Anda di halaman 1dari 13

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Wahyuni Surya Wulandari


No. ID dan Nama Wahana : RSUD Salewangang Kab. Maros
Topik : Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%
Tanggal (kasus) : 20 April 2017
Nama Pasien : Tn. N No RM : 12.08.88
Tanggal presentasi : 29 April 2017 Pendamping: dr. Hasmiah
Tempat presentasi: Ruang Pertemuan RSUD Salewangang Maros
Obyek presentasi : Anggota Komite Medik & Dokter Internsip RSUD Salewangang Maros
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Laki-laki, 70 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada hampir seluruh badan dialami sejak
kurang lebih 1 jam yang lalu saat pasien sedang membakar sampah dikebun. Saat pasien
menuangkan minyak tanah ke tengah sampah yang sedang dibakar, api tiba-tiba membesar dan
membakar hampir seluruh bagian tubuh korban. Batuk tidak ada, sesak tidak ada, mual tidak
ada, muntah tidak ada. Riwayat kehilangan kesadaran tidak ada, riwayat muntah tidak ada,
riwayat nyeri kepala tidak ada.
Tujuan :
Mendiagnosis kelainan pasien, life saving, penatalaksanaan lebih lanjut pada pasien, menentukan
prognosis pasien, edukasi pasien dan keluarganya
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi
Data pasien : Nama : Tn. N Nomor registrasi : 12.08.88
Nama klinik UGD RSUD Salewangang Maros
Data utamauntukbahandiskusi:
1. Diagnosis / Gambaranklinis :
Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%

1
Keadaan umum gelisah, sakit sedang dengan GCS E4V5M6, nafas 24x/menit, nadi
98x/menit.
 Tampak luka bakar regio facialis, colli, thoraks posterior, brachi, antebrachi,
palmaris, gluteus dan genu. Luka tampak eritema, tampak jaringan nekrotik
berwarna kehitaman, dan bulla utamanya pada region facialis ukuran luka
bervariasi. Pada regio facialis tidak tampak alis dan bulu mata pasien.
2. Riwayat pengobatan: -
3. Riwayat kesehatan/penyakit: -
4. Riwayat keluarga: -
5. Riwayat pekerjaan & pendidikan: Pasien adalah seorang petani. Pasien memiliki jaminan
kesehatan oleh pemerintah daerah. Kehidupan perekonomian pasien tampak kurang
mampu.
6. Pemeriksaanfisik yang bermakna :
Primary Survey
A : Paten, bersih
B : RR : 24x/menit, simetris, spontan, tipetorakoabdominal, sonor +/+, suaradasar
vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
C : TD : 130/70mmHg, Nadi : 102x/menit, reguler, kuat angkat
D : GCS 15 (E4M6V5), refleks cahaya +/+, pupil isokorØ : 2.5mm/2.5mm
E :Suhu: 37,70C aksilla

Secondary survey
Status Lokalis
 Regio Facialis
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (+) berisi cairan berwarna
jernih, ukuran luka bervariasi, tepi luka tidak rata, perdarahan (-). Tampak alis, bulu
mata pasien dan rambut bagian depan habis terbakar. (Luas luka 5%)
 Regio Colli
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran luka bervariasi, tepi
luka tidak rata, perdarahan (-). (Luas Luka 1%)

2
 Regio Brachii, Antebrachii, Palmaris Sinistra
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran luka bervariasi, tepi
luka tidak rata, perdarahan (-). (Luas Luka 9%)
 Regio Thoracalis Posterior
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran luka bervariasi, tepi
luka tidak rata, perdarahan (-). (Luas Luka 9%)
 Regio Genu Dextra
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran luka bervariasi, tepi
luka tidak rata, perdarahan (-). (Luas Luka 1%)
 Regio Gluteus
Tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran luka bervariasi, tepi
luka tidak rata, perdarahan (-). (Luas Luka 1%)

7. PemeriksaanPenunjang
 Darah rutin
Daftar Pustaka:
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta. p 66-88
2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya
Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p 118-
129
4. Jerome FX Naradzay. http: // www. emedicine. com/ med/ Burns, Thermal.
5. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.nlm.nih.gov/medlineplus.
6. St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book, Chapter 19
7. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in : Schwartz’s Principles of
Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New York. p.189-216
8. Benjamin C. Wedro. First Aid for Burns. http://www.medicinenet.com.

