Anda di halaman 1dari 32

LUK A B A K A R

Ester Juanita
Therry Septianto
Stephanie Renata
Rut indah susilo
Arian Risky Yafdas
Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi.
Etiologi
01 02 03
Api Air panas Listrik

04 05
Bahan kimia Radiasi
Klasifikasi
01 02 03
Luka bakar api Luka bakar air Luka bakar
panas listrik/petir

04 05 06
Luka bakar bahan Luka bakar Luka bakar akibat
kimia radiasi suhu rendah (forst
bite)
Kedalaman kerusakan jaringan
1

2 1. LB derajat 1
2. LB derajat 2A
(superficial)
3. LB derajat 2B (deep)
4. LB derajat 3
3

4
Derajat 2
Derajat 1 (superficial)

Derajat 2 (deep) Derajat 3


kerusakan/kehilangan jaringan
Apesar de ser vermelho,
Marte é
verdadeiramente frio
Pembagian zona kerusakan
Zona koagulasi, zona nekrosis 
eskar (jaringan mati)

Zona statis

Zona hiperemi
Diagnosis
1. Identi
2. Riwaya ta
s pasien
t penyakit
3. Riwaya terdahulu
t penyakit
4. Riwaya sekarang
t penyakit
keluarga

Anamne
Saat menanyakan tentang
kejadian, perlu diperhatikan
adanya beberapa hal yang
merupakan masalah yang sering
ditemui pada luka bakar; antara
lain :

• trauma inhalasi
• gangguan ekspansi rongga
toraks, dan
• gangguan perfusi
Gangguan Ekspansi Rongga Toraks :

1. Apakah ada nyeri/luka bakar


Trauma inhalasi: diketahui di daerah dada?
2. Apakah ada rasa nyeri saat
1. Apakah kejadian yang mengambil nafas/rasa sulit
menyebabkan luka bakar (contoh: bernafas
ledakan) terjadi di ruang tertutup? 3. Gangguan Perfusi :
2. Apakah pasien sempat tidak 4. Apakah pasien tampak lebih gelisah
sadarkan diri di ruang kejadian? dari biasanya? (dapat ditanyakan
3. Apakah ada pusing-pusing, mual, ke pengantar/keluarga)
dan muntah (tanda-tanda 5. Apakah pasien merasa tubuhnya
keracunan karbon monoksida)? dingin?
4. Apakah pasien merasa sesak?
Pemeriksaan fisik
Trauma inhalasi

1) Keadaan umum a. Inspeksi: batuk-batuk yang menetap,


a. Tingkat kesadaran: Compos metis suara serak, adanya luka bakar pada
(Keadaan umum: lemah) daerah wajah atau leher, jelaga hitam
pada hidung, adanya rambut yang
2) Tanda-tanda vital terbakar, sputum kehitaman,
b. Tekanan darah penurunan kesadaran/status mental,
c. Nadi penggunaan otot bantu napas, napas
d. Respirasi cepat dan dangkal, dan tanda-tanda
e. Suhu tubuh kesulitan napas lain.

b. Auskultasi: mengi, stridor.


Sirkulasi:
a. Nilai sirkulasi daerah distal.

Gangguan perfusi:
Gangguan ekspansi rongga toraks: b. Tekanan darah: normal lalu
hipotensi dengan sistol <80
mmHg, denyut nadi: takikardia
a. Inspeksi: penggunaan otot bantu atau bradikardia, suhu tubuh
napas, napas cepat dan dangkal, dingin terutama di ujung
dan tanda-tanda kesulitan napas ekstremitas, CRT > 2 detik.
lain, adanya luka bakar dengan
eskar tebal di daerah dada kulit
pucat, keringat dingin
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain:
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Arterial blood gas (ABG) untuk mengetahui penurunan PO2 dan peningkatan
PCO2
4. Elektrolit
5. BUN dan kreatinin sebagai baseline
6. Pengecakan myoglobin untuk mengetahui adanya rhabdomyolisis melalui
pemeriksaan kreatinin kinase dan urinalisis.
7. Karboksihemoglobin dan serum laktat untuk mengetahui adanya keracunan
CO (carbon monoxide) dan sianida.
8. Protein total (albumin dan globulin)
9. Glukosa darah
10. Fungsi hati
Diagnosis
1. Derajat kedalaman
2. Luas luka bakar
3. Cidera penyerta Dalamnya luka bakar
tergantung:
a. Tingginya panas
b. Penyebab
c. Lamanya kontak
Perhitungan rule of nine
a. LUAS LUKA BAKAR
b. WALLACE
A c. RULE OF NINE

Kepala leher 9% --------> 9%


Lengan 9% --------> 18%
B Badan depan -------------> 18%
Badan belakang ------------> 18%
Tungkai 18% -------> 36%
Genetalia/ perineum --------> 1 %
C Jumlah -------------------> 100%
Tatalaksana
A. Airway dan
Cervical Spine
Protection
B. Breathing and
Ventilation Primary
C. Circulation dan
Kontrol Perdarahan service
D. Disability
E. Exposure
Secondary service
c. Prinsip Penanganan :
1. Hentikan proses yg
menyebabkan luka
bakar
2. Universal precaution,
HIV, Hepatitis
3. Fluid Rescucitaion
4. VT
5. Pemasangan NGT
6. Pemasangan Urine
kateter
7. Assessment perfusi
ekstremitas
C-Spine Control
Hard collar splint bila ada
indikasi blast injury
Airway terganggu
dan dipakai terus hingga
Buka, triple manuever
sampai hasil foto servikal
Bersihkan, hisap- buang
memberi konfirmasi
Pertahankan, pipa
negatif
orotrakeal/endotrakeal
• Nilai laju nafas,
Breathing simetrisitas,bunyi, nafas, &
& ventilation oksigenasi
• Penyebab gangguan breathing:

1. Keracunan CO dan asap berikan


o2 100% (dengan non
rebreathing mask)
2. Saturasi o2 kurang dari 90% --?
Lakukan assisted ventilation
dengan BVM
3. Keracunan monoksida (CO) 
oksigen % tinggi, evaluasi
dengan analisis gas darah
1. Kehilangan cairan terjadi
Circulation akibat peningkatan
permeabilitas vaskuler
2. Edema terjadi pada 4 – 6 jam
pertama dan terus
berlangsung hingga > 18 -24
jam
3. Keterlambatan resusitasi
cairan > 2 jam 
MORTALITAS
MENINGKAT
4. Resusitasi cairan dibutuhkan
segera apabila LLB dewasa >
15% dan anak 10%
DEWASA :RL 4 CC X BB X %
LUAS LB / 24 JAM
+ dextran 500 -1000 cc setelah
Formula 18 jam
Baxter
KEBUTUHAN FAALI :
< 1 TAHUN : BB X 100 CC
1-3 TAHUN : BB X 75 CC
3-5 TAHUN : BB X 50 CC

½ JUMLAH CAIRAN
DIBERIKAN DALAM 8 JAM
Pantau urine output PERTAMA
½ DIBERIKAN 16 JAM
BERIKUTNYA
Disability

7,834 Exposure
É a distância até a lua
É o período de rotação
de Júpiter
8. Continued Ventilatory
assessment
9. Paint management
10. Psychosocial assessment
11. Pemberian tetanus
toksoid
12. Timbang BB
13. Pencucian luka di kamar
operasi
14. Escharatomy : dilakukan
untuk luka bakar derajat
III, diiris sedalam scarnya
diatas fascia.
Secondary service
a. History/ anamnesa :
b. Pemeriksaan Fisik c. Prinsip Penanganan :
Lengkap (head to toe 1. Hentikan proses yg
menyebabkan luka
and front to back)
bakar
2. Universal precaution,
HIV, Hepatitis
3. Fluid Rescucitaion
4. VT
5. Pemasangan NGT
6. Pemasangan Urine
kateter
7. Assessment perfusi
ekstremitas
1. Kriteria pasien ditransfer ke Unit
Transfer Luka Bakar :

pasien a.
b.
LLB derajat dua > 10%
Luka bakar pada area wajah, tangan,
kaki, genitalia, perineum
c. Luka bakar derajat III
d. Luka bakar listrik
e. Luka bakar kimiawi
f. Luka bakar pada pasien penyakit
kronis ( DM, gagal ginjal)
g. Pasien anak
Perawatan luka tertutup
1. Luka dicuci, debridement dan
didesinfeksi dengan savlon 1:30
2. Tutup tulle
3. Topikal silver sulfadiazine (SSD)
4. Tutup kasa steril tebal/ elastic
verban
5. Luka dibuka hari ke 5, kecuali ada
infeksi
6. Dilakukan dengan pembiusan total
di kamar operasi
1. Gangguan irama jantung
(aritmia).
2. Gangguan pernafasan
3. Dehidrasi, kehilangan cairan
dan darah.
4. Suhu tubuh turun (hipotermia).
Komplikasi 5.
6.
Infeksi bakteri dan Sepsi.
Edema atau penumpukan cairan
pada bagian tertentu.
7. Masalah tulang dan sendi.
Prognosis

Prognosis luka bakar ditentunkan


berdasarkan kedalaman luka
bakar dan luas luka bakar,
dengan mortalitas terkait erat
dengan komplikasi luka bakar
seperti infeksi, sepsi, dan
kegagalan organ. Semakin sedikit
komplikasi prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai