REFERAT
TUMOR PAYUDARA
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
dr. Johannes Apul Simarmata, Sp.B
2022
BAB 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan referat kami yang berjudul Invaginasi.
Kami juga berterimakasih kepada dr. Johannes Apul Simarmata, Sp.B, selaku
dokter pembimbing kami.
Kami sangat berharap referat ini dapat berguna bagi teman-teman sejawat
dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam referat in iterdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, dan saran demi perbaikan
referat yang telah kami buat.
Penyusun
BAB 1
LEMBAR PENILAIAN
Nilai :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
LEMBAR PENILAIAN......................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 7
2.1.1. Definisi Tumor Payudara.................................................................. 7
2.1.2. Anatomi dan Fisiologi Tumor Payudara........................................... 7
2.1.3. Epidemiologi Tumor Payudara......................................................... 10
2.1.4. Faktor Risiko..............………….….................................................. 11
2.1.5. Tumor Jinak Payudara....................................................................... 13
2.1.6. Kanker Payudara............................................................................... 15
2.1.7. Prosedur Diagnostik.......................................................................... 18
2.1.8. Tatalaksana........................................................................................ 23
2.1.9. Prognosis........................................................................................... 25
2.1.10. Komplikasi........................................................................................ 25
2.1.11. Pencegahan............................................................................................ 26
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 28
BAB 1
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Setelah membaca referat ini, diharapkan panitra klinik mampu mengenal
gejala intususepsi serta memberikan penatalaksanaan yang tepat baik terapi
pendahuluan maupun rujukan pada pasien sehingga dapat berperan menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ketika terjun ke masyarakat sebagai dokter.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri. Batas payudara yang
tampak dari luar pada superior di iga II, inferior pada iga VI, taut antar
sternokostal bagian medial, dan bagian lateral pada linea aksilaris anterior.
a. Struktur Payudara
Struktur payudara terdiri dari parenkim epitelial, lemak, pembuluh darah,
saraf, saluran getah bening, otot, dan fasia. Parenkim epitelial terdiri dari
15-20 lobus yang setiap lobus mempunyai duktus laktiferus dan
bermuara ke papilla mamma. Setiap lobus terdiri dari lobulus-lobulus
yang masing-masing terdiri dari 10-100 kelompok asini. Lobulus ini
merupakan struktur dasar dari glandula mammae.
8
a. Fisiologi
Payudara mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama pada
payudara dari awal kelahiran hingga menopause. Saat pubertas, terjadi
perkembangan duktus dan sinus laktiferus yang dipengaruhi oleh
estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium.
Perubahan yang kedua sesuai dengan siklus haid. Sekitar hari ke-8
haid, payudara membesar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Beberapa hari menjelang haid, payudara
10
a. Variasi Geografik
b. Usia
f. Radiasi pengion
h. Lama menyusui
j. Gaya hidup
a. Fibroadenoma
b. Tumor filoides
14
c. Papilloma intraduktal
e. Galaktokel
Galaktokel merupakan kista retensi yang berisi air susu. Galaktokel
berbatas tegas dan dapat digerakkan, dan timbul biasanya 6-10 bulan
setelah berhenti menyusui. Letak galaktokel ini biasanya di tengah dalam
payudara atau dibawah puting.
a. Noninvasif
2. Penyakit paget
Penyakit pada puting payudara yang disebabkan oleh perluasan
karsinoma duktal in situ ke duktus laktiferus, tampak sebagai erupsi
ekzematosa kronik yang berkembang menjadi ulkus basah.
3. Karsinoma lobular in situ (LCIS)
Sel-sel abnormal tumbuh dalam lobulus, kelenjar penghasil susu
pada akhir saluran payudara. Pertumbuhnannya tetap dalam lobulus dan
tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Karsinoma lobular in situ
biasanya di diagnosis sebelum menopause pada rentang usia 40-50
tahun. Gambaran mikroskopis dari LCIS adalah uniform, sel bersifat
monomorf dengan nukleus polos bulat dan terdapat dalam kelompok
kohesif di duktus dan lobulus.
B. Invasif
a. Karsinoma tubulus
b. Karsinoma medular
c. Karsinoma koloid (Musinosa)
d. Karsinoma papiler invasif
e. Karsinoma sistik adenoid
3. Karsinoma inflamasi
Adanya massa dapat ditentukan sejak berapa lama, cepat atau tidak
pertumbuhan, disertai rasa sakit atau tidak. Tumor pada kegansanan
mempunyai gejala tidak nyeri dan massa yang irreguler serta tumbuh
progresif.
2. Pemeriksaan Radiodiagnostik
a. Mamografi
b. Ultrasonografi
3. Biopsi
a. Staging
a. Grading
a. Diferensiasi glandular/tubular
Skor 1 : >75% dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau
tubular.
Skor 2 : 10% - 75% dari area tumor membentuk struktur kelenjar atau
tubular.
Grade I (derajat rendah / berdiferensiasi baik) dengan skor 3-5: Sel kanker
terlihat sedikit berbeda dari sel normal dan tumbuh lambat.
Grade II (derajat sedang atau berdiferensiasi sedang) dengan skor 6-7: Sel
kanker tidak terlihat seperti sel normal dan sel kanker berproliferasi lebih cepat
dari sel normal.
Grade III (derajat tinggi atau berdiferensiasi buruk) dengan skor 8-9 : Sel kanker
sangat jauh berbeda dari sel normal dan sel kanker tumbuh dengan sangat cepat.
23
2.1.8. Tatalaksana
1. Pembedahan
Jenis pembedahan yang dilakukan adalah:
Mastektomi radikal klasik
Mastektomi radikal klasik merupakan pengangkatan seluruh kelenjar
payudara dengan sebagian besar otot pektoralis mayor dan minor,
kulit, dan kelenjar limfe aksila level I, II, dan III.
Mastektomi radikal dimodifikasi
Pengangkatan seluruh kelenjar payudara dengan mengangkat kelenjar
limfe level I dan II namun mempertahankan otot pektoralis mayor dan
minor jika otot bebas dari tumor. Pembedahan ini diikuti dengan
diseksi aksila.
Mastektomi simpel
Pengangkatan seluruh kelenjar payudara dan puting dan
mempertahankan kelenjar limf aksila dan otot pektoralis jika tidak ada
penyebaran ke kelenjar aksila. Ini biasa dilakukan untuk mastektomi
profilaktif pada kelompok berisiko tinggi dan pada karsinoma in situ
yang rekuren.
Breast conserving treatment (BCT) / lumpektomi
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mengangkat massa dan jaringan
payudara sehat di sekitranya dengan menjaga tampilan kosmetik
payudara. Indikasi dilakukan BCT adalah tumor stadium Tis, T1,T2
dengan ukuran ≤3 cm.
2. Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan sebagai adjuvan kuratif pada
pembedahan BCT, mastektomi simpel, mastektomi radikal modifikasi
dan terapi paliatif pasca mastektomi, metastasis tulang dan otak.
24
2.1.9. Prognosis
2.1.10. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium
lanjut atau pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang
rusuk menjadi kanker tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk
menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan
adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat.
2.1.11. Pencegahan
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA