1. Identitas
Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka
bakar, akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa
diatas 80 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah
kematian (Lukman F dan Sorensen K.C).
Data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki
resiko tinggi terhadap luka bakar, serta agama dan pendidikan
menentukan intervensi yang tepat dalam pendekatan.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah
nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabkan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam
melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, quality, region, skala,
time (p,q,r,s,t). Sesak nafas yang timbul beberapa jam/hari setelah klien
mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah
sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru
berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai terjadinya luka bakar, penyebab lamanya
kontak, pertolongan pertama yang dilakukan serta keluhan klien selama
menjalani perawatan ketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi
beberapa fase: fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak),
fase akut (48 jam pertama beberapa hari/bulan ), fase rehabilitatif (menjelang
klien pulang)
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien
sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien
mempunyai riwayat penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau
penyalahgunaan obat dan alkohol.
Dan dilanjutkan
maintenance 40
– 50
cc//kgBB/24
jam
10. Pemeriksaan diagnostik
• LED : mengaji hemokonsentrasi.
• Elektrolit serum mendeteki ketidakseimbangan cairan dan biokimia.
Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan
dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat
menyebabkan henti jantung.
• Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi
pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.
• BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
• Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
• Bronkoskopi membantu memeriksa cedera inhalasi asap.
• Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
• Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi
asap.
Diagnosa Keperawatan yang Muncul pada Klien
dengan Luka Bakar