Anda di halaman 1dari 32

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

“Penyakit Tumor Prostat”

Oleh:
Kelompok 8

Shinta Yunia Wulandari (1611212024)


Khoridatul Hasindah (1611212028)
Rista (1611212030)
Clarita Tiffany (1611212032)
Tessa Yuriandini (1611212034)
Cut Annisa Barmah (1611212036)

Kelas A2

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, selayaknya segala puji kita ucapkan hanya kepada Allah

SWT, dzat yang hanya kepadanya kita meminta tolong dan meminta ampunan.

Kita berlindung hanya kepada-Nya dari buruknya jiwa dan kejelekan amal

perbuatan kita. Siapa saja orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada

satu pun yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, siapa saja yang telah disesatkan

oleh Allah, tidak ada satu pun yang dapat memberinya petunjuk.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

Epidemiologi Penyakit Tidak Menular khususnya tentang “Penyakit Tumor

Prostat”, yang penyusun sajikan berdasarkan berbagai informasi dan referensi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhirnya kami semua berharap semoga makalah ini bisa diterima dengan

baik dan dapat bermanfaat bagi kita semua, baik pada masa sekarang hingga masa

yang akan datang. Amin.

Padang, Januari 2018

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

2.1 Tumor Prostat ................................................................................ 4

2.1.1 Epidemiologi .............................................................................. 4

2.1.2 Faktor Resiko ............................................................................. 4

2.1.3 Gejala Klinis .............................................................................. 5

2.1.4 Penatalaksanaan ......................................................................... 5

2.2 Kanker Prostat ............................................................................. 10

2.2.1 Epidemiologi ............................................................................ 11

2.2.2 Faktor Resiko ........................................................................... 13

2.2.3 Etiologi..................................................................................... 16

2.2.4 Gejala ....................................................................................... 17

2.2.5 Pencegahan .............................................................................. 20

2.2.6 Penanggulangan ....................................................................... 21

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 24

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 24

iii
3.2 Saran ............................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker atau tumor ganas merupakan suatu penyakit sel yang ditandai

dengan hilangnya fungsi kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme

multiseluler. Penyebab penyakit ini diduga karena peningkatan industri,

perubahan pola makan maupun gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit

yang paling ditakuti karena disamping biaya pengobatan yang sangat mahal,

penyakit ini selalu mengakibatkan penderitaan bahkan kematian bagi orang yang

menderitanya.

Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam masyarakat

dan semua umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.

Insidennya semakin meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal

akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal

hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian no.6 di

Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru

untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi angka kejadian kanker antara lain faktor geografis (misal kanker

serviks lebih banyak di negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin

(misal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan

(makanan, pola hidup).

Menurut WHO, lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah, selebihnya

dengan deteksi dini dan terapi yang tepat bahkan bisa disembuhkan. Kalaupun

dalam stadium lanjut penderitaan pasien dapat dikurangi dengan perawatan dan

pengobatan yang baik. Dari SUSENAS (Sensus Sosial Ekonomi Nasional) tahun

1
2004 diketahui sekitar 30% masyarakat kita memilih mengobati diri sendiri

dengan obat tradisional lokal maupun impor. Karena kurangnya pengetahuan

pasien kanker sering kali tidak mengerti cara menilai efektif tidaknya suatu obat

yang digunakan dan terbawa iklan mengonsumsi obat selama berbulan-bulan

tanpa evaluasi. Akibatnya kebanyakan penderita akhirnya mencari bantuan ke

dokter atau terapis ahli lainnya sudah dalam stadium lanjut.

Disamping itu salah satu masalah yang mempersulit upaya pengobatan

penyakit kanker adalah kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat yang

masih kurang disertai dengan tingkat pendidikan dan faktor lingkungan

masyarakat yang kurang mendukung. Deteksi dini penyakit kanker masih belum

banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena selain

ketidaktahuan, ketidakpedulian, dan ketidakmampuan finansial, banyak

masyarakat yang takut menghadapi kenyataan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu tumor prostat ?

2. Bagaimana epidemiologi dari tumor prostat ?

3. Apa faktor resiko dari tumor prostat ?

4. Bagaimana gejala klinis tumor prostat ?

5. Bagaimana penatalaksanaan tumor prostat ?

6. Apa itu kanker prostat ?

7. Bagaimana epidemiologi dari kanker prostat ?

8. Apa saja faktor resiko dari kanker prostat ?

9. Bagaimana etiologi dari kanker prostat ?

10. Apa saja gejala dari kanker prostat ?

2
11. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dari kanker prostat ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud dari tumor prostat.

2. Mengetahui epidemiologi dari tumor prostat.

3. Mengetahui faktor resiko dari tumor prostat.

4. Mengetahui gejala klinis tumor prostat.

5. Mengetahui penatalaksanaan tumor prostat.

6. Mengetahui defenisi kanker prostat.

7. Mengetahui epidemiologi dari kanker prostat.

8. Mengetahui faktor resiko dari kanker prostat.

9. Mengetahui etiologi dari kanker prostat.

10. Mengetahui gejala dari kanker prostat.

11. Mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan dari kanker prostat.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumor Prostat

Merupakan masalah lazim yang dapat terjadi di dalam prostat. “Benign / Jinak”

berarti “bukan kanker” dan “hyperplasia” berarti “pertumbuhan berlebih atau

pembesaran.” Dengan bertambahnya usia pria, kelenjar prostat perlahan-lahan

membesar. Kelenjar tersebut cenderung meluas di daerah yang tidak ikut

membesar bersamanya, menyebabkan tekanan pada saluran kemih, yang dapat

menyebabkan masalah berkemih.

Desakan untuk sering berkemih, aliran kemih yang lemah, aliran kemih

terputus-putus dan menetes, seluruhnya merupakan gejala pembesaran prostat.

Paling buruk, BPH dapat menyebabkan kandung kemih lemah, atau infeksi ginjal,

sumbatan total aliran air kemih, dan gagal ginjal.

2.1.1 Epidemiologi

BPH adalah tumor jinak prostat yang sering dialami pada pria. Pada BPH

terjadi proliferasi elemen epitel dan stroma yang menyebabkan prostat membesar

(Kumar, 2007). Frekuensi kejadian BPH meningkat secara progresif seiring usia

mulai dari umur 41-50 tahun (20%), 51-60 tahun (50%), hingga mencapai 90%

pada usia 80 tahun ke atas.

2.1.2 Faktor Resiko

Faktor resiko kejadian BPH masih belum diketahui. Dalam beberapa

penelitian dikatakan bahwa predisposisi genetik dan perbedaan ras

memungkinkan untuk terjadinya BPH. Tetapi yang pasti jenis kelamin pria, usia,

4
testosteron, dan faktor pertumbuhan merupakan faktor resiko yang dapat

menyebabkan BPH.

2.1.3 Gejala Klinis

Gejala klinis BPH terjadi pada hanya sekitar 10% pria yang mengalami

kelainan ini. Karena hiperplasia nodular terutama mengenai bagian dalam prostat,

manifestasinya yang tersering adalah gejala saluran kemih bawah atau Lower

Urinary Track Syndrome (LUTS). Gejala tersebut terdiri atas obstruksi dan iritasi.

Sulit memulai aliran urine (hesitancy), pancaran kencing yang lemah (weak

stream), kencing tidak lampias (incomplete emptying), mengedan saat kencing

(straining), dan kencing terputus-putus (intermittency) termasuk dalam gejala

obstruktif. Sedangkan tidak dapat menunda kencing (urgency), sering kencing

(frequency), dan kencing di malam hari (nocturia) tergolong dalam gejala iritasi.

2.1.4 Penatalaksanaan

Tujuan terapi pada pasien BPH adalah untuk memperbaiki keluhan miksi,

meningkatkan kualitas hidup, mengurangi obstruksi infravesika, mengembalikan

fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu urin setelah

miksi, dan mencegah progresifitas penyakit. Pilihan terapi tergantung dari hasil

skor IPSS pasien.

1. Watchful waiting

Pilihan terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS di

bawah 7, yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-

hari. Pasien tidak mendapat terapi apapun karena dapat sembuh sendiri

dan diberi penjelasan mengenai semua hal yang mungkin dapat

memperburuk keluhannya, seperti jangan mengkomsumsi kopi atau

5
alkohol setelah makan malam, kurangi komsumsi kopi atau coklat

(mengiritasi kandung kemih), batasi penggunaan obat flu yang

mengandung fenilpropanolamin, kurangi makanan pedas dan asin, serta

jangan menahan kencing terlalu lama. Selain itu pasien juga diminta untuk

datang kontrol secara periodik setelah 6 bulan untuk mengevaluasi

keluhannya sambil dilakukan pemeriksaan uroflowmetri dan volume

residu urin (Presti, 2004; Purnomo, 2009).

2. Medikamentosa

Pilihan terapi medikamentosa ditujukan untuk pasien dengan skor

IPSS 8-19. Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain :

a. Penghambat reseptor adrenergik-α1 (α1 adrenergic blocker)

Tujuannya adalah untuk mengurangi resistensi otot polos

prostat. Awalnya obat yang digunakan adalah golongan non

selektif (fenoksibenzamine) yang mampu memperbaiki laju

pancaran dan mengurangi keluhan miksi. Tetapi obat ini

menyebabkan komplikasi sistemik sehingga tidak disenangi

oleh pasien. Kemudian ditemukan obat penghambat adrenergik

α1 yang punya waktu paruh pendek (prazosin) dan panjang

(tetrazosin, doxazosin). Golongan penghambat adrenergik α1a

(tamsulosin) sangat selektif terhadap otot polos prostat.

b. Penghambat 5α-reduktase

Tujuannya adalah untuk mengurangi volume prostat dengan

cara menurunkan kadar DHT. Obat ini (finasteride)

menghambat pembentukan DHT dari testosterone yang

6
dikatalisis oleh enzim 5α – reduktase di dalam sel-sel prostat.

Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan

replikasi sel-sel prostat menurun. Pemberian obat ini 5 mg

sehari selama 6 bulan mampu menyebabkan penurunan prostat

hingga 28% dan memperbaiki keluhan miksi dan pancaran

miksi. Finasteride mempunyai efek samping antara lain

penurunan libido, penurunan volume ejakulasi, dan impotensi.

Kombinasi finasteride dengan penghambat reseptor adrenergik

α lebih baik daripada obat tunggal (Presti, 2004; Purnomo,

2009).

c. Fitoterapi

Terapi ini menggunakan beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan

tertentu untuk memperbaiki gejala akibat obstruksi prostat,

namun data-data farmakologik tentang kandungan zat aktif

yang mendukung mekanisme kerja obat sampai saat ini belum

diketahui secara pasti. Fitoterapi yang banyak dipasarkan

adalah Pygeum africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi,

dan masih banyak lainnya.

3. Operasi

Pilihan operasi ditujukan untuk pasien dengan skor IPSS 20-35.

Penyelesaian masalah hiperplasia prostat jangka panjang yang paling baik

saat ini adalah pembedahan. Indikasi pembedahan ditujukan pada pasien

BPH yang tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa,

mengalami retensi urin, infeksi saluran kemih berulang, hematuria, gagal

7
ginjal, dan timbul batu saluran kemih atau penyulit lainnya akibat

obstruksi saluran kemih bagian bawah. Tindakan pembedahan tersebut

antara lain :

a. Transuretral Resection of the Prostate (TURP)

TURP merupakan gold standart dan operasi yang paling

banyak dikerjakan di seluruh dunia. Reseksi kelenjar prostat

menggunakan cairan pembilas agar daerah yang akan direseksi

tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang sering

dipakai adalah HO steril (aquades) karena tidak menyebabkan

hantaran listrik saat operasi dan harganya cukup mura.

b. Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dua insisi dengan

pisau Collins pada posisi jam 5 dan 7. Insisi diawali dari distal

ke orificium uretra dan keluar melalui verumontanum.

