Anda di halaman 1dari 47

Industrial Toxicology

Claudia Tanamal, B.Sc. MSc.


Perkenalan Dosen

Claudia Tanamal
Bachelor of Science in Biomedical Science at the University of Ottawa, Canada
Master of Science in Chemical and Environmental Toxicology at the University of
Ottawa, Canada

WhatsApp: +628116190082
Email correspondence: ctana005@uottawa.ca

2
Agreement

Ketentuan mahasiswa dalam menghubungi Dosen / Pembimbing / Pegawai / Staff :

 Memperkenalkan diri, NIM dan kelas.

 Bersikap sopan dan santun dalam bertutur kata.

 Menggunakan diksi yang sopan ketika berkomunikasi langsung / elektronik.

 Tidak melakukan spam dalam bentuk call atau text message.

 Memperhatikan waktu dalam berkomunikasi .


Ketentuan Komunikasi Via Media Elektronik

• Text Messages / Email


Ketentuan Etika dan Kebersihan

 Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal (15 menit sebelum dosen
masuk ke ruangan dan jika terlambat, dianggap tidak hadir).

 Menunujukan sikap sopan dan santun kepada Dosen / Pembimbing


/ Pegawai / Staf maupun sesama mahasiswa.

 Menjaga kebersihan lingkungan didalam maupun diluar kelas.

 Menjaga kondusifitas (HP dalam keadaan silent / nonaktif di dalam


kelas).

 Menggunakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ketentuan Berpakaian

 Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian sopan, rapi, berkerah (TIDAK KAOS


BERKERAH), ketika mengikuti perkuliahan dan diskusi di kelas, serta skill labs di
laboratorium.

 Mahasiswa TIDAK diperkenankan mengecat rambut serta menggunakan pakaian


berbahan denim / jeans ( atasan maupun bawahan ).

 Mahasiswa TIDAK diperkenankan menggunakan celana atau rok di atas lutut.

 Mahasiswa TIDAK diperkenankan memakai sandal waktu mengikuti perkuliahan kecuali


alasan tertentu (sakit dan habis kecelakaan).
“Berilmu belum tentu beretika
Beretika sudah pasti berilmu”
What is toxic?

• Apa yang pertama kamu bayangkan ketika mendengar kata “toksik” atau
“toksisitas”?
• Apa yang dimaksud ketika sebuah bahan kimia itu dilabel toksik?
• Apakah semua bahan yang dikatakan tidak toksik berarti aman?

8
Jika air dikenal aman,
apakah berarti air tidak
toksik?

Tubuh manusia tersusun


atas 50-70% air

9
Senyawa kimia bisa menjadi obat atau racun tergantung
pada DOSIS

Prinsip penting dalam


toksikologi:

Semua senyawa kimia


dapat menjadi toksik pada
dosis dan cara pemberian
tertentu

10
Modern Toxicological Disaster
• Pada tahun 1950an, perusahaan obat di Jerman Chemie Grunenthal,
mengedarkan obat Thalidomide sebagai obat insomnia dan morning sickness.
• Perusahaan tersebut mengklaim thalidomide sebagai obat yang tidak memiliki
efek toksik dan aman digunakan untuk ibu hamil.
• Pada tahun 1950an, ilmu toksikologi dan teknik pengecekan bahan kimia dan
obat-obatan masih belum berkembang luas.
• Pada saat thalidomide ditemukan sebagai penyebab kecacatan fisik (congenital
malformation) pada bayi, lebih dari 10.000 bayi telah terkena dampak
penggunaan thalidomide

11
The Thalidomide Disaster

12
Perkenalan Toksikologi dan Terminologi
• Toksikologi: ilmu yang mempelajari tentang racun/toxicant, efek racun/toxicant pada
tubuh dan bagaimana cara tubuh mengatasi senyawa racun/toxicant.
• Poison / racun: bahan kimia yang dapat menimbulkan toksisitas jika terpapar dengan
kondisi yang tepat (dosis, cara administrasi).
• Toxin: zat berbahaya yang dibuat oleh organisme hidup (contoh: patogen infeksius, bisa
ular).
• Xenobiotics: bahan kimia yang masuk ke tubuh dari sumber asing atau eksternal.
(antonim : endobiotics).
• Toxicant / bahan toksik: bahan kimia dengan potensi pasti untuk menginduksi kerusakan
seluler dan jaringan pada kondisi paparan yang umum ditemui, baik secara disengaja
maupun tidak disengaja
• Toksisitas / derajat racun: kemampuan suatu bahan kimia untuk menimbulkan
kerusakan pada organisme

13
Branches of Modern Toxicology

• Descriptive Toxicology
• Analytical Toxicology
• Mechanistic Toxicology
• Regulatory Toxicology
• Clinical Toxicology
• Occupational / Industrial Toxicology
• Forensic Toxicology
• Environmental Toxicology

14
Material Safety Data Sheet
(MSDS)

MSDS adalah dokumen yang


mencantumkan informasi yang
berkaitan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja untuk
penggunaan berbagai zat dan
produk kimia

15
Simbol Bahaya dan Klasifikasi Bahan Kimia menurut
EEC (European Economic Cooperation)
Sumber : MSDS, Soemanto, Puslitbang LIPI (2000)

16
Simbol Bahaya dan Klasifikasi Bahan Kimia menurut
EEC (European Economic Cooperation)
Sumber : MSDS, Soemanto, Puslitbang LIPI (2000)

17
Simbol Bahaya Bahan
Kimia menurut NFPA-USA
Specific Hazard:
OXY – Oxidizer
ACID – Acid
ALK – Alkali
COR – Corrosive
W – Use no water
– Radioactive Hazard

Contoh:

Jangan disiram
Dengan air
Simbol bahaya
Natrium 18
Simbol Bahaya Bahan Kimia menurut Badan
PBB

19
Simbol Bahaya Bahan
Kimia menurut Badan
PBB

20
Klasifikasi Toksisitas Menurut Karsinogenisitas
(International Agency for Research on Cancer/IARC)
• Kelompok 1: Karsinogenik untuk manusia.
• Berdasarkan bukti epidemiologi dan studi kasus pada manusia yang cukup
• Contoh: asbestos, benzene, coal-tars, tobacco, arsenic
• Kelompok 2A: Kemungkinan besar karsinogenik untuk manusia.
• Berdasarkan bukti uji toksisitas pada hewan coba, beberapa studi kasus pada manusia
• Contoh: acrylamide, lead, nitrotoluene
• Kelompok 2B: Dicurigai berpotensi karsinogenik untuk manusia.
• Berdasarkan bukti uji toksisitas pada hewan coba
• Contoh: acetaldehyde, chloroform, DDT
• Kelompok 3: Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogenik pada manusia.
• Berdasarkan bukti penelitian yang kurang memadai / terbatas
• Contoh: anaesthetics, caffeine,

21
Klasifikasi Toksisitas Berdasarkan Jangka Waktu
Pemaparan
• Toksisitas Akut: Intoksikasi bahan kimia yang terjadi dalam kurun 24 jam atau
kurang.
• Jenis eksposur ini ditemui dalam situasi ruang gawat darurat rumah sakit di mana ahli
toksikologi klinis harus mengelola pasien yang secara tidak sengaja atau sengaja menelan
obat dosis tinggi atau zat lainnya.
• Toksisitas sub-akut: Toksisitas yang muncul setelah paparan berulang terhadap
bahan kimia selama beberapa hari atau durasi hingga 1 bulan.
• Jenis toksisitas ini relevan secara klinis karena dapat melibatkan respons toksik terhadap
obat-obatan yang terjadi pada tahap awal terapi, terutama bila pasien tidak pernah terpapar
obat tersebut sebelumnya.

22
Klasifikasi Toksisitas Berdasarkan Jangka Waktu
Pemaparan
• Toksisitas sub-kronik: Jenis toksisitas yang sedang berlangsung dengan paparan
bahan kimia berulang selama periode 1–3 bulan.
• Biasanya dalam dosis yang jauh lebih rendah dibanding jenis toksisitas akut dan sub-akut.
• Mencakup dosis tunggal suatu zat yang berulang (contoh: obat antibakteri yang dikonsumsi
setiap hari), maupun paparan berkepanjangan bahan kimia yang ada dalam makanan kita
sebagai aditif makanan atau kontaminan yang ada di air minum.
• Toksisitas Kronik: Jenis toksisitas dengan durasi 3 bulan atau lebih dan
menyerupai kategori sebelumnya di mana mereka dapat melibatkan dosis kecil
berulang atau jangka panjang paparan bahan kimia yang ada dalam makanan, air
minum atau udara.
• Termasuk eksposur dari pekerjaan seperti saat pekerja toko cetak menghirup pelarut tinta
selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade.

23
Klasifikasi Toksisitas Berdasarkan Lokalisasi Toksisitas
• Toksisitas Lokal: Bahan kimia yang bersifat iritan atau reaktif (contoh: bahan
kimia asam atau basa) biasanya melukai jaringan tubuh yang berkontak secara
langsung dengan zat tersebut (lokal).
• Bagian tubuh yang memiliki kontak langsung dengan lingkungan eksternal (kulit, paru, sistem
pernafasan, mata)
• Toksisitas Sistemik: Bahan kimia yang diabsorpsi ke dalam tubuh dan
mengakibatkan toksisitas dengan cara masuk ke sistem peredaran darah tubuh
(sistemik) dan menyebabkan kerusakan pada satu organ rentan atau lebih.
• Seringkali, toksisitas bahan kimia terlokalisasi di organ tertentu karena jaringan itu
mengekspresikan enzim metabolisme tinggi yang mengubah senyawa zat tersebut menjadi
metabolit bersifat toksik yang dapat merusak sel.

24
Intermediate yang
bersifat toksik

25
Jenis-jenis Bahan Toksik
1. Pesticides
• Zat atau campuran zat apapun yang dimaksudkan untuk mencegah, menghancurkan,
mengusir, atau mengurangi hama. (e.g. herbicides, insecticides, fungicides, etc.)
• Pestisida tidak selalu selektif untuk spesies target yang diinginkan, dan efek kesehatan yang
merugikan dapat terjadi pada spesies non-target, termasuk manusia.
• Pemaparan melalui jalur oral dan dermal
• Insektisida adalah yang paling beracun diantara jenis pestisida. 51 dari 86 (59%) pestisida
yang tercantum dalam Kelas IA dan Kelas IIB adalah bahan insektisida (IPCS, 2010).
• Contoh: DDT (insektisida organochlorine pembasmi nyamuk malaria) yang menyebabkan
kerusakan sistem saraf dan berpotensi kanker pada manusia

26
27
Jenis-jenis Bahan Toksik
2. Metals and metalloids
• Contoh: arsenic dan mercury yang menyebabkan kerusakan fungsi organ pada manusia
• Biasanya pemaparan terjadi secara oral, inhalation dan dermal
• Merupakan senyawa natural di bumi

28
Mercury Poisoning – Minamata Disease
menyerang sistem saraf pusat

29
Jenis-jenis Bahan Toksik

3. Solvents and Vapors


• Solvents mengacu pada kelas bahan kimia organik dengan sifat lipofilisitas dan volatilitas yang
bervariabel.
• Secara umum, lipofilisitas solvents meningkat dengan meningkatnya jumlah karbon pada
senyawa dan / atau atom halogen, sebaliknya volatilitas menurun.
• Senyawa solvents terdiri atas senyawa hidrokarbon; alkohol; eter; ester / asetat; amida /
amina; aldehida; keton; dan campuran kompleks pelarut organik (contoh: gasoline).
• Semakin tinggi sifat lipofilisitas solvents, semakin tinggi toksisitas terhadap sistem saraf
pusat.
• Karena sifat solvents yang volatil, senyawa toksik solvents dapat menyebar ke lingkungan
sekitar dengan mudah melalui proses evaporasi.

30
Routes of Exposure – Solvents and Vapors

31
Jenis-jenis Bahan Toksik

4. Radiation and Radioactive Materials


• Ionizing radiation seperti sinar gamma dan sinar X adalah radiasi yang memiliki energi yang
cukup untuk memindahkan atau membebaskan elektron dari suatu molekul. Elektron bebas
ini memiliki kemampuan untuk merusak biomolekul lain dan khususnya DNA.
• Toksisitas dapat menyebabkan kanker di berbagai organ, penyakit kardiovaskuler, katarak (X-
Ray), dan kerusakan pada cerebral cortex.
• Kelompok populasi yang rentan: pekerja di industri pembangkit nuklir, pekerja radiasi medis,
pemukim di daerah radiasi tinggi.

32
Jenis-jenis Bahan Toksik
5. Toxins from Plants and Animals
• Efek toksin tanaman dan hewan merupakan mekanisme pertahanan melawan predator alam.
• Routes of exposure: dermal, inhalation, oral. Dose determines the toxicity.
• Contoh toxin dari tanaman:
Paparan kulit terhadap poison ivy (Toxicodendron radicans) dapat menyebabkan berbagai
tingkat gatal dan ruam dari senyawa urushiol dalam getah tanaman.

Poison Ivy

33
Toxins from plants - Example

Biji apel mengandung amygdalin, senyawa yang mengandung sianida. Meskipun


diketahui toksisitas sianida, bijinya harus dikunyah atau dihancurkan untuk
melepaskan amigdalin. Setelah ini terjadi, amigdalin dapat dihidrolisis di saluran
pencernaan untuk melepaskan sianida yang bersifat toksik.

34
Jenis-jenis Bahan Toksik
5. Toxins from Plants and Animals
• Zootoksin dapat dibagi menjadi beberapa kategori: (1) oral toxins— racun yang termakan; (2)
parenteral toxins, atau venoms — yang diproduksi oleh kelenjar racun khusus dan diberikan melalui
alat bisa ular; dan (3) crinotoxins — yang diproduksi oleh kelenjar racun khusus tetapi hanya
dilepaskan ke lingkungan melalui pori kulit.
• Contoh senyawa toksik dari hewan (zootoxins):
• Landak laut / sea urchin (Toxopneustes pileolus): gigitan dari rahang yang menyengat atau pedicellariae (organ kecil
seperti penjepit) menghasilkan rasa sakit yang immediate, intens, radiating, menyebabkan pingsan, numbness, paralisis
otot, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian

Crinotoxins yang
Sea urchins menyelubungi kulit
ikan lele
35
Jenis-jenis Bahan Toksik

6. Food Toxicology
• Toksikologi makanan berkaitan dengan zat yang ditemukan dalam makanan yang, bila
dikonsumsi, mungkin merugikan konsumen.
• Praktik toksikologi makanan melibatkan deteksi zat beracun dalam makanan, karakterisasi
sifat mereka, mempelajari nasib mereka dalam tubuh (penyerapan, distribusi, metabolisme,
dan ekskresi), dan menyelidiki efek kesehatan.
• Contoh 1: bakteri Vibrio cholera (infeksi kolera) menggunakan media makanan untuk
transport ke tubuh manusia. Gejala akan muncul setelah bakteri berkembangbiak di GI.
• Contoh 2: Staphylococcus aereus dan Clostridium botulinum berkembangbiak di makanan
dan menghasilkan toksin di makanan. Gejala penyakit akan muncul 2-6 jam setelah
mengkonsumsi makanan yang tercemar.
• Kandungan air atau penggunaan air yang tercemar merupakan konstituen utama penyebab
toksisitas dari makanan

36
Jenis-jenis Bahan Toksik

7. Nanoparticle Toxicology
• Nanopartikel terbuat dari berbagai bahan termasuk karbon (misalnya, 60 karbon [C 60] fullerene,
tabung nano, atau kawat nano), logam (misalnya, emas, perak, atau titik kuantum), atau oksida
logam (misalnya cerium oksida, titanium dioksida, atau seng oksida).
• Nanopartikel atau nanomaterial biasanya berukuran lebih kecil dari 100 nm, dan banyak masalah
telah diangkat terkait potensi racun dari partikel ini, karena ukurannya yang sangat kecil, partikel
ini sangat mudah diserap tubuh (kulit, paru, GI) dan sifat biopersistence di lingkungan.
• Jaringan limfoid merupakan dominan jalur penyerapan utama untuk nanopartikel dari sistem GI.
• Industri nanoteknologi yang sedang berkembang telah menimbulkan ketakutan dan
ketidakpercayaan di kalangan publik tentang toksisitas yang tidak dapat diprediksi dan
konsekuensi yang tidak diinginkan dari paparan manusia terhadap nanopartikel (Bainbridge,
2002; Cobb dan Macoubrie, 2004). Terlepas dari kekhawatiran ini, saat ini belum ada wabah
penyakit manusia yang terkait dengan paparan nanomaterial, meskipun periode latensi
berpotensi lama antara eksposur dan manifestasi efek. Kewaspadaan terus menerus diperlukan
untuk mencegah masalah di masa depan.

37
38
Nanoparticles and
Nanotechnology in
Everyday’s Life

39
Penilaian Toksisitas
• LD50 (Lethal dose 50): menunjukkan dosis dalam unit mg/kg berat badan, yang
mengakibatkan kematian pada setengah (50%) dari populasi hewan coba pada waktu
tertentu.
• LC50 (Lethal concentration 50): menunjukkan konsentrasi suatu zat, dalam unit mg/m3 yang
mengakibatkan kematian pada setengah (50%) dari populasi hewan coba pada waktu
tertentu.
• TD50 (Toxic dose 50): menunjukkan dosis dalam unit mg/kg berat badan, yang
mengakibatkan efek toksisitas pada setengah (50%) dari populasi hewan coba pada waktu
tertentu.
• TC50 (Toxic concentration 50): menunjukkan konsentrasi suatu zat, dalam unit mg/m3 yang
mengakibatkan efek toksisitas pada setengah (50%) dari populasi hewan coba pada waktu
tertentu.
Semakin kecil nilai indikator LD, LC, TD, TC, menunjukkan semakin poten juga zat toksik
tersebut.
40
Penilaian Toksisitas – Bahan Toksik

• DNEL: Derived No
Effect Level

• NOAEL : No
Observed Adverse
Effect Level

• LOAEL: Low
Observed Adverse
Effect Level

41
Penilaian Toksisitas - Obat

• ED50 (Effective Dose


50): Dosis obat yang
menghasilkan efek
terapeutik pada 50%
populasi
• TI (Therapeutic Index):
skala pengukuran relatif
keamanan sebuah obat
(rasio dosis efek toksik
dengan dosis efek
terapeutik).

42
Penilaian Toksisitas – Nilai Ambang Batas (NAB)

• NAB rata-rata selama jam kerja / Threshold Limit Value – Time Weighted Average
(TLV-TWA): kadar bahan kimia di udara tempat kerja selama 8 jam sehari atau 40
jam seminggu yang hampir semua tenaga kerja dapat terpajan berulangkali
sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa terganggu kesehatannya.
• NAB batas pemajanan singkat / Threshold Limit Value – Short Term Exposure (TLV-
STE) / Pemajanan Singkat yang Diperkenankan (PSD): kadar bahan kimia yang
diperkenankan untuk pemanjanan tidak lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4
kali pemajanan per hari, jarak antar pemajanan ridak boleh kurang dari 60 menit.
• NAB tertinggi / Threshold Limit Value Celing (TLV-C): kadar tertinggi bahan kimia
di udara tempat kerja yang tidak boleh dilewati selama melakukan pekerjaan.

43
10 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Bahan Kimia

• Tujuan Pengendalian Bahan Toksik: Upaya menurunkan tingkat bahaya bahan toksik sampai
pada tingkat terendah/terkecil.
1. Mengenali bahan
Pelajari informasi sifat bahan, bahaya dan cara penanganannya (buku indeks atau MSDS). Jangan mencicipi
atau mencium uapnya untuk mengenali bahan.
2. Substitusi
Bila mungkin jangan menggunakan bahan kimia berbahaya. Usahakan mencari gantinya (substitusi)
yang lebih aman.
3. Menggunakan bahan kimia seperlunya
Bila harus menggunakan bahan berbahaya, gunakan sesedikit mungkin, termasuk pemesanannya.
4. Mencegah emisi
Usahakan mencegah emisi atau kebocoran bahan beracun dan korosif. Bila emisi tak dapat dihindari,
isolasi daerah emisi, dan hisap dengan local exhauster atau lakukan pekerjaan dalam lemari asam.

44
10 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Bahan Kimia

5. Mengurangi pemaparan
Bila emisi tak terhindarkan, buka jendela dan pasang ventilasi agar pencemaran di bawah nilai
ambang batas (NAB). Bila tidak mungkin, kurangi waktu kerja atau waktu pemaparan.
6. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Gunakan APD (gloves, kacamata, masker, respirator) untuk melindungi diri.
7. Hati-hati dengan flammables
Jauhkan bahan kimia mudah terbakar dari nyala api, bara, loncatan listrik dan logam panas.
8. Waspadai bahan atau campuran bersifat eksplosif
Jauhkan bahan eksplosif dari panas, gesekan mekanik, goncangan, dan udara panas sinar
matahari.

45
10 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Bahan Kimia

9. Waspadai bahaya tersembunyi dari gudang


Jaga gudang atau tempat penyimpanan bahan kimia agar tetap dingin, berventilasi, kering, jauh
dari api, serta hindari interaksi antara bahan inkompatibel. Jaga gudang agar tetap bersih, rapi
dan periksa setiap saat akan adanya kebocoran atau tumpahan.
10. Mengendalikan limbah bahan kimia
Usahakan setiap proses dengan limbah seminimal mungkin. Daur ulang disarankan. Ikuti aturan
pemusnahan atau pembuangan bahan dengan benar.

46
References / Further Reading (optional)

1. Burcham PC. An Introduction to Toxicology. Vol 9781447155. London: Springer


London; 2014. doi:10.1007/978-1-4471-5553-9

2. Klaassen CD. Casarett & Doull’s Toxicology: The Basic Science of Poisons, 9th
Edition.; 2013.

47

Anda mungkin juga menyukai