Anda di halaman 1dari 24

Imunisasi Pada Bayi dan Anak

Imunisasi
• suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.

Permenkes RI No. 12, Tahun 2017


Vaksin
Antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa
toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.

Permenkes No. 42 Tahun 2013


Tujuan imunisasi
• Tujuan umum
untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
• Tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya,
tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target
RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%),
tercapainya Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80%
bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan,
dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Keterampilan Imunisasi FK UNS Tahun 2013
Tujuan Imunisasi
• Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain :
• 1) Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit
• 2) Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
• 3) Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila
mungkin didapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau
negeri.

Ranuh dkk, 2017.


Manfaat imunisasi
• Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat atau kematian.
• Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila
anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orangtua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
• Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara

Ranuh dkk, 2017.


Macam – macam imunisasi
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah tuberculosis berat pada paru,
otak, kelenjar getah bening dan tulang sehingga menimbulkan rasa sakit
yang berat, kecacatan atau lama kematian.
• Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir
atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan.
Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan bila
uji tuberkulin negatif.
• Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat
diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu
pertama, dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
diagnosis tuberkulosis.
Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014
Vaksin hepatitis B
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah kerusakan hepar akibat virus
hepatitis B
• Vaksin hepatitis B diberikan pada bayi segera
setelah lahir dan sebelum berumur 24 jam.
Pemberian didahului penyuntikan vitamin K1
minimal 30 menit.
• Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.000 gram,
imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai
berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg
positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera
setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis
primer
Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014
Vaksin Polio
• Vaksin ini bertujuan mencegah serangan virus polio yang menyerang
sel – sel syaraf di sum-sum tulang belakang.
• Vaksin polio diberikan segera setelah lahir. Apabila
lahir di fasilitas kesehatan diberikan bOPV-0 saat
bayi pulang atau pada kunjungan pertama.
Selanjutnya berikan bOPV atau PV bersama DTwP
atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali
sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin DPT
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit difteri,
pertussis dan tetanus.
• Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa
vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur
2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama
diberikan pada umur 18 bulan.
• Booster berikutnya diberikan pada umur 5 sampai 7
tahun atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun
atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster
selanjutnya pada umur 10 sampai 18 tahun atau pada
program BIAS kelas 5. Booster Td diberikan setiap 10
tahun.
Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014
Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate
Vaccine)
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah serangan kuman
pneumokokus yang mengakibatkan radang paru (pneumonia)
yang banyak menimbulkan kematian atau kecacatan.
• PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster
pada umur 12-15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7
sampai 12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan
booster setelah 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis
sebelumnya.
• Jika belum diberikan pada umur 1 sampai 2 tahun, berikan
PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum
diberikan pada umur 2 sampai 5 tahun, PCV10 diberikan 2
kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Rotavirus
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah diare berat
akibat rotavirus yang menyebabkan bayi muntah,
kekurangan cairan serta mencret hebat.
• Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis
pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan
internal minimal 4 minggu, harus selesai pada umur
24 minggu.
• Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis
pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga
dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai
pada
Buku umur
Ajar Imunisasi 32 minggu.
Kemenkes 2014
Vaksin Campak
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah serangan virus campak yang
menyebabkan demam tinggi, ruam di kulit dan lainnya.
• Vaksin ini diberikan mulai usia 9 bulan dan 6 tahun dengan dosis 0,5
mL secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha)

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Influenza
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah serangan
virus influenza yang mengakibatkan batuk, pilek
hebat, demam tinggi hingga sesak nafas.
• Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan,
diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8
tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval
minimal 4 minggu. Umur lebih dari 9 tahun,
imunisasi pertama 1 dosis.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin MMR
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah serangan
virus Mumps, Morbilli dan Rubella
• Pada anak umur 9 bulan diberikan vaksin MR. Bila
sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR,
dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR
atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam
program BIAS kelas 1) atau MMR.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Varisela
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit
cacar air yang merusak kulit, mata dan lainnya.
• Vaksin varisela diberikan mulai umur 12 sampai 18
bulan. Pada umur 1 sampai 12 tahun, diberikan 2
dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan.
Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai
6 minggu.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Hepatitis A
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah kerusakan
hati akibat virus hepatitis A
• Vaksin ini diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun,
dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan
kemudian.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Tifoid
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah demam tifoid
berat yang mengakibatkan demam tinggi dan lama,
diare serta radang usus.
• Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2
tahun dan diulang setiap 3 tahun.

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin HPV
• Vaksin ini bertujuan untuk mencegah kanker leher
Rahim karena virus huma papilloma (HVP) yang
menyerang di usia remaja.
• Vaksin ini diberikan pada anak perempuan umur 9
sampai 14 tahun, 2 kali dengan jarak 6 sampai 15
bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6).
Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan
jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6
bulan (vaksin quadrivalent).

Buku Ajar Imunisasi Kemenkes 2014


Vaksin Japanese encephalitis
(JE)
• Vaksin JE diberikan mulai umur 9 bulan di daerah
endemis atau yang akan bepergian ke daerah
endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat
berikan booster 1 sampai 2 tahun kemudian.

Ruby Kurniawan, CDK-271/vol.45 No.12 Tahun 2018


Vaksin Dengue
Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9 sampai
16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan
adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis
dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji
serologis IgM/IgG anti-dengue positif) atau
dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti-
dengue positif.

Balaba Vol.10 No. 01, Juni 2014:39-46

Anda mungkin juga menyukai