c. Prostatektomi terbuka

Prostatektomi terbuka dilakukan pada keadaan prostat yang

sangat besar (>100 gram). Tindakan ini dapat dilakukan

melalui pendekatan suprapubik transvesikal (Freyer) atau

retropubik infravesikal (Millin).

d. Laser prostatektomi

Teknik ini dianjurkan pada pasien yang memakai terapi

antikoagulan dalam jangka waktu lama dan tidak mungkin

dilakukan tindakan TURP karena kesehatannya. Tindakan ini

lebih sedikit menimbulkan komplikasi, dapat dikerjakan secara

8
poliklinis, dan penyembuhan lebih cepat. Akan tetapi terapi ini

membutuhkan terapi ulang 2% tiap tahunnya. Selain itu tidak

diperolehnya jaringan untuk pemeriksaan patologi, sering

menimbulkan disuria pasca bedah yang dapat berlangsung

sampai 2 bulan, tidak langsung miksi spontan setelah operasi,

dan peak flow rate lebih rendah daripada pasca TURP

merupakan komplikasi yang dapat terjadi dari tindakan ini.

4. Tindakan invasif minimal

Tindakan ini terutama ditujukan untuk pasien yang mempunyai

resiko tinggi terhadap pembedahan. Tindakan tersebut antara lain :

a. Termoterapi

Teknik ini direkomendasikan untuk pasien yang memliki

prostat ukuran kecil. Pemanasan dengan gelombang mikro

pada frekuensi 915-1296 Mhz yang dipancarkan melalui

antena yang diletakkan dalam uretra menyebabkan destruksi

jaringan pada zona transisional karena nekrosis koagulasi.

b. Transurethral Needle Ablation of the prostate (TUNA)

Teknik ini menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam

uretra melalui sistokopi dengan pemberian anestesi topical

xylocaine sehingga jarum yang terletak pada ujung kateter

terletak pada kelenjar prostat. Kateter ini dihubungkan dengan

generator yang dapat membangkitkan energy panas sampai

100ºC sehingga menyebabkan nekrosis jaringan prostat.

c. High Intensity Focused Ultrasound (HIFU)

9
Teknik ini menggunakan alat yang diletakkan transrektal dan

difokuskan ke kelenjar prostat. Energi panas yang berasal dari

gelombang ultrasonografi dari transduser piezokeramik dengan

frekuensi 0,5-10 Mhz akan dipancarkan melalui alat ini

sehingga menimbukan nekrosis pada prostat.

d. Stent

Alat ini ditujukan untuk pasien yang tidak mungkin menjalani

operasi karena resiko pembedahan yang cukup tinggi. Stent ini

dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi

karena pembesaran prostat dan dapat dipasang selama 6-36

bulan. Pemasangan stent ini tidak menyebabkan reaksi dengan

jaringan karena terbuat dari bahan yang tidak diserap serta

dapat dipasang atau dilepas kembali secara endoskopi.

2.2 Kanker Prostat

Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah

kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. kanker prostat. Kebanyakan lambat

berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat

metastasis (menyebar) dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan

kelenjar getah bening. kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan

buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi. Gejala

lain yang berpotensi dapat mengembangkan selama stadium penyakit.

Harga deteksi kanker prostat sangat bervariasi di seluruh dunia, dengan

Asia Selatan dan Timur deteksi lebih jarang daripada di Eropa, dan khususnya

10
Amerika Serikat. Kanker prostat cenderung untuk mengembangkan pada pria

berusia lebih dari lima puluh dan meskipun ini adalah salah satu jenis kanker yang

paling umum pada laki-laki, banyak yang tidak pernah mengalami gejala,

menjalani terapi tidak, dan akhirnya meninggal karena penyebab lainnya.

2.2.1 Epidemiologi

Hal ini karena kanker prostat adalah, dalam banyak kasus, lambat

berkembang, gejala-bebas, dan karena laki-laki dengan kondisi yang lebih tua

mereka sering mati karena sebab-sebab yang tidak terkait dengan kanker prostat,

seperti jantung / penyakit peredaran darah, pneumonia, lainnya tidak terkait

kanker, atau usia tua. Sekitar 2 / 3 dari kasus lambat tumbuh “kucing”, yang lain

ketiga lebih agresif, cepat berkembang secara informal dikenal sebagai “macan”.

Epidemiologi.

Kanker merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang

abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat melakukan invasi ke jaringan-

jaringan normal atau menyebar ke organ-organ yang jauh. Definisi yang paling

sederhana yang dapat diberikan untuk kanker adalah pertumbuhan sel-sel yang

kehilangan pengendaliannya. Penyakit kanker dapat diklasifikan menjadi dua

bagian, yaitu karsinoma dan retikulosis1 .

Kelenjar prostat , tempat di mana tumbuh kanker, adalah salah satu

kelenjar khusus untuk pria, terletak persis di bawah (leher bawah) kandung kemih

(vesica urinaria). Prostat mengelilingi bagian atas pertama saluran kemih

(urethra). Salah satu peran prostat dalam perkemihan adalah membantu

menyalurkan/menyemprotkan urine keluar dari kandung kemih. Peran utamanya

yang penting adalah berkaitan dengan fungsi mengeluarkan semen (cairan

11
sperma) dan hormone seksualnya2, dalam hal ini Prostat adalah penghasil

sebagian besar cairan di dalam air mani (semen) yang menjaga sperma agar tetap

hidup.

Kelenjar prostat mulai berkembang sebelum bayi lahir dan akan terus

berkembang hingga mencapai usia dewasa. Perkembangan prostat dipengaruhi

oleh hormon seks pria, yaitu androgen. Hormon androgen yang utama adalah

testosteron3. Secara umum kanker prostat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu

kanker yang masih terbatas dalam organ prostat (kanker dini) dan yang sudah

menyebar keluar prostat baik ke organ sekitar maupun metastasis (penyebaran)

jauh (kanker lanjut).

Sebagai umumnya kanker, diagnosis awal sangat dubutuhkan dalam

penanggulngan kanker prostat. Sebagai tanda bahaya (Warning sign) kanker

prostat adalah :

1. Sering kali merasa ingin kencing, terutama di malam hari

2. Nyeri atau rasa terbakar (burning) selama miksi

3. Bermasalah sewaktu memulai atau menghentikan kencing, atau kencing

lemah

4. Urine (air kencing) berdarah

5. Nyeri saat ejakulasi

6. Cairan ejakulasi berdarah

7. Gangguan ereksi

8. Nyeri pinggul atau punggung

12
2.2.2 Faktor Resiko

Pada kanker prostat walaupun belum ditemukan factor penyebab

utamanya, tetapi ada beberapa factor risiko yang diyakini sebagai penyebab

terjadinya kanker prostat yaitu:

1. Usia Lanjut

Usia merupakan faktor risiko terbesar kanker prostat. Kanker

prostat jarang terjadi pada pria di bawah 40 tahun, namun risiko kanker

prostat akan meningkat setelah usia 50 tahun. Dua dari tiga kasus kanker

prostat ditemukan pada pria usia 65 tahun. Hal ini disebabkan karena

risiko penyakit pada usia lanjut meningkat seiring dengan proses penuaan

dan menurunnya berbagai fungsi fisiologis tubuh.

Semakin lanjut usia, risiko terjadinya kanker prostat meningkat

secara bermakna. Pria pada usia 50 tahun sekitar 33% memiliki tumor

prostat kecil. Sedangkan pada usia 80 tahun sekitar 70% pria dapat

dibuktikan secara histopatologi memiliki kanker prostat. Menurut

American Cancer Society, pada umumnya, kanker prostat berkembang

dengan perlahan.

2. Hormon Testosterone

Testosteron secara alami memacu pertumbuhan kelenjar prostat.

Pria yang menggunakan terapi testosteron, biasanya cenderung mengidap

kanker prostat. Banyak dokter menganggap, terapi testosteron akan

mempercepat berkembangnya kanker prostat yang awalnya sudah tumbuh.

13
Terapi testosteron jangka panjang pun akan menyebabkan pembesaran

kelenjar prostat.

