Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TERAPI HERBAL TERAPAN

TENTANG HOMEOPATI

Kelompok 4:
Inne Augustya F. (151610483012)
Umaymmah (151610483013)
Faiqah (151610483014)

D4 PENGOBAT TRADISIONAL
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 November 2019

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan terapi alternatif berupa preparat herbal, terapi komplementer, dan terapi
fisik nonmedis merupakan hal yang umum dijumpai. Beberapa pihak mengklaim bahwa
penggunaan obat tradisional seringkali berhasil ketika dunia kedokteran telah angkat tangan.
Beberapa yang lain mengklaim bahwa penggunaan obat tradisional adalah bebas dari efek
samping yang merugikan pasien. Penggunaan obatobat herbal merupakan bagian dari tradisi
pengobatan yang turun-temurun di berbagai kultur. Pengobatan tradisional Cina dan jamu
merupakan hal yang umum dijumpai.
Pengamatan menunjukkan bahwa ada peningkatan kecenderungan penggunaan obat-
obat herbal dan terapi alternatif dewasa ini. Media massa berperan cukup besar dalam
kegiatan promosi obat-obat herbal dan terapi alternatif lainnya. Di beberapa media dapat
dijumpai satu halaman penuh iklan berisi promosi, kesaksian, atau klaim kemanjuran suatu
tatacara pengobatan alternatif (Pinzon, 2007). Adapun salah satu jenis pengobatan secara
alternative yang sudah terkenal di dunia adalah homeopati. Homoepati berasal dari negara
Eropa yang ditemukan sejak abad kedelapan belas oleh Samuel Hahnemann. Namun, Terapi
homoepati kurang didengar di masyarakat Indonesia dikarenakan di Indonesia jarang dipakai
pengobatan secara homoepati. Penyembuhan penyakit secara homoepati sangat
dimungkinkan untuk masyarakat Indonesia, dikarenakan penyembuhan secara homoepati
dapat memanfaatkan tumbuhan yang ada di indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional- alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. 1,2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Homeopati?
2. Bagaimanakah prinsip dan teori homeopati?
3. Apa saja resiko dan efek samping dari homeopati?
4. Apa sajakah jenis herbal dalam pengobatan homeopati?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Homeopati
2. Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip dan teori homeopati
3. Untuk mengetahui resiko dan efek samping dari homeopati
4. Untuk mengetahui apa sajakah jenis herbal dalam pengobatan homeopati
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Homeopati


