Meriana Simanullang
Agnes Charismah Zendrato
Windy Claudia Lubis
Windi Anggriani
Utari Elfisyahrini
Pertussis
Definisi Pertussis merupakan infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella Pertusis yang merupakan golongan bakteri gram negatif. Dimana
penelurannya melalui droplet aerosol. Istilah pertussis berarti batuk hebat dan lebih
sering dikenal dengan whooping cough atau batuk rejan.
Etiologi Bordetella pertussis, masa inkubasi : 6-12 hari, dapat menular melalui droplet saat anak
batuk. Sangat infeksius padaa 2 minggu pertama batuk
Epidemiologi Di seluruh dunia diperkirakan 15 juta kasus pertussis dan 200.000 kematian anak setiap
tahunnya
Patogenesis Perlekatan B.pertussis pada silia dibantu oleh filamentous hemaglutinin (FHA),
lymphositosis promoting factor (LPF)/ pertussis toxin (PT) dan protein 69-Kd
B.pertussis bermultiplikasi dan menyebar ke seluruh permukaan epitel saluran
pernafasan B.pertussis menghasilkan toksin PT yang akan menyebabkan whooping
cough Toksin sub unit B berikatan dengan reseptor sel target menghasilkan sel
unit A yang aktif pada daerah enzim membrane sel.
Diagnosa Anamnesa:
Stadium kataralis (1-2 minggu)
Rinore (pilek)
Injeksi konjungtiva
Lakrimasi
Batuk ringan
Demam tidak terlalu tinggi
Pemeriksaan fisik
Tergantung stadium pasien
Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis : 20.000 – 100.000 /mm3
Limfositosis pada fase kataral dan paroksismal
Isolasi B.pertussis dari sekret nasofaring. Biakan positif pada stadium kataral 95-
100%, stadium paaroksismal 94% pada minggu ke 3 dan menurun sampai 20%
untuk waktu berikutnya
Serologi terhadap antibody toksin pertussis setelah pemeriksaan biakan
ELISA untuk menentukan serum IgM, IgG, dan IgA
IgM FHA dan PT menggambarkan respon imun primer baik disebabkan oleh
penyakit atau vaksinasi
IgG toksin pertussis merupakan test yang paling sensitive dan specific untuk
mengetahui infeksi alami dan tidak tampak setelah imunisasi pertussis.
Pemeriksaan lain
Foto toraks dapat memperlihatkan infiltrate perihiler, atelectasis atau empiema
Terapi supportif
Pemberian oksigen 1- 2 liter.
Berikan minum 1-2 sendok makan setiap 5 sampai 10 menit dan dinaikkan
secara bertahap. Cairan 1600ml (6 gelas @ 250ml)
Nutrisi : zinc 10mg/5ml, 1x2 cth.
Makan diberikan setelah periode batuk selesai
(makanan halus : halus)
Tugas Kelompok
Meriana Simanullang
Agnes Charismah Zendrato
Windy Claudia Lubis
Windi Anggriani
Utari Elfisyahrini
Terapi simtomatik
Domperidone syrup 5mg/5ml, 0,2 – 0,4 mg/kgbb ( 5 – 10 mg) = 2 cth 30 menit
a.c jika mual dan muntah
Paracetamol 10 – 15 mg/kgbb per kali beri (250 – 375 mg/kali beri) paracetamol
syrup 120mg/5ml 2 cth per 4-6 jam jika demam.
Ambroxol (15mg/5ml) 10 ml diberikan 3x1 cth jika batuk.
Terapi definitif
Lini Pertama :
Erithromycin (200 mg/5 ml) :30-50 mg/kg/hari : 750/4 : 187,5 mg, 4 x 1cth
(selama 7 - 14 hari)
Clarithromycin (125mg/5ml) 15 mg/kg/hari : 375/2 : 187,5 mg, 2x 1 ½ selama 7
- 14 hari.
Ampicilin (125/5ml) 100mg/kgbb/ hari ; 250/3 : 83,3 mg, 3 x 1selama 7 -14 hari
dan untuk tatalaksana bronkopneumonia.
Follow Up:
Periksa tanda vital dan SpO2
Pemeriksaan darah lengkap
Pemantauan kondisi klinis pasien.
Imunisasi
diberikan pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun, TD/TDaP diberikan pada usia 10-18
tahun dan diberikan setiap 10 tahun.
Imunisasi
Imunisasi DPT diberikan pada usia 2,3 dan 4 bulan, kemudian booster DPT diberikan
pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun, TD/TDaP diberikan pada usia 10-18 tahun dan
diberikan setiap 10 tahun.