2. Klein MB, Thermal Chemical and electrical Injury, In Thorne CH et al eds, Grabb and
Smith’s Plastic Surgery, 6th ed, 2007, Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia. p. 132-149
Hasil pembelajaran:
1. Penanganan awal dan life saving kasus luka bakar
2. Edukasi pasien mengenai luka bakar
1. Subyektif:
Luka Bakar pada wajah, badan dan kaki
Dialami sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit akibat tersiram air panas.
Batuk (-), sesak (-), dahak berwarna jelaga (-), suara serak (-) nyeri (+) pada daerah
luka, mual (+), muntah (-)
MT: Osi terkena jilatan api pada wajah, leher, badan, dan kaki pada saat membakar
sampah menggunakan bensin.
BAK : lancar
BAB : belum hari ini
2. Obyektif:
Primary Survey
A : Paten, Obstruksi parsial(-), stridor (-)
B : Spontan, 20 kali/menit, simetris, tipe thorakoabdominal, Rh -/-, Wh -/-
C : TD 90/60, N 110 kali/menit, reguler lemah,
D : GCS 15 (E4M6V5), Pupil isokor φ 3 mm, RC +/+
E: Sax. 36,5˚ C
Secondary Survey
o Regio Fasialis:
I : Tampak Luka bakar Gr. IIA-B, luas ± 4,5%, eschar ( - ), bula ( - )
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio Thoraco-abdominal (anterior)
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 9 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio humerus dextra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 2 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio humerus sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 2 %, eschar (-)
P: Nyeri Tekan (+)
o Regio manus sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 1,25 %, eschar (-), bula (+)
P: Nyeri Tekan (+)
o Ekstremitas Inferior Sinistra
I : Tampak Luka bakar Gr II A-B, Luas ± 4,5 %, eschar (-), bula (+)
P: Nyeri Tekan (+)
NVD : Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis lemah, CRT > 2 detik
ROM : Gerakan wrist joint terbatas karena nyeri.
3. Assesment:
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis, pasien datang dengan keluhan luka
bakar pada wajah, badan, dan kaki dimana tidak ditemukan tanda-tanda trauma
inhalasi, seperti: sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna jelaga.
Karena hal yang perlu diwaspadai pada pasien luka bakar daerah wajah adalah trauma
inhalasi yang memerlukan penangan yang cepat dan tepat. Luka bakar adalah luka
yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat
membakar (asam kuat, basa kuat).
Efek lokal
· Kerusakan jaringan
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
· Inflamasi
Reakasi inflamasi yang paling awal terlihat adalah eritema, yang disebabkan
karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi pembuluh darah. Makin
berat kerusakan jaringan, respon inflamasi yang muncul akan makin lama bertahan.
· Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme,
biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam. Dalam kondisi yang lebih berat
akan muncul bakteriemi atau septikemi yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi
ke tempat yang lain.
Efek regional
· Sirkulasi
Jika terdapat udem yang luas, maka akan terjadi pembengkakan, aliran darah dari
extremitas dapat mengalami obstruksi. Sirkulasi untuk otot tangan intrinsic dapat
terganggu akibat udem, dapat terjadi nekrosis yang lama kelamaan menjadi
kontraktur.
Efek sistemik
· Kehilangan cairan
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih
bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan
gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat,
tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
· Multiple organ failure dan Sepsis
Kegagalan progresif dari ginjal dan hepar di akibatkan karena kehilangan cairan,
toxemia karena infeksi, sepsis.
· Trauma inhalasi
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terisap. Udem
laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala
sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya.
· Komplikasi sistemik
Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat
menimbulkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama
dengan tukak peptic. Kelainan ini disebut tukak Curling. Yang khawatirkan pada
tukak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis dan
atau melena.
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan
pada hari pertama dihitung dengan rumus = 4 x BB (kg) x % luka bakar. Separuh dari jumlah
cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama
diberikan elektrolit yaitu Ringer lakta karena terjadi hiponatremia. Untuk hari kedua diberikan
setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
Kalau banyak terjadi kerusakan otot, urin akan berwarna gelap oleh mioglobin; penderita ini
perlu diberikan manitol dengan dosis awal 25 gr disusul dosis rumatan 12,5 gr/jam. Kalau perlu
manitol diberikan sampai enam kali, untuk memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal.
Bila ada udem otak dapat diberikan diuretik dan kortikosteroid.
Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan jaringan mati secara bertahap
karena tidak semua jaringan mati jelas tampak pada hari pertama. Bila luka pada ekstremitas,
mungkin perlu fasiotomi pada hari pertama untuk mencagah sindrom kompartemen. Selanjutnya
dilakukan rekonstruksi.
Penanganan lain :
Pemberian analgetik
Pemberian antibiotic
Rawat luka
Grafting
4. Plan:
Diagnosis:
Combustio Grade IIA-IIB Luas 23,25% e.c fire burn injury
Penatalaksanaan:
O2 4 liter per menit
IVFD RL sesuai Rumus Resusitasi cairan Baxter
Jumlah cairan = 4 x BB (kg) x % luka bakar
4 x 50 x 23,25
4.650 cc/ 24 jam
8 jam I = 2.325 cc 20 x 2.325 / 8 x 60
46.500 / 480 = 97 tpm
16 jam II = 2.325 cc 20 x 2.325 / 16 x 60
46.500 / 960 = 49 tpm
Pasang Kateter Monitoring urine/ jam
Balance Cairan
Inj ketorolac/8 jam/IV
Inj Ranitidine/8 jam/IV
Inj Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV skin test
TT 0.5 cc (i.m)
Burnazin zalf
Pendidikan : Edukasi mengenai penanganan luka bakar yang benar, misalnya tidak
mengoleskan sembarang zat pada luka.
Konsultasi : Bila keadaan umum membaik, dilakukan konsultasi ahli bedah plastic
untuk skin graft, konsultasi pada ahli rehabilitasi medic bila terjadi kontraktur, dan
konsultasi dengan ahli psikiatri bila terjadi depresi akibat hilangnya kepercayaan diri
Rujukan : Pasien dirujuk ke Unit Luka Bakar RS. Wahidin Sudirohusodo
Kontrol : (-)
Peserta, Pendamping,