Anda di halaman 1dari 87

DRAFT SKRIPSI

1.1.1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN COVID-


19 PADA TENAGA KESEHATAN DI FKTP NUSA TENGGARA TIMUR

Annisa Amalia
1708010043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul draft skripsi: Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku
pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatahn di FKTP Provinsi Nusa
Tenggara Timur telah disetujui untuk diajukan dalam Seminar Hasil penelitian
mahasiswi atas nama: Anissa Amalia NIM: 1708010043 pada Fakultas
Kedokteran Universitas Nusa Cendana Pada tanggal 14 Mei 2021.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Sidarta Sagita, MARS Dr. dr . Christina Olly Lada, S.Ked, M.Gizi
NIP. 198309232 012121 NIP. 197804082 005001 2 002
004

Mengetahui
Dekan,
Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana

Dr. S. M. J. Koamesah, MMR., MMPK., FISPH., FISCM


NIP. 196110161989031007
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan draft skripsi ini dengan baik.
Draft skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. S. M. J. Koamesah, MMR., MMPK., FISPH., FISCM selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana beserta seluruh
civitas akademika fakultas yang telah memberikan bimbingan,
pengetahuan dan bantuan selama penulis menempuh pendidikan.
2. dr. Sidarta Sagita, MARS selaku dosen pembimbing I yang dengan
sabar membimbing dan menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
3. Dr. dr . Christina Olly Lada, S.Ked, M.Gizi selaku dosen pembimbing
II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
masukan dan saran pada penulis dalam penulisan penelitian ini.
4. dr. Herman Pieter Louis Wungouw, Sp.Rad selaku dosen penguji yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
masukan, saran dan menguji penulis dalam seminar hasil.
5. Segenap keluarga penulis yang sangat penulis cintai. Ayah Abdul K.
Ahmad dan ibu Trimardijati sebagai orangtua dan adik Salwa Hafizah
dan Farah Saufika yang selalu mendukung dalam doa dan memberikan
motivasi bagi penulis dalam penyusunan penelitian ini.
6. Teman-teman dan sahabat yang selalu mendukung, Cydri Dendo
Ngara, Giovanni Matulessy, Juniar Fajareni, Ayu Fanggidae, Ranti
Robe, Ardhy Thene, Julya Purba, Stevi Mawikere, Vanda Sunbanu,
Clarita Klau, Lidya Sonbait, Rizky Husen, Grace Famdale, Trizky
Lastiawaty, dan Putra Radja atas dukungan, saran dan bantuan bagi
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Sahabat sekaligus teman seperjuangan dalam penelitian ini Diana
Marcus dan Rana Pandaranga yang selalu sabar bersama penulis dalam
menyusun draft skripsi ini.

ii
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana atau “7HE 7ENDON” yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan draft skripsi ini.
9. Semua pihak yang terlibat yang telah membantu penulis dalam
penyusunan draft skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan draft skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik
dan saran demi perbaikan dan kelancaran penelitian yang akan datang.

Kupang, 21 Agustus 2020

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Amalia


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kupang, 21 Januari 1999
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jalan palapa no.10a, Kelurahan: Oebobo,
Kecamatan: Oebobo, Kota: Kupang, Provinsi:
Nusa Tenggara Timur.
Alamat email : nissamalia21@gmail.com
Pendidikan Formal
SD (2004-2010) : SDN 1 Bonipoi Kupang
SMP (2010-2013) : SMP Negeri 2 Kupang
SMA (2013-2016) : SMA Negeri 1 Kupang
Perguruan Tinggi : Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana,
Kota Kupang.
Pendidikan Non Formal :
 Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa FK UNDANA (2018)
Pengalaman Organisasi :
 Anggota sie konsumsi Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa
Tendon-Acilles tahun 2019 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Nusa
Tenggara Timur
 Anggota sie konsumsi Immun Ar-Rahman Fakultas Kedokteran Universitas
Nusa Cendana 2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19 PADA TENAGA KESEHATAN DI FKTP
NUSA TENGGARA TIMUR

Annisa Amalia1, Sidarta Sagita2, Christina Olly Lada3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2
Departemen Gizi Universitas Nusa Cendana
3
Departemen IKM dan IKKOM Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK

Latar Belakang : World Health Organization (WHO) mengumumkan COVID-


19 sebagai pandemik pada tahun 2020. COVID-19 adalah penyakit yang sangat
mudah menular namun dapat dicegah dengan cara penagan yang tepat.
Pengetahuan dan sikap serta perilaku tentang cara penaganan COVID-19 adalah
hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan, Hal tersebut dapat berdampak
besar dalam melindungi tenaga kesehatan dari terpapar, dan menurunkan angka
kematian tenaga kesehatan sehingga membantu dalam menghadapi pandemi
COVID-19
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
pencegaham COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitikal observasional dengan
rancangan cross sectional pada tenaga kesehatan di Nusa Tenggara Timur.
Penentuan besar sampel diukur menggunakan rumus analitik korelatif dan
mendapat hasil yaitu 243 responden. Sebanyak 243 responden yang memenuhi
kriteria inklusi, serta bersedia diminta mengisi kuisioner pengetahuan sebanyak 16
pertanyaan, sikap sebanyak 15 pertanyaan dan perilaku sebanyak 14 pertanyaan
tentang pencegahan COVID-19. Data dari responden akan di ekslusi apabila tidak
mengisi kuisoner secara lengkap dan melakukan pengisian kuesioner dengan
identitas yang sama. Penelitian ini dianalisis secara univariat kemudian bivariat
menggunakan uji lambda.
Hasil : Dari 243 responden,didapati semua responden memiliki pengetahuan
tinggi. Pada sikap terdapat 98,8% memiliki sikap baik dan 1,2% dengan sikap
kurang baik. Pada perilaku terdapat 97,1% memiliki perilaku baik dan 2,9%
dengan perilaku kurang baik. Hasil uji bivariat menggunakan uji lambda
diperoleh hasil p=0,002 (p<0,05)
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku
pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Nusa Tenggara Timur.
Kata Kunci : Pencegahan COVID-19, tenaga kesehatan, Nusa Tenggara Timur
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH COVID-
19 PREVENTION BEHAVIORS IN HEALTH WORKER AT FIRST
RATE HEALTHCARE EAST NUSA TENGGARA

Annisa Amalia1, Sidarta Sagita2, Christina Olly Lada3


1
Nusa Cendana University Medical Faculty
2
Department of Nutrition, University of Nusa Cendana
3
Department of IKM and IKKOM, University of Nusa Cendana

ABSTRACT
Background: World Health Organization (WHO) announced COVID-19 as a
pandemic in 2020. COVID-19 is a disease that is highly contagious but can be
prevented by means of appropriate management. Knowledge and attitudes and
behavior about how to treat COVID-19 are things that need to be considered by
health workers, this can have a major impact in protecting health workers from
exposure, and reducing the death rate of health workers so that it helps in dealing
with the COVID-19 pandemic
Purpose : To determine the relationship between knowledge and attitudes with
COVID-19 prevention behavior among health workers in the FKTP of East Nusa
Tenggara Province.
Methods : This study was an observational analytic study with a cross sectional
design for health workers in East Nusa Tenggara. The determination of the
sample size is measured using a correlative analytic formula and the results are
243 respondents. A total of 243 respondents met the inclusion criteria and were
willing to be asked to fill out a knowledge questionnaire totaling 16 questions,
attitudes as many as 15 questions and behavior as many as 14 questions about the
prevention of COVID-19. Data from respondents will be excluded if they do not
complete the questionnaire completely and fill out the questionnaire with the
same identity. This research was analyzed by univariate then bivariate using the
Lambda test.
Result : From 243 respondents, it was found that all respondents had high
knowledge. In attitudes, 98.8% have a good attitude and 1.2% have a bad
attitude. In behavior, there are 97.1% have good behavior and 2.9% have poor
behavior. The results of the bivariate test using the lambda test showed p = 0.002
(p <0.05)
Conclusion : There is a significant relationship between attitudes towards
COVID-19 prevention behavior in the community in East Nusa Tenggara.
Keywords : Prevention of COVID-19, Community of East Nusa Tenggara
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP................................................................................................30
Tabel 4.1 Karakteristik Umum Responden............................................................39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan..............................40
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pencegahan
COVID-19.............................................................................................................41
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Sikap........................................42
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Sikap Pencegahan COVID-19..44
Tabel 4.6 Karakteristik Umum terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19..........44
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan
COVID-19..............................................................................................................47
Tabel 4.8 Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan
COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur....................47
Tabel 4.9 Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Perilaku Pencegahan
COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur....................48
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP................................................................................................28
Skema 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP................................................................................................30
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Naskah Penjelasan dan Informasi Penelitian Kepada Subyek


Penelitian...............................................................................................................57
Lampiran 2. Informed Consent..............................................................................59
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian..........................................................................61
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................65
Lampiran 5 Tabel Rincian Anggaran....................................................................66
Lampiran 6 Kaji Etik............................................................................................67
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian...........................................................................69
Lampiran 8 (Hasil Validasi dan Realibitas Kuesioner)........................................70
DAFTAR SINGKATAN

ACE-2 = Angiotensin-Converting Enzyme 2


APD = Alat Pelindung Diri
ARDS = Acute Respiratory Distress Syndrome
CDC = Centers for Disease
Control COVID-19 = Coronavirus Disease
DINKES = Dinas Kesehatan
FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
ICM = International Confederation of Midwife
IDI = Ikatan Dokter Indonesia
ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Atas
MERS = Middle East Respiratory Syndrome
MEURI = Monitored Emergency Use of Unregistered Interventions
Framework
NTT = Nusa Tenggara Timur
PPI = Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RNA = ribonucleic acid
SARS = Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus
S-O-R = Stimulus-Organisme-Response
UKM = Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP = Upaya Kesehatan Perorangan
USG = Ultrasonography
WHO = World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Coronavirus Disease (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus jenis baru yang disebut dengan novel coronavirus yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini menyerang sistem pernapasan

terutama paru-paru.1 World Health Organization (WHO) mengumumkan COVID-

19 sebagai pandemik pada tanggal 30 Januari 2020.2 Hingga tanggal 12 Juli 2020,

terdapat 12.552.765 kasus, dan 561.617 jumlah kematian di seluruh dunia. Data

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 Juli 2020 telah

terkonfirmasi 74.018 kasus dan 3.535 jumlah kematian. Berdasarkan data Ikatan

Dokter Indonesia (IDI) pada tanggal 12 Juli 2020, sebanyak 100 tenaga kesehatan

telah meninggal dunia akibat COVID-19 dengan jumlah dokter lebih tinggi

daripada perawat yaitu, total 61 dokter dan 39 perawat yang telah meninggal

dunia. Presentasi di Indonesia merupakan paling tinggi di ASEAN daripada

negara lain.3,4

Dari data tersebut membuktikan bahwa tenaga kesehatan juga berisiko

terinfeksi COVID-19 walaupun pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan

COVID-19 sudah benar.5 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huynh

Giao (2020) yang dilakukan di Vietnam menyatakan bahwa 88,4% terdapat

tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup tentang COVID-19.

Penelitian lain yang dilakukan Marzieh Nermati (2020) di Iran melaporkan bahwa

hanya 56,5% responden memiliki pengetahuan yang memadai tentang penularan,


gejala dan pengobatan COVID-19 hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku tenaga kesehatan tentang pencegahan COVID-19. Iran adalah salah satu

negara paling banyak epidemi COVID-19 dan tidak ada informasi mengenai

kesadaran dan sikap perawat Iran tentang penyakit menular ini. 6 Penelitian

selanjutnya yang dilakukan M. Saqlain, (2020) yang dilakukan di Pakistan

memberikan hasil yang berbeda yaitu mayoritas petugas kesehatan memiliki

pengetahuan yang baik, sikap yang positif dan perilaku yang baik terhadap

pencegahan COVID-19. Menariknya, ketika pertanyaan diajukan mengenai

kelompok berisiko, pengujian dan perlindungan vaksin flu terhadap COVID-19,

masing-masing responden tidak dapat mengidentifikasi tanggapan yang benar.

Terlepas dari penyediaan sumber yang mudah diakses oleh National Institute of

Health (NIH), Pakistan dan otoritas perawatan kesehatan internasional (WHO),

temuan ini telah menunjukkan kesenjangan pengetahuan di antara petugas

kesehatan.5 Temuan saat ini memberikan keyakinan dalam hal pengetahuan

petugas kesehatan tentang gejala, penularan dan tindakan pencegahan COVID-19.

Ini sangat penting dalam mengatasi COVID-19 ketika tidak ada vaksin dan

penelitian sedang berlangsung, jadi petugas kesehatan harus mengetahui semua

pembaruan dan mengambil tindakan pencegahan dalam mengobati dan mencegah

infeksi.

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan risiko kesehatan bagi tenaga

kesehatan karena mereka sering terpapar dan berhubungan langsung dengan

pasien yang terinfeksi. Kurangnya pengetahuan di antara tenaga kesehatan akan

menyebabkan penyebaran virus dan pengendalian infeksi yang buruk. Pencegahan

2
penularan infeksi (PPI) di rumah sakit merupakan prioritas bagi tenaga kesehatan

sehingga diharapkan pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan terhadap

pencegahan COVID-19 harus baik.5

Pengetahuan dan sikap tentang perilaku pencegahan COVID-19 sangatlah

penting terutama bagi tenaga kesehatan sendiri, karena saat ini sudah ada tenaga

kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hal tersebut menyebabkan

beberapa dampak negatif sehingga menyebabkan banyak kerugian tidak hanya

untuk tenaga kesehatan tersebut tetapi bagi keluarga dan masyarakat. Tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama diharapkan mempraktikan

pencegahan penularan infeksi (PPI), serta protokol kesehatan agar menjadi role

mode bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena pelayanan di FKTP di titik

beratkan pada upaya promotif dan preventif. FKTP diharapkan menjadi kunci

utama peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan sebagai gerbang utama

pasien untuk memperoleh pelayanan kesehatan. FKTP juga memiliki kesempatan

yang lebih luas dibandingkan dengan rumah sakit rujukan dalam melakukan

pendekatan dengan pasien. Penelitian tentang tingkat pengetahuan dengan sikap

dan perilaku tentang pencegahan COVID-19 belum banyak dilakukan, terutama di

Nusa Tenggara Timur (NTT) terkhususnya di FKTP. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP

Provinsi Nusa Tenggara Timur”.


1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan

COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Provinsi Nusa Tenggara Timur?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku

pencegaham COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP.

2. Mengetahui sikap pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di

FKTP.

3. Mengetahui perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di

FKTP.

4. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan

COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP.

5. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19

pada tenaga kesehatan di FKTP.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan wawasan kepada masyarakat tentang perilaku

yang benar dalam melakukan pencegahan COVID-19.


1.5.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada petugas

kesehatan mengenai hubungan pengetahuan dan perilaku pencegahan COVID-

19 sehingga dapat menjadi masukan dalam memberikan pendidikan dan

promosi kesehatan mengenai perilaku hidup sehat terhadap terjadinya

COVID-19 supaya tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

1.5.3 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penelitian secara umum

(teoritis) dan menambah pengetahuan tentang COVID-19 hubungannya

dengan perilaku pencegahan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2 Corona Virus

3 Definisi, epidemiologi, transmisi dan patogenesis

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus

ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan

unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat

menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 299E, alphacoronavirus NHL63,

betacoronavirus OC43, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-

CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus.7

Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di

Cina setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020.

Laporan dari Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke

provinsi-provinsi lain dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat

7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari

berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietman, Malaysia, Nepal, Sri Lanka,

Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India,

Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman.8

Pada 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di

seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19

terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 dan pada tanggal 30
Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat

mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3%.9,10

Coronavirus disease (COVID-19) pertama dilaporkan di Indonesia pada

tanggal 2 maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukan kasus

yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat

mortalitas COVID-19 di Indonesia 8,9% angka ini merupakan yang tertinggi di

Asia Tenggara.9

World Health Organization (WHO) mengumumkan COVID-19 sebagai

pandemik. Hingga tanggal 13 Juli 2020, terdapat 12.768.307 kasus, dan 566.654

jumlah kematian di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah terkonfirmasi 75.699

kasus dan 3.606 jumlah kematian.3 Di NTT sendiri, data yang dikeluarkan oleh

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi tanggal 2 juni 2020 menunjukkan bahwa di

Nusa Tenggara Timur (NTT) terkonfirmasi positif 126 kasus dan meninggal 1

kasus. Untuk tenaga kesehatan sendiri terkonfirmasi 1 orang positif dan belum ada

kasus meninggal.11

Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus

menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya

menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan

ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan

dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan

bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus

bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk

Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk


kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East respiratory

syndrome (MERS).12,13

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus

tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah

menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus

ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus. Protein S

penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya. 1 Pada

studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim

ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa

oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus,

sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus

halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. Setelah berhasil masuk akan

terjadi translasi replikasi gen dari RNA genom virus, selanjutnya akan terjadi pula

replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan

perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan

rilis virus.14

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah

itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus

dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel

gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul

penyakit sekitar 3-7 hari. 13,14


4 Gejala Klinis, Faktor Risiko, Penegakan Diagnosis dan Tatalaksana

COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis

utama yang muncul yaitu demam (suhu>38°C), batuk dan kesulitan bernapas.

Selain itu juga dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala

gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Pada kasus berat

perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi

dalam beberapa hari. Kebanyakan pasien prognosis baik, dengan sebagian kecil

dalam kondisi kritis bahkan meninggal.15

Berdasarkan data yang ada, penyakit komorbid hipertensi dan diabetes

melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor risiko dari

infeksi SARS-CoV-2 diduga karena ada peningkatan ekspresi reseptop ACE2.

Pasien kanker dan penyakit hati kronik lebih rentan terhadap infeksi SARS-COV-

2. Kanker diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan,

supresi induksi agen proinflamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik. Pasien

dengan sirosis atau penyakit hati kronik juga mengalami penurunan respons imun,

sehingga lebih mudah terjangkit COVID-19, dan dapat mengalami prognosis yang

lebih buruk.9

Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control

and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan

pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke arah terjangkit. Berada dalam satu

lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai

risiko rendah.16
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam,

batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak.

a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible

1. Seseorang yang mengalami:

a. Demam (≥380C) atau riwayat demam

b. Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan

c. Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran

radiologis. (pada pasien immunocompromised presentasi

kemungkinan atipikal) dan disertai minimal satu kondisi sebagai

berikut :

 Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara

yang terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala

 Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat

pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak

diketahui penyebab / etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan

riwayat bepergian atau tempat tinggal.14

2. Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai

berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:

a. Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-

19,

b. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah

teridentifikasi),

c. Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus


terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau

wilayah/negara yang terjangkit.

d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu

≥380C) atau riwayat demam.14

b. Orang dalam Pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa

pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau

wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat

paparan diantaranya:

 Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19

 Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan

pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang

terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)

 Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular

sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit

(sesuai dengan perkembangan penyakit)14

c. Kasus Probable

Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi

inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil

konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.14


d. Kasus terkonfirmasi

Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19. 14

Pemeriksaan penunjang sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu:13

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada

pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi

subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass.

2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah

 Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)

 Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila

menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal

3. Bronkoskopi

4. Pungsi pleura sesuai kondisi

5. Pemeriksaan kimia darah

6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari saluran napas (sputum,

bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah. Kultur darah untuk bakteri

dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda

terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah

7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).

Sampai saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien

COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin. Tatalaksana umum yang dapat

dilakukan yaitu:14

1. Isolasi pada semua kasus

Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun


sedang.

2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit.

4. Suplementasi oksigen

Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress

napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit

dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada

pasien hamil

5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

6. Terapi cairan

Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok

7. Pemberian antibiotik empiris

8. Terapi simptomatik

Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan

lainnya jika memang diperlukan.

9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada

tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.

10. Observasi ketat

11. Pahami komorbid pasien

Saat ini belum ada penelitian atau bukti talaksana spesifik pada

COVID-19. Belum ada tatalaksana antiviral untuk infeksi Coronavirus yang

terbukti efektif. Pada studi terhadap SARS-CoV, kombinasi lopinavir dan

ritonavir dikaitkan dengan memberi manfaat klinis. Saat ini penggunaan lopinavir
dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan pada infeksi COVID-

19. Tatalaksana yang belum teruji / terlisensi hanya boleh diberikan dalam situasi

uji klinis yang disetujui oleh komite etik atau melalui Monitored Emergency Use

of Unregistered Interventions Framework (MEURI), dengan pemantauan ketat.

Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia COVID-19 ini.13

5 Pencegahan COVID-19

COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui

transmisi udara. Orang-orang yang paling beririko terinfeksi adalah mereka yang

berhubungan dekat dengan pasien COVID-19, kontak langsung merupakan

transmisi patogen secara langsung dengan kulit atau membran mukosa, darah atau

cairan darah yang masuk ke tubuh melalui membran mukosa atau kulit yang

rusak.9 Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari terpapar

virus penyebab. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik

kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan

masyarakat menurut WHO yaitu :

 Cuci tangan dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan

handsanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 60%,

jika air dan sabun tidak tersedia.

 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum

dicuci.

 Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.


 Saat sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat sakit atau

segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, dan tidak banyak beraktifitas di

luar.

 Menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut

dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buang tisu ke tempat

sampah.

 Bersihkan dan lakukan desinfektan secara rutin permukaan dan benda

asing yang sering disentuh.

 Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan

penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi

penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang

dari infeksi ini, karenany harus disertai dengan hand hygine dan usaha

pencegahan lain.

 Cara menggunakan masker medis yang efektif :

- Pakai masker secara saksama untuk menutupi mulut dan hidung,

kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisir cela antara masker

dan wajah.

- Hindari menyentuh masker saat digunakan.

- Lepas masker dengan benar ( jangan menyentuh bagian depan masker,

tapi lepas masker dari belakang dan bagian dalam).

- Setelah dilepas apabila tidak sengaja menyentuh masker segera cuci

tangan.
- Gunakan masker yang digunakan terasa bersih dan kering, segera ganti

masker jika masker yang digunakan terasa mulai lembab.

- Jangan pakai masker ulang masker yang telah dipakai.17

6 Pengetahuan

7 Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan merupakan sesuatu

yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar

berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan

dalam makna kolektifnya adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh

seseorang atau kelompok, atau budaya tertentu.18

Pengetahuan juga merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang

melakukankan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan

telinga.19

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah segala sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti pada suatu

obyek yang ditangkap melalui panca indra yaitu pendengaran, penglihatan,

penciuman, rasa dan perabaan.

8 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan, yaitu :19


1. Tahu (know)

Tahu sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut dengan benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, metode,prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru atau dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan

menyusun formulasi baru dari formulasi yang baru.


6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obyek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau

angket yang menanyai tentang isi materi atau obyek yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden.

Tingkatan pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik: mempunyai nilai pengetahuan > 75%

b. Pengetahuan cukup: mempunyai nilai pengetahuan 60%-75%

c. Pengetahuan kurang: mempunyai nilai pengetahuan < 60%.20

9 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya pengetahuan sebagai

berikut :

a. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

mendapatkan informasi dan pengetahuan yang dimiliki semakin banyak.

b. Informasi/media massa

Informasi yang didapatkan dari pendidikan formal ataupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan.

c. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi seseorang tannpa melalui penalaran sehingga

akan menambahkan pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status


ekonomi juga akan menentukan terjadinya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi juga memengaruhi

pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap pengetahuan individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh tiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu.

f. Usia

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin

membaik.21

10 Sikap

11 Pengertian

Sikap (Attitude) merupakan evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan

tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.22

Sikap dalam arti lain adalah konsep yang sangat penting dalam komponen

sosio-psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi.


Sikap (attitude) juga dapat diartikan sebagai istilah yang mencerminkan

rasa senang, tidak senang, atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang

terhadap sesuatu. Sesuatu itu bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau

kelompok, kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka

disebut sikap positif. Sedangkan perasaan tidak senang disebut sikap negatif.23

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah keadaan diri seseorang yang menggerakan untuk bertindak atau

berbuat dalam kegiatan tertentu dengan perasaan tertentu dalam menanggapi suatu

objek situasi atau kondisi lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini sikap dibagi

menjadi beberapa tingkatan, antara lain:

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperlihatkan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuating), yaitu dapat berupa mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang dipilihnya.19

12 Faktor – faktor yang memengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengarhui sikap terhadap objek antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis,

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara

lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari

konflik ddengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruhi kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu

– individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung

dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibat berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sisten kepercayaan tidaklah mengherankan jika pada giirannya

konsep tersebut mempengaruhi sikap.


f. Faktor emosional

Suatu bentuk sikap yang mempengaruhi pernyataan yang didasari emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.22

13 Ciri sikap

Ciri-ciri sikap adalah:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang

itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk

dipelajari atau berubah dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi perasaan, sifat alamiah yang

membedakan sikap dan kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan

yang dimiliki orang.24


14 Komponen Sikap

Komponen sikap dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Komponen kognitif, yaitu suatu kepercayaan dan pemahaman seorang

individu pada suatu objek melalui proses melihat, mendengar dan

merasakan. Kepercayaan dan pemahaman yang terbentuk memberikan

informasi dan pengetahuan mengenai objek tersebut.

2. Komponen afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan

permasalahan emosional subjektif individu terhadap sesuatu.

3. Komponen perilaku atau konatif, yaitu kecenderungan berperilaku

seorang individu terhadap objek yang dihadapinya.22

15 Perilaku

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsagan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya

stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,

maka teori ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Response.

Perilaku manusia merupakan aktivitas yang timbul karena adanya stimulus

dan respon serta dapat diaamati secara langsung atau tidak langsung.19

16 Perilaku Pencegahan COVID-19

1. Pencegahan transmisi di rumah

 Pola hidup sehat

 Personal hygine yang baik

 Etika batuk dan bersin


 Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung dan mulut dengan

tangan kotor

 Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih

 Hindari kontak dekat edngan orang dengan gejala sistem

respirasi

 Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker

 Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang

 Perhatikan tanda dan gejala saluran napas

2. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan7

Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di

tempat kesehatan meliputi menjalankan langkah-langkah pencegahan

standar untuk semua pasien. Kewaspadaan standar meliputi :

a. Kebersihan tangan dan pernapasan

Petugas kesehatan harus menerapkan ‘5 momen kebersihan tangan”,

yaitu : sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur

kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah

bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan

lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang

tercemar.

b. Penggunaan APD sesuai risiko

Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan

akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin,

penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/antisipasi


kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka.

APD yag digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian

Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan airbone.

c. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik

d. Pengelolaan limbah yang aman. Pengelolaan limbah medis sesuai

dengan prosedur rutin

e. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan

pasien. Pembersihan permukaan-permukaan lingkungan dengan air

dan deterjen serta memakai sedinfektan yang biasa digunakan (seperti

hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan

memadai.

17 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan untuk melakukan

upaya kesehatan.26 Yang termasuk tenaga kesehatan adalah dokter, perawat dan

bidan.

a. Dokter

Berdasarkan pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran, dokter adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan

berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang

berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.25


b. Perawat

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan menjelaskan

definisi perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan

baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.25

c. Bidan

Bidan menurut International Confederation of Midwife (ICM) ke-27 pada

Juli 2005 adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan

yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk

menjalankan praktik kebidanan di negeri tersebut, bidan harus mampu

memberikan supervisi, asuhan, dan memberikan nasihat yang dibutuhkan kepada

perempuan selama masa hamil, persalinan, dan pasca persalinan, memimpin

persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan

anak.25

18 Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama (FKTP)

Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah fasilitas kesehatan

yang melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) yang bersifat non spesifik untuk keperluan observasi,

diagnosis, perawatan, pengobatan dan atau pelayanan kesehatan lainnya.25

Upaya yang dilakukan di FKTP berupa upaya promotif dan preventif

terhadap masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Secara umum upaya yang dilakukan di

FKTP dikategorikan sebagai berikut:

1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai.

2. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.

3. Pendidikan kependudukan

4. Pendidikan Seks

5. Pengendalian faktor lingkungan

Upaya kesehatan masyarakat yang dimaksud merupakan upaya yang kegiatannya

memerlukan upaya yang disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan.


19 Kerangka Teori

Faktor yang Sars-COV2


memengaruhi
tingkat pengetahuan

COVID-19
Tingkat pengetahuan pencegahan COVID-19

Tenaga Kesehatan Perilaku Pencegahan COVID-19

Sikap pencegahan COVID-19

Faktor yang
mempengaruhi sikap

Skema 2.1. Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP

1.5.4 2.7 Hipotesis

H0 = Tidak terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku

pencegahan COVID-19

H1 = Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan

dalam pencegahan COVID-19


BAB III
METODE PENELITIAN

3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep-

konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui

penelitian yang dimaksud18. Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat

kuantitatif yaitu mengindentifikasi adanya hubungan tingkat pengetahuan

dan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19. Dimana perilaku

pencegahan COVID-19 sebagai variabel dependen sedangkan tingkat

pengetahuan dan sikap sebagai variabel independen.

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Pengetahuan Perilaku Pencegahan COVID-19


Sikap
Skema 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP
4 Identifikasi Variabel

5 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap

pencegahan COVID-19 pada FKTP di Nusa Tenggara Timur.

6 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan COVID-19

pada FKTP di Nusa Tenggara Timur.

7 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan


Perilaku Pencegahan di FKTP

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Kriteria objektif Skala


operasional

1. Pengetahuan Segala Mengisi Kuesioner  Baik jika Kategorik


perilaku sesuatu 17 menjawab
pencegahan yang pernyataan pernyataan dengan
COVID-19 dipahami di benar > 75% dari
dan kuesioner total pernyataan
diketahui  Kurang, jika
oleh menjawab
responden pernyataan dengan
tentang benar < 75%
perilaku Pilihan jawaban:
pencegahan  Benar : 1
 Salah : 0
28
Pengelompokan skor
pengetauan :
 Pengetahuan baik
= 12-16

30
 Pengetahuan
kurang = <12

2. Sikap Reaksi Mengisi Kuesioner  Baik jika Kategorik


pencegahan responden 15 menjawab
COVID-19 tentang penyataan pernyataan dengan
pencegahan di benar > 75% dari
kuesioner total pertanyaan
 Kurang, jika
menjawab
pertanyaan dengan
benar < 75%
Pilihan jawaban:
 Setuju : 1
 Tidak setuju :
0
28
Pengelompokan skor
sikap :
 Sikap baik = 11-15
 Sikap kurang =
<11
3. Perilaku Tindakan Mengisi Kuesioner  Baik jika Kategorik
pencegahan yang 14 menjawab
COVID-19 dilakukan pernyataan pernyataan dengan
oleh di benar > 75% dari
responden kuesioner total pernyataan
untuk  Kurang, jika
melalukan menjawab
pencegaha pernyataan dengan
n COVID- benar < 75%
19 Pilihan jawaban:
 Ya : 1
 Tidak : 0
28
Pengelompokan skor
perilaku :
 Perilaku baik = 10
- 14
 Perilaku kurang =
< 10

8 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain cross sectional (potong


lintang). Rancangan penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu kejadian

pada waktu yang bersamaan (sekali waktu).

9 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan secara online pada bulan Desember 2020 sampai Januari

2021. Penelitian di lakukan di Nusa Tenggara Timur.

10 Populasi dan Sampel

11 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting

dan menentukan keakuratan hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan di FKTP di

Nusa Tenggara Timur .

12 Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode consecutive sampling, dimana subyek yang datang secara berurutan

dan menuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai subyek

yang diperlukan terpenuhi.

Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel pada

penelitian ini adalah menggunakan rumus penentuan besar sampel analisis

korelatif.

Rumus yang digunakan


:
2
𝑍𝛼 + 𝑍𝛽 )+3
𝑁=(
0,5𝑙𝑛(1 + 𝑟)/(1 − 𝑟)
1,64+1,28 2
=( ) +3
0,5𝑙𝑛(1+0,3)/(1−0,3)

Keterangan :

- Kesalahan tipe I (Zα) = ditetapkan sebesar 5% dengan hipotesis satu arah,

sehingga Zα = 1,64.

- Kesalahan tipe II (Zβ) = ditetapkan sebesar 10% dengan hipotesis satu

arah, maka Zβ = 1,28.

- Koefisien korelasi (r) = 0,2 (ditentukan oleh peneliti)

Sehingga jumlah sampel minimal yaitu 211. Untuk mencegah adanya Drop Out

(DO), maka menggunakan


Rumus
n
n’= 1−f

1.5.5
211 = = 234,4 = 234
n’ = 1−0,1

sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 234 orang, untuk mewakili

Nusa Tenggara Timur maka sampel dibagi dengan jumlah kabupaten yang ada di

Nusa Tenggara Timur.

n’ = sampel / 22 kabupten

n’ = 234 / 22

n’ = 10,6

n’ = 11 orang

Total sampel dalam penelitian ini adalah 242 orang.


13 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

14 Kriteria Inklusi

• Tenaga kesehatan yang bersedia mengisi kuesioner

• Tenaga kesehatan yang berdomisili di Nusa Tenggara Timur

• Tenaga kesehatan yang mempunyai dan dapat mengakses


smartphone.

• Tenaga kesehatan yang mengisi persetujuan menjadi responden.

15 Kriteria Ekslusi

• Tenaga kesehatan yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

16 Alur Penelitian dan Cara Kerja

Ethnical Clearance

Penyusunan Instrumen

Uji Validasi dan Reliabilitas

Penentuan Populasi

Teknik sampling dan penentuan


besar sampel

Pemilihan sampel sesuai kriteria


inklusi dan ekslusi

Informed Consent dan pengisian


kuesiner online
Pengolahan data dan analisa data

Interpretasi data dan Kesimpulan

Skema 3.2 Alur Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan di FKTP

Penelitian ini pertama-tama mengajukan etik ke Komisi Etik Penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Setelah mendapatkan kelayakan

etik, peneliti melakukan penyusunan instrumen dan dilanjutkan uji validasi serta

reliabilitas. Setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner secara online melalu

aplikasi google form yang terdiri dari identitas diri yang akan diisi responden dan

pernyataan informed consent serta kuesioner kepada tenaga kesehatan di FKTP

Nusa Tenggara Timur berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah pengisian

kuesioner, data dikumpulkan sesuai batas waktu yang ditentukan. Selanjutnya

peneliti melakukan pengolahaan data, analisis data, interpretasi dan

menyimpulkan hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan

COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur .


17 Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data primer atau data langsung dari responden

yang diperoleh dari pengisian kuesioner di aplikasi Google form. Analisis data

dilakukan menggunakan program komputer (SPSS). Pengelola data analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan setiap variabel

penelitian. Distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel merupakan

hasil dari analisis univariat.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan Analisa untuk mengetahui interaksi dua

variabel. Penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada FKTP di

Nusa Tenggara Timur. Karena data berskala kategorik, maka uji statistic yang

digunakan adalah Lambda. Langkah-langkah dalam uji lambda yaitu : a)

Menentukan variable yang dihubungkan; b) Menentukan jenis hipotesis; c)

Menentukan masalah skala variabel.


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur secara daring

melalui aplikasi google form dan whatsapp pada bulan April sampai Mei 2021.

Secara Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak antara 80 –

120 Lintang Selatan dan 1150 – 1250 Bujur Timur dan berdasarkan posisi secara

geografisnya, Provinsi NTT memiliki batas – batas sebagai berikut : Sebelah utara

: Laut Jawa dan Laut Flores; Sebelah selatan : Samudra Hindia; Sebelah timur :

Negara timur Leste; Sebelah barat : Selat Lombok dan Provinsi Bali.

Gambar 4.1 Letak Topografi Nusa Tenggara Timur

Provinsi NTT secara geografis berada di antara Benua Asia dan Benua

Australia, serta di antara Samudera Indonesia dan Laut Flores, di mana Provinsi

NTT terdiri dari 21 Kabupaten dan 1 Kota dengan luas sebesar 4.734.990 Ha.
4.1 Analisis Univariat

Karateristik Umum Responden

Seluruh subjek penelitian berasal dari 21 Kabupaten dan 1 Kota di

Provinsi Nusa Tenggara Timur. Responden yang terlibat dalam penelitian ini telah

diminta persetujuan terlebih dahulu. Total 259 responden yang mengisi kuesioner

dan dilakukan ekslusi sehingga didapatkan jumlah responden sebanyak 243

responden. Karakteristik responden dikemukakan ke dalam umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan, lama bekerja, status pernikahan, kabupaten atau

kota temmpat bekerja, nama instansi tempat bekerja, pengetahuan COVID-19,

sikap pencegahan COVID-19, dan perilaku pencegahan COVID-19.

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Responden

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Jenis Kelamin
Pria 52 21,4
Wanita 191 78,6
Umur
20-34 164 67,5
35-44 57 23,5
>45 22 9,1
Kota/Kabupaten
Kab. Alor 1 0,4
Kab. Belu 10 4,1
Kab. Ende 5 2,1
Kab. Flores Timur 11 4,5
Kab. Kupang 21 8,6
Kab. Lembata 7 2,9
6 2,5
Kab. Malaka
8 3,3
Kab. Manggarai 8 3,3
Kab. Manggarai Barat 3 1,2
Kab. Manggarai Timur 4 1,6
Kab. Nagakeo 4 1,6
Kab. Ngada 7 2,9
Kab. Rote
Kab. Sabu Raijua 4 1,6
Kab. Sikka 15 6,2
Kab. Sumba Barat 2 0,8
Kab. Sumba Barat Daya 2 0,8
Kab. Sumba Tengah 2 0,8
Kab. Sumba Timur 6 2,5
Kab. Timor Tengah Selatan 5 2,1
Kab. Timor Tengah Utara 16 6,6
Kota Kupang 96 39,5
Lama Bekerja
<5 Tahun 84 34,6
5-9 Tahun 51 21
>9 Tahun 108 44,4
Pendidikan Terakhir
Diploma 125 51,4
S1 106 43,6
S2 10 4,1
S3 2 0,8
Pekerjaan
Dokter 73 30,04
Bidan 85 34,98
Perawat 55 22,63
Apoteker 6 2,47
Tenaga Kesehatan Lainnya 24 9,87

Status Pernikahan
Menikah 133 54,7
Belum Menikah 110 45,3

Berdasarkan Tabel 4.1 Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih

dominan yaitu 191 responden (78,6%), responden dengan umur 20 hingga 34

tahun paling banyak yaitu 164 responden (67,5%), responden terbanyak berasal

dari Kota Kupang yaitu 96 responden (39,5%), responden dengan lama bekerja

paling banyak yaitu lebih dari 9 tahun sebanyak 108 responden (44,4%),

pendidikan terakhir dari responden yaitu diploma sebanyak 125 responden

(51,4%), pekerjaan terbanyak dari responden yaitu Bidan dengan jumlah 85


responden (34,98%) dan status pernikahan dari responden terbanyak yaitu sudah

menikah dengan jumlah 133 responden (54,7%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

Untuk menilai tingkat pengetahuan dari responden, peneliti memberikan

16 pertanyaan yang terdiri dari tiga pertanyaan mengenai pengetahuan umum

tentang COVID-19 dan 13 pertanyaan mengenai manajemen lingkungan dan diri

sendiri mengenai pencegahan COVID-19.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan

Karakterisktik Umum Responden Pengetahuan


Baik Kurang
n (%) n (%)
Pekerjaan Dokter 73 30,04 - -
Bidan 85 34,97 - -
Perawat 55 22,64 - -
Apoteker 6 2,48 - -
Tenaga kesehatan 24 9,87 - -
lainnya

Pendidikan D3 125 51,44 - -


Terakhir S1 106 43,6 - -
S2 10 4,1 - -
S3 2 0,8 - -

Lama Bekerja < 5 Tahun 84 34,6 - -


5-9 Tahun 51 21 - -
> 9 Tahun 108 44,4 - -
Kabupaten/Kota Kab. Alor 1 0,4 - -
Kab. Belu 10 4,1 - -
Kab. Ende 5 2,1 - -
Kab. Flores Timur 11 4,5 - -
Kab. Kupang 21 8,6 - -
Kab. Lembata 7 2,9 - -
Kab. Malaka 6 2,5 - -
Kab. Manggarai 8 3,3 - -
Kab. Manggarai 3,3 - -
8
Barat
Kab. Manggarai 3 1,2 - -
Timur
Kab. Nagakeo 4 1,6 - -
Kab. Ngada 4 1,6 - -
Kab. Rote 7 2,9 - -
Kab. Sabu Raijua 4 1,6 - -
Kab. Sikka 15 6,2 - -
Kab. Sumba Barat 2 0,8 - -
Kab. Sumba Barat 0,8 - -
2
Daya
Kab. Sumba Tengah 2 0,8 - -
Kab. Sumba Timur 6 2,5 - -
Kab. Timor Tengah 2,1 - -
5
Selatan
Kab. Timor Tengah 6,6 - -
16
Utara
Kota Kupang 96 39,5 - -
Jenis Kelamin Laki-laki 52 21,4 - -
Perempuan 191 78,6 - -
Umur 20-34 164 67,5 - -
35-44 57 23,5 - -
>45 22 9,1 - -
Status Belum Menikah 110 54,7 - -
Pernikahan
Sudah Menikah 133 45,3 - -

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pencegahan


COVID-19
Pengetahuan Pencegahan n (%)
COVID-19
Pengetahuan Baik 243 100
Total 243 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 didapatkan seluruh responden memiliki

pengetahuan yang baik sebesar 100%.

Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap

Untuk menilai sikap pencegahan COVID-19 dari responden, peneliti

memberikan 15 pertanyaan dan seluruh pertanyaan yang diberikan bersangkutan

dengan sikap pencegahan COVID-19 dari responden.


Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Sikap

Karakterisktik Umum Responden Sikap


Baik Kurang
N (%) n (%)
Pekerjaan Dokter 73 30,04 - -
Bidan 85 34,97 - -
Perawat 54 22,22 1 0,41
Apoteker 5 2,06 1 0,41
Tenaga 23 9,46 1 0,41
kesehatan
lainnya

Pendidikan D3 123 50,6 2 0,82


Terakhir S1 105 4,32 1 0,41
S2 10 4,11 - -
S3 2 0,82 - -

Lama Bekerja < 5 Tahun 83 34,11 1 0,41


5-9 Tahun 51 20,98 - -
> 9 Tahun 106 43,62 2 0,82
Kabupaten/Kota Kab. Alor 1 0,4 - -
Kab. Belu 10 4,1 - -
Kab. Ende 5 2,1 - -
Kab. Flores 4,5 - -
11
Timur
Kab. Kupang 21 8,6 - -
Kab. Lembata 7 2,9 - -
Kab. Malaka 6 2,5 - -
Kab. 3,3 - -
8
Manggarai
Kab. 3,3 - -
Manggarai 8
Barat
Kab. 1,2 - -
Manggarai 3
Timur
Kab. Nagakeo 4 1,6 - -
Kab. Ngada 4 1,6 - -
Kab. Rote 7 2,9 - -
Kab. Sabu 1,6 - -
4
Raijua
Kab. Sikka 15 6,2 - -
Kab. Sumba 0,8 - -
2
Barat
Kab. Sumba 0,8 - -
2
Barat Daya
Kab. Sumba 0,8 - -
2
Tengah
Kab. Sumba 2,5 - -
6
Timur
Kab. Timor 2,1 - -
Tengah 5
Selatan
Kab. Timor 6,6 - -
16
Tengah Utara
Kota Kupang 93 38,2 3 1,23
Jenis Kelamin Laki-laki 52 21,4 - -
Perempuan 188 77,4 3 1,23
Umur 20-34 162 66,67 2 0,82
35-44 56 23,04 1 0,41
>45 22 9,05 - -
Status Belum 109 44,85 1 0,41
Pernikahan Menikah
Sudah 131 53,9 2 2,82
Menikah

Berdasarkan Tabel 4.4 responden dengan sikap baik terbanyak yaitu pada

profesi Bidan dengan jumlah 85 responden (34,97%) dan sikap kurang terdapat

satu orang pada profesi Perawat, Apoteker dan tenaga Kesehatan lain. Terdapat

juga responden dengan pendidikan terakhir Diploma yang memiliki sikap baik

paling banyak yaitu 123 responden (50,6%) sekaligus sikap kurang paling banyak

yaitu dua responden (0,82%), responden dengan asal kota Kupang memiliki sikap

baik paling banyak yaitu 93 responden (38,2%) sekaligus memiliki sikap kurang

paling banyak yaitu tiga responden (1,23%), responden dengan jenis kelamin
wanita memiliki sikap baik paling banyak yaitu 188 responden (77,4%) sekaligus

memiliki sikap kurang paling banyak yaitu tiga responden (1,23%), responden

dengan umur 20 hingga 34 tahun memiliki sikap baik paling banyak yaitu 162

responden (66,67%) sekaligus sikap kurang paling banyak yaitu 2 responden

(0,82%), responden dengan status sudah menikah memiliki sikap baik paling

banyak yaitu 131 responden (53,9%) sekaligus sikap kurang paling banyak yaitu 2

responden (0,82%).

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Sikap Pencegahan COVID-19

Sikap n (%)

Sikap Baik 240 98,8


Sikap Kurang 3 1,2
Total 243 100

Berdasarkan Tabel 4.5 responden dengan sikap baik paling banyak yaitu

sejumlah 240 responden (98,8%) dan responden dengan sikap kurang paling

sedikit yaitu sejumlah 3 responden (1,2%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

Untuk menilai perilaku pencegahan COVID-19 dari responden, peneliti

memberikan 14 pertanyaan dan seluruh pertanyaan yang diberikan bersangkutan

dengan perilaku pencegahan COVID-19 dari responden.

Tabel 4.6 Karakteristik Umum terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19

Karakterisktik Umum Responden Perilaku


Baik Kurang Baik
n (%) n (%)
Pekerjaan Dokter 69 28,3 4 1,64
Bidan 84 34,5 1 0,4
Perawat 53 21,8 2 0,8
Apoteker 6 2,4 - -
Tenaga 24 9,87 - -
Kesehatan
Lainnya

Pendidikan D3 122 50,2 3 1,2


Terakhir S1 102 41,9 4 1,6
S2 10 4,1 - -
S3 2 0,8 - -

Lama Bekerja < 5 Tahun 82 33,7 2 0,8


5-9 Tahun 50 20,5 1 0,4
> 9 Tahun 104 42,7 4 1,6
Kabupaten/Kota Kab. Alor 1 0,4 - -
Kab. Belu 8 3,2 2 0,8
Kab. Ende 5 2,05 - -
Kab. Flores 4,1 0,4
10 1
Timur
Kab. Kupang 21 8,6 - -
Kab. Lembata 7 2,8 - -
Kab. Malaka 6 2,4 - -
Kab. 3,2 -
8 -
Manggarai
Kab. 3,2 -
Manggarai 8 -
Barat
Kab. 1,2 -
Manggarai 3 -
Timur
Kab. Nagakeo 4 1,6 - -
Kab. Ngada 4 1,6 - -
Kab. Rote 7 - -
Kab. Sabu 1,6 -
4 -
Raijua
Kab. Sikka 15 6,17 - -
Kab. Sumba 0,8 -
2 -
Barat
Kab. Sumba 0,8 -
2 -
Barat Daya
Kab. Sumba 0,8 -
2 -
Tengah
Kab. Sumba 2,05 0,4
5 1
Timur
Kab. Timor 2,05 -
Tengah 5 -
Selatan
Kab. Timor 6,5 -
16 -
Tengah Utara
Kota Kupang 93 38,2 3 1,2
Jenis Kelamin Pria 50 20,5 2 0,8
Wanita 186 76,5 6 2,4
Umur 20-34 161 66,2 3 1,2
35-44 54 22,2 3 1,2
>45 21 8,6 1 0,4
Status Belum 107 44 3 1,2
Pernikahan Menikah
Sudah 129 53 4 1,6
Menikah

Berdasarkan Tabel 4.6 responden dengan perilaku baik terbanyak yaitu

pada profesi Bidan dengan jumlah 84 responden (34,5%) dan perilaku kurang

terdapat empat orang pada profesi Dokter (1,64%). Terdapat juga responden

dengan pendidikan terakhir Diploma yang memiliki perilaku baik paling banyak

yaitu 122 responden (33,7%) dan perilaku kurang terdapat paling banyak yaitu

empat responden (1,64%) pada pendidikan terakhir S1, responden dengan asal

kota Kupang memiliki perilaku baik paling banyak yaitu 93 responden (38,2%)

sekaligus memiliki perilaku kurang paling banyak yaitu tiga responden (1,23%),

responden dengan jenis kelamin wanita memiliki perilaku baik paling banyak

yaitu 186 responden (76,5%) sekaligus memiliki perilaku kurang baik paling

banyak yaitu enam responden (2,4%), responden dengan umur 20 hingga 34 tahun

memiliki perilaku baik paling banyak yaitu 161 responden (66,2%) sekaligus

sikap kurang baik paling banyak yaitu 3 responden (1,2%) yang juga terdapat

pada umur 35 – 44 tahun, responden dengan status sudah menikah memiliki sikap
baik paling banyak yaitu 129 responden (53%) sekaligus sikap kurang baik paling

banyak yaitu 4 responden (1,6%).

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan COVID-19

Perilaku Pencegahan n (%)


COVID-19
Perilaku Baik 236 97,1
Perilaku Kurang Baik 7 2,9
Total 243 100

Berdasarkan Tabel 4.7 responden dengan perilaku baik paling banyak

yaitu sejumlah 236 responden (97,1%) dan responden dengan sikap kurang paling

sedikit yaitu sejumlah 7 responden (2,9%).

8.1 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat adalah langkah yang dilakukan untuk menguji hubungan

dan kekuatan antara variabel bebas dan variabel terikat. Data diolah dengan

program SPSS menggunakan uji Lambda.

9 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Tenaga


Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur.
Tabel 4.8 Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara

Timur

Pengetahuan Perilaku p
Baik Kurang Total

Baik 236 (97,1%) 7 (2,9%) 100% -


Kurang - -
Total 236 (97,1%) 7 (2,9%)
uji Lambda, *p<0,05
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil analisis uji Lambda

pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 menunjukan nilai p tidak

dapat diuji dikarenakan salah satu variable mempunyai nilai yang konstan.

10 Hubungan Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Tenaga


Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur
Tabel 4.9 Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa
Tenggara Timur
Sikap Perilaku P
Baik Kurang Total

Baik 234 (96,3%) 6 (2,5%) 98,8% 0,002


Kurang 2 (0,8) 1 (0,4%) 1,2%
Total 236 (97,1%) 7 (2,9%) 100%
uji Lambda, *p<0,05

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui hasil analisis uji Lambda sikap

dengan perilaku pencegahan COVID-19 menunjukan nilai p = 0,002 sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku

COVID-19.

10.1 Pembahasan

1 Distribusi Responden terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku COVID-19

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner pengetahuan COVID-19 terdapat

16 pertanyaan yang terdiri dari tiga pertanyaan mengenai pengetahuan umum

tentang COVID-19 dan 13 pertanyaan mengenai manajemen lingkungan dan diri

sendiri mengenai pencegahan COVID-19. Didapatkan pengetahuan tenaga

kesehatan sudah baik sekitar 100%. Hal ini sesuai dengan sumber yang

menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk memberikan pengetahuan


dan data ini di dukung oleh latar belakang pendidikan dan profesi responden yaitu

di bidang kesehatan yang telah mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang

COVID-19.29 Pengetahuan yang baik tentang COVID-19 juga dapat disebabkan

karena selama pandemi berlangsung, pemerintah telah melakukan komunikasi

secara masif melalui berbagai media tentang cara pencegahan COVID-19.30

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner sikap COVID-19, peneliti

memberikan 15 pertanyaan dan seluruh pertanyaan yang diberikan bersangkutan

dengan sikap pencegahan COVID-19 dari responden. Didapatkan sikap tenaga

kesehatan sudah baik sekitar 96,3% mengenai COVID-19. Sikap yang baik dapat

dibentuk dari elemen yang sangat penting yakni pengetahuan.30

Berdasarkan hasil pengisian perilaku pencegahan COVID-19 dari

responden, peneliti memberikan 14 pertanyaan. Didapatkan perilaku tenaga

kesehatan sudah baik sekitar 97,1%. Perilaku terbentuk dari dua faktor utama

yakni faktor eksternal atau stimulus dan faktor internal atau respon. Pada saat

penelitian, sudah masuk dalam era new normal COVID-19. Hal ini merupakan

faktor lingkungan yang termasuk di dalam stimulus untuk membentuk adaptasi

perilaku seseorang, sehingga seseorang dapat berperilaku baik.31

11.1.1 Hubungan Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Tenaga


Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur

Sikap merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang mampu

memberikan dampak terhadap perilaku yang akan dilakukan. Penerimaan perilaku

atau adopsi perilaku yang didasari oleh sikap yang positif maka perilaku tersebut

dapat bertahan.32 Teori ini sejalan dengan hasil uji bivariat pada tabel 4.9 di atas.
Diketahui bahwa hasil analisis uji Lambda sikap dengan perilaku pencegahan

COVID-19 menunjukan nilai p = 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan pada tenaga

Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini dan Farah Milla Dwi Purwasari tahun

2020 di Jember dengan jumlah sampel 99 orang didapati hasil p = 0,007

menggunakan uji korelasi Spearmen dan Kendall Tau.


11.2 Keterbatasan Penelitian

1. Pengumpulan data dilaksanakan selama masa new normal sehingga dilakukan

secara daring melalui google form dan offline tanpa observasi langsung. Hal ini

memungkinkan terjadinya kekeliruan pada saat pengisian kuesioner sehingga

informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Peneliti tidak dapat menyamaratakan jumlah sampel pada setiap kabupaten dan

kota di Nusa Tenggara Timur.

3. Penyebaran dan pengisian kuesioner membutuhkan waktu yang lebih lama dari

waktu yang ditentukan di awal, dikarenakan sulit mendapatkan koneksi ke

beberapa kabupaten.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap

dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa

Tenggara Timur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa

Tenggara Timur dikategorikan baik sebesar 100%.

2. Sikap pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa

Tenggara Timur diperoleh banyak masyarakat bersikap baik sebesar 98,8%

dan kurang sebesar 1,2%.

3. Perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa

Tenggara Timur dikategorikan sebagai berikut, yaitu masyarakat

berperilaku baik sebesar 97,1% dan berperilaku kurang baik sebesar 2,9%.

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai COVID-

19 dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di

puskesmas di FKTP Nusa Tenggara Timur.

5. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan

COVID-19 pada tenaga kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur.


6 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian

menggunakan teknik observasi dalam pengambilan data sehingga dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

2. Bagi instansi pendidikan, diharapkan dapat melakukan edukasi dan memberi

pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan terkait pencegahan infeksi saat bekerja

di fasilitas pelayanan kesehatan selama pandemi COVID-19 secara berkala dan

berkelanjutan.

3. Bagi tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan,

diharapkan dapat mencari sumber informasi dari sumber yang terpercaya untuk

memperdalam pengetahuan, memperkuat sikap, serta meningkatkan kepatuhan

dalam perilaku pencegahan infeksi COVID-19 saat bekerja.


DAFTAR PUSTAKA

1. Zhang M, Zhou M, Tang F, Wang Y, Nie H, Zhang L, et al. Knowledge,


attitude, and practice regarding COVID-19 among healthcare workers in
Henan, China. 2020
2. Pencegahan P, Pengendalian DAN, Disease C, Ke- R. REV-
04_Pedoman_P2_COVID-19_ 27 Maret2020_Tanpa TTD.
3. Culp WC. Coronavirus Disease 2019. A A Pract. 2020
4. Pusparisa Y. Jumlah Tenaga Kesehatan yang Meninggal karena Covid-19.
Databoks.2020
5. Saqlain M, Munir MM, Rehman SU, Gulzar A, Naz S, Ahmed Z, et al.
Knowledge, attitude, practice and perceived barriers among healthcare
workers regarding COVID-19: a cross-sectional survey from Pakistan.
2020
6. Huynh G, Nguyen T, Tran V, Vo K, Vo V, Pham L. Knowledge and
attitude toward COVID-19 among healthcare workers at District 2
Hospital, Ho Chi Minh City. Asian Pac J Trop Med. 2020
7. Lam N, Muravez SN, Boyce RW. A comparison of the Indian Health
Service counseling technique with traditional, lecture-style counseling. Vol.
55, Journal of the American Pharmacists Association. 2015.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19). Direkorat Jenderal
Pencegah dan Pengendali Penyakit. 2020
9. Susilo A, Martin Rumende C, Pitoyo CW, Djoko Santoso W, Yulianti M,
Sinto R, et al. TINJAUAN PUSTAKA covid19. J Penyakit Dalam Indones
|. 2020
10. Culp WC. Wu F, Zhao S, Yu B, et al. A new coronavirus associated with
human respiratory disease in China. Nature 2020
11. SATUAN TUGAS COVID-19 NTT.
12. Kemenkes R. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel
Coronavirus (2019-nCov). Direkorat Jenderal Pencegah dan Pengendali
Penyakit. 2020
13. PDPI. PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK ) Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. 2020
14. Yuliana. Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur.
Wellness Heal Mag [Internet]. 2020
15. Han Y, Yang H. The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus
infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med Virol. 2020
16. Kemenkes. Pedoman kesiapan menghadapi COVID-19. Pedoman kesiapan
menghadapi COVID-19. 2020
17. Glass CA, Cash JC, Mullen J. Coronavirus Disease (COVID-19). Family
Practice Guidelines. 2020.
18. Reber, S. Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2010.
19. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2012.
20. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta, 2006.
21. Budiman. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarat : Salemba medika, 2013.
22. Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2013.
23. Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2009.
24. Weeks DPCCLEYN to K in 20. 済無 No Title No Title. Dk. 2015
25. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN
2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN.
26. Bruno L. L. Bruno. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–99.
27. Peraturan BPJS Kesehatan No.2. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 tentang norma penetapan besaran
kapitasi dan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan
pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Anim Genet. 2015
28. Budiman, Riyanto A. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. 2013.
29. Lestari T. Kumpulan Teori untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
2015. p. 232.
30. Aini N. Purwasari D. Jurnal kesehatan Sikap dan Perilaku Pencegahan Cocid-
19 di Desa Kemuningsari Kidul Kabupaten Jember. 2020. p. 171-177.
31. Syahdrajat T. Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan.
2019. p. 152.
32. Pasaribu H. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap mengenai COVID-19
dengan Perilaku Pencegahan Infeksi saat bekerja pada Tenaga Kesahatan
dan Non-kesehatan di Puskesmas di Zona Merah di Kota Medan dan Kota
Batam selama Pandemi COVID-19. 2021.
11.2.1 Lampiran 1. Naskah Penjelasan dan Informasi Penelitian Kepada
Subyek Penelitian

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Kepada Yth.

Subjek Penelitian

di

Tempat

Selamat pagi bapak/ibu/saudara/saudari sekalian, perkenalkan nama saya

Annisa Amalia, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Saat

ini saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan

Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di

FKTP Nusa Tenggara Timur”. Untuk itu, saya sangat membutuh kan bantuan

bapak/ibu/saudara/saudari sekalian untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian

dalam penelitian ini. Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat mengetahui

adakah hubungan pengetahuan dengan sikap dan perilaku penggunaan masker

dalam pencegahan COVID-19. Manfaat menjadi subjek dari penelitian ini adalah

bapak/ibu/saudara/saudari membantu peneliti untuk memperoleh tujuan dari

penelitian ini yang nantinya dapat berguna bagi bapak/ibu/saudara/saudari, dan

tentunya dari penelitian ini bapak/ibu/saudara/saudari dapat mengetahui hubungan

antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku penggunaan masker serta dapat

mengetahui pengetahuan pengguaan masker diri sendiri dan apakah sikap dan

perilaku yang dilakukan sudah betul atau belum.

Berikut ini akan saya jelaskan mengenai langkah-langkah penelitian ini :


1. Mengisi lembar informasi dan persetujuan sebagai tanda persetujuan

mengikuti penelitian.

2. Subjek diminta untuk mengisi biodata.

3. Setelah mengisi biodata, subjek akan menjawab pertanyaan seputar

pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan masker dalam pencegahan

COVID-19.

Segala data yang nantinya peneliti peroleh dari bapak/ibu/saudara/saudari

akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan. Untuk lebih mempermudah penelitian

ini subjek penelitian dapat menghubungi peneliti melalui nomor handphone

081238866999. Atas partisipasi bapak/ibu/saudara/saudarisekalian, peneliti

mengucapkan limpah terima kasih. Semoga kerja sama bapak/ibu/saudara/saudari

memberi manfaat bagi banyak orang.

Hormat saya,

Annisa Amalia

1708010043
lampiran 2. Informed Consent
11.2.2 LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan oleh

peneliti, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………………………………

Umur : …………………………….……………

Jenis kelamin : …………………………….……………

Menyatakan bahwa saya setuju untuk ikut dalam penelitian ini. Saya tahu bahwa

keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya bisa menolak ikut atau

mengundurkan diri dari penelitian ini. Saya berhak bertanya atau meminta penjelasan pada

peneliti bila masih ada hal yang ingin saya ketahui tentang penelitian ini. Saya juga mengerti

bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian ini ditanggung oleh

peneliti. Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian ini akan terjamin dan

saya dengan ini menyetujui semua data yang dihasilkan pada penelitian ini untuk disajikan

dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bila terjadi perbedaan pendapat di kemudian hari, kami

akan menyelesaikannya secara kekeluargaan.

Saya bersedia/tidak bersedia* untuk :

1. Menjadi responden untuk penelitian

2. Mengikuti semua langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti secara baik

dan benar

Tgl/Bln/Thn

Nama Klien …………………… ……………………………… ………………

Saksi 1 ………………… ……………………………… ………………

Saksi 2 .............................. ................................................ ........................

59
11.2.3 Penanggung Jawab Penelitian

Nama : Annisa Amalia

Telp : 081238866999
11.2.4 lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 Pada
Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa Tenggara Timur

Selamat pagi/siang/sore/malam.

Perkenalkan saya peneliti dari Fakultas Kedokteran Undana Annisa Amalia sedang
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Kuesioner Hubungan Pengetahuan
dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan di FKTP Nusa
Tenggara Timur.

Saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu dan saudara/i untuk menjadi partisipan dalam
penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner pada link yang tertera dengan meluangkan
waktu 5-10 menit saja. Saya menjamin kerahasiaan data bapak/ibu dan saudara/i sekalian.
Jika memerlukan penjelasan tentang penelitian ini, silahkan menghubungi nomor Whatsapp
08123886699.

Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu dan saudara/i sekalian.


SALAM SEHAT

*Tim peneliti
Annisa Amalia
Dr. Sidarta Sagita, MARS
Dr. dr. Christina Olly Lada, S. Ked, M. Gizi.

11.2.5 Saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.


o Ya
o Tidak
11.2.6 Data Diri
Nama dalam Inisial :
Nama Instansi tempat kerja sekarang :
Umur :
Jenis Kelamin :
o Laki-laki
o Perempuan
Pekerjaan :
o Dokter
o Perawat
o Bidan
o Lainnya…

Pendidikan Terakhir :
o SMA/sederajat
o D1
o D2
o D3
o D4
o S1
o S2
o S3
o Lain-lain……..
Status Pernikahan :
o Menikah
o Belum Menikah
o Lain-lain……..
Berapa lama anda telah bertugas sebagai tenaga kesehatan (tahun) :
Kota/Kabupaten (tempat bekerja) :
Apakah anda pernah mendapat pelatihan untuk pencegahan COVID-19 bagi tenaga kesehatan
?
o Ya
o Tidak

Siapa/organisasi apa penyelenggara pelatihan tersebut ?

Apakah anda memiliki tempat praktek pribadi?


o Ya
o Tidak
Jika ya, apakah dalam 2 minggu terakhir, layanan praktek pribadi dilakukan tiap hari?
o Ya
o Tidak
Dalam 2 minggu terakhir, berapa rerata jumlah pasien yang dilayani?

I. Pengetahuan
Pilihlah jawaban yang benar sesuai pilihan yang tersedia
Petunjuk : Berikan tanda centang (V) pada jawaban yang dianggap benar

No Pernyataan Benar Salah


1. COVID-19 adalah penyakit menular v

2. COVID-19 ditularkan melalui kontak langsung v


dari pasien yang terinfeksi.
3. Demam (suhu>38°C), batuk, kesulitan bernapas v
dan anosmia adalah gejala umum dari COVID-19.
4. Virus COVID-19 dapat menyebar dengan cepat
walaupun tidak dapat dilihat
5. Menggunakan APD sesuai standar sebelum v
menyentuh pasien dapat mengurangi penyebaran
COVID-19 dikalangan tenaga kesehatan
6. Menggunakan APD sesuai standar setelah v
menyentuh pasien dapat mengurangi penyebaran
COVID-19 dikalangan tenaga kesehatan. II. S
7. Mencuci tangan sebelum menyentuh pasien dapat v ikap
mengurangi penyebaran COVID-19 dikalangan
tenaga Kesehatan Sila
Mencuci tangan setelah menyentuh pasien dapat v hkan men gisi
8. sesu ai deng an
mengurangi penyebaran COVID-19 dikalangan
tenaga Kesehatan keya kina n anda
Tenaga kesehatan memiliki faktor risiko yang saat ini. Petu njuk
9. v :
tinggi terinfeksi COVID-19.
Beri
10. Vaksin COVID-19 memberikan kekebalan risiko v kan
terkena COVID-19 tand
11. Membersihkan diri sebelum kembali dari fasilitas v a
kesehatan(tempat bkrja) mengurangi penularan cent
COVID-19 ke anggota keluarga. ang
12. Menggunakan masker selama bekerja adalah v (V)
langkah pencegahan penularan COVID-19 pada
terhadap orang sekitar jawa
13. Menggunakan masker selama di luar rumah adalah v
langkah pencegahan penularan COVID-19
terhadap orang sekitar
14. Menjaga jarak dapat adalah langkah pencegahan v
COVID-19 terhadap orang disekitar
15. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun/ v
handzanitizer adalah langkah pencegahan COVID-
19.
16. Tenaga kesehatan adalah panutan perilaku v
pencegahan COVID-19.

ban yang dianggap benar


Keterangan : S : Setuju
TS : Tidak Setuju
No. Pertanyaan S TS
1. Apakah anda berfikir anda berisiko tinggi v
terinfeksi COVID-19?
2. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang v
benar di tempat kerja, saya dapat terhindar dari
COVID-19
3. Pandemi COVID-19 menyebabkan rasa cemas v
saya meningkat
4. Kematian karena terinfeksi COVID-19 di v
keluarga merupakan suatu peristiwa yang
memicu perasaan emosional saya
5. Saya akan menegur pasien yang tidak v
menggunakan masker di tempat saya bekerja
6. Saya akan menegur pasien yang tidak menjaga v
jarak di tempat saya bekerja
7. Saya akan menegur rekan kerja yang tidak v
menggunakan masker saat bekerja.
8. Saya akan menegur rekan kerja yang tidak v
mencuci tangan saat bekerja
9. Jika sabun dan tempat cuci tangan tidak v
tersedia maka saya akan menyampaikan ke
pimpinan
10. Apakah anda khawatir salah satu anggota v
keluarga anda mungkin terinfeksi COVID-19?

11. Jika terinfeksi COVID-19, saya siap diisolasi v


di fasilitas kesehatahan.
12. Apakah prevalensi COVID-19 dapat berkurang v
jika jumlah tenaga kesehatan meningkat.
13. Saya akan melakukan vaksin COVID-19. v
14. Pasien yang terinfeksi COVID-19 harus v
diisolasi.
15. Dalam menerapkan hidup sehat masyarakat v
sering mencontoh perilaku hidup sehat Tenaga
Kesehatan.
III. Perilaku Pencegahan
Pada 3 bulan terakhir, sudahkah anda menerapkan kebiasaan dibawah ini.
Petunjuk : Berikan tanda centang (V) pada jawaban yang dianggap benar
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya selalu mencuci tangan sebelum v
menyentuh pasien dan alat medis
2. Saya selalu mencuci tangan setelah v
menyentuh pasien dan alat medis
3. Saya selalu menggunakan APD saat bekerja. v
4. Saya selalu membersihkan diri sebelum v
pulang ke rumah
5. Saya selalau mengganti masker setelah v
digunakan selama 4 jam
6. Saya selalu memakai masker setelah selesai v
bekerja
7. Saya selalu memakai masker setelah keluar v
dari tempat kerja
8. Saya selalu jaga jarak dimanapun saya berada. v

9. Saya sudah divaksin COVID-19 lengkap v

10. Saya akan menghindar dari pasien yang v


menunjukan gejala COVID-19.
11. Saya telah berupaya agar keluarga saya juga v
mendapatkan vaksin COVID-19.
12. Saya tidak khawatir lagi dengan COVID-19, v
karena sudah di vaksin COVID-19 lengkap.
13. Saya selalu mengusulkan ke pimpinan agar v
APD untuk saya selalu tersedia di tempat
kerja.
14. Jika APD habis, saya menyediakan swadaya v
untuk keperluan pribadi saya saat melayani
pasien.

Penutup
Saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi bapak/ibu dan saudara/i sekalian. Jika
terdapat kekurangan dalam proses ini saya menyampaikan permohonan maaf dan dapat
menerima masukan yang membangun guna penyempurnaan penelitian ini.
11.2.7 Lampiran 4
Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian/kegiatan Waktu Pelaksanaan (bulan)


Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Seminar proposal
2. Ijin penelitian
3. Penelitian
4. Pengolahan data
dan analisis data
5. Seminar hasil
6. Skripsi
Lampiran 5

Tabel Rincian Anggaran

No Uraian Jumlah Biaya Satuan Biaya Total


1. Kertas A4 3 Rim Rp. 35.000,00 Rp. 105.000,00
2. Tinta Printer Hitam 2 Botol Rp. 45.000,00 Rp. 90.000,00
3. Tinta Printer Warna 2 Botol Rp. 60.000,00 Rp. 120.000,00
4. Percetakan dan Rp. 200.000,00
Penjilidan Proposal
5. Ongkos kirim surat ke 22 Surat Rp. 25.000,00 Rp. 550.000
22 kabupaten/kota
6. Souvenir 242 orang Rp. 10.000,00 Rp.2.420.000,00
Total Rp.3.485.000,00
Lampiran 6

KAJI ETIK

67
Seliretnrial : hnnlni 2 Cedunp Lnboraloriiini Tert›adu

nExosiENDASI PERSETUJUA N ETIK


Nomot : 01/UN 15.16/KEPK/202 I
komisi Elik Penelitian kesehatnn F'akullas Kedokteran Universitas Nusa Ccndana, setelah
melalui peinbahasan dari penilaian, pada rapat terianggal 08 Februari 202 1 telah
meroutusKan, protokol penelitian bejudul:

“Hubungan Pengetahuan Dan Sitiap Dengan Perilnltu Pencegahnn COVID-19


Pndn Tenaga Kesehatan Di FKTP Nusa Tenggarn Timur”

dgnyan Peneliti Utama : Annisa Amnlia

No. Register U N 0 2 0 1 3 0

yang diterima pada tanggal : 21 - 12 - 2020


Perbaikan diterima tanggal : -

Dapat disetujui untuk dilaksanakan di FKTP Nusa Tenggara Timur. Persetujuan fitik
ini berlaku sejali tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan penelitian
seperti tertera dalam protokol.

Pada aLhir penelitian peneliti harus menyerahkan laporan perhem bangen don ln po
run akhir penelitian kepada KEPK Fakultas Kedokleran Undana. Jika ada perubahan
protokol dan/atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan
kojian ctiL penelitian.

Kupang, 09 Februati 2021

Komisi Etik 1'enelitifin Kcschatnn Fnkultus I£edokteren Undsna

cm. Dc*i lndrin Itini, h’1.lTion;+d


NIP. lñ80tJl 30 200801 2 0I fi
11.2.8 Lampiran 7

SURAT IJIN PENELITIAN

69
Lampiran 8 (Hasil Validasi dan Realibitas Kuesioner)
Correlations
x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 Pengetahuan
**
Pearson Correlation 1 -.024 -.024 -.024 -.024 1.000 -.024 -.024 -.024 .414**
x1.1 Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .878 .000 .878 .878 .878 .006

N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**
Pearson Correlation -.024 1 1.000 -.024 -.024 -.024 -.024 -.024 -.024 .414**
x1.2 Sig. (2-tailed) .878 .000 .878 .878 .878 .878 .878 .878 .006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**
Pearson Correlation -.024 1.000 1 -.024 -.024 -.024 -.024 -.024 -.024 .414**
x1.3 Sig. (2-tailed) .878 .000 .878 .878 .878 .878 .878 .878 .006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** **
Pearson Correlation -.024 -.024 -.024 1 -.024 -.024 1.000 -.024 1.000 .646**
x1.4 Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .878 .878 .000 .878 .000 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**
Pearson Correlation -.024 -.024 -.024 -.024 1 -.024 -.024 1.000 -.024 .414**
x1.5 Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .878 .878 .878 .000 .878 .006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**
Pearson Correlation 1.000 -.024 -.024 -.024 -.024 1 -.024 -.024 -.024 .414**
x1.6 Sig. (2-tailed) .000 .878 .878 .878 .878 .878 .878 .878 .006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** **
Pearson Correlation -.024 -.024 -.024 1.000 -.024 -.024 1 -.024 1.000 .646**
x1.7 Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .000 .878 .878 .878 .000 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Pearson Correlation -.024 -.024 -.024 -.024 1.000** -.024 -.024 1 -.024 .414**
x1.8
Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .878 .000 .878 .878 .878 .006

70
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** **
Pearson Correlation -.024 -.024 -.024 1.000 -.024 -.024 1.000 -.024 1 .646**
x1.9 Sig. (2-tailed) .878 .878 .878 .000 .878 .878 .000 .878 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** ** ** ** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .414 .414 .414 .646 .414 .414 .646 .414 .646 1

Pengetahuan Sig. (2-tailed) .006 .006 .006 .000 .006 .006 .000 .006 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

11.3 Correlations
Correlations
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 Sikap

Pearson Correlation 1 .342* .186 .186 .225 .186 .186 -.021 .553**
x2.1 Sig. (2-tailed) .027 .239 .239 .151 .239 .239 .895 .000

N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
* * * * *
Pearson Correlation .342 1 .336 .336 -.132 .336 .336 -.059 .550**
x2.2 Sig. (2-tailed) .027 .029 .029 .403 .029 .029 .709 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
* ** ** ** **
Pearson Correlation .186 .336 1 .641 .214 .641 1.000 .415 .807**
x2.3 Sig. (2-tailed) .239 .029 .000 .173 .000 .000 .006 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
* ** ** **
Pearson Correlation .186 .336 .641 1 .214 .282 .641 .415 .696**
x2.4 Sig. (2-tailed) .239 .029 .000 .173 .070 .000 .006 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Pearson Correlation .225 -.132 .214 .214 1 .014 .214 .315* .470**
x2.5 Sig. (2-tailed) .151 .403 .173 .173 .928 .173 .042 .002
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
* ** **
Pearson Correlation .186 .336 .641 .282 .014 1 .641 .151 .585**
x2.6 Sig. (2-tailed) .239 .029 .000 .070 .928 .000 .340 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
* ** ** ** **
Pearson Correlation .186 .336 1.000 .641 .214 .641 1 .415 .807**
x2.7 Sig. (2-tailed) .239 .029 .000 .000 .173 .000 .006 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** ** * **
Pearson Correlation -.021 -.059 .415 .415 .315 .151 .415 1 .492**
x2.8 Sig. (2-tailed) .895 .709 .006 .006 .042 .340 .006 .001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
** ** ** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .553 .550 .807 .696 .470 .585 .807 .492 1

Sikap Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .001
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
11.4 Correlations
Correlations

y1 y2 y3 y4 y5 Perilaku
Pencegahan
** ** **
Pearson Correlation 1 .689 .475 .698 -.035 .824**
y1 Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .826 .000

N 42 42 42 42 42 42
** * **
Pearson Correlation .689 1 .308 .481 -.051 .762**
y2 Sig. (2-tailed) .000 .047 .001 .750 .000
N 42 42 42 42 42 42
** * ** **
Pearson Correlation .475 .308 1 .698 .698 .824**
y3 Sig. (2-tailed) .001 .047 .000 .000 .000
N 42 42 42 42 42 42
** ** **
Pearson Correlation .698 .481 .698 1 -.024 .783**
y4 Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .878 .000
N 42 42 42 42 42 42
**
Pearson Correlation -.035 -.051 .698 -.024 1 .367*
y5 Sig. (2-tailed) .826 .750 .000 .878 .017
N 42 42 42 42 42 42
** ** ** ** *
Pearson Correlation .824 .762 .824 .783 .367 1
Perilaku Pencegahan Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .017
N 42 42 42 42 42 42

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Pengetahuan

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %

Valid 42 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.607 9

11.5 Reliability Sikap


Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %

Valid 42 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.705 8

74
11.6 Reliability Perilaku
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %

Valid 42 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.754 5

Anda mungkin juga menyukai