Anda di halaman 1dari 6

IMUNISASI – 27 Juli 2021

- Kemenkes dibiayai oleh pemerintah -> posyandu, puskesmas


- Pedoman IDAI -> jenis lebih banyak
- Imunisasi dasar sampai 1 tahun
- Kemenkes :
- imunisasi program : imunisasi rutin, tambahan, khusus
imunisasi rutin :
- imunisasi dasar 0-9 bln : hep b uniject, bcg, polio 1-4, ipv, dpt-hb-hib 1-3, campak
1. hepatitis B;
2. poliomyelitis;
3. tuberkulosis;
4. difteri;
5. pertusis;
6. tetanus;
7. pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib); dan
8. campak.

- imunisasi lanjutan -> baduta, anak usia sekolah, wanita usia subur (ibu hamil)
18 bln : dpt-hb-hib dan campak
usia sekolah dasar, 1 SD : agt -> campak & nov ->DT
2 SD : nov -> Td
5 SD : nov -> Td
- imunisasi tambahan : backlog fighting -> melengkapi imunisasi dasar pada anak <3 thn,
crash program -> intervensi cegah klb, pekan imunisasi nasional -> pemutusan mata rantai
penyebaran dan tingkatkan herd immunity (polio,campak) tanpa pandang status imunisasi
sblmnya, catch up campaign -> pd sasaran kel umur dan wilayah untuk memutuskan
transmisi penularan, outbreak respons imunisasi : penanganan klb
- imunisasi khusus : meningitis, demam kuning, rabies, polio pada yg blm dapat dasar
lenhkap
- imunisasi pilihan : mmr, tifoid, varisela, hep a, influenza, pcv, rotavirus,je, hpv, herpes
zoster, hep b dewasa, dengue

KEMENKES IDAI
HB : Hep B uniject (monovalent hep B) HB : EUVAX B dan ENGERIX B.
berikutnya diberikan bersama dtwp atau
*Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan dtap
pada bayi <24 jam pasca persalinan, dengan
didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam - monovalent bayi <24 jam pasca persalinan,
sebelumnya, khusus daerah dengan akses sulit, dengan didahului suntikan vitamin K1 min 30
pemberian Hepatitis B masih diperkenankan menit sebelumnya
sampai <7 hari. - BBL <2000g ditunda sampai 1 bln/lbh,
kecuali ibu hbsag + dan bayi bugar beri segera
setelah lari tp tdk dihitung dosis primer
0,5 ml IM paha
- bayi dengan ibu hbsag + segera beri vaksin
dan immunoglobulin/HBIh pada ext yg beda
max 7 hari setelah lahir
Polio oral : OPV (bOPV) -> waktu pulang RS Polio oral 2 bln
atau < 1 bln - polio 0 segera setelah lahir, pada saat plg
bOPV -> P1 + P3 atau kunjungan pertama
P2 bisa buat pyelomyelitis - selanjutnya bOPV/IPV bersama
opv dilemahkan dtwp/dtap, IPV min 2x sblm umur 1 thn
Vaksin polio oral ada bOPV dan mOPV. bersama dtwp/dtap
bOPV (bivalen) poliovirus tipe 1 dan 3.
mOPV (monovalen) poliovirus tipe 1. IPV –
vaksin polio injeksi, poliovirus tipe 1, 2, dan
3.

*Polio 1 dan BCG sebelum pulang RS


Polio dosis : 2 tetes oral
BCG : BCG (deltoid kanan tidak diplester) BCG : segera setelah lahirsblm umur 1 bln
BCG -> 8 mgg -> BCG it is -> papul – pustula >= 3 bln diberi jika uji tuberculin –, jika tdk
– pecah -> BCG scar, bisa dipindah ke ada uji tuberculin bisa diberikan, bila timbul
paha/pantat tapi hrs ada indikasi rx lokal cepat pd minggu pertama dilakukan
*BCG optimal sampai 2 bln, bisa <1 thn tanpa tes mantoux pmx lanjutan utk dx tb
(2017)
0,05 ml intracutan, lengan kanan atas
DPT-HB-Hib -> pentabio/vaksin pentavalent DPT
dari biofarma, pentavalent >5 DTwP 2,3,4 bln
- 2,3,4 bln DTaP 2,4,6 bln
- whole cell vs acellular -> Vaksin DTP ada 2 Booster 1 18 bln, booster 2 5-7thn/BIAS
macam, DTaP dan DTwP. DTaP : acellular. kelas 1 SD. >=7 thn Td/Tdap, booster 3 10-
DTwP : whole cell. Biasanya DTaP tidak 18 thn/BIAS kls 5 SD (boosted Td tiap 10
menyebabkan demam, DTwP thn
menyebabkan demam. Kalau vaksin DTP *DPaT-Hib-IPV-HB : hexavalent (hexaxim,
ditanya yang panas atau tidak. Beda di infanrix hexa) kalau sdh tdk perlu IPV dari
komponen antigen pertusis kemenkes
- dtwp : isi bakteri pertussis utuh jd sering
rx panas tinggi bengkak merah nyeri area
suntik
- dtap : bag bakteri pertussis tdk utuh,
antigen yg dibutuhkan -> kipi lbh ringan,
lbh mahal
 

*Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta


DPT-HB-Hib dan Campak dapat diberikan
dalam rentang usia 18-24 bulan
Pentabio dosis 0,5 ml IM bayi paha/batita
lengan kanan atas
DT dosis 0,5 ml IM lengan kiri tas
Td 0,5 ml IM lengan kiri atas
Polio suntik/IPV -> IPV (inaktif)
IPV -> P1/P2/P3
IPV 0,5 ml IM paha kiri
MR -> MR MMR : trimovax, MMR Z

*Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah Measles


(campak), Mumps (gondongan) dan Rubela merupakan
9 bln
vaksin kering yang mengandung virus hidup, harus 12 bln blm MR, beri MMR
disimpan pada suhu 2–80C atau lebih dingin dan
terlindung dari cahaya.
18 bln beri MR/MMR
hrs digunakan dalam waktu 1 (satu) jam setelah 5-7 thn beri MR pada BIAS kls 1, atau MMR
dicampur dengan pelarutnya, tetap sejuk dan
terhindar dari cahaya, karena setelah dicampur
vaksin sangat tidak stabil dan cepat kehilangan
potensinya pada temperatur kamar.

*Dosis tunggal 0,5 ml suntikan secara intra muskular


atau subkutan dalam.
Jadwal:
1)  Diberikan pada usia 12–18 bulan.
2)  Pada populasi dengan insidens penyakit campak
dini yang tinggi, Imunisasi MMR dapat diberikan pada
usia 9 bulan.
0,5 ml subkutan, lengan kiri atas
Pneumococcal Conjugate Vaccine : Konjugasi
polisakarida dengan protein difteri, T-dependent,
PCV : PREVNAR, sirfrosis
Mempunyai memori jangka panjang, respon booster Umur 2,4,6 bln, booster 12-15 bln
positif
Vaksin PCV diberikan pada bayi umur 2, 3 bulan dan
7-12 bln blm, beri PCV 2x jarak 1bln,
12 bulan; booster setelah 12 bln jarak 2 bln dari
Interval antara dosis pertama dan kedua 4 minggu
sblmnya
1-2 thn blm, beri pcv 2x jarak min 2 bln
2-5 thn blm, beri PCV10 2x jarak 2 bln,
PCV13 1x
Vaksin monovalent oral berasal dari human RV Rotavirus -> injeksi : rotate, torarix
vaccine RIX 4414, diberikan oral +buffer dlm
kemasan, pemberian 2 dosis usia 6-12 mgg Monovalent 2x, dosis 1 mulai 6 mgg, dosis 2
interval 8 minggu jarak min 4 mgg, selesai pada 24 mgg
Pentavalent 3x, dosis 1 pd 6-12 mgg, dosis
Vaksin pentavalent oral kombinasi dari strain
dari human dan bovine sifat hidup attenuated,
2 dan 3 jarak 4-10mgg, selesai pd 32 mgg
beri 3 dosis dgn interval 4-10 mgg sejak dosis 1
(2 bln), maks 8 bln, selesai dlm 24 mgg
1. Vaksin influenza inaktif aman dan imunogenesitas tinggi.
Influenza/Hib : fluarix
2. Vaksin influenza harus disimpan dalam Vaccine Diberi umur 6 bln, ulang tiap thn.
Refrigerator
6 bln – 8 thn pertama dgn 2 dosis jarak 4
a. dengan suhu 2o- 8oC. Tidak boleh dibekukan.
mgg, >= 9 thn pertama 1 dosis

3. Imunisasi influenza dapat diberikan kepada anak sehat


usia 6–23 bulan

4. Jadwal dan Dosis


1) Dosis untuk anak usia kurang dari 2 tahun adalah 0,25 ml
dan usia lebih dari 2 tahun adalah 0,5 ml

2) Untuk anak yang pertama kali mendapat vaksin influenza


pada usia ≤ 8 tahun, vaksin diberikan 2 dosis dengan
selang waktu minimal 4 minggu, kemudian Imunisasi
diulang setiap tahun

3) Vaksin influenza diberikan secara suntikan intra muskular


di otot deltoid pada orang dewasa dan anak yang lebih
besar, sedangkan untuk bayi diberikan di paha
anterolateral

4) Pada anak atau dewasa dengan gangguan imun, diberikan


dua (2) dosis dengan jarak interval minimal 4 minggu,
untuk mendapatkan antibodi yang memuaskan

5) Bila anak usia ≥ 9 tahun cukup diberikan satu kali saja,


teratur, setiap tahun satu kali

1. Vaksin virus hidup varisela-zoster yang dilemahkan


terdapat dalam bentuk bubuk kering Varicela : varilrix, varivax
2. Penyimpanan pada suhu 2–80C Beri mulai 12-18 bln
3. Vaksin dapat diberikan bersama dengan vaksin
MMR (MMR/V) 1-12 thn beri 2 dosis jarak 6mgg-3bln
4. Infeksi setelah terpapar apabila telah diImunisasi
dapat terjadi
>=13 thn jarak 4-6mgg
pada 1%-2% kasus setahun, tetapi infeksi umumnya bersifat
ringan
5. Rekomendasi:
1)  Vaksin diberikan mulai umur masuk sekolah (5 tahun)
2)  Pada anak ≥ 13 tahun vaksin dianjurkan untuk diberikan
dua kali selang 4 minggu
3)  Pada keadaan terjadi kontak dengan kasus varisela,
untuk pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72
jam setelah penularan (dengan persyaratan: kontak
dipisah/tidak berhubungan)
Dosis 0,5 ml subcutal dosis tunggal
Inactivated vaccine, virus yg dimatikan
2. Dosis dan Jadwal:
HEP A : HAVRIX dan VIVAXIM(ditambah
1)  Dosis vaksin bervariasi tergantung produk dan usia
resipien
TYPHIM Vi).
2)  Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster 2 dosis mulai umur 1 thn, dosis 2 beri 6-12
bervariasi antara 6 sampai 18 bulan setelah dosis
pertama, tergantung produk bln kemudian
3)  Vaksin diberikan pada usia ≥ 2 tahun
Vaksin tifoid polisakarida parenteral
1) Susunan vaksin polisakarida: setiap 0,5 ml
Tifoid : TYPHIM Vi – isi polisakarida,
mengandung kuman Salmonella typhii; polisakarida diberikan pada usia >2 tahun secara SC atau
0,025 mg; fenol dan larutan bufer yang mengandung
natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat.
IM, pengulangan tiap 3 tahun.
2)  Penyimpanan pada suhu 2 – 80C, jangan
dibekukan
3)  Kadaluwarsa dalam 3 tahun

Dosis dan Jadwal:

1)  Dosis 0,5 ml suntikan secara intra muskular atau


subkutan pada daerah deltoid atau paha
2)  Imunisasi ulangan tiap 3 tahun
3)  Daya proteksi vaksin ini hanya 50%-80%,
walaupun telah mendapatkan Imunisasi tetap
dianjurkan untuk memilih makanan dan minuman
yang higienis

Vaksin diberikan secara serial dengan dosis 1 JE : imoject


ml secara subkutan pada hari ke 0,7 dan ke 28.
Untuk anak yang berumur 1–3 tahun dosis Mulai 9 bln di endemis/pergi ke enemis,
yang diberikan masing-masing 0,5 ml dengan jangka panjang booster 1-2 thn kemudian
jadwal yang sama.

Booster pada indivdu hi risk dgn dosis 1 ml 3 thn


kemudian
HPV 9-14 thn 2x jarak 6-15 bln (BIAS kls 5 dan 6)
Bivalen tipe 16 18, pd 9-25 thn : 0,1,6 bln
Quadrivalen tipe 6,11,16,18 9-13thn 0,12 bln, >=15thn beri 3x pd 0,1,6 bln bivalen atau
>13-45 thn :0,2,6 bln 0,2,6 quadrivalen
Rekomendasi anak perempuan usia > 9thn,
dosis 0,5 ml IM deltoid
Vaksin Dengue terdiri dari powder Dengue : degvaxia
dan pelarut, setiap dosis 0,5ML 9-16 thn dgn seropositive dengue bukti ada
diberikan secara subkutan pada riw dx dengue (ns-1/igm igg antidengue +)
lengan . atau igg antidengue +
Meningitis : MENIVAX.

- Serum anti difteri – BioADS (20.000 IU).


- Serum anti tetanus – BioSAT 1.5 (1500 IU).
- Polio oral -> 2 tetes
Fungsi :
Oral -> dilemahkan, berkembang biak di usus, agar ada antibody di usus-> fgs mencegah
penyebaran polio
Ipv -> mati, kekebalannya di darah, kalau masuk ke usus msh berkembang ttp tdk sakit. Tapi
jika tdk ada kekebalan di usus bisa berkembang->keluar lewat tinja-> menyebar ke anak lain

dosis ?

Berapa tetes -> Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. ??
IM/SC cek secara? IM 90*, SC 45*, IC 10-15*

• Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml.
• Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu atau dua bulan.
• IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari WHO.
• Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan berturut-turut dengan interval satu atau dua
bulan.

- BCG dan campak bisa dipakai 5-10 orang, kalau sudah dibuka 6 jam hrs dibuang
- Vaccine vial monitor-> Dalam setiap kemasan vaksin telah dilengkapi dengan
alat pemantau paparan suhu panas yang disebut Vaccine Vial Monitor (VVM)
B dipakai lebih dahulu drpd A meskipun exp date/kadaluwarsa lbh lama
b(terpapar panas lbh banyak), yg c-d tdk boleh dipakai
- vvm kalau corn? sama sudah rusak?
Penyimpanan suhu 2-8*c, hep b suhu ruang terhindar dari sinar matahari lgsg

Pentabio bisa disimpan, selang vaksin 1-2 :


dpt-hb-hib
- masa simpan vaksin ??? : 2-8*c di puskesmas/tempat pelayanan 1bln + 1 mgg
- masa pemakaian vaksin sisa : 4 minggu (cantumkan tanggal pertama vaksin digunakan)

Hep B pada dewasa :


1. Dosis : diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6 atau sesuai dengan
petunjuk produsen vaksin. Diberikan di lengan atas secara intra muskular.
2. untuk memberikan perlindungan danmengurangi insiden timbulnya penyakit hati
kronik dan karsinoma hati.
3. Setelah dilarutkan vaksin harus segera disuntikkan ke pasien (tidak boleh lebih dari
30 menit setelah vaksin dilarutkan)
4. Kontra Indikasi :
1)  Riwayat alergi terhadap ragi
2)  Riwayat efek simpang yang berat pada penyuntikan dosis pertama
5. Indikasi:
Vaksin Hepatitis B diberikan kepada kelompok individu dengan risiko tinggi tertular Hepatitis
B, diantaranya adalah :
1)  Petugas kesehatan atau pekerja lainnya yang berisiko terhadap paparan darah
penderita Hepatitis B
2)  Pasien hemodialisis
3)  Pasien yang membutuhkan transfusi darah maupun komponen darah
4)  Individu yang memiliki keluarga dengan riwayat Hepatitis B
5)  Kontak atau hubungan seksual dengan karier Hepatitis B atau Hepatitis B akut
6)  Turis yang bepergian ke daerah endemik Hepatitis B
7)  Pengguna obat-obatan suntik
8)  Populasi berisiko secara seksual
9)  Pasien dengan penyakit hati kronik
10)  Pasien yang berencana melakukan transplantasi organ

Anda mungkin juga menyukai