Anda di halaman 1dari 17

1.

Aditya Nur Fadillah (201902030008)


2. Kinanti Octanyvia (201902030083)
PENGERTIAN

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan


jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi
ETIOLOGI

Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke


tubuh melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar
M A N I F E S TA S I K L I N I S

Berdasarkan
01 02 Berdasarkan
kedalaman
tingkat
luka bakar
keseriusan
luka
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula


darah, Elektrolit, Kreatinin, Urem, Protein,Albumin,
Hapusan luka, Urine lengkap, AGD (bila diperlukan).
2. Rontgen : Foto Thorax
3. EKG
4. CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral,
diperlukan pada luka bakar lebih dari 30% dewasa dan
lebih dari 20% pada anak-anak.
Penatalaksanaan

1. Resusitasi A, B, C.
a. Pernafasan
b. Siklusi
2. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, Kultur
luka.
3. Resusitasi cairan – Baxter.
4. Monitor urine dan CVP.
5. Topikal dan tutup muka
6. Obat – obatan.
Konsep Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
e. Makanan / cairan
f. Neurosensori
g. Nyeri / Kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Pemeriksaan Diagnostik
DIANGNOSA
KEPERAWATA
1. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera
inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap
luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher.

Tujuan :
Pasien dapat mendemonstrasikan oksigenasi adekuat. Kriteria
evaluasi : RR 12 – 24 x/mnt, warna kulit normal, GDA dalam rentang
normal, bunyi nafas bersih, tidak ada kesulitan bernafas.
Intervensi :
1. Pantau laporan GDA dan kadar karbon monoksida serum.
2. Biarkan suplemen oksigen pada tingkat yang ditentukan,
3. Pasang atau bantu dengan selang endotrakeal dan tempatkan pasien
pada ventilator mekanis sesuai pesanan bila terjadi insufisiensi
pernafasan.
4. Anjurkan pernafasan dalam dengan penggunaan spirometry insentif
setiap 2 jam selama tirah baring. Pertahankan posisi semi fowler, bila
hipotensi tidak ada.
5. Untuk luka bakar sekitar torakal, beritahu dokter bila terjadi dispnea
disertai dengan takipnea. Siapkan pasien untuk pembedahan eskarotomi
sesuai pesanan.
Rasional :
1. Mengidentifikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang
diharapkan. Inhalasi asap dapat merusak elveoli, mempengaruhi
pertukaran gas pada membrane kapiler alveoli.
2. Suplemen oksigen meingkatkan jumlah oksigen yang tersedia untuk
jaringan. Ventilasi mekanik diperlukan untuk pernafasan dukungan
sampai pasien dapat dilakukan secara mandiri.
3. Pernafasan dalam mengembangkan alveoli, menurunkan resiko
atelectasis.
4. Memudahkan ventilasi dengan menurunkan tekanan abdomen
terhadap diafragma.
5. Luka bakar sekitar torakal dapat membatasi ekspansi dada. Mengupas
kulit (eskarotomi) memungkinkan ekspansi dada.
2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit / jaringan ;
pembentukan edema. Manipulasi jaringan cedera contoh
debridemen luka.

Tujuan :
Pasien dapat mendemostrasikan hilang dari ketdaknyamanan.
Kriteria evaluasi : menyangkal nyeri, melaporkan perasaan
nyaman, ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.
Intervensi :
1. Berikan anlgesik narkotik yang diresepkan prn dan sedikitnya 30
menit sebelum prosedur perawatan luka. Evaluasi keefektifannya.
Ajurkan analgetik IV bila luka bakar luas.
2. Pertahankan pintu kamar tertutup, tingkatkan suhu ruangan dan
berikan selimut ekstra untuk memberikan kehangatan.
3. Berikan ayunan diatas tempat tidur bila diperlukan.
4. Bantu dengan pengubahan posisi setiap 2 jam bila diperlukan.
Dapatkan bantuan tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila
pasien tak dapat membantu membalikkan badan sendiri.
Rasional :
1. Analgesik narkotik diperlukan untuk memblok jaras nyeri
dengan nyeri berat. Absorpsi obat IM buruk pada pasien dengan
luka bakar luas yang disebabkan oleh perpindahan intertitial
berkenan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.
2. Panas dan air hilang melalui jarang luka bakar, menyebabkan
hipoetrmia. Tindakan eksternal ini membantu menghemat
kehilangan panas.
3. Menurunkan nyeri dengan mempertahankan berat badan jauh
dari linen tempat tidur terhadap luka dan menurunkan pemanjanan
ujung saraf pada aliran udara. Menghilangkan tekanan pada
tonjolan tulang dependen.
4. Dukungan addekuat pada luka bakar selama gerakan
membantu menimalkan ketidaknyamanan.
3. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan atau
difungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan/
interupsi aliran darah arterial/ vena, contoh luka bakar seputar
ekstremitas dengan edema.

Tujuan :
Pasien menunjukkan sirkulasi tetap.
Kriteria evaluasi: warna kulit normal, menyangkal kebas dan
kesemutan, nadi perifer dapat diraba.
Intervensi :
1. Untuk luka bakar yang mengitari ekstermitasi atau luka
bakar listrik, pantau status neurovaskular dari ekstermitas
setiap 2 jam.
2. Pertahankan ekstermitas bengkak ditinggalkan.
3. Beritahu dokter dengan segera bila terjadi nadi
berkurang, pengisian kapiler buruk, atau penurunan sensasi.
Siapkan untuk pembedahan eskarotomi sesuai pesanan.
Rasional:
1. Mengidentifikasikan indikasi indikasi kemajuan atau
penyimpanan dari hasil yang diharapkan.
2. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan
pembengkakan.
3. Temuan – temuan ini menandakan kerusakan sirkualsi distal.
Dokter dapat mengkaji tekanan jaringan untuk menentukan
kebutuhan eksarotomi (mengikis pada eskar) atau fasiotomi
mungkin diperlukan untuk memperbaiki sirkulasi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai