A K
B :Pembimbing
AAndri Anugrah, dr., SpBS., M.Kes
K
LU Yunike Putri N
4151131470
IDENTITAS
No. RM : 444990
Nama pasien : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/TTL : Bandung, 01 Januari 1961
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal/Jam : 29/02/2016. Pukul 10.30
Alamat : Kp. Petri RT/RW 02/05 Cibenda- Cipongkor
TRIAGE
Trauma
Nontrauma
Maternity
Red
Yellow
Green
PRIMARY SURVEY
Airway
Clear/Unclear
Breathing
Clear/Unclear
Circulation
Clear/Unclear
TRIAGE
Trauma
Nontrauma
Maternity
Red
Yellow
Green
Black
Pasien datang
Sendiri
Diantar oleh : Keluarga
Pengkajian Assesment
Auto Anamnesa
Allo Anamnesa
Pukul Periksa: 10.30
SKALA NYERI
Skala Nyeri= nyeri hebat
Monitoring
Perawatan luka bakar dengan debridement luka dan penutupan
luka
Analgetik ketorolac 3 x 300 mg
KESIMPULAN
Perbaikan
Stabil
Perburukan
TINDAK LANJUT
Rujuk
Rawat
Pulang Paksa
Pulang
SAAT PASIEN KELUAR
Pukul: 13.00
Kondisi:Stabil
GCS: 15
E= 4 M= 6 V= 5
Tanda Vital:
Tekanan darah= 110/70 mmHg
Nadi= 92x/menit
Respirasi= 20 x/menit
Suhu= 36.67C
SpO2= 97%
LUKA BAKAR
Definisi
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame),
jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda
panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan
kimia, serta sengatan matahari
LUKA BAKAR
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para
dokter. Lika bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat
yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain
Di AS kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar setiap
tahunnya, dari angkat tersebut sebanyak 112.000 penderita luka
bakar membutuhkan tindakan emergensi, dan sekitar 210 orang
penderita luka bakar meninggal dunia
Di indonesia, elum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi
dengan bertambahnya jumla penduduk serta industri angka luka
bakar semakin meningkat
ELECTRICAL INJURIES
4% dari kecelakaan di pabrik yang fatal
Faktor risiko : yang berhubungan dengan listrik (tukang
listrik, petugas PLN,dll)
Faktor yang mempengaruhu : kulit yang lembab, voltage,
jenis aliran, lama paparan, bagian yang terkena dan jumlah
bagian yang tidak terkena
Arus AC lebih bahaya ( otot kejang dan luka basah), Arus DC
( perubahan elektrolit jaringan )
Energi listrik menyebabkan kerusakan, nekrosis dan
depoarisasi jaringan saraf dan jantung
Arus AC 100 volt, 60 Hz menyebabkan fibrilasi ventrikel,
>1000v menyebabkan pernapasan paralisis, >10000v dapat
menyebabkan shock
Arus 20mA otot pernpasan kontraksi, arus 30-40mA fibrilasi
ventrikel, arus DC menyebabkan asistole
Lighting injury berbeda karena tegangan yang sangat
tinggi, kontak sebentar, daat menyebabkan kejadian
asistole daripada ventrikel fibrilasi, kerusakan saraf dan
gangguan multi sisitem
PENYEBAB
1. Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald)
,jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat
terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya(logam
panas, dan lain-lain)
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali
yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupu bahan
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api,
dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang
memiliki resistensi paling rendah. Kerusakan terutama pada
pembuluh darah, khusunya tunika intima, sehingga menyebabkan
gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari
lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun grown
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber
radio aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio
aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan
industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga
dapat menyebabkan luka bakar radiasi
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
A. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis, superficial, kulit kering hiperemik, berupa
eritema, tidak djumpai nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan
secara spontan dalam 5-10 hari
B. Derajat II
Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian laisan dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Dijumpai pula, pembentukan scar dan nyeri
karena ujung-ujung saraf terirutasi. Dasar luka berwarna merah atau pucat.
Derajat II A
. Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh
. Bula mungkin terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya
tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin terdiagnosa sebagai derjat II
superficial setelah 12-24 jam
Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna merah muda dan basah
Jarang menyebabkan hypertropic scar
Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari
3 minggu
Derjat II B
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebagian masih utuh
Dijumpa bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tampak berwarna merah
muda dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplay darh dermis
( darah yang berwarna putih mengindikasikanaliran darah yang sedikit atau tidak
ada ama sekali, daerah yang berwarna merah muda mengindikasikan masih ada
aliran darah)
Jika infeksi dicegah, luka akan sembuh dalam 3-9 minggu
c. Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan lebih dalam,
tidak dijumpai bula, apdises kulit rusak, kulit yang terbakar
berwarna putih dan pucat. Karena kering letaknya lebih
rendahdibandingkan kulit sekitar. Terjadi koagulasi protein pada
dermis yang disebur scar, biasanya tidak dijumpai nyeri dan hilang
sensasi oleh karena ujung-uung saraf sensorik mengalami
kerusakan. Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.
GEJALA KLINIS
Sengatan listrik dapat menyebabkan syok, luka bakar,
jaringan nekrosis, bagian permukaan menunjukkan luka
nekrosis karena panas, batas jelas, berwarna kuning
kecoklatan
Kerusakan saraf ( bisa aku/kronis), otot jantung ( gangguan
irama), kerusakan otak, mata, ginjal, GIT, cairan
intravaskular, warna urine, termasuk patah tulang akibat
kejang
Penderita harus diamati beberapa hari untuk mengetahui
apakah ada tanda-tanda miositis dan rhabdomiolisis
DERAJAT KEDALAMAN
(GRADE) LUKA BAKAR:
Derajat kedalaman Struktur yg Gejala dan
(Grade) terkena Keluhan
Gr III
DERMIS
Rule of Nines
(Wallace)
TERAPI
Nilai KU pasien ABC
Obstruksi airway bebaskan jalan napas ( intubasi)
Syok segera lakukan infus ( tetes cepat), tanpa
memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan
Tidak syok segera infus sesuai kebutuhan cairan
Perawatan Luka kompres dingin menggunakan antieptik,
salep cibro
Antibiotik sprektrum luas untuk mencegah infeksi
Analgetika diberikan secara iv line
PEMBERIAN CAIRAN PADA LUKA
BAKAR
Formula Baxter
Dewasa
4cc x % luas LB x kg BB =.....cc lar. RL
diberikan : bagian pada 8 jam I
bagian pada16 jam berikutnya
diberikan lar. koloid 500-1000cc pd jam ke 18-24
PEMBERIAN CAIRAN PADA
LUKA BAKAR
Formula (modifikasi) Baxter
Anak
2cc x % luas LB x kg BB=...cc lar. RL
diberikan: bagian pada 8 jam I
bagian pada 16 jam berikutnya
larutan koloid 17:3 (sejak jam ke-0)
Hari berikutnya diberikan cairan maintenance
KOMPLIKASI LUKA BAKAR AKIBAT ARUS
LISTRIK
Sindroma kompaartemen
Kelainan jantung aritmia, fibrilasi ventrikel, henti jantung
Kehilangan kesadaran
Mioglobunuria
KRITERIA RUJUK