk memilih satuan
pendidikan sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian
serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (Intelegensinya,
kesehatannya, keadaan sosialnya dang sebagainya). Dikalangan taman siswa di
anut sikap tuthuri handayani suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak
untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.

3. Proses Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani


a. Pengertian budaya demokrasi
Budaya demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu budaya dan demokrasi.
Budaya berarti hasil kemampuan akal manusia dalam lingkungan kehidupannya.
Adapun pengertian demokrasi adalah keadaan negara yang sistem
pemerintahannya berkedaulatan rakyat. Artinya , kedaulatan dalam
pemerintahannya berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan
oleh rakyat. Budaya demokrasi mempunyai pengertian kemampuan manusia yang
berupa sikap dan kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti
menghargai persamaan, kebebasan, dan peraturan. Budaya demokrasi juga dapat
dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau penerapan nilai-nilai yang terkandung
dalam prinsip demokrasi itu sendiri.
Beberapa prinsip demokrasi yang berlaku secara universal, antara lain
mencakup hal-hal berikut.
1) Keterlibatan Warga Negara dalam Pembentukan Keputusan Politik
Demokrasi mengandung pengertian pemerintahan yang berkedaulatan
rakyat. Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam pembentukan keputusan politik
rakyat atau warga negara selalu dilibatkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Keterlibatan warga negara dalam pembentukan keputusan politik ini

12
terutama bertujuan untuk mengendalikan tindakan-tindakan para pemimpin
politik. Dalam pelaksanaan prinsip ini, pemilihan umum dipercaya sebagai salah
satu instrumen penting guna memungkinkan berlangsungnya suatu proses
pembentukan pemerintahan yang baik (demokratis).
2) Tingkat Persamaan (Kesetaraan) di antara Warga Negara

Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang.


Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan
dan memperoleh akses serta kesempatan sama untuk mengembangkan diri sesuai
dengan potensinya. Pada umumnya tingkat persamaan yang dituju antara lain
persamaan politik, persamaan di hadapan hukum, persamaan kesempatan,
persamaan ekonomi, dan persamaan sosial atau persamaan hak.
3) Kebebasan atau Kemerdekaan yang Diakui dan Dipakai oleh Warga
Negara
Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap
sebagai sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha
orang tanpa adanya pembatasan dari penguasa. Jadi, bagian tidak terpisahkan dari
ide kebebasan adalah pembatasan kekuasaan-kekuasaan penguasa politik.
Demokrasi merupakan sistem politik yang melindungi kebebasan warganya
sekaligus memberi tugas kepada pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut.
Contoh kebebasan warga negara yang diakui oleh negara seperti berikut:
a) Kebebasan untuk menyatakan pendapat, berkumpul atau
berkelompok, dan berserikat.
b) Kebebasan yang menyangkut hak-hak asasi manusia (seperti hak
politik, ekonomi, kesetaraan di depan hukum dan pemerintahan,
ekspresi kebudayaan, dan hak pribadi).
4) Supremasi Hukum
Prinsip supremasi hukum adalah semua masalah diselesaikan dengan
hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam perspektif supremasi hukum
(supremacy of law), pada hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang
sesungguhnya bukan manusia, melainkan konstitusi yang mencerminkan hukum
yang tertinggi. Oleh karena itu, penguasa maupun warga negara harus

13
mengedepankan hukum. Artinya, penguasa dan rakyat harus bertindak sesuai
dengan aturan hukum yang ada. Semua warga negara termasuk penguasa atau
pemerintah mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, tanpa kecuali.
Semua itu demi tegaknya hukum dan tercapainya keadilan. Dengan demikian,
keadilan dan ketaatan terhadap hukum merupakan salah satu syarat mendasar bagi
terwujudnya masyarakat yang demokratis.
5) Pemilu Berkala
Anda telah memahami bahwa pemilu merupakan salah satu instrumen
penting guna memungkinkan berlangsungnya suatu proses pembentukan
pemerintahan yang baik (demokratis). Melalui pemilu, rakyat dapat
menyampaikan aspirasinya dalam proses pembuatan kebijakan publik. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pemilu mencerminkan adanya
sistem budaya demokrasi.

b. Proses Demokratisasi Menuju Masyarakat Madani (Civil Society)


1) Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani adalah sebuah kelompok atau tatanan
masyarakat yang berdiri secara mandiri di hadapan penguasa dan
negara, memiliki ruang publik (public sphere) dalam mengemukakan
pendapat, dan memiliki lembaga-lembaga yang mandiri yang dapat
menyalurkan aspirasi dan kepentingan publik.
2) Kaitan antara Masyarakat Madani dengan Demokrasi
Hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi
(demokratisasi) menurut M. Dawam Rahadjo, bagaikan dua sisi mata
uang. Keduanya bersifat ko-eksistensi atau saling mendukung. Hanya
dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan
dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat
madani dapat berkembang secara wajar. Nurcholish Madjid
memberikan penjelasan mengenai keterkaitan antara masyarakat
madani dengan demokratisasi. Menurutnya, masyarakat madani
merupakan tempat tumbuhnya demokrasi. Pemilu merupakan simbol

14
bagi pelaksanaan demokrasi. Masyarakat madani merupakan elemen
yang signifikan dalam membangun demokrasi. Salah satu syarat
penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat
dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
negara atau pemerintahan. Masyarakat madani mensyaratkan adanya
civic engagement yaitu keterlibatan warga negara dalam asosiasi-
asosiasi sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap
terbuka, percaya, dan toleran antara satu dengan lainnya. Masyarakat
madani dan demokrasi menurut Ernest Gellner merupakan dua kata
kunci yang tidak dapat dipisahkan. Demokrasi dapat dianggap sebagai
hasil dinamika masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi.

c. Syarat Masyarakat Madani


Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat
madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis yang
dipilih dan berkuasa secara demokratis) dan democratic civilian (masyarakat sipil
yang sanggup menjunjung nilai-nilai keamanan sipil (civil security), tanggung
jawab sipil (civil responsibility), dan ketahanan sipil (civil resilience). Apabila
diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat masyarakat madani, yaitu:
1) Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok
dalam masyarakat.
2) Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial
(social capital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan
melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan
relasi sosial antarkelompok.
3) Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau
dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
4) Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan
lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum,
sehingga isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat
dikembangkan.
5) Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya
sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan.

15
6) Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-
lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan
berkeadilan sosial.
7) Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan
kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan
komunikasi antarmasyarakat secara teratur, terbuka, dan terpercaya.

B. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:

1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang


ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan :

a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP


berubah menjadi lembaga legislatif.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959

16
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala
eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik
sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian
praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik
2) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS
1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 :
a) Bubarkan konstituante
b) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
c) Pembentukan MPRS dan DPAS
b. Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom dengan ciri:
1) Dominasi Presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
a) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
b) Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
c) Jaminan HAM lemah
d) Terjadi sentralisasi kekuasaan

17
e) Terbatasnya peranan pers
f) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September
1965 oleh PKI

c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998


Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi
harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I,
II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal
sebab:
1) Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2) Rekrutmen politik yang tertutup
3) Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4) Pengakuan HAM yang terbatas
5) Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
a) Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
b) Terjadinya krisis politik
c) TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
d) Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun jadi Presiden
e) Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d
sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ
Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

18
d. Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang
mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Demokrasi Indonesia saat ini
telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah
memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:
1) Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi
2) Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR
tentang Referandum
3) Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN
4) Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
5) Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan
umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004

19
C. PRINSIP RULE OF LAW
Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan
bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Misalnya
gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa lainnya,
baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan teologis.
Berdasarkan bentuknya, rule of lawadalah kekuasaan publik yang di atur secara
legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk
Negara mendasarkan padarule of law. Dalam hubungan ini pengertian rule of
law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rechsstaat atau rule of law itu sendiri dapat dikatakan
sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena
itu, konstusi dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.

Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip “Rule of Law, and


not of Man”, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang
dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini,
harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan
menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan
kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh
karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechstssaat.
Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan
besi berdasarkan kekuasaan belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan
pula bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau
demokratis.

Berdasarkan definisi diatas, Friedman (1959) membedakan rule of law


menjadi dua, yaitu pengertian secara formal dan hakiki/materiil.

20
1. Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang
terorganisasi, misalnya Negara

2. Secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena
menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk

Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat segenap


lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung
tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Konsep
ini lahir untuk mengambil ahli dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan
kerajaan serta menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi
dimana doktrin rule of law ini lahir. Latar belakang kelahiran Rule of Law:

a. Di awali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan


kekuasaan pemerintah Negara

b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi


Konstitusional

c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstutisional adalah konsepsi


negara hukum

Adapun Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia. Dalam pembahasannya


terdapat dua prinsip-prinsip yang digunakan dalam penegakan rule of law di
Indonesia sebagai berikut.

1) Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan


UUD 1945 yang isinya menyatakan:

a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,… karena tidak


sesuai dengan peri kemanusiaan dan “peri keadilan”;
b. … kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat,
“adil” dan makmur;

21
c. … untuk memajukan “kesejahteraan umum”, ...dan “keadilan
sosial”;
d. … disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
“UUD Negara Indonesia”;
e. “… kemanusiaan yang adil dan beradab”
f. … serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh
rakyat Indonesia
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakat terutama keadilan sosial.
2) Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil)

Sangat erat kaitannya dengan “the enforcement of the rides of


law” (penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) dalam
penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal penegakan hukum dan
implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman berbagai
negara dan hasil kajian, menunjukkan bahwa keberhasilan “the enforcement of the
rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati
Hartono: 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law merupakan
institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar
budayanya yang khas pula.

Karena bersifat legalisme, maka mengandung gagasan bahwa keadilan


dapat dilayani dengan pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja
bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom. Legalisme itu sendiri
dapat diartikan dengan suatu aliran pemikiran hukum yang didalamnya
terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat, dan negara yang dengan demikian memuat
nilai-nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Secara kuantitatif,
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of taw telah banyak
dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang
optimal sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum
dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.

22
23
DAFTAR PUSTAKA

A.Ubaidilllah. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.

Jakarta : ICCE Syarif Hidayatullah.

Dede Rosyda. 2004. Pradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Prenada Media.

https://syamsidonsen.wordpress.com/2012/04/21/proses-menuju-
masyarakat-madanicivil-society/

Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Widodo,SRI, dkk. 2011. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:

Balai Ilmu.

24

Anda mungkin juga menyukai