Anda di halaman 1dari 4

7.

4 pertumbuhan jar baru, mengembalikan


fungsi)
Pendekatan Klinis
Tiba difaske :
KU : luka kedua telapak kaki, 3 bulan , tanpa nyeri, 1. Cuci luka : air mengalir, aquades, NaCl
tanpa gatal, kaki dan tangan terasa kebas dan lemas 0,9%
2. Debridement : pengangkatan jar mati
Status dermatologi : (penebalan kulit/kapalan)
1. Fasialis : nodul multiple dgn bentuk bulat 3. Salep AB
dgn ukuran 0,5 – 1 cm, keras, immobile, Pmx penunjang : gram leukosit 5-10/LP dgn kokus 4. Tutup luka
tidak nyeri , madarosis (+) dan infiltrate gram positif BTA 100 – 1000/LP bentuk solid IB
aurikula DS (+5) Tx farmako :
2. Torakoabdom : macula eritematus multiple
batal tidak tegas dgn plak eritematus 1. Protesintesis : u/ regenerasi sel schwann
multiple bentuk bulat-oval dng ukuran 0.3  metikobalamin (derivate B12) 1500
– 0.5 x 1 cm mg/hari 6-10 hr
3. Plantar pedis DS : ulkus multiple masing –  ganglioside (instrinsik membr sel neuron)
masing 1, bentuk bulat dgn tepi irregular, 2x200mg IM selama 8 minggu
dinding curam dng dasar kotor berisi
jaringan nekrotik 2. Neurotopik : vit B1, B6, B12

Pmx sensorik motoric : penurunan sensasi raba, Tx nonfarmako :


nyeri, suhu pd lesi dorsum dan palmar manum dan 1. Nutrisi yg cukup dan gizi yang seimbang
pedis DS 2. Penggunaan alas kaki : empuk pd bgn
menghadap kaki , keras ke permukaan
Penegakan diagnosis : MH tipe LL dgn cacat kusta tanah
tingkat 2 berupa ulkus plantar pedis DS 3. Istirahat (ketika merasa keluhan kelelahan
pd tangan)
Prognosis : 4. Penggunaan sarung tangan u/ proteksi dari
1. Ad vitam (hidup): bonam benda2 tajam
2. Ad functionam (fungsi): dubia ad malam 5. Masase otot dan gerakan sendi
3. Ad sanationam (sembuh) : dubia ad sanam (menghindari atrofi)

Tatalaksana AWAL

Tujuan :
1. Menciptakan kondisi lingkungan optimal
u/ penyembuhan luka (membersihkan,
melindungi, mengeliminasi, menstimulasi
LUKA GK : cardinal sign (anastesi, anhidrosis, atrofi, Infeksi m.lepra  sel schwann  SIS (sist
Kerusakan struktur dan fungsi anatomis kulit akromia(bercak) imunitas seluler)  demyelinisasi  kerusakan
normal akibat proses patologis  Pada kasus : saraf aksonal menyebabkan gejala cardinal sign
Melakukan pmx ditempat terang mencari :
Klasifikasi : hipestesia, lesi kulit, neuropati perifer. Faktor resiko : daerah tropis,endemis, sosial
1. Akut : penyembuhan normal , 21 hari (5 – Inspeksi : macula, nodul, jar parut, penebalan kulit, ekonomi, nutrisi dan hygiene, kontak dgn
10 hari , maks 30 hari) (4 – 8 minggu) deformitas wajah dan ekstremitas penderita,kontak dgn armadillo
2. Kronis : pemanjangan fase penyembuhan Palpasi : penebalan saraf tepi(N.ulnaris, medianus,
+ jar nekrosis + infeksi dan radialis Klasifikasi Disabilitas :
Pmx sensoris : pilinan kapas , psx diminta merem t.0 : tidak ditemukan
Stage penyembuhan : t.1 : anastesia saraf perifer
1. Koagulasi & hemostasis : u/ Klasifikasi : t.2 : lagoftalmos, deformitas , luka dan ulkus di
mempertahankan pemb darah terhub Menurut WHO : Pausibasiler & Multibasiler telapak
(vasokonstriksi,koagulasi) Menurut ridley & jopling : TT , BT , BB , BL , LL
Pemx :
2. Inflamasi : bertujuan mengaktifkan imun Kasus : MH tipe LL , MH multibasiler Saraf perifer :
tubuh 1. N. facialis : lagoftalmos dan mulut
 awal : 24 – 36 jam , penumpukan neutrophil Komplikasi : mencong
 lanjutan : 48 – 72 jam , makrofag 1. neuropati 2. N. trigeminus : anastesi kornea (benda
2. osteomylitis asing banyak masuk kemata)
3. Poliferasi : 48 jam – 14 hari , proses 3. kel oftalmologi 3. N. radialis : drop wrist
tertutupnya lesi (angiogenesis) 4. kontraktur sendi krn paralisis otot 4. N. ulnaris : anastesi & paresis otot tangan
jari V dan sebagian IV
4. Remodeling : pemb epitel baru dan Patfis : 5. N. medianus : anastesi & paresis jari I, II,
formasi terakhir dari jar parut III dan sebagian jari IV, claw toes dan
claw hand

MORBUS HANSEN Penunjang :


Lepra, kusta merup peny infeksi kronik yg 1. Bakteriologi : BTA kerokan kulit / mukosa
disebabkan o/ mycobacterium leprae 2. Gejala klinis
3. Foto pedia AP/lateral D/S : melihat adanya
 mycobacterium : bersifat obligat intraseluler, osteomiyelitis
aerobic, bakteri gram positif, tahan asam dan 4. Histologi tes : u/ confirm jika bakteriologi
berukuran 3-8 µm x 0,5 µm
Tx :
Epidemio : FARMAKO
1. Hindia (127.326 org) 60% dri penderita 1. Multi drug therapy : dapsone , rifampisin
didunia dan clofazimine
2. Thn 2008 indonesia 0.76/10.000 penduduk
 PB :
1. Hari 1 = 2 kapsul R 300 mg + 1 D/DDS DD Ulkus Kruris
100mg
2. Hari 2 – 28 = 1 DDS 100 mg

 MB
1. Hari 1 = 2R 300mg + 3lampren 100mg +
DDS 100mg
2. Hari 2 – 28 = 1 lampren 50mg + 1 dapson
100mg

* 1 blister u/ 1 bulan perlu 12 – 18 bln tx

Edukasi :
 pasien
1. Cara minum obat + kepatuhan
2. ESO urine berwarna merah, bercak kulit
gatal, dan perub warna kulit
3. Penjelasan tentang gejala kusta
4. Kecacatan bisa timbul , namun dapat
dicegah dengan terapi yang baik
5. Perawatan diri (kaki direndam, disikat dan
diminyaki)
6. Cara menggunakan proteksi diri dgn benar

 keluarga & lingkungan


1. Penyakit ini bisa menular jika kontak erat
dan lama
2. Kondisi rumah (hygenitas harus
diperhatikan, pengaturan tidur ,
keberadaan sampah dan pembuangannya,
ventilasi)
3. Nutrisi
DD MH

Anda mungkin juga menyukai