Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi ( lanjut )

a. Badan menjadi kurus HIV wasting syndrome, yaitu berat badan turun lebih dari
10%.
b. Diare kronik tanpa diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan atau kelemahan
kronik dan demam tanpa diketahui sebabnya lebih dari 1 bulan.
c. Pneumonia Pneumocystis carinii.
d. Toksoplasmosis otak.
e. Kriptokokosis di luar paru.
f. Infeksi sitomegalo virus pada organ tubuh kecuali di limpa, hati atau kelenjar
getah bening.
g. Infeksi virus herpes simpleks di mukotan lebih dari 1 bulan.
h. Mikosis (misalnya: histoplasmosis, koksidiodomikosis) yang endemic,
menyerang banyak bagian organ tubuh (diseminata).
i. Kandidosis esophagus, trakea, bronkus, atau paru.
j. Mikobakteriosis atipik diseminata.
k. Septicemia salmonella non tifoid.
l. Tuberculosis di luar paru.
m. Limfoma.
n. Sarcoma Kaposi.
o. Ensefalopati HIV, yaitu gangguan kognitif atau disfungsi motorik menggangu
aktivitas sehari-hari, progresif sesudah beberapa minggu atau bulan, tanpa
ditemukan penyebab lain kecuali HIV.
(ilmu penyakit kulit kelamin edisi kelima 2008: UI)

Pencegahan
I.
Adanya pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda yaitu
di sekolah, akademi dan universitas dan untuk remaja yang diluar sekolah.
II.
Program penyuluhan sebaya (peer group education) untuk berbagai kelompok
sasaran yaitu dengan LSM (lembaga swadaya masyarakat)
III.
Program kerjasama dengan nedia cetak dan media elektronik sehingga setiap
momentum yang terkait dengan HIV/AIDS perlu dimanfaatkan untuk mendorong
parsitipasi media untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut.
IV.
Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika, termasuk program
pengadaan jarum suntik steril.
V.
Program pendidikan agama disekolah dan dirumah.
VI.
Program layanan pengobatan infeksi menular seksual (IMS)
VII.
Pelatihan keterampilan hidup amat diperlukan untuk remaja agar mengenal
potensi diri, tahu memanfaatkan sitem informasi, serta mengenal kesempatan
dan cara-cara mengembangkan diri.
VIII.
Program pengadaan tempat-tempat untuk tes HIV dan konseling yang
diharapkan orang yang terinfeksi HIV akan menerapkan seks aman dan tidak
menularkan Hiv ke orang lain.

IX.

Integrasi program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan dan


dukungan untuk odha.
Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan pemberian obat
ARV.
(1-10 buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3 edisi 5, UI)

X.

Kontak seksual harus dihindari dengan orang yang diketahui menderita aids
dan orang yang lebih sering menggunakan oabt bius dengan intravena.
Cara hubungan seksual yang dapat merusak selaput lendir rectal, dapat
memperbesar kemungkinan mendapatkan aids, sanggama anal pasif yang
pernah dilaporkan pada beberapa penelitian menunjukan kolerasi tersebut
walaupun belum terbukti, kondom merupakan salah satu intuk menghindari
penyakit kelamin.
Semua orang yang tergolong aids seharusnya tidak menjadi donor, di AS soal
ini sudah dapat dipecahkan dengan adanya penentuan zat anti-aids dalam
darah melalui cara enzyme linked immune sorbent assay (ELISA)
Para dokter harus ketat mengenai indikasi medis transfuse darah autolog yang
dianjurkan untuk dipakai.
(ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima 2008. UI)

Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaa odha terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1) Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV)
yaitu dapat mengobati infeksi kriptosporidiasis, infeksi virus sitomegali, infeksi
mikobakterium atipikal, dan pneumonia pneumocystis carinii, penurunan kasus
kanker seperti sarcoma Kaposi dan limfoma.
o Stavudin (NsRTI) kapsul: 30mg,40 mg, >60kg:2x40mg, <60mg: 2x30mg
o Lamivudin (3TC) golongan NsRTI, tablet 150mg Lar.oral 10mg/ml
o Nevirapin (NVP) golongan NNRTI, tablet 200mg, 1x200mg selama 14
hari dilanjutkan 2x200mg
o Zidovudin (ZDV,AZT) gol NsRTI kapsul 100mg, dosis(perhari) 2x300mg,
atau 2x250mg (dosis alternative)
o Didanosin (ddl) golongan NsRTI tablet kunyah 100mg, >60kg: 2x200mg
atau 1x400mg, <60kg: 2x125mg atau 1x250mg
o Efavirenz (EFV,EFZ) golongan NNRTI kapsu; 200mg, 1x600mg,malam
o Nelfinavir (NFV)golongan PI,tablet 250mg: 2x1250mg
2) Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanjer yang
menyertai infeksi HIV/AIDS seperti jamur, tuberkolusis, toksoplasma, sarcoma
Kaposi, limfoma dan kanker seviks
3) makanan yang mempunyai nilai gizi yang lebih baik
4) pengobatan suportif: dukungan psikososial dan dukungan agama
5) tidur yang cukup dan menjaga kebersihan.

(buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3 edisi 5, UI)

Anda mungkin juga menyukai