3. Ras

Orang dari ras kulit hitam memiliki risiko dua kali lebih besar

untuk terjadi kanker prostat disbanding ras lain. Namun peningktan risiko

ini dianggap tidak independen, tetapi berhubungan dengan factor lain

(counfounding factors) yang berhubungan dengan ras. Misalnya

ditemukan titer hormone testosterone yang tinggi di kalangan kulit hitam

berisiko kanker.

4. Riwayat keluarga

Bila ada satu anggota keluarga yang mengidap penyakit ini maka

risiko meningkat menjadi dua kali bagi yang lain dan bila ada dua anggota

keluarga yang menderita penyakit ini maka risiko penyakit ini menjadi 2-5

kali. Faktor ini berhubungan dengan factor genetic oleh karena itu factor

ini merupakan factor yang tidak dapat diubah dan dihindari.

Tingginya kanker prostat pada ras tertentu (kaum kulit hitam)

membawa kecurigaan adanya peran factor genetic. Salah satu gen yang

paling dicurigai penyebab kanker prostat adalah mutasi gen p53. Menurut

American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan

paling sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa di tengahnya.

5. Pola makan

Pola makan merupakan changeable risk factor terjadinya kanker

prostat. Konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi

utamanya lemak hewani akan meningkatkan resiko terkena kanker prostat.

14
Peranan lemak dalam meningkatkan risiko kanker prostat terjadi dengan

beberapa mekanisme. Pertama lemak dapat mempengaruhi kadar

testosterone, suatu hormone yang diperlukan untuk sel-sel prostat baik

jinak maupun ganas.

Pria yang mengkonsumsi sedikit lemak akan mempunyai kadar

hormone testosterone yang relative rendah. Kedua, lemak adalah sumber

radikal bebas, dan yang ketiga adalah hasil metabolisme asam lemak

diduga merupakan zat karsinogenik, contohnya adalah asam lemak tidak

jenuh omega-6 yang dapat memacu pertumbuhan sel kanker prostat.

6. Virus

Jenis retrovirus, dikenal sebagai XMRV diidentikasi kemungkinan

sebagai penyebab kanker prostat. Berbagai bahan kimiawi obat dan zat

lainnya yang diidentifikasi dapat merangsang kanker. Yang tergolong

bahan kimia salah satunya adalah logam berat seperti cadmium yang

terdapat pada baterai bekas yang memang bisa memicu kanker prostat.

7. Banyak Duduk

Duduk berjam-jam di belakang meja ternyata meningkatkan risiko

kanker prostat. Hal ini didasarkan pada kesimpulan penelitian yang

dilakukan ilmuwan di Inggris baru-baru ini. Tim peneliti the university of

Athens mencoba menganalisis keterkaitan antara level aktivitas fisik di

tempat kerja dan tumbuhnya tumor. Peneliti menganalisis 320 pasien

15
kanker prostat dan dibandingkan dengan kelompok pria sehat. Seluruh

partisipan kemudian ditanyai tentang tipikal pekerjaan mereka.

Terungkap, pria yang bekerja sebagai pegawai, guru, atau pekerja

kantoran berisiko lebih tinggi ketimbang mereka yang lebih banyak

menghabiskan waktunya dengan berdiri atau bergerak ke sanakemari

seperti buruh pabrik, tukang roti, dan tukang cukur. Setiap pria yang

memasuki usia 45 tahun berpeluang mengalami pembesaran kelenjar

prostat. Jika pembesaran terjadi secara berlebihan hingga membengkak

sebesar buah jeruk, efeknya dapat menekan aliran kemih yang melalui

uretra. Kondisi inilah yang disebut BPH5.

2.2.3 Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah

menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar

hormon testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker

no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria

diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40

tahun. Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat

adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan

pemaparan kadmium. Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan

vegetarian.

Kanker prostat dikelompokkan menjadi :

1. Stadium A

16
Benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik,

biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat

karena penyakit lain.

2. Stadium B

Tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada

pemeriksaan fisik atau tes PSA.

3. Stadium C

Tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum

sampai menyebar ke kelenjar getah bening.

