Pendahuluan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) :
Banyak dijumpai pada bayi dan anak
Merupakan penyebab kedua morbiditas penyakit
infeksi pada anak sesudah infeksi napas
40 % akan mempunyai risiko infeksi berulang
dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik
Sebagian dari penderita dapat mengalami parut
ginjal dikemudian hari bila disertai dengan
adanya vesikoureteral-refluks
Definisi
ISK adalah adanya pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi
di kandung kemih dengan bakteriuria yang
bermakna ( Alatas,2002).
Epidemiologi
Etiologi
(Alatas,2002)
Spesies
E.Coli
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas
Enterococcus
Staphylococcus
Lain-lain
Total (%)
79,5
3,5
3,5
0,5
2,6
2,6
8,0
Klasifikasi ISK
(Winberg,1978 ; Jodal,1994 ; Todd,1995)
ISK complicated
ISK non complicated
ISK simptomatik
ISK asimptomatik
Patogenesis (Kher,1992)
Flora usus
Munculnya tipe uropatogenik
Cystitis
Virulensi bakteri
Pielonefritis akut
Parut ginjal
Urosepsis
Faktor anatomi :
- Refluks vesiko ureter dan refluks intrarenal
- Obstruksi saluran kemih
- Benda asing dalam saluran kemih (kateter urin)
- Duplikasi collecting system
- Ureterokel
- Divertikulum kandung kemih
a.
b.
c.
d.
Neonatus
(%)
1-12 bulan
(%)
1 8 tahun
(%)
8 (8,5%)
7/1
72 (76,6%)
57/15
14 (14,9%)
9/5
7 (87,5%)
1 (12,5%)
68 (94,4%)
4 (5,5%)
8 (11,1%)
10 (13,8%)
4 (5,5%)
3 (4,2%)
2 (2,8%)
7 (50%)
Kejang
1 (12,5)
6 (8,3%)
8 (57,1%)
1 (12,5%)
5 (35,7%)
5 (35,7%)
10 (71,4%)
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
Laboratorium
Pencitraan
Kultur
Laboratorium
1.
2.
3.
Tes Nitrit
Tes Reduktase Biru Metilen
Tes
Leukosit
esterase
Nitrit
Leukosit
positif
Sel darah putih
(mikroskopik)
Bakteri (mikroskopik)
Leukosit esterase atau nitrit
atau mikroskopik positif
Sensitivitas (%)
Spesifisitas (%)
83
53
93
78
98
72
73
81
81
99,8
83
70
> 99 %
Kateterisasi transuretral
> 100.000
10.000 100.000
1000 10.000
< 1000
95 % : tersangka infeksi
kemungkinan infeksi, ulang
pemeriksaan
Kecepatan pengosongan
kandung kemih
-Laki-laki
-Perempuan
> 10.000
3 spesimen 100.000
2 spesimen 100.000
1 spesimen 100.000
5 x 10.000 100.000
10.000 5 x 10.000
< 10.000
Mungkin infeksi
95 %
90 %
80 %
Tersangka infeksi
Simptomatik : tersangka, ulang
pemeriksaan
Asimptomatik
Cast Urin. (A) cast hialin, (B) cast eritrosit, (C) cast leukosit
(D) cast granular.
Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan ginjal dan saluran kemih
bertujuan :
1. Mendeteksi kelainan yang menyebabkan gangguan
aliran air, seperti ureteropelvic junction, megaureter
primer, ureter ektopik, neurogenic bladder, batu saluran
kemih.
2. Mendeteksi adanya vesika urenal refluks (VUR) dan
parut ginjal.
3. Mendeteksi percepatan pertumbuhan ginjal yang dapat
digunakan sebagai evaluasi hasil pengobatan.
(Winberg,1978 ; Smillie,1994)
1.
2.
Radiologi konvensional
1.
2.
3.
4.
Ultrasonografi (USG)
USG dapat menunjukkan gambaran :
Anatomis ginjal dan saluran kemih
Keadaan hidronefrosis
Hidroureter
Ureterokel
Penebalan dinding kandung kemih
Kedokteran Nuklir
Tomografi Komputer /
Computerized Tomograph (CT)
Kelebihan :
- tidak digunakan sinar pengion bahaya radiasi
dapat diabaikan
- dapat dilakukan dengan potongan kesegala
arah (aksial, sagital, koronal)
- gambarnya akan baik tanpa pemberian zat
kontras.
Kelemahan :
- sangat sensitif terhadap gerakan
- alatnya masih sangat terbatas
- mahal.
Penatalaksanaan
ISK
MSU
Obstruksi
oulet
Sitoskopi
Normal
USG Ginjal
RVU
PIV
+/Sintigrafi
DMSA
Normal
Hidronefrosis
Tidak dilakukan
Pemeriksaan
lanjutan
Sintigrafi
DTPA
kemih
Dosis
Amoksisilin
Ampisilin
Sulfonamid dan TMP
Sulfisoxazole
Augmentin
Sefiksim
Sefpodiksim
Sefprozil
Sefaleksin
Nitrofurantoin*
Antibiotika
Ampisilin
Seftriakson
Sefotaksim
Seftazidim
Sefazolin
Gentamisin
Tobramisin
Tikarsilin
Dosis
100 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 6 jam
75 mg/kgbb, pemberian setiap 24 jam
150 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 6 jam
150 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 6 jam
50 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 8 jam
7.5 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 8 jam
5 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 8 jam
300 mg/kgbb/hari, pemberian setiap 6 jam
Nitrofurantoin
Sulfisoxazole
Asam nalidiksat
Methenainemandelate
Dosis
TMP 2 mg, SMX 10 mg/kgbb dosuis tunggal
malam, atau TMP 5 mg, SMX 25 mg/kg 2 kali
seminggu
1 2 g/kgbb dosis tunggal
10 20 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis
30 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis
75 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis
Rekomendasi
American Academiy of Pediatrics (AAP) :
Prognosis
TERIMAKASIH
REFERENSI