Homeopati berasal dari bahasa Greek,yunani kuno, homeos yang bermakna serupa
dan pathos yang berarti penyakit. Homeopati adalah sebuah seni penyembuhan yang
didasarkan pada hukum persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar–
benarnya. Homeopati merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan jika
kesehatan adalah masalah keseimbangan dan keselarasan. Menurut Samuel Christian
Friedrich Hahneman, perintis Homeopati, roh manusialah yang melakukan penyembuhan
dan penyelarasan tersebut. dengan kata lain, jiwa manusia yang melakukan penyembuhan.
2.2 Prinsip Dan Teori Homeopati
Teori dasar di balik homeopati adalah bahwa orang sakit dapat disembuhkan dengan
menggunakan efek pantulan substansi yang menghasilkan gejala sakit pada orang sehat.
Homeopati dipersiapkan dengan menambahkan banyak air dalam suatu substansi,
mengocoknya, lalu mengambil sedikit air, menambahkannya ke banyak air, mengocoknya,
dan proses ini diulang-ulang hingga 200 kali dalam beberapa pengobatan.
Homeopat percaya bahwa kesehatan yang baik berasal dari keseimbangan antara
pikiran dan tubuh, yang dikelola oleh "kekuatan vital" yang mengatur kemampuan
penyembuhan tubuh. Konsep vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun-tahun
pada saat Hahnemann mengembangkan teori-teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:
 Prinsip serupa (atau “like cures like”) yang menyatakan bahwa penyakit dapat
disembuhkan oleh senyawa yang menghasilkan gejala yang sama pada orang sehat.
Pandangan ini diawali oleh Hippocrates dan dikembangkan lebih lanjut oleh Hahnemann
setelah ia berulang kali tertelan kulit kayu cinchona, pengobatan yang populer untuk
malaria. Hahnemann berpendapat bahwa jika senyawa dapat menyebabkan gejala-gejala
penyakit pada orang yang sehat, maka senyawa tersebut dalam dosis yang kecil dapat
menyembuhkan orang sakit dengan gejala serupa.
 Prinsip pengenceran (atau "hukum dosis minimum") yang menyatakan bahwa semakin
rendah dosis obat maka semakin besar efektivitasnya. Dalam homeopati, zat diencerkan
secara bertahap. Proses ini disebut sebagai "potentization" dan diyakini untuk
menghantarkan beberapa bentuk informasi atau energi dari pengenceran akhir senyawa
asli. Kebanyakan obat homeopati sangat encer, namun dalam homeopati diyakini bahwa
senyawa yang encer tersebut memberikan esensi yang merangsang tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri. (http://nccam.nih.gov/health/homeopathy/, diakses pada
15 Desember 2011).
Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik, gejala
fisik, emosional, dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual atau
disesuaikan pada masing-masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan orang lain
dengan kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda. Obat homeopati
berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral, atau hewan. Obat-obat ini
digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, kesehatan mulai dari pencegahan hingga
pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan kronis, depresi, gangguan
pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala, dan ruam kulit.
Penggunaan obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman
Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati diatur dengan
peraturan yang sama seperti obat OTC. Namun, karena obat homeopati mengandung zat
aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada, maka obat homeopati tidak harus
menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti obat OTC baru. FDA tidak
mengharuskan obat homeopati memenuhi standar formal tertentu untuk kekuatan,
kemurnian, dan kemasan. Label pada obat harus menyertakan setidaknya satu indikasi
utama, daftar bahan, pengenceran, dan petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang dapat
digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti kanker maka penjualannya
memerlukan resep dokter, sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk mengobati
masalah kesehatan yang ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual tanpa resep
dokter. Beberapa uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat
konvensional memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah:
 Pengobatan homeopati dapat memberikan efek yang lebih baik daripada pengobatan
konvensional (Friese, dkk., 1997)
 Obat homeopati mungkin lebih unggul daripada analgesik standar untuk
menghilangkan nyeri pada osteoarthritis (Shealy, dkk., 1998)
 Pengobatan homeopati memiliki efektivitas yang sama dengan fluoxetine untuk
mengobati depresi akut sedang-berat (Adler, dkk., 2009)
2.3 Resiko Dan Efek Samping Dari Homeopati
Meskipun risiko dan efek samping pengobatan homeopati tidak dapat diteliti dengan
baik di luar studi observasional, namun beberapa poin umum dapat dibuat mengenai
keamanan pengobatan ini:
 Tinjauan sistematis mengemukakan bahwa obat homeopati dalam pengenceran tinggi
yang dilakukan di bawah pengawasan profesional terlatih, umumnya dianggap aman dan
tidak menyebabkan efek samping yang parah.
 Obat homeopati cair dapat mengandung alkohol. FDA memperbolehkan kadar alkohol
yang lebih tinggi dalam obat homeopati daripada obat konvensional dan sampai sejauh
ini tidak ada laporan mengenai efek yang merugikan dari tingginya kadar alkohol kepada
pihak FDA.
 Belum terdapat banyak bukti mengenai reaksi samping yang terjadi dalam studi klinis.
 Belum diketahui secara pasti adanya interaksi antara obat homeopati dengan obat
konvensional, namun jika keduanya akan digunakan secara bersamaan, maka sebaiknya
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan.
Marian (2008) meneliti tentang kepuasan dan efek samping dari homeopati
dibandingkan pengobatan konvensional, dan memperoleh hasil bahwa kepuasan pasien
terhadap homeopati secara signifikan lebih tinggi daripada dengan pengobatan secara
konvesional. Pengobatan homeopati dianggap sebagai terapi berisiko rendah dengan efek
samping dua sampai tiga kali lebih sedikit daripada pengobatan konvensional. Contoh
lainnya, seperti homoeopathic Oscillococcinum, dapat mengatasi influenza lebih efektif
dibandingkan dengan placebo dan tidak ada efek samping yang dilaporkan (Vickers dan
Smith, 2009). Pada penelitian lainnya, gel homeopati untuk osteoarthritis dilaporkan
memiliki efek samping yang tidak berbeda signifikan dengan gel topikal piroxicam, serta
memiliki efektivitas yang sama dengan piroxicam topical (van Haselen dan Fisher, 2000).
Berdasarkan beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa homeopati memiliki resiko
efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pengobatan konvesional.
2.4 Herbal Dalam Pengobatan Homeopati
Secara umum, sediaan homeopati dibuat dengan melakukan preparasi terhadap
bahan, merendamnya dalam pelarut campuran air dan alkohol dalam jangka waktu yang
lama (maserasi) dan kemudian disaring. Larutan yang terbentuk disebut “mother tincture”.
Penggunaan obat dilakukan dengan mengencerkan mother tincture hingga tingkat
pengenceran tertentu menggunakan pelarut yang sama atau memformulasikannya ke dalam
bentuk tablet, pil, granul, atau serbuk (Lockie, 2006). Obat-obat yang digunakan dalam
homeopati 60% berasal dari tumbuhtumbuhan, 20% berasal dari mineral (logam dan non
logam), dan sebagian lainnya berasal dari hewan. Tumbuhan yang digunakan dapat diambil
secara utuh ataupun sebagian, baik itu daunnya saja, akarnya saja, bunganya, biji atau
benihnya.
Homeopati yang berasal dari hewan, sebagian diambil tanpa menyakiti hewan
tersebut seperti racun ular, racun laba-laba, dan lain sebagainya. Seluruh obat-obat
homeopati yang digunakan tersebut sudah dipotentisasikan, sehingga daya racunnya sudah
hilang dan hanya tersisa daya obatnya sebagai penyembuh. Beberapa obat homeopati yang
berasal dari tumbuhan dan mineral dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tumbuhan
Tumbuhan Mengobati
Allium cepa Alergi, katarak, mata iritasi, demam dan
rhinitis alergi, nyeri, nyeri neuralgik, infeksi
tenggorokan dan dada
Aloe ferox Diare, hemoroid, sakit kepala, hepatitis,
Involuntary stool

Coffea cruda Sakit kepala, insomnia, palpitasi, sakit gigi,


Overexcitement

Chamomilla recutita Diare dan sakit perut, demam, mudah marah,


Nyeri haid dan persalinan, sakit gigi, sakit
telinga

Berberis vulgaris Cystitis (infeksi kandung kemih), gangguan


pada kandung empedu, nyeri sendi, gangguan
ginjal. Lower back pain
Mineral
Ammonium carbonicum Kelelahan, sirkulasi yang buruk, penyakit
system pernapasan, demam berdarah.

Kalium phosphoricum Nyeri punggung, sindrom kelelahan kronis,


keringat yang berlebihan, insomnia

Magnesium phosphoricum Untuk gangguan perut, menstruasi, sakit


telinga, sakit kepala, neuralgia, sakit gigi

(Lockie,2006)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Homeopati adalah sebuah seni penyembuhan yang didasarkan pada hukum
persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar–benarnya. Homeopati
merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan jika kesehatan adalah masalah
keseimbangan dan keselarasan. Homeopati mengobati seseorang berdasarkan riwayat
kesehatan genetik, gejala fisik, emosional, dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini
bersifat individual atau disesuaikan pada masing-masing orang, sehingga tidak jarang
ditemukan orang lain dengan kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda.
Obat homeopati berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral, atau
hewan. Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, kesehatan mulai dari
pencegahan hingga pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan kronis, depresi,
gangguan pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala, dan ruam kulit.
Penggunaan obat homeopati sendiri dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman
Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS).
DAFTAR PUSTAKA
1. Satria, Darma. 2013. COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE (CAM):
FAKTA ATAU JANJI? Complementary and alternative medicine: A fact or promise?.
Idea Nursing Journal. Vol.4 (3): 82-84
2. Rachma, Elmira. 2018. Kontroversi Terapi Homeopati UntukSembuhkanBerbagai
Penyakit. A. Ameilia, Majalah Farmasetika, 3 (1): 12-15
3. Lockie, Andrew. 2006. Encyclopedia of Homeopathy. United Stated : DK Publishing,
Inc.
4. Rinandi,Randi, dkk. 2011. Herbal medicine homeopati. Program pendidikan profesi
apoteker sekolah tinggi ilmu farmasi “yayasan pharmasi” semarang

Anda mungkin juga menyukai