Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Asma bronchial merupakan salah satu jenis asma yang umum terjadi di
kalangan masyarakat. Asma jenis ini disebabkan oleh penyempitan yang terjadi
pada saluran nafas, yang ditandai oleh beberapa gejala, yaitu mengi, sesak nafas,
kekakuan dada dan juga batuk yang berulang (Rita & Darliana, 2018).
Hendaknya pasien yang mempunyai penyakit asma bronchial ini diharapkan
mempunyai pengetahuan yang baik, agar dapat mengontrol dan juga menghindari
factor pencetus kekambuhan asma tersebut. Factor penyebab asma tersebut
kambuh yaitu olahraga yang berlebihan, polusi udara yang berasal dari asap
kendaraan, asap rokok, debu, dan juga emosi serta stress yang berlebihan.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kekambuhan pada pasien asma,


diantaranya yaitu : pengetahuan pasien tentang penyakitnya, kepatuhan minum
obat, dan juga peran dari keluarga (Ferliani, Sundaru, Kusnoe, & Shatri, 2015).
Pengetahuan pasien tentang penyakit asama berhubungan dengan bagaimana
upaya pasien dalam mencegah dan juga tentang upaya pasien untuk
meminimalisir kekambuhan asma, yang mana apabila pasien mendapatkan
penyakit tersebut dari gen atau keturunan maka minimalnya pasien akan mengerti
apa saja pencetus asma tersebut kambuh. Pada kasus minum obat, jika pasien
sudah merasa baik, dan merasa tidak perlu lagi meminum obat maka kepatuhan
minum obat akan terputus, dan yang terakhir yaitu berkenaan dengan peranan
keluarga, peran keluarga disini juga sangat berpengaruh terhadap upaya pasien
untuk mencegah kekambuhan, dikarenakan jika makin banyak keluarga yang
memberikan dukungan atau motivasi untuk pasien, maka pasien juga akan
mengontrol apapun yang menjadi penyebab kekambuhan asma, dan juga pasien
akan selalu rutin untuk meminum obat untuk mencegah kekambuhan.
2

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 angka


kematian penduduk dengan penyakit asma bronchial di Indonesia mencapai
24.773 jiwa dan menempati urutan ke 19. Menurut data (RISKESDAS, 2013)
prevelensi asma bronkhial di Indonesia mencapai 3,5% dari seluruh penduduk
yang ada di Indonesia. Menurut (Kemenkes RI, 2011) prevelensi penyakit asma
bronkhial di Indonesia adalah sebesar 4,5% yang mencakup semua umur
penderita asama bronkhial. Kemudian menurut (Depkes RI, 2009), penyakit asma
bronkhial paling banyak terjadi dan dijumpai di negara maju, karena terdapat
banyak polusi udara yang bersumber dari banyaknya asap kendaraan

Penurunan penyakit asma dapat dikatakan berkurang apabila terjadi


pengurangan frekuensi serangan asma, perbaikan inflamasi saluran nafas,
perbaikan aktivitas fisik, dan juga perbaikan fungsi paru (Medison & Rustam,
2014). Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun masih
dapat dikontrol untuk mengurangi atau meminimalisir kekambuhan bagi
penderita.oleh karena itu pengetahuanlah yang harus dimiliki oleh penderita asma
agar dapat mengontol kekambuhan asma tersebut dimanapun dan juga kapanpun.
Jika penderita tidak dapat mengontrol asma tersebut maka dipastikan untuk tahun
berikutnya prevalensi penderita asma di Indonesia akan terus bertambah.

Kekambuhan penyakit dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni factor dari pasien
itu sendiri dan juga factor dari pengobatan (Sundaru, Koesnoe , Shaftri, &
Ferliani, 2015). Factor yang terdapat pada pasien sendiri yaitu berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari pasien tersebut bagaimana penderita dapat mengontolnya,
dan juga upaya mereka untuk meminimalisir kekambuhan asma. Yang kedua
yaitu berkaitan dengan kepatuhan dalam hal pengobatan yang tidak disadari oleh
penderita yang terkadang menyepelehkan hal tersebut. Oleh karena itu kedua hal
tersebut harus berjalan secara beriringan agar dapat memaksimalkan upaya untuk
mencegah atau meminimalisir kekambuhan asma.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di tahun 2014 (Andayani &


Waladi, 2014) didapatkan hasil bahwa responden dengan tingkat pengetahuan
3

yang baik sebanyak 46,3 %, derajat asma persisten 39%, dan derajat asma yang
tidak terkontrol yakni 53,7%. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin
mengangkat masalah dengan judul bagaimana upaya pasien dalam mencegah atau
meminimalisir kekambuhan asma brankhial. Peneliti mengambil masalah pasien
Y yang tinggal di Kabupaten Pasuruan. Masalah pasien Y yaitu untuk mengetahui
cara bagaimana meminimalisir kekambuhan penyakit asma yang diderita pasien
sejak kecil, yang mana penyakit asma tersebut merupakan penyakit bawaan atau
gen dari sang ayah.

Rumusan Masalah
Bagaimana upaya pasien dalam mencegah kekambuhan penyakit asma
bronkial ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah membahas dan mengkaji tentang upaya pasien dalam
mencegah kekambuhan penyakit asma bronkial

Manfaat Penelitian
a. Bagi Pasien
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi terhadap
pasien asma agar lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan terutama pada
organ pernafasan dan melakukan aktivitas fisik, serta menghindari stress
untuk mencegah kekambuhan penyakit asma bronkial
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan
mengenai pencegahan kekambuhan pada pasien dengan asma, selain itu dapat
dijadikan acuan dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien asma
bronkial
4

c. Bagi Lembaga
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentunya asuhan keperawatan untuk
mencegah kekambuhan pada klien dengan asma bronkial terutama bagi
pembaca di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai