Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K
DENGAN DIAGNOSA TUBERCULOSIS PARU (TBC)

Kasus :

Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk tidak berdahak.
Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari dibandingkan pagi atau siang
hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk
timbul pada saat menyangkul dan bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada kebunnya.
Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan
berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan. Pasien mempunyai kebiasaan
yang tidak baik seperti membuang dahak sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk,
kurangnya pengetahuan penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga yang kurang
terhadap pasien, dan keadaan rumah pasien yang lembab. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa
oleh keluarganya ke RS kemudian dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil berat badan pasien 47 kg,
tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0oC. Konjungtiva mata anemis, sklera
anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup.
Tenggorokan, jantung, dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru, inspeksi dalam
batas normal, palpasi dalam batas normal, perkusi dalam batas normal, auskultasi adanya suara
ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal,tidak
sianosis, tidak oedem, dan akral hangat. Status neurologis: Reflek fisiologis normal, reflek
patologi(‐). Di RS pasien telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen anterior posterior (AP) dan
didapatkan adanya kavitas pada pulmo dekstra dan sinistra. Setelah dilakukan foto rontgen, pasien
datang ke Puskesmas untuk pengambilan dahak. Pengambilan dahak dilakukan sebanyak dua kali
dengan hasil yang pertama negatif kemudian diulangi dan didapatkan hasilnya +2. Pasien
diberikan obat paket berupa Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 400 mg, Etambutol
275 mg. Pasien sudah mendapatkan pengobatan selama 1 bulan. Pasien merasakan gatal setelah
minum obat tersebut, namun untuk menguranginya pasien biasanya minum teh yang hangat dan
pada saat BAK berwarna merah.
Pengkajian Keperawatan
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi klien
Nama : Tn. K
Usia : 50 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani Karet
Diagnosa medis : TBC

b. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama :
Pasien masuk ke RS, dengan keluhan utama pasien batuk tidak berdahak sejak 3
bulan yang lalu sebelum dibawa ke RS, batuk lebih sering terjadi pada malam hari
dibanding siang atau pagi hari dan bertambah berat ketika sedang melakukan
pekerjaan nya menyangkul dan saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien
mengatakan adanya demam, keringat malam, dan penurunan nafsu makan juga
berat badan.
b) Keluhan Saat Dikaji (PQRST) :
Saat dilakukan pengkajian pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2018, Ditemukan
keluhan pasien seperti batuk tidak berdahak, adanya demam, sering berkeringat
dimalam hari, dan nafsu makan pasien menurun juga terjadi penurunan berat
badan. TTV : TD: 110/70 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu: 37oC.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Paru
a) Inspeksi dalam batas normal
b) Palpasi dalam batas normal
c) Perkusi dalam batas normal
d) Auskultasi adanya suara ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra
e) Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis, tidak oedem,
dan akral hangat.
2) Status Neurologis
a) Reflek fisiologis normal
b) Reflek patologi (-)
3) Radiologi
Foto Rongent anterior dan posterior (AP) didapatkan adanya kavitas pada pulmo
dekstra dan sisnistra.
4) Pengambilan Sputum
a) Pengambilan pertama hasilnya (-) / negative
b) Pengambilan kedua hasilnya (+2) / positif dua
d. Pengobatan
Selama 1 bulan pasien diberikan obat berupa :
1) Rimfapicin 150 mg
2) Isoniazid 75 mg
3) Pirazinamid 400 mg
4) Etambutol 275 mg

Analisa Data
Nama : Tn. K
NO Data Etiologi Masalah
1
Ds:
Pasien mengatakan mengalami batuk
tidak berdahak sejak 3 bulan lalu.

Do:
- Adanya suara nafas Ronkhi Penyempitan Jalan Nafas Ketidak Efektifan
pada pulmo dextra dan sinistra Pola Nafas
- Terdapat kavitas pada pulmo
dextra dan sinistra saat Foto
Rontgen AP
- TTV
TD: 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
RR : 17x/menit
S : 37oC

2 Ds:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
dan mengalami penurunan berat badan
dalam 1 bulan terakhir. Perubahan nutrisi
Do: Intake nutrisi tidak adekuat kurang dari
- BB turun dari 50 kg menjadi 47 kebutuhan tubuh
kg dalam 1 bulan
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan

3 DS :
Pasien mengatakan kurang mengetahui
tentang penyakitnya dan mempunyai
kebiasaan yang tidak baik seperti
membuang dahak sembarangan, dan Kurang pengetahuan untuk Resiko tinggi
tidak memakai masker saat batuk. menghindari pemajanan terhadap
patogen penyebaran infeksi
DO :
- Pasien mempunyai kebiasaan
buruk membuang dahak
sembarangan
- Pasien tidak memakai masker
pada saat batuk
- Keadaan rumah klien yang
lembab
- Kurangnya pengetahuan
terhadap penyakitnya
- Keluarga kurang mendukung
terhadap penyakit pasien

Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn. K
Tgl Muncul Diagnosa Tgl Teratasi
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
17-10-2018 Penyempitan jalan nafas 19-10-2018
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
17-10-2018 Berhubungan dengan Intake Nutrisi tidak adekuat 19-10-2018
Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi
17-10-2018 berkaitan dengan Kurang pengetahuan untuk 18-10-2018
menghindari pemajanan patogen

Intervensi

Nama : Tn. K
Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan 1. BHSP 1. Dapat menumbuhkan rasa
tindakan keperawatan 2. Anjurkan banyak saling percaya sehingga
selama 2 x 24 jam minum mempermudah tindakan
Batuk tidak berdahak 3. Mengkaji fungsi medis.
pasien berkurang respirasi antara lain 2. Minum yang sering dapat
(hilang) suara, jumlah, irama, menambah pemasukan
dan kedalaman nafas, cairan melalui oral.
KH: serta catatan pula
- Suara Nafas mengenai 3. Adanya perubahan fungsi
Vesikular penggunaan otot respirasi dan penggunaan
(normal) nafas tambahan otot tambahan
4. Mencatat menandakan kondisi
kemampuan untuk penyakit yang masih
mengeluarkan secret dalam kondisi penanganan
atau batuk secara penuh
efektif 4. Ketidak mampuan
5. Mengatur posisi tidur mengeluarkan secret
semi/ high fowler menjadikan timbulnya
6. Membantu pasien penumpukan berlebihan
untuk berlatih batuk pada saluaran penafasan
secara efektif dan 5. Posisi semi atau high
menarik nafas dalam fowler memberikan
7. Memberikan O2 kesempatan paru-paru
udara inspirasi yang berkembang secara
lembab. maksimal akibat
diagfagma turun kebawah
6. Batuk efektif
mempermudah ekspetorasi
mucus.
7. Berfungsi meningkatkan
kadar tekanan parsial O2
dan saturasi O2 dalam
darah.

2. Setelah dilakukan 1. BHSP 1. Dapat menumbuhkan rasa


tindakan keperawatan 2. Mendokumentasikan saling percaya sehingga
2 x 24 jam Nafsu status nutrisi pasien mempermudah tindakan
makan klien serta mencatat tugor medis.
meningkat dan BB kulit, berat badab 2. Menjadi data focus
tidak turun drastic saat ini, tingkat merencanakan tindakan
(stabil) kehilangan berat selanjutnya
KH: badan, integritas 3. Meningkatkan intake
- Pasien terlihat mukosa mulut, tonus makanan dan nutrisi
dapat perut pasien, terutama kdar
menghabiskan 3. Anjurkan makan protein tinggi yang dapat
porsi makan sedikit tapi sering meningkatkan mekanisme
yang 4. Menganjurkan tubuh dalam proses
disediakan kepada ahli gizi penyembuhan
- Hasil analisis untuk menentukan 4. Menentukan kebutuhan
laboratorium komposisi diet nutrisi yang tepat bagi
menyatakan 5. Monitor pasien
protein pemeriksaan 5. Mengontrol ketidak
darah/albumin laboratorium: serum efektifan tindakan
darah dalam protein, dan albumin terutama dengan kadar
rentang normal protein darah.
3 Setelah dilakukan 1. BHSP 1. Dapat menumbuhkan rasa
tindakan keperawatan 2. Kaji kemampuan saling percaya sehingga
1 x 24 jam Klien klien untuk belajar mempermudah tindakan
mengetahui tentang 3. Beri penyuluhan medis.
penyakitnya. kepada pasien dan 2. Dapat mengetahui sejauh
KH : keluarga tentang mana klien dapat
- Pasien penyakit TBC menerima dan menerapkan
mengerti pengetahuan tentang
proses penyakitnya
terjadinya 3. Dengan pengetahuan maka
penyakit TBC penyakit dapat di cegah
- Pasien dapat penularannya.
menciptakan
lingkungan
yang sehat di
dalam
keluarganya
- Pasien
mengerti
penyakit TBC
- Pasien
mengerti
pencegahan
penyakit TBC.
- Pasien tidak
membuang
dahak
sembarangan
- Pasien
memakai
masker /
menutup
mulut pada
saat batuk

Anda mungkin juga menyukai