4. Stadium D

Kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening

regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).

Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa hal yang dapat

meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat yaitu usia dan

riwayat keluarga. Hormon, diet tinggi lemak dan toksin juga disebutkan sebagai

faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.

2.2.4 Gejala

Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak

menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang

gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering

berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan

parsial pada aliran air kemih melalui uretra.

17
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena

mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih

mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah

menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke

ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang

menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker

menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.

Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta

gejala mental atau neurologis lainnya.

Gejala-Gejala Kanker Prostat

1. Sulit berkemih

Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar,

berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau

harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit.

Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran

kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses

berkemih.

2. Nyeri saat berkemih

Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan saluran

kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang

disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan

merupakan kanker.

3. Keluar darah saat berkemih

18
Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah

periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–

samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran

kemih juga bisa menyebabkan gejala ini.

4. Sulit ereksi atau menahan ereksi

Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang

seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga

susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi.

Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.

5. Sulit Buang Air Besar

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan

rektum. Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun

perlu diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa

menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar

secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan

bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.

6. Nyeri terus menerus

Di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas. Sering

kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung

bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian

ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.

7. Sering berkemih di malam hari

8. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat

19
Gejala ini mirip inkontinensia urin. Urin tidak dapat ditahan hingga

perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak cukup

kuat.

2.2.5 Pencegahan

Kanker prostat sendiri merupakan salah satu penyakit dengan tingkat

keganas yang tidak bisa diragukan lagi. Ada yang menyebutkan kanker prostat

sendiri sebagai penyakit utama kematian manusia diatas 74 tahun.

Untuk kita sebagai manusia perlu mengenal lebih dini apa itu penyakit

kanker prostat. Blogiztic akan mengulas cara ampuh mencegah penyakit kanker

prostat sebagai berikut. Adapun gejala penyakit kanker prostat seperti yang sering

dialami si penderita terbangun tengah malam untuk hajat membuang air kecil.

Dalam keseharian penderita kanker prostat bisa membuang hajat 8 kali setiap

harinya dan bisa muncul darah pada air seni maupun sperma, disfungsi dan

keluhan sakit pada bagian belakang.

Adapun cara ampuh pencegahan penyakit kanker prostat bisa anda

dapatkan sekarang juga. Berikut poin-poin yang diperlukan dalam penanganan

pencegahan masalah kanker prostatselengkapnya sebagai berikut :

1. Memperbaiki keadaan kesehatan umum

Menjaga agar berat badan berada pada berat ideal. Jika anda

mempunyai penyakit obesitasmaka dianjuran mengatur diet yang

seimbang. Disamping memperbaiki keadaan kesehatan ditambhakan untuk

melakukn kegiatan olahraga.

20
2. Minum banyak air

Minuman air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu

mengurangi racun-racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap

hari adalah 6 – 8 gelas sehari. Hindari kopi dan teh secara berlebihan.

3. Mengurangi minuman beralkohol

4. Memakan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya tomat

dan buah bit.

5. Mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti

kacang kedelai dan produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai,

salmon, tuna dan sarden.

6. Dianjurkan makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel

7. Mengurangi konsumsi daging-dagingan dan lemak berlebihan

8. Mencukupi asupan selenium dan vitamin E

9. Kurangi stres dan depresi.

2.2.6 Penanggulangan

1. Cara pengobatan kanker prostat

Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan.

Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:

a. Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat)

dan terapi penyinaran

b. Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal

(mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan

testis) atau kemoterapi.

2. Pembedahan untuk kanker prostat

21
a. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat)

Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B. Prosedurnya

lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal.

Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita

harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.

b. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian)

Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar

testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang

tidak dapat ditolerir oleh penderita. Orkiektomi adalah pengobatan yang

efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan

dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak

perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan

pada kanker yang telah menyebar.

3. Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostat.

Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker

stadium A, B dan C. Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka

dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat

bisa dilakukan melalui beberapa cara:

a. Terapi penyinaran eksterna. Dilakukan di rumah sakit tanpa perlu

menjalani rawat inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan,

kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka

bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.

Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu

selama 6-8 minggu.

22
b. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada

jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi

penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat

dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

4. Pengobatan menggunakan obat

a. Manipulasi hormonal

Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar

testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan

penyebaran kanker. Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk

meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada

penderita yang kankernya telah menyebar.

23
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Tumor prostat merupakan masalah lazim yang dapat terjadi di dalam

prostat. “Benign / Jinak” berarti “bukan kanker” dan “hyperplasia” berarti

“pertumbuhan berlebih atau pembesaran.” Kelenjar tersebut cenderung

meluas di daerah yang tidak ikut membesar bersamanya, menyebabkan

tekanan pada saluran kemih, yang dapat menyebabkan masalah berkemih.

2. BPH adalah tumor jinak prostat yang sering dialami pada pria. Frekuensi

kejadian BPH meningkat secara progresif seiring usia mulai dari umur 41-

50 tahun (20%), 51-60 tahun (50%), hingga mencapai 90% pada usia 80

tahun ke atas.

3. Faktor resiko tumor prostat adalah jenis kelamin pria, usia, testosteron,

dan faktor pertumbuhan merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan

BPH.

4. Gejala klinis BPH terjadi pada hanya sekitar 10% pria yang mengalami

kelainan ini. Karena hiperplasia nodular terutama mengenai bagian dalam

prostat, manifestasinya yang tersering adalah gejala saluran kemih bawah

atau Lower Urinary Track Syndrome (LUTS). Gejala tersebut terdiri atas

obstruksi dan iritasi.

5. Penanggulangan yang bisa dilakukan kepada passien tumor prostat adalah

Watchful waiting, Medikamentosa, operasi, dan tindakan invasif minimal.

6. Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah

kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. Sel-sel kanker dapat metastasis

24
(menyebar) dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan

kelenjar getah bening.

7. Perkembangan prostat dipengaruhi oleh hormon seks pria, yaitu androgen.

Hormon androgen yang utama adalah testosteron3. Secara umum kanker

prostat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu kanker yang masih terbatas

dalam organ prostat (kanker dini) dan yang sudah menyebar keluar prostat

baik ke organ sekitar maupun metastasis (penyebaran) jauh (kanker lanjut).

8. Faktor resiko dari kanker prostat adalah usia lanjut, hormon testosterone,

ras, riwayat keluarga, pola makan, virus dan banyak duduk

9. Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa hal yang dapat

meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat yaitu usia dan

riwayat keluarga. Hormon, diet tinggi lemak dan toksin juga disebutkan

sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.

10. Gejala dari kanker prostat adalah sulit berkemih, nyeri saat berkemih,

keluar darah saat berkemih, sulit ereksi atau menahan ereksi, sulit buang

air besar, nyeri terus menerus, sering berkemih di malam hari, urin yang

menetes atau tidak cukup kuat

11. Pencegahan dari penyakit kanker prostat adalah dengan cara memperbaiki

keadaan kesehatan umum, minum banyak air, mengurangi minuman

beralkohol, memakan makanan yang banyak mengandung likopen,

mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3, makan

makanan yang mengandung beta karoten, mengurangi konsumsi daging-

dagingan dan lemak berlebihan, kurangi stres dan depresi, serta dengan

encukupi asupan selenium dan vitamin E. Penanggulangan dari penyakit

25
kanker prostat adalah pengobatan menggunakan obat, pembedahan dan

terapi penyinaran.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap masyarakat dapat

melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tidak menular khususnya tumor

dan kanker prosta . Karena sebenarnya penyakit ini dapat dicegah secara dini

dengan cara menerapkan perilaku hidup yang sehat sehingga dapat mengurangi

faktor resiko dari penyakit tumor dan kanker prostat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bustan,Mn.1997. Epidemiologi penyakit tidak menular. PT RINEKA CIPTA.

Affandi, Biran (2000). Kesehatan Reproduksi, Pidato pengukuhan Guru Besar

tetap Obstetri & Ginekologi FKUI, Jakarta.

https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/

27
28

Anda mungkin juga menyukai