Hasil pembelajaran:

3
1. Definisi luka bakar
2. Klasifikasi derajat luka bakar
3. Manifestasi klinis luka bakar
4. Diagnosis luka bakar
5. Penatalaksanaan luka bakar
6. Komplikasi terhadap pasien
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :

1. Subyektif :
Pasien mengeluhkannyeri pada hampir seluruh badan dialami sejak kurang lebih 1 jam
yang lalu saat pasien sedang membakar sampah dikebun. Batuk tidak ada, sesak tidak
ada, mual tidak ada, muntah tidak ada. Riwayat kehilangan kesadaran tidak ada, riwayat
muntah tidak ada. Mekanisme trauma: saat pasien menuangkan minyak tanah ke tengah
sampah yang sedang dibakar, api tiba-tiba membesar dan membakar hampir seluruh
bagian tubuh korban.
2. Obyektif :
Pada primary survey didapatkan airway paten dan bersih. Breathing laju pernapasan
24x/menit, simetris, spontan, tipetorakoabdominal, perkusi sonor pada kedua lapangan
paru, auskultasi suara dasar vesikuler, tidak didapatkan bunyi paru tambahan (ronki
maupun wheezing). Circulation TD: 130/70mmHg, nadi 102x/menit, reguler, kuat
angkat. Disabilitas GCS 15 (E4M6V5), refleks cahaya +/+, pupilisokorØ: 2.5mm/2.5mm.
Exposure suhu: 37,70C aksilla.
Pada secondary survey didapatkan pada inspeksi regio facialis tampak luka eritema
(+), jaringan nekrotik (+), bulla (+) berisi cairan berwarna jernih, ukuran luka bervariasi,
tepi luka tidak rata, perdarahan (-). Tampak alis, bulu mata pasien dan rambut bagian
depan habis terbakar. Regio colli, brachi, antebrachi, palmaris sinistra, thoraks posterior,
genu dextra dan gluteus tampak luka eritema (+), jaringan nekrotik (+), bulla (-), ukuran
luka bervariasi, tepi luka tidak rata, perdarahan (-). Luas luka regio facialis + colli +
brachi, antebrachi, palmaris sinistra + thoraks posterior + genu dextra + gluteus : 5% +
1% + 9% + 9% + 1% + 1% =26%. Hasil pemeriksaan penunjang berupa darah rutin
belum diterima karena adanya permintaan keluarga pasien untuk memulangkan pasien.

4
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis yang sangat
mendukung adalah Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%.

Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan


a. Anamnesis
b. Pemeriksaanfisik

3. Assessment :
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka
bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang
dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.1
Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan
terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim
trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks, bedah
umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan
psikologi.2
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada
di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya
mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan
terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.3

5
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem
laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala
sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga. Dapat
juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang
berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat
meninggal. Setelah 12 – 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi
serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan
meningkatnya diuresis.3
Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk menentukan
mekanisme dan waktu terjadinya trauma. Untuk membantu mengevaluasi derajat luka
bakar karena trauma akibat air mendidih biasanya hanya mengenai sebagian lapisan kulit
(partial thickness), sementara luka bakar karena api biasa mengenai seluruh lapisan kulit
(full thickness).4,5
Penilaian derajat luka bakar:
1. Luka bakar grade I
a. Disebut juga luka bakar superficial
b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah

6
dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn
c. Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.
d. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).
2. Luka bakar grade II
a. Superficial partial thickness:
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
 Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka
bakar grade I
 Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
 Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah
 Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan
 Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu (bila tidak terkena infeksi),
tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
b. Deep partial thickness
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis
 disertai juga dengan bula
 permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran
darah)
 luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
3. Luka bakar grade III
a. Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
b. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh
darah sudah hancur.
c. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang
4. Luka Bakar grade IV Berwarna hitam.1

7
Menentukan Luas Luka Bakar

Formula untuk resusitasi cairan, formula Parkland :


24 jam pertama.
Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakar
 ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama
 ½ jumlah cairan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.6

Dressing Luka
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar.
 Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier
pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian
salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu

8
dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan
pembengkakan
 Luka bakar derajat II (superfisial), perlu perawatan luka setiap harinya, pertama
luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan
dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan
penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin) atau
Allograft (homograft, cadaver skin) atau bahan sintetis (opsite, biobrane,
transcyte, integra)
 Luka derajat II (dalam) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan
cangkok kulit (early exicision and grafting )5,7

Komplikasi Pasca Luka Bakar


Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat
berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan
menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali sehingga
diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri. Permasalahan-
permasalahan yang ditakuti pada luka bakar:
 Infeksi dan sepsis
 Oliguria dan anuria
 Oedem paru
 ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome )
 Anemia
 Kontraktur
 Kematian8
Berdasarkan anamnesis pasien mengeluhkan nyeri pada hampir seluruh badan
dialami sejak kurang lebih 1 jam yang lalu saat pasien sedang membakar sampah
dikebun. Batuk tidak ada, sesak tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada. Riwayat
kehilangan kesadaran tidak ada, riwayat muntah tidak ada. Mekanisme trauma: saat
pasien menuangkan minyak tanah ke tengah sampah yang sedang dibakar, api tiba-tiba
membesar dan membakar hampir seluruh bagian tubuh korban. Dari pemeriksaan fisik
pada inspeksi regio facialis tampak luka eritema, jaringan nekrotik, bulla berisi cairan

9
berwarna jernih, ukuran luka bervariasi, tepi luka tidak rata, tidak didapatkan perdarahan.
Tampak alis, bulu mata pasien dan rambut bagian depan habis terbakar. Regio colli,
brachi, antebrachi, palmaris sinistra, thoraks posterior, genu dextra dan gluteus tampak
luka eritema, jaringan nekrotik, ukuran luka bervariasi, tepi luka tidak rata. Luas luka,
region facialis + colli + brachi, antebrachi, palmaris + thoraks posterior + genu + gluteus
: 5% + 1% + 9% + 9% + 1% + 1% =26%.
4. Plan :
Diagnosis
Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%

Pengobatan
a. Jaga ABC (Airway, Breathing, Circulation)
b. Berikan oksigen 2 liter/menit via nasal kanul
c. IVFD RL
Sesuai formula Parkland:
Kebutuhan cairan 24 jam 4 ml x BB x % luka bakar= 4 ml x 60 x 26 = 6240 ml
 8 jam I : 3120 ml
 16 jam II : 3120 ml
d. Pasang kateter
e. Bersihkan luka
f. Dressing luka dengan Mebo Cream dan ditutup dengan kasa steril
g. Injeksi Ketorolac 15 mg IV
h. Injeksi Ranitidin 50 mg IV
i. Injeksi Ceftriaxon 1gr IV (skin test)
j. KonsulSp.B

Edukasi
Keluarga pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan luka pasien untuk mencegah adanya
infeksi sekunder dan membantu untuk proses rehidrasi pasien dengan memberikan
minum secukupnya.

10
Rujukan
Pasien direncanakan untuk dirujuk karena adanya luka bakar pada daerah wajah dan leher
sehingga ditakutkan adanya trauma inhalasi yang membutuhkan penanganan yang segera.

Maros, 29 April 2017


Peserta Pendamping

dr. Wahyuni Surya Wulandari dr. Hasmiah


NIP. 19720205 200604 2 003

11
LAPORAN KASUS PORTOFOLIO

DOKTER INTERNSHIP

Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%

Disusun Oleh :

Nama : dr. Wahyuni Surya Wulandari

Wahana : RSUD Salewangang Maros

Dokter Pendamping :

dr. Hasmiah

dr. Fatmawaty

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG


KABUPATEN MAROS
SULAWESI SELATAN
2016
12
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal di Wahana RSUD Salewangang Maros telah dipresentasikan portofolio
oleh :
Nama : dr. Wahyuni Surya Wulandari
Kasus : Luka Bakar Derajat II dengan Luas Luka Bakar 26%
Tanggal presentasi : 29 April 2017
Nama Pendamping : dr.Hasmiah, dr.Fatmawaty
Nama Wahana : RSUD Salewangang Maros
No Nama Peserta Tanda tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

11 11.

12 12.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Mengetahui,
Dokter Internship Dokter Pendamping

dr. Wahyuni Surya Wulandari dr. Hasmiah

13

Anda mungkin juga menyukai