Anda di halaman 1dari 15

Cath Up Immunization

( Mengejar/ Melengkapi Imunisasi )


Catch Up Immunization
Masalah yang paling umum dijumpai dalam praktek sehari-hari adalah
imunisasi yang tidak sesuai dengan jadwal, terlambat, tidak lengkap atau belum
imunisasi. Pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau belum lengkap
tersebut bukan merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi.

Imunisasi yang telah diberikan sudah menghasilkan respon imunologis


walaupun masih di bawah ambang kadar proteksi atau belum mencapai
perlindungan untuk kurun waktu yang panjang (life long immunity) sehingga
dokter tetap perlu melanjutkan dan melengkapi imunisasi (catch up
immunization)  agar tercapai kadar perlindungan yang optimal.
Imunisasi dibedakan sesuai dengan
kelompok umur

Kelompok Umur Jenis Imunisasi


BCG, polio, hepatitis B, DPT, campak, HiB,
Lahir - < 1 tahun
pneumokokus, rotavirus
DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela,
1 - 4 tahun
influenza, HiB, pneumokokus
DPT, polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A,
5 - 12 tahun
varisela, influenza, pneumokokus
TT, hepatitis B, (MM)R, tifoid, hepatitis A,
12 - 18 tahun
varisela, influenza, pneumokokus, HPV
Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu
dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2
minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan.

Catch Up :
 Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa
mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa
harus memeriksa kadar anti hepatitis B.
 Apabila serial imunisasi terputus, lanjutkan pemberian vaksin hepatitis B tanpa mengulang
dosis sebelumnya.
 Pada neonatus yang belum mendapat dosis pertama saat lahir, berikan dosis sesegera
mungkin, sebelum 6 minggu.
 Jika anak baru mendapatkan imunisasi hepatitis B setelah berusia 1 tahun, biasanya
vaksin diberikan 3 dosis dengan jeda 1 bulan.
Vaksin BCG
Imunisasi (Baccilus Camette-Guérin) diberikan segera saat anak baru lahir atau
sebelum berusia 1 bulan.
Bila anak belum mendapatkan imunisasi BCG sampai usia 3 bulan atau lebih, dokter
akan melakukan tes Mantoux terlebih dahulu untuk memastikan keberadaan bakteri
penyebab TB dalam tubuh. Bila hasilnya negatif, anak bisa mendapat vaksin BCG.

Catch Up :
 Imunisasi kejar vaksin BCG dapat dilakukan apabila anak berusia <12 bulan, tetapi tidak
dianjurkan pada anak >12 bulan.
Vaksin DPT
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi
ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi
(sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td.

Catch Up :
 Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa  pun interval keterlambatannya, jangan
mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal.
 Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai
imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya.
 Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan
6 bulan sesudahnya.
 Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.
Vaksin PCV (Pneumokokus)
Imunisai PCV diberikan pada umur 2, 4, 6 bulan dan booster umur 12-15 bulan.

Catch Up :
Imunisasi kejar untuk vaksin PCV dapat dilakukan berdasarkan usia anak, yaitu:

Usia Dosis dan Interval Ulangan

2 - 6 bulan 3 dosis, interval 6 - 8 minggu 1 dosis, 12-15 bulan

7 - 11 bulan 2 dosis, interval 6 - 8 minggu 1 dosis, 12-15 bulan

12 - 23 bulan 2 dosis, interval 6 - 8 minggu

> 24 bulan 1 dosis


Vaksin Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4
bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada
usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. 

Catch Up :
 Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal,
tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal,  tidak peduli berapa pun interval keterlambatan
dari pemberian sebelumnya.
 Bila anak sudah pernah sekali mendapatkan polio tetes (oral), imunisasi polio berikutnya
akan diberikan dalam bentuk suntik. Namun, bila anak belum pernah sama sekali
mendapatkan polio tetes, imunisasi polio dengan bentuk ini tetap diberikan dan selanjutnya
dalam bentuk suntik.
Vaksin Rotavirus
Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq
diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2
setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix
diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia
14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan). 

Catch Up :
 Pada anak berusia <6 bulan dengan serial imunisasi terputus, berikan imunisasi lanjutan
tanpa mengulang dosis sebelumnya dengan dosis dan interval dasar.
 Pada anak berusia > 8 bulan, vaksin rotavirus tidak perlu diberikan karena belum ada studi
keamanannya.
Vaksin HiB
Imunisasi HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4, dan 6
bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin
kombinasi.

Catch Up :
 Pada anak berusia <12 bulan yang mengalami serial imunisasi terputus, lanjutkan
imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya sesuai dengan dosis dan interval dasar.
 Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya diberikan 1 kali.
 Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak
dibawah usia 5 tahun. 
Vaksin MR/MMR
Vaksim MR untuk mengatasi campak dan rubella diberikan saat anak berusia 9 bulan,
lalu pemberian booster pada usia 18 bulan dan 5 tahun dengan vaksin MMR.

Catch Up :
 Jika hingga usia 12 bulan anak belum mendapatkan vaksin MR, diberikan vaksin MMR (
vaksin mumps, measles, rubella). Vaksin MR/MMR kedua harus diberikan pada usia 5‒7
tahun, atau pada kelas 1 sekolah dasar pada program BIAS (bulan imunisasi anak
sekolah).
Vaksin Varicella
Imunisasi varicella diberikan pada usia >12 bulan, 2 kali dengan interval 6 minggu ‒ 3
bulan. Vaksin varicella tidak direkomendasikan pada anak berusia <12 bulan.

Catch Up :
 Untuk anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8
minggu.
 Apabila terlambat, berikan kapan pun saat pasien datang, karena imunisasi ini bisa
diberikan sampai dewasa.
Vaksin Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35 bulan
cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL.

Catch Up :
 Pada anak dengan serial imunisasi terputus, berikan vaksin influenza lanjutan tanpa
mengulang dosis sebelumnya.Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya
diberikan 1 kali.
 Pada anak berusia <8 tahun yang belum mendapat imunisasi, berikan 2 dosis dengan
interval 4–6 minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, berikan 1 dosis saja.
Vaksin Hepatitis A & Tifoid
Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun. Imunisasi
hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Imunisasi tifoid diberikan
pada usia lebih dari 2 tahun, dengan ulangan setiap 3 tahun. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai