Anda di halaman 1dari 11

RESUME

SEMINAR MATRA DAN HIPERBARIK


“Kesiapan Perawat Dalam Kesehatan Matra”

Di susun Oleh :
Erica Mauliana Puteri
2130091

PROGRAM STUDI PROFESSI NERS


SEJOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
MATERI 1
PERAN PERAWATAN DALAM PRE INTRA POST CHAMBER
1. Pengetian
Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah
chamberatau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien berada
di dalamchamber selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni. Pasien diberikan
3x30menit untuk menghirup oksigen. Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh
penyelam dan digunakan oleh angkatan laut. Saat ini terapi hiperbarik sudah
dilakukanuntuk menyembuhkan berbagai macam penyakit lain, seperti luka bakar,
kanker, diabetes,tetanus, stroke, dan lain-lain. Terapi hiperbarik juga digunakan untuk
kebugaran,kecantikan dan keperkasaan.Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis di
bidang kedokteran, yangmemiliki dasar keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine)
dan telah terbukti secaraklinis dengan cara menghirup oksigen murni didalam suatu
ruangan bertekanan tinggi.
2. Jenis HBO berdasarkan chamber
a. Monoplace Chamber
Chamber berukuran kecil dan hanya nuat 1 – 3 orang pasien.
b. Multiplace Chamber
Chamber dengan kapaistas 4 – sampai 6 orang.
3. Tujuan
1. Decompresi (DCS) yang terjadi pada kasus penyelaman.
2. Klinis :
o Luka DM atau Gngreng
o Sudden defines
o Keracunan gas CO2
o Rehabilitasi pasca stroke
o Infertilitas, meningkatkan motilitas sperma.
3. Kebugaran.
4. Kontraindikasi
1. Kontraindikasi absolut
 Untreated pneumothorax
2. Kontraindikasi relative
 ISPA
 Sinusitis
 Riwayar operasi telingga
 Kejang
 Emfisema diseryai restensi CO2
5. Manfaat
a) Kelainan atau penyakit penyelamanTerapi HBO digunakan untuk kelainan atau
penyakit penyelaman sepertidekompresi, emboli gas dan keracunan gas.
b) Luka penderita kencing manisLuka pada penderita kencing manis merupakan salah
satu komplikasi yang palingditakuti karena sulit disembuhkan. Paling sering terjadi
pada kaki dan disebabkanoleh bakteri anaerob. Pemberian terapi HBO dapat
membunuh bakteri tersebutdan mempercepat penyembuhan luka.
c) Sudden DeafnessSudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar,
hal ini bisaterjadi karena infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-bunyian yang keras
atau penyebab lain yang tidak diketahui. Dengan melakukan terapi hiperbarik
oksigendapat segera sembuh atau terhindar dari tuli permanen.
d) Keracunan gas CO2.
e) Cangkokan kulit.
f) Osteomyelitis.
g) Ujung amputasi yang tidak sembuh.
h) Rehabilitasi paska stroke.
i) Radionokrosis.
j) Meningkatkan motilitas sperma pada kasus infertilitas.
k) Alergi.
6. Syarat
1. Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak
adanyakontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker,
pneumotoraks,sedang flu atau demam, penderita sinusitis, asma, infeksi saluran
pernafasan atas yangsedang akut dan ibu hamil trimester.
2. Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi
mengingatterdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen
misalnyaobat-obatan jenis steroid dan kemoterapi.
7. Peran perawatan dalam terapi HBO
a. Pre
 Mengkaji tanda – tanda vital
 Memberikan informasi tentang terapi hbo
 Cara valsava yang benar
 Barang2 yg tidak boleh dibawa
 Cek ada tidaknya kontra indikasi
 Claustrophobia
 Bantu input pasien
b. Intra
 Atur posisi yang nyaman
 Ingatkan dan cek barang2 yg tidak boleh di bawa
 Monitor tanda2 barotrauma, keracunan o2
 Ingatkan valsava
 Monitor ku pasien
c. Post
 Monitor tanda2 barotrauma, keracunan gas
 Bantu output pasien
 Rapikan dan bersihkan chamber
 Dokumentasikan
MATERI 2
KESEHATAN MATRA UDARA
1. Faktor Resiko Penerbangan
1. Bising yang disebabkan oleh suara mesin
2. Terjadinya perubahan kecepatan (akselerasi)
3. Getaran yang ditimbulkan oleh mesin (Vibrasi)
4. Suhu ekstrim sampai ketinggian 50.000ft
5. Radiasi sinar cosmic

2. Kondisi Dalam Penerbangan


1. Pesawat yang terbang tinggi (40.000 kaki) membuat awak dan penumpang nyaman karena
kabin pesawat diatur antara 6.000 – 8.000 kaki, orang sehat tidak merasa perubahan berarti
pada keadaan ini.
2. Kegagalan pressurized cabin dapat terjadi, hal ini mengakibatkan dekompresi mendadak.

3. Penyakit Yang Dipengaruhi Penerbangan


1. Penyakit kardiovaskuler
2. Ibu Hamil dan bayi baru lahir
3. Penyakit pernapasan
4. Anemia
5. Penyakit THT
6. Pasien dengan Psikotik dan Neurologis

4. Medical Clearence Dalam Penerbangan


1. Asma dalam 48 jam sebelum terbang.
2. Trauma kepala 2 minggu sebelum penerbangan.
3. Serangan Jantung 21 hari sebelum penerbangan
4. Operasi dada 10 hari sebelum penerbangan
5. Sakit telinga dan sinus 48 jam sebelum penerbangan.
6. Stroke 10 hari sebelum penerbangan
7. Fobia ketinggian, jika ragu terhadap kemampuan mengatasi ketakutan.
8. Operasi perut 10 hari sebelum penerbangan
9. Anemia dibawah 7,5 g/dl
10. Bayi sebelum umur 7 hari
11. Luka tembus pada mata, yang mengakibatkan kebocoran cairan vitreus.
12. Pneumothorax , masa penyembuhan sebelum 14 hari.
13. Gips/ plaster cast, gips harus di belah jika sebelum 48 jam .

6. Tata Laksana Penyakit Menular Di Dalam Pesawat Terbang


Karantina adalah pembatasan kegiatan / pemisahan seseorang diduga terinfeksi penyakit
meski belum menunjukan gejala penyakit. Karantina juga pemisahan peti kemas, alat angkut
atau barang yang diduga terkontaminasi orang/barang lain, untuk mencegah penyebaran
penyakit. Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina,
penyakit menular, dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap penyakit baru di
wilayah kerja, bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara Identifikasi faktor resiko
penyakit di pelabuhan adalah upaya melalui kegiatan pengamatan, penyelidikan epidemiologi,
pencatatan dan pelaporan terhadap faktor risiko penularan penyakit potensi wabah. Secara
operasional penyelenggaraan identifikasi risiko penyakit potensial wabah : alat angkut (kapal
laut dan pesawat), manusia (ABK/crew,penumpang) dan muatannya (termasuk konteiner atau
kargo).

7. Ketentuan Keselamatan Dalam Penerbangan


1. Keselamatan Penerbangan adalah terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum.
2. Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, untuk mewujudkan penyelenggaraan
penerbangan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur serta terpadu dengan
moda transportasi lain.
MATERI 3
KESEHATAN MATRA LAUT
1. Definisi Penyelaman

Kegiatan atau aktivitas manusia yang dilakukan di bawah permukaan air yang
bertekanan lebih dari 1 atmosfir absolut (1 ATA), dengan atau tanpa menggunakan peralatan,
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Klasifikasi
1. Penyelam militer
2. Pekerja caisson adalah penyelaman kering dimana pekerja bekerja dalam keadaan udara
bertekanan tinggi
3. Penyelam scuba untuk olah raga, penyelam ilmiah, penyelam tradisional
4. Penyelam komersial sampai penyelam dalam yang dapat berada dalam keadaan saturasi.
3. Secara umum para penyelam diperlukan
1. Keadaan kejiwaan dan kepribadian stabil
2. Mampu menghadapi stress fisik dan emotional
3. Bebas dari penyakit fisik yang serius ataupun yang minor misalnya penyakit saluran
pernapasan atas dan bawah.
4. Syarat Kesehatan
1. Kontra Indikasi Absolut
a. Orang yang mudah terserang pneumo toraks spontan
a. Orang yang mudah syncope atau mengidap penyakit epilepsy
b. Pada foto thoraks terlihat kista paru atau lesi dengan udara terperangkap
c. Gendang telinga berlubang
d. Asma yang aktif
e. Ketagihan obat
f. Penyakit kencing manis dengan insulin
g. Otitis media
h. Gangguan saraf pusat
i. Operasi telinga tengah dengan
j. Sinus kronis
k. Angina pectoris atau infarkmiokard
l. Anemia
m. Kesulitan komunikasi
n. Aritmia jantung
o. Buta warna
p. Klaustrofobi atau tendensi bunuh diri ARTRITIS KRONIKA
q. Vertigo
r. Penyakit ginjal kronik
s. Ulkus peptikum yang aktif
t. Hipertensi
2. Kontra indikasi Relatif
a. Penurunan fungsi paru
a. Deformitas ortopedik seperti scoliosis
b. Thoracotomy
c. Kelainan ECG
d. Kelainan gigi
e. Perokok berat
f. Migren
g. Hernia
3. Kontra indikasi sementara
a. Akut bronkithis
a. Akut gastro enteritis
b. Trauma ortopedik yang akan memudahkan terjadinya penyakit dekompressi
c. Alkoholik atau pengobatan dan intoksikasi obat
d. kehamilan

5. Beberapa Penyakit Akibat Penyelaman


1. Barotrauma adalah kekerasan akibat tekanan tinggi yang dapat mengakibatkan krusakan
jaringan tubuh. Ini diakibatkan kegagalan tubuh menyesuaikan tekanan udara/gas yang
terdapat pada rongga-rongga udara di dalam tubuh penyelam.
2. Keracunan
3. Penyakit dekompresi : sesuai hukum Henry semakin dalam penyelaman semakin banyak
pula Nitrogen yang larut dalam jaringan tubuh penyelam
4. Berbagai penyakit lainnya : serangan dari binatang laut yang berbahaya baik yang berbisa
maupun yang beracun
6. Kaidah penyelam dengan aman
1. Harus dalam kondisi fisik dan mental yang baik.
2. Jangan mengadakan penyelaman jika tidak memiliki sertifikat selam. Jika mempunyai
ketahuilah batas-batas kegiatan selam sesuai dengan kemahiran anda.
3. Kuasailah teknik bantuan penyelaman.
4. Ketahuilah keterbatasan kemampuan dan peralatan selam anda.
5. Sediakan selalu kotak PPPK yang lengkap untuk kecelakaan penyelaman.
6. Periksa selalu sebleum penyelaman pergunakan secara lengkap.
7. Kenalilah medan penyelaman dimana dan hindari kondisi berbahaya dan cuaca buruk.
8. Keluarlah dari air jika terluka, merasa lelah atau mulai kedinginan.
9. Hindari dekompresi.
10. Batasi kedalaman.
7. Berdasarkan fisiologi dan pertolongan medis yang diperlukan kedaruratan
penyelaman dapat dibagi menjadi :
1) Kedaruratan penyelaman yang tidak membutuhkan pengobatan rekompresi :
a. Kedaruratan sistem pernafasan
b. Kedaruratan yang disebabkan oleh sifat-sifat fisik air sebagai media penyelaman (in
water emergencies, kedaruratan dalam air)
c. Gangguan tehnis pelaksanaan penyelaman (operational hazard)
2) Kedaruratan penyelam yang memerlukan tindakan / pengobatan- pengobatan
rekompresi :
a. Dekompresi yang tidak terlaksana atau terlaksana tetapi tidak memadai
b. Emboli gas (emboli udara, gas emboli)
c. Penyakit dekompresi (Decompression Sickness) Operational hazard Kedaruratan
karena gangguan tehnik penyelaman, yaitu :
a) Blow up
b) Terbelit dan terperangkap (fouling and entrapment)
c) Kerusakan alat selam
d) Terputusnya suplai udara (lost of air supply)
e) Komunikasi terputus (lost of communication)
f) Penyelam hilang (lost diver)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009. Petunjuk Teknis Upaya Penyelaman dan Hiperbarik. Perpustakaan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia :Jakarta.

Huda Nur. 2010. Tesis Pengaruh Hiperbarik (HBO) Terhadap Perfusi Perifer Luka

Gangren Pada Penderita DM Di RSAL Dr.Ramelan Surabaya. Universitas

Indonesia : Depok

Massi, Kemal, 2005, Analisis Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja Penyelam
Tradisional, makalah, Institute Pertanian Bogor.

Rijadi, S. 2009. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Lembaga Kesehatan Kelautan TNI
AL. Jakarta.

Soepadmo dan Indarto S, 1990, Kesehatan Penyelaman, Rumah Sakit TNI- AL Dr Mintohardjo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai