Anda di halaman 1dari 32

LUKA BAKAR

ANGGOTA KELOMPOK:
Amalia putri
Asri libra
Dewi sinta
Eem sumarni
Ika yuniastuti
Mardhatila
Novi Triany
Retno annisa
Siti syarah
Usnaidi
A. Definisi
Cedera yang terjadi dari kontak
langsung ataupun paparan
terhadap sumber panas, kimia,
listrik, atau radiasi disebut luka
bakar. Cedera luka bakar terjadi
ketika energi dari sumber panas
dipindahkan ke jaringan tubuh.
Kedalaman cedera berhubungan
dengan suhu dan rentang waktu
paparan atau kontak (Black &
Hawks, 2014)
Luka bakar suhu tinggi
(Thermal Burn)

Luka bakar radiasi Luka bakar bahan kimia


(Radiasi Injury) ETIOLOGI (Chemical Burn)

Luka bakar sengatan


listrik (Electrical Burn)
 Luka bakar derajat I (superfisial partial thickness)

Luka bakar derajat II (deep partial thickness)


C. Klasifikasi,
berdasarkan
kedalaman
Luka bakar derajat III (full thickness)
Klasifikasi keparahan cedera luka bakar
(American Burn Association)
Total Body Surface Area (TBSA) : Area permukaan tubuh total
Cedera luka bakar mayor
• Luka bakar 25% TBSA usia <40 tahun
• Luka bakar 20% TBSA usia >40 tahun
• Luka bakar 20% TBSA pada anak <10 tahun
Cedera luka bakar moderate
• Luka bakar 15-25% TBSA usia <40 tahun
• Luka bakar 10-20% TBSA usia >40 tahun
• Luka bakar 10-20% TBSA pada anak <10 tahun
Cedera luka bakar minor

• Luka bakar <15% TBSA usia <40 tahun


• Luka bakar <10% TBSA usia >40 tahun
• Luka bakar <10% TBSA pada anak <10 tahun
D. Komplikasi

1. Gagal jantung kongestif dan


edema pulmonal
2. Sindrom kompartemen
3. Adult Respiratory Distress
Syndrome
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
5. Syok sirkulasi
6. Gagal ginjal akut
Perhitungan luas luka bakar
1. Rule of Nine
2. Metode Telapak Tangan
Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode
yang dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah
metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien
kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak
tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
Penatalaksanaan
1. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari
untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api
karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop),
jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila
memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk
memadamkan apinya.
Untuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera
basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik
dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut
basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar
dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh
yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi.
2. Hospital
Resusitasi A, B, C
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma,
karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih
dahulu.

Resusitasi cairan berguna untuk menjaga dan mengembalikan


perfusi jaringan tanpa edema. Kehilangan cairan terbesar adalah 4
jam pertama terjadinya luka dan akumulasi maksimum edema
adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar
Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan yaitu:
Formula parkland
• Cairan ringer laktat: 4ml/KgBB/jam
• Contohnya: pria dengan berat 80kg dengan luas luka bakar 25% membutuhkan
cairan:
• 4ml X 80kg X 25 = 8000ml dalam 24 jam pertama
• = ½ jumlah cairan 4000ml diberikan dalam 8jam, ½ jumlah cairan sisanya 4000ml
diberikan dalam 16jam berikutnya.
Evans
• Rumus:
• Luas luka bakar dalam % x bbKg = jumlah Nacl/24jam
• Luas luka bakar dalam % x bbKg = jumlah plasma/24jam
• Pengganti yang hilang karena penguapan Dextrose 5% 2000 cc/24jam
• ½ jumlah cairan 1+2+3 diberikan selama 8 jam pertama, ½ diberikan dalam 16
jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan ½ jumlah hari pertama.
Penatalaksanaan Pembedahan
• Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar
pada ekstremitas atau tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian
distal akibat pengerutan dan penjepitan dari eskar. Tanda dini
penjepitan berupa nyeri, kemudian kehilangan daya rasa menjadi
kebal pada ujung-ujung distal. Tindakan yang dilakukan yaitu
membuat irisan memanjang yang membuka eskar sampai penjepitan
bebas. Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang
jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial.
Proses Penyembuhan

1. Fase inflamasi
2. Fase proliferasi
3. Fase maturasi
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap
2. leukosit
3. GDA (Gas Darah Arteri)
4. Elektrolit Serum
5. Alkali Fosfat
6. Albumin Serum
7. BUN atau Kreatinin
Perawatan Luka Bakar

1. fase darurat/resusitasi
2. fase akut atau intermediet
3. fase rehabilitasi
Kasus Dan Pembahasan
1. Pengkajian
Data Subjektif
Pasien mengatakan nyeri, khawatir luka lama sembuh dan meninggalkan bekas.
Data Objektif:
• Luka bakar pada area wajah: 4,5%
• Luka bakar pada dada depan: 9%
• Luka bakar pada kedua lengan: 18%
• Luka mengenai lapisan lemak dan subcutis: grade 3
• TD: 90/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR: 26x/menit
• BB: 38 kg, TB: 159 cm
• Pasien tampak menangis
• Resusitasi cairan: 4ccx38kgx31,5%= 4.788;2=2.394
• 8 jam pertama: 2.394
• 8 jam kedua: 1.197
• 8 jam ketiga: 1.197
SKENARIO KASUS

DATA IDENTITAS DIRI


1. Nama : Ny. P
2. Usia : 20 tahun
3. Diagnosa medis : Combustio
4. Rencana : Pemberian carian intravena metode Evans
Data fokus
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
 Pasien mengeluh nyeri  Luka bakar pada area
 Pasien khawatir lukanya wajah, dada depan, dan
lama sembuh dan kedua tangan
meninggalkan bekas  Luka bakar mengenai
lapisan lemak dan
subkutis
 Pasien menangis
 BP: 90/60 mmHg
Nadi:100 x/menit RR :
26x/menit
 BB: 38 kg TB: 159 cm
Analisa Data
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1 Data subjektif : penurunan Hipovolemi
Tidak ada cairan
intravaskuler.
Data Objektif :
Luka bakar pada area
wajah, dada depan,
dan kedua tangan
Luka bakar mengenai
lapisan lemak dan
subkutis
BP: 90/60 mmHg
Nadi:100 x/menit RR
: 26x/menit
BB: 38 kg TB: 159 cm
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
2 Data subjektif : respon kimia pada proses Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri imflamasi pada area luka
bakar .
Data Objektif :
Luka bakar pada area
wajah, dada depan, dan
kedua tangan
Luka bakar mengenai
lapisan lemak dan
subkutis
Nadi:100 x/menit RR :
26x/menit
No Data fokus etiologi Masalah keperawatan
3 Data subjektif : Luka bakar dan proses Ansietas
Pasien khawatir lukanya lama sembuh dan penyembuhan luka yang
meninggalkan bekas lama.

Data Objektif :
Luka bakar pada area wajah, dada depan, dan
kedua tangan
Luka bakar mengenai lapisan lemak dan subkutis
Pasien menangis
Nadi:100 x/menit RR : 26x/menit

4 Data subjektif : hipermetabolik Defisit Nutrisi


Tidak ada

Data Objektif :
Luka bakar pada area wajah, dada depan, dan
kedua tangan
Luka bakar mengenai lapisan lemak dan subkutis
BB: 38 kg TB: 159 cm
Masalah Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan penurunan cairan intravaskuler.
2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya respon kimia pada proses
imflamasi pada area luka bakar .
3. Ansietas berhubungan dengan luka bakar dan proses
penyembuhan luka yang lama.
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan terjadinya hipermetabolik.
INTERVENSI BERDASARKAN MASALAH YANG MUNCUL
1. Hipovolemia
Intervensi :
 Manajemen hipovolemia
• Periksa tanda dan gejala hipovolemia
• Hitung kebutuhan cairan
• Berikan asupan cairan oral
• Anjurkan memperbanyak asupan oral
• Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis, hipotonis, dan koloid
 Manajemen syok hipovolemik
• Monitor status cairan
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
• Berikan posisi syok (modified trendelenburg)
• Pasang jalur IV berukuran besar
• Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
• Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
• Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
2. Nyeri akut
Intervensi :
Manajemen nyeri
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
• Ajakan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian analgesik
• Identifikasi karakteristik nyeri
• Monitor tanda tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
• Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
• Jelaskan efek terapi dam efek samping obat
• Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
3. Ansietas
Intervensi :
Reduksi ansietas
• Monitor tanda tanda ansietas
• Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
• Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
• Latih teknik relaksasi
• Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
Terapi relaksasi
• Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
• Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain,jika sesuai
• Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA KASUS
a. Cairan

• Luas luka bakar : 31,5%


• BB klien : 38 Kg
• Jadi,
• 31,5 x 38 = 1197 = jumlah nacl / 24 jam
• 31,5 x 38 = 1197 = jumlah plasma /24 jam
• 2000 dextrose 5%
Hari Pertama
• a+b+c = 1197+1197+2000 = 4394 = 2197
• 2 2 2
• 2197 ml diberikan pada 8 jam pertama
• 4394-2197 = 2197
• 2197 ml diberikan 16 jam berikutnya
Hari Kedua
• ½ dari jumlah cairan hari pertama yaitu 2197 ml/ 24 jam
Hari Ketiga
• ½ dari jumlah cairan hari kedua yaitu 1098,5 ml/ 24 jam
b. Nutrisi
RUMUS PERHITUNGAN KALORI
Rumus Curreri : (25 kkal x BB) + (40 x %Total Burn Surface Area)

Jadi, (25 x 38) + (40 x 31,5) = 950 + 1.260 = 2.210 Kalori


PRESENTASI DAN DERAJAT LUKA BAKAR

Presentasi luka bakar :


• Wajah : 4,5%
• Dada depan : 9%
• Kedua lengan : 9% + 9% = 18%
• Luka mengenai lapisan lemak dan subkutis : Derajat III
• Kategori luka bakar : Luka Bakar Berat
Edukasi pada pasien luka bakar
 Edukasi tentang diet pada luka bakar
• Apa itu diet luka bakar?
• Makanan dan minuman adalah obat yang secara tidak langsung akan menunjang pengobatan dari suatu penyakit, sama seperti
luka bakar. Pemilihan sumber makanan dan pengaturan makanan yang tepat dibutuhkan para pasien luka bakar untuk membantu
penyembuhan serta pemulihannya.
• Kenapa orang yang memiliki luka bakar harus menjalani diet luka bakar?
• Pemilihan makanan yang tepat tidak hanya mengembalikan energi yang hilang dari pasien luka bakar, tetapi juga membantu
memperbaiki kerusakan jaringan yang terjadi. Tanpa diet yang baik, maka pasien luka bakar justru akan semakin kritis, kekurangan
energi, dan kerusakan jaringan yang terjadi akan bertambah parah.
• Makanan wajib dalam proses penyembuhan Luka Bakar
• Protein
• Karbohidrat
• Lemak
• Vitamin dan mineral
 Edukasi Pencegahan Infeksi
 Discarge planning perawatan luka bakar dirumah

Anda mungkin juga menyukai