Anda di halaman 1dari 8

Borang Portofolio I (Kasus Kegawatdaruratan)

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Muh. Ashari Saputra Musa


No. ID dan Nama Wahana: / UGD RS PADJONNGA DG. NGALLE TAKALAR
Topik: Burn Injury
Tanggal (kasus) : 14 Agustus 2017
Nama Pasien : Tn. Z No. RM :
Tanggal Presentasi : Pendamping: dr. Irmastuti, MARS
Tempat Presentasi: RS PADJONNGA DG. NGALLE TAKALAR
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: laki-laki, 16 tahun, luka bakar pada wajah, badan, dan kaki dialami sejak 2 jam
sebelum masuk rumah sakit akibat terkena jilatan api pada saat membakar sampah dengan
bensin.
Tujuan: Melakukan penanganan awal dalam rangka life saving pasien luka bakar.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. Z No.Registrasi:


Nama klinik UGD RS PADJONNGA DG.
NGALLE TAKALAR
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Luka bakar pada wajah,,badan, dan kaki dialami sejak 2 jam
sebelum masuk rumah sakit akibat terkena jilatan api.
2. Riwayat pengobatan: (-)
3. Riwayat kesehatan/penyakit: (-)
4. Riwayat keluarga: riwayat penyakit ayah (-), ibu (-)
5. Riwayat pekerjaan: belum bekerja
6. Lain-lain: penggunaan obat-obatan (-)
Daftar Pustaka:
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta. p 66-88

2. Klein MB, Thermal Chemical and electrical Injury, In Thorne CH et al eds, Grabb and
Smith’s Plastic Surgery, 6th ed, 2007, Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia. p. 132-149

Hasil pembelajaran:
1. Penanganan awal dan life saving kasus luka bakar
2. Edukasi pasien mengenai luka bakar

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
Luka Bakar pada wajah, badan dan kaki

 Dialami sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit akibat tersiram air panas.
 Batuk (-), sesak (-), dahak berwarna jelaga (-), suara serak (-) nyeri (+) pada daerah
luka, mual (+), muntah (-)
 MT: Osi terkena jilatan api pada wajah, leher, badan, dan kaki pada saat membakar
sampah menggunakan bensin.
 BAK : lancar
 BAB : belum hari ini

2. Obyektif:
 Primary Survey
A : Paten, Obstruksi parsial(-), stridor (-)
B : Spontan, 20 kali/menit, simetris, tipe thorakoabdominal, Rh -/-, Wh -/-
C : TD 90/60, N 110 kali/menit, reguler lemah,
D : GCS 15 (E4M6V5), Pupil isokor φ 3 mm, RC +/+
E: Sax. 36,5˚ C
 Secondary Survey
o Regio Fasialis:
I : Tampak Luka bakar Gr. IIA-B, luas ± 4,5%, eschar ( - ), bula ( - )
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio Thoraco-abdominal (anterior)
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 9 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio humerus dextra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 2 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio humerus sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 2 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio manus sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 1,25 %, eschar (-), bula (+)
P: Nyeri Tekan (+)
o Ekstremitas Inferior Sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 4,5 %, eschar (-), bula (+)
P: Nyeri Tekan (+)

NVD : Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis lemah, CRT > 2 detik
ROM : Gerakan wrist joint terbatas karena nyeri.
3. Assesment:
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis, pasien datang dengan keluhan luka
bakar pada wajah, badan, dan kaki dimana tidak ditemukan tanda-tanda trauma
inhalasi, seperti: sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna jelaga.
Karena hal yang perlu diwaspadai pada pasien luka bakar daerah wajah adalah trauma
inhalasi yang memerlukan penangan yang cepat dan tepat. Luka bakar adalah luka
yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat
membakar (asam kuat, basa kuat).
Efek lokal
· Kerusakan jaringan
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
· Inflamasi
Reakasi inflamasi yang paling awal terlihat adalah eritema, yang disebabkan
karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi pembuluh darah. Makin
berat kerusakan jaringan, respon inflamasi yang muncul akan makin lama bertahan.
· Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme,
biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam. Dalam kondisi yang lebih berat
akan muncul bakteriemi atau septikemi yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi
ke tempat yang lain.
Efek regional
· Sirkulasi
Jika terdapat udem yang luas, maka akan terjadi pembengkakan, aliran darah dari
extremitas dapat mengalami obstruksi. Sirkulasi untuk otot tangan intrinsic dapat
terganggu akibat udem, dapat terjadi nekrosis yang lama kelamaan menjadi
kontraktur.
Efek sistemik
· Kehilangan cairan
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih
bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan
gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat,
tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
· Multiple organ failure dan Sepsis
Kegagalan progresif dari ginjal dan hepar di akibatkan karena kehilangan cairan,
toxemia karena infeksi, sepsis.
· Trauma inhalasi
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terisap. Udem
laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala
sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya.
· Komplikasi sistemik
Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat
menimbulkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama
dengan tukak peptic. Kelainan ini disebut tukak Curling. Yang khawatirkan pada
tukak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis dan
atau melena.

Luka bakar dibagi menjadi 4 derajat


1. Luka bakar grade I
Luka bakar grade 1 hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari,
misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri
atau hipersensitivitas setempat.
2. Luka bakar grade II
Superficial partial thickness:
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar
grade I
Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah
Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan
Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi ),
dapat sembuh sempurna.
Deep partial thickness
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis
Disertai juga dengan bula,dengan dasar berbecak merah muda dan putih karena
variasi dari vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya
sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran
darah
Luka akan sembuh dalam 3-9 minggu, dengan meninggalkan sikatrik.
3. Luka bakar grade III
Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh
darah sudah hancur.
Luka bakar meliputi seluruh dermis
Pada kulit yang rusak terjadi koagulasi protein dan pada tempat yang melingkar
dapat terbentuk eschar.
4. Luka Bakar grade IV
Mencakup organ lain selain kulit seperti otot atau tulang.
Wallace rule of nines Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas
luka bakar pada orang dewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang
terkena luka bakar dapat dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada anak-anak
Penanganan Luka Bakar:
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka
bakar yaitu :

I. Cara Evans. Untuk menghitung kebutuhan cairan pada hari pertama :


o Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc NaCl (1)
o Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc larutan koloid (2)
o 2000 cc glukosa 5 % (3)
Separuh dari jumlah (1), (2), dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada
hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan kedua. Sebagai monitoring pemberian cairan lakukan
perhitungan diuresis.

II. Cara Baxter.

Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan
pada hari pertama dihitung dengan rumus = 4 x BB (kg) x % luka bakar. Separuh dari jumlah
cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama
diberikan elektrolit yaitu Ringer lakta karena terjadi hiponatremia. Untuk hari kedua diberikan
setengah dari jumlah pemberian hari pertama.

Kalau banyak terjadi kerusakan otot, urin akan berwarna gelap oleh mioglobin; penderita ini
perlu diberikan manitol dengan dosis awal 25 gr disusul dosis rumatan 12,5 gr/jam. Kalau perlu
manitol diberikan sampai enam kali, untuk memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal.
Bila ada udem otak dapat diberikan diuretik dan kortikosteroid.

Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan jaringan mati secara bertahap
karena tidak semua jaringan mati jelas tampak pada hari pertama. Bila luka pada ekstremitas,
mungkin perlu fasiotomi pada hari pertama untuk mencagah sindrom kompartemen. Selanjutnya
dilakukan rekonstruksi.

 Penanganan lain :
 Pemberian analgetik
 Pemberian antibiotic
 Rawat luka
 Grafting

4. Plan:
Diagnosis:
Combustio Grade IIA-IIB Luas 23,25% e.c fire burn injury
Penatalaksanaan:
 O2 4 liter per menit
 IVFD RL sesuai Rumus Resusitasi cairan Baxter
Jumlah cairan = 4 x BB (kg) x % luka bakar
4 x 50 x 23,25
4.650 cc/ 24 jam
8 jam I = 2.325 cc  20 x 2.325 / 8 x 60
46.500 / 480 = 97 tpm
16 jam II = 2.325 cc  20 x 2.325 / 16 x 60
46.500 / 960 = 49 tpm
 Pasang Kateter Monitoring urine/ jam
 Balance Cairan
 Inj ketorolac/8 jam/IV
 Inj Ranitidine/8 jam/IV
 Inj Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV skin test
 TT 0.5 cc (i.m)
 Burnazin zalf
Pendidikan : Edukasi mengenai penanganan luka bakar yang benar, misalnya tidak
mengoleskan sembarang zat pada luka.
Konsultasi : Bila keadaan umum membaik, dilakukan konsultasi ahli bedah plastic
untuk skin graft, konsultasi pada ahli rehabilitasi medic bila terjadi kontraktur, dan
konsultasi dengan ahli psikiatri bila terjadi depresi akibat hilangnya kepercayaan diri
Rujukan : Pasien dirujuk ke Unit Luka Bakar RS. Wahidin Sudirohusodo
Kontrol : (-)

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Penanganan awal luka bakar 0-72 jam Keadaan umum stabil
dengan resusitasi
Maintenance cairan dan 0-7 hari Mencegah komplikasi lanjut
follow up
Perawatan Luka 0-14 hari Mencegah komplikasi lanjut,
khususnya kontraktur dan
infeksi sekunder serta
mempercepat penyembuhan
luka
Konsultasi ke ahli bedah Bila keadaan umum stabil, Luka sembuh sempurna,
plastik, ahli jiwa dan dilakukan sesuai kondisi tidak terjadi kontraktur, dan
rehabilitasi medic pasien depresi

Takalar, Oktober 2017

Peserta, Pendamping,

dr. Muh. Ashari Saputra Musa dr. Irmastuti, MARS

Anda mungkin juga menyukai