Anda di halaman 1dari 59

SELAMAT DATANG

LAKESLA
LEMBAGA KESEHATAN KELAUTAN TNI AL
Drs. Med. R. RIJADI SASTROPANOELAR, Phys
CURRICULUM VITE
NAMA : dr. SUHADI W., MKK

Pangkat/Korps/Nrp : Kapten Laut (K) NRP. 16739/P

KANTOR : LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys

ALAMAT KANTOR : JL. GADUNG No. 1 WONOKROMO –

SURABAYA

TELEPHONE/FAX : (031) 8424614

JABATAN : KASUBAG KUBT

LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys

PELATIHAN DOKTER, PARAMEDIS dan TEHNISI CHAMBER HIPERBARIK


LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys
Surabaya 2016
CURRICULUM VITE

RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM


1. SD, SMP, SMA di JAKARTA
2. S-1, FK UPN “VETERAN” JAKARTA
3. S-2, FKUI KEDOKTERAN KERJA bidang minatan KEDOKTERAN
HIPERBARIK dan KESEHATAN PENYELAMAN

RIWAYAT PENDIDIKAN MILITER


4. SEPA PK 11 Tahun 2004 3. DIKAPLIKASI 2 Tahun 2016
5. DIKSPESPAKES Tahun 2008

PELATIHAN DOKTER, PARAMEDIS dan TEHNISI CHAMBER HIPERBARIK


LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys
Surabaya 2016
CURRICULUM VITE
RIWAYAT KEDINASAN MILITER
1. KASIPOLUM BP LANAL PONTIANAK

2. KA BP LANAL PONTIANAK

3. KASUBBAGKES BP DISHIDROS

4. KA BK DISKES KOARMABAR

5. PJS KASIDUKKES DISKES KOARMABAR

6. PJS KASI URIKKES DISKES KOARMABAR

7. KASUBAG KUBT LAKESLA

PELATIHAN DOKTER, PARAMEDIS dan TEHNISI CHAMBER HIPERBARIK


LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys
Surabaya 2016
CURRICULUM VITE
RIWAYAT PENUGASAN MILITER
1. MISI KEMANUSIAAN TSUNAMI ACEH
2. MISI KESEHATAN TANJUNG DATUK KALIMANTAN BARAT
3. OPERASI TRISILA KALIMANTAN BARAT DAN NATUNA
4. MISI KESEHATAN PAM PRESIDEN RI SBY di LAMPUNG
5. MISI KESEHATAN PAM BARACK OBAMA di PERAIRAN TELUK
JAKARTA
6. MISI KEMANUSIAAN PEMBEBASAN SANDERA ABK SINAR KUDUS
di SOMALIA
7. TEAM PENILAI DAN PENGADAAN CHAMBER TNI AL di DUBAI
8. TEAM UJI VERIFIKASI CHAMBER TNI AL

PELATIHAN DOKTER, PARAMEDIS dan TEHNISI CHAMBER HIPERBARIK


LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys
Surabaya 2016
A. Pendahuluan
Ruang Udara Bertekanan Tinggi
(RUBT) = Hyperbaric Chamber
adalah suatu tabung baja,
aluminium, akrilik dan tahan
tekanan lebih dari 1 ATA.
 Pengelolaan oksigenasi hiperbarik sudah
sejak abad ke-16
 Tepatnya di Inggris tahun 1662 oleh
HENSHAW: RUBT (Hyperbaric Chamber) →
pengobatan beberapa penyakit kulit dan
Rickets.
 Di Perancis Tahun 1834 → dr. Junot,
mengatakan adanya penyembuhan bermakna
pada pasien dengan penyakit kardiopulmoner
yang diobati dengan hyperbaric.
 Di Inggris Tahun 1900 → dr. John Haldane,
Berhasil menemukan tabel rekompressi dan
penyelaman sampai sekarang tabel tersebut
masih dipakai dalam pelayanan pengobatan.
 Tahun 1918, Cunningham : Terapi Hipoksia dan
infeksi anaerob.
 Tahun 1956, dr. Ite Boereina dari Belanda,
melaporkan keberhasilan suatu tindakan
pembedahan jantung paru yang dilakukan di
dalam RUBT.
 Tahun 1960, dr. Ite Boereina : Hidup tanpa Hb
dalam RUBT.
 Tahun 1961, dr W. Brummelkamp: Terapi
oksigen Hiperbaric dapat digunakan sebagai
cara lain terapi gangren dengan menghambat
infeksi anaerob pada kaki pasiennya.
 Tahun 1960, terapi hyperbaric sudah
dilakukan di Indonesia oleh TNI
angkatan laut.
 Selanjutnya dikembangkan di Tanjung
Pinang, Jakarta, Ambon, dan Lakesla
Surabaya → digunakan untuk
menangani kasus-kasus cidera
penyelaman seperti keracunan gas-gas
pernapasan dan penyakit dekompressi.
 RUBT berdasarkan kegunaannya
 Recompression chamber
 Decompression chamber
 Submersible decompression
chamber
 Surface atau deck decompression
chamber.
B. Klasifikasi :
1. Pertemuan Komite Fasilitas
Kesehatan Amerika dan Asosiasi
Nasional Proteksi Kebakaran Amerika
(Kanada 1981), didukung oleh Institut
Standar Nasional Amerika:
 RUBT Klas A – manusia
 RUBT Klas B – manusia
 RUBT Klas C – binatang / penelitian
2. Menurut US NAVY
 Tipe RUBT :
 Kering
 Basah

 Kombinasi

 Klas RUBT :

 Klas I – kering, basah, kombinasi


– manusia
 Klas II – kering, basah,
kombinasi – binatang
3. Menurut Jenis
 Large Multicompartment Chamber
:
 Lebih satu orang
 Penelitian, pengobatan Caisson,
penyelam
 Tekanan lebih 5 ATA
 Large Multicompartement
Chamber : Tekanan 2 – 4 ATA
 Portable High Pressure Multi-man
Chamber : Dapat dipindahkan
 Portable One Man High or Low
Pressure Chamber : Dekompresi
permukaan, Satu orang.
4. Menurut ukuran, Bentuk dan
Kemampuan Tekanan
 Monoplace (RUBT Tunggal)
 Akrilik (banyak), tekanan 3 ATA (maks)
 Baja, tekanan 6 ATA (maks), Satu
orang
 Keuntungan :
 Privat - kasus infeksi / isolasi
 Baik untuk intensif
 Tanpa masker
 Berbaring
 Mudah mengawasi penderita
 Tanpa prosedur dekompresi
 Murah dan mudah ditempatkan
 Operator satu orang

 Kerugian :
 Mudah kebakaran
 Tidak dapat fisioterapi
 Tidak untuk penyakit dekompresi
2. Multiple atau “walk-in” Chamber
(RUBT Ganda)
 Keuntungan :
 Beberapa penderita
 Kurang resiko kebakaran
 Dapat fisioterapi
 Tekanan 6 ATA (maks)
 Udara biasa – masker oksigen
3. TOPOX (RUBT Topikal)
 Bentuk sederhana
 Tekanan 2 ATA (maks)

 Oksigen langsung di luka

4. Small Hyperbaric Chamber


 Bayi dan eksperimen
C. Komponen-komponen Pendukung
1. Badan (Hull)

a. Umumnya 2 ruang :
 inner lock (dalam) – pengobatan

 outer lock (luar) – transfer

 masing-masing dapat ditekan

b. Medical lock
c. Pintu dilapis karet
d. Jendela permanent
e. Cat warna terang, tidak pantulkan
cahaya, mudah dibersihkan, tidak licin.
2. Perabot
1. Tempat duduk lipat
2. Penerangan
3. Tandu dorong

3. Sistem Pipa
1. Lubang masuk udara tekan, diredam
2. Lubang masuk – keluar berjauhan ---
sirkulasi udara
3. Pembuangan (exhaust) jauh dari panel
kontrol, listrik
4. Klep ekualisasi
4. Gas Pernapasan
 Kompresor (listrik atau diesel) – difiltrasi –
bank persediaan – ke RUBT
 Okigen, oksigen cair atau nitrogen, helium –
oksigen dihubungkan dengan sistem
pernapasan
 Gas pernafasan ke klep pengatur eksternal,
ke dalam ruangan – klep pengatur internal
kemudian flow meter, masker.

e. Komunikasi
Untuk kedua ruangan dan panel kontrol
digunakan telepon atau intercom
f. Pemadam kebakaran
 Faktor pencetus kebakaran :

 Sumber
 Bahan bakar

 Oksigen
 Fasilitas pemadam menggunakan air pancuran otomatis
atau manual, dengan slang atau tabung.
g. Instrumentasi dan pengoperasian
 Panel kontrol mudah dibaca
 Pengukuran tekanan/kedalaman di dalam dan dipanel
 Jam dinding

 Flow meter untuk mengukur kecepatan ventilasi


 Monitor suhu dan kelembaban
 Monitor elektro-diagnostik
D. Terapi RUBT
 RUBT diberi tekanan + oksigen =
Terapi Oksigen
 Hiperbarik (OHB) adalah cara
pengobatan (medik) pada penderita di
dalam RUBT dengan memberi nafas
oksigen murni (100%).
E. Efek Fisiologi
 Efek mekanik :

 tekanan tinggi hanya untuk penyakit dekompressi,

 air embolism

 distensi gas abdomen.

 Efek Terapi : terjadi peninggian tekanan parsiel oksigen

 Di permukaan :
 Tek. Udara 1 Atm Absolut ( 1 ATA) = 760 mmHg.

 Tek. Parsiel O2 (PO2) = 20% x 760 mmHg = 150

mmHg
 PO2 Alveoli 100 mmHg  penyerapan O2 dan

pertukaran CO2
 PO2 sirkulasi = 90 mmHg.
 Hemoglobin :
 mengikat oksigen 97%
 20 ml O2 per 100 ml darah = 20 vol %
 Oksigen bebas cairan plasma = 0,3 vol %
 Tekanan 1 ATA, Oksigen murni 100% :
 Hemoglobin + O2 97% menjadi 100%
 Cairan plasma : menjadi 2 Vol %
 Tekanan 2 ATA : Cairan plasma 4 vol %
 Tekanan 3 ATA : cairan plasma 6 vol % =
kebutuhan untuk metabolisme makhluk hidup.
F. Manfaat OHB di klinik
 Menormalkan jaringan hipoksia dan anoksia
 Vasokonstriksi arteri
 Meningkatkan viabilitas sel dan jaringan
 Meningkatkan kemampuan lekosit
membunuh kuman
 Neovaskularisasi dan proliferasi
 Bakteriostatik kuman aerob
 Bakterisida kuman anaerob
 Penyakit dekompresi
G. Ruang Lingkup Pelayanan
Hiperbarik di Indonesia
1. Pelayanan medik hiperbarik adalah
pengobatan oksigenasi hiperbarik
yang dilaksanakan di sarana pelayanan
kesehatan dengan menggunakan
Ruang Udara Bertekanan Tinggi
(RUBT) dan pemberian pernapasan
oksigen murni (O2 = 100%) pada
tekanan lebih dari satu atmosfer dalam
jangka waktu tertentu.
2. Sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan
medik hiperbarik adalah :
 Rumah Sakit klas A, B, C, D, serta
puskesmas yang memiliki ketentuan sebagai
berikut :
 Sarana pelayanan kesehatan yang
terletak di tepi pantai yang menjadi
lintasan dan atau tempat persinggahan
kegiatan kelautan serta kegiatan
penyelaman.
 Sarana pelayanan kesehatan yang terletak
di daerah wisata penyelaman dan resor
penyelaman (dive resort).
 Sarana pelayanan kesehatan yang
merupakan jejaring pelayanan medik
hiperbarik, baik yang terdaftar untuk
menunjang kegiatan kelautan maupun
yang memiliki Kerjasama Operasional
(KSO) dengan pusat rujukan pelayanan
medik hiperbarik di wilayah tersebut.

 Kapal Rumah Sakit Hiperbarik Multifungsi,


yaitu kapal yang dilengkapi RUBT ruang
ganda, RUBT ruang tunggal untuk pemakaian
tipe rumah sakit, serta RUBT pengangkut tipe
L.
3. Penggunaan pengobatan hiperbarik terbagi
sebagai berikut :
 Sebagai pengobatan utama, yaitu untuk
penyakit-penyakit akibat penyelaman dan
kegiatan kelautan:
 Penyakit dekompresi

 Emboli udara

 Luka bakar

 Crush injury

 Keracunan gas karbon monoksida (CO)


 Sebagai pengobatan tambahan, yaitu untuk :
 Gas gangren
 Komplikasi diabetes mellitus (gangrene
diabeticum)
 Eritema nodosum
 Osteomyelitis
 Buerger’s disease
 Morbus Hansen
 Psoriasis vulgaris
 Edema serebral
 Skeleroderma
 Lupus erimatosus (SLE)
 Rheimatoid artritis
 Sebagai pengobatan pilihan lain, yaitu untuk :
 Pelayanan kesehatan dan kebugaran
 Pelayanan kesehatan olahraga
 Pasien lanjut usia (geriatri)
 Dermatologi dan kecantikan

 Sebagai penunjang diagnostik, yaitu untuk pasien rawat


inap dengan :
 Penyakit dekompresi berat dengan kelumpuhan
(parese & plegi)
 Penyakit dekompresi berat dengan pneumonia
 Penyakit dekompresi berat dengan disertai penyakit
jantung
 Penyakit dekompresi berat dengan incontinentia urine
dan hematuria.
 Untuk kasus-kasus di atas dilaksanakan rawat
bersama antara pelayanan medik hiperbarik dengan
SMF RS yang terkait.
H. Penyelenggaraan Pelayanan Medik
Hiperbarik di Indonesia
1. Standar Sarana Pelayanan Medik
Hiperbarik
Peralatan dan Sarana
Agar dapat menyelenggarakan pelayanan
medik hiperbarik yang prima, sarana
pelayanan medik hiperbarik harus memiliki
sarana, prasarana, dan peralatan yang
aman, akurat, dan handal, serta memenuhi
persyaratan desain di samping memiliki
prosedur tetap penggunaan peralatan
dengan memperhatikan keamanan dan
melakukan kendali mutu.
Peralatan
 Agar pelayanan hiperbarik dapat
terselenggara dengan baik, maka
diperlukan peralatan-peralatan utama
dan tambahan yang memadai dan
memenuhi syarat di setiap ruangan
sesuai dengan fungsinya.
 Ruang Udara Bertekanan Tinggi /
RUBT (Hyperbaric Chamber)
 Ruang Udara Bertekanan Tinggi
merupakan fasilitas utama yang
dibutuhkan dalam pelayanan medik
hiperbarik. Yang terpenting dalam
mekanisme RUBT adalah adanya
tekanan, maka oksigen di dalamnya
memberikan tekanan yang lebih tinggi
dari permukaan air laut. Ukuran, bentuk,
dan kapasitas tekan di RUBT sangat
bervariasi.
 Pembagian tipe RUBT adalah sebagai berikut :
 RUBT Ruang Tunggal (Monoplace)
 Merupakan tipe RUBT yang sering digunakan.
Pasien dapat dipindahkan ke dalam RUBT
dengan oksigen yang diisi sesuai tekanan,
yaitu tidak lebih dari 3 ATA. Digunakan untuk
penanganan pasien individu, kasus infeksi,
dan perawatan intensif. Kelebihannya adalah
mudah dioperasikan, mudah untuk
ditempatkan, tidak membutuhkan masker
muka, mudah untuk mengobservasi pasien,
serta hanya membutuhkan sedikit tenaga
operator.
 RUBT Ruang Ganda (Multiplace atau
“walk-in chamber”)
 Merupakan tipe RUBT yang sering digunakan.
Pasien dapat dipindahkan ke dalam RUBT
dengan oksigen yang diisi sesuai tekanan,
yaitu tidak lebih dari 3 ATA. Digunakan untuk
penanganan pasien individu, kasus infeksi,
dan perawatan intensif. Kelebihannya adalah
mudah dioperasikan, mudah untuk
ditempatkan, tidak membutuhkan masker
muka, mudah untuk mengobservasi pasien,
serta hanya membutuhkan sedikit tenaga
operator.
 RUBT Pengangkut (Mobile /
Portable)
 RUBT yang dapat dipindahkan dan
bergerak kemana saja dibutuhkan, dapat
langsung berfungsi di lokasi, bahkan di
tempat parkir Rumah Sakit. Tipe ini sangat
ideal untuk mendukung operasional militer,
dan dapat difungsikan sebagai Rumah
Sakit di medan tempur, serta dapat
digunakan untuk mendukung penelitian dan
terapi.
 RUBT untuk testing dan latihan
penyelam
 Digunakan untuk melakukan uji coba
terhadap penyelam, dimana ruangan
tersebut disimulasikan sesuai dengan
kedalaman penyelaman.
 Small hyperbaric chamber
 Digunakanuntuk neonatus dan
hewan percobaan
 Pemilihan Tipe RUBT

TIPE TIPE INDIKASI


TEKANAN
Sampai 1,5 RUBT Ruang - Iskemi serebral
ATA Tunggal dan - Iskemi kardiak
RUBT Ruang - Iskemi peripheral vaskuler
Ganda - Pengobatan tambahan untuk
kebugaran, kedokteran
olahraga, skin flaps, dan
trauma akustik
Sampai 2,5 Non portable - Gas gangren
ATA dan portable - Luka bakar
- Crush injury pada ujung
lengan/kaki
Sampai 3 Non Penanganan darurat pada
ATA portable penyakit dekompresi
dan
portable

Sampai 6 RUBT - Emboli udara


ATA Ruang - Dekompresi
Ganda
 Peralatan Tambahan untuk Ruang
Udara Bertekanan Tinggi
 Masker oksigen
 Respirator dan ventilator
 Peralatan untuk terapi, yaitu:
 Peralatan resusitasi jantung dan paru
(RJP)
 Tabung endotrakeal
 Alat penghisap (suction)
 Peralatan infus
 Peralatan diagnostik
 Alat diagnostik kedokteran
 Alat monitor transkutan oksigen
 EKG
 EEG
 Alat ukur gas darah
 Alat monitor tekanan intra kranial

 Alat neurologi, yaitu optalmoskop dan


dymanometer untuk mengukur
spastisitas.
 Alat latihan, yaitu treadmill
2. Standar Penyelenggaraan Pelayanan Medik
Hiperbarik
a. Indikasi, kontraindikasi, komplikasi dan efek samping
 Indikasi (kasus emergensi dan non emergensi)
 Penyakit dekompresi (DCS)

 Penyakit emboli udara (arterial gas


emboli/AGE)
 Keracunan gas : CO, sianida, hydrogen
disulfida
 Gas gangrene, facitis akuta nekrotikans,
refractory osteomyelitis.
 Morbus Hansen
 Penyakit jamur sistemik
 Luka bakar
 Ulcus dan gangrene diabeticum
 Pengobatan tambahan untuk penyembuhan
pasca tindakan bedah plastic dan
rekonstruksi.
 Crush Injury
 Bedah Orthopedi
 Sindrom kompartemen cidera oleh karena
olahraga, patah tulang “Non Union”, cangkok
tulang, osteoradionekrosis.
 Penyakit vaskuler
 Shock, iskemi koroner, pembedahan jantung,
penyakit buerger, penyakit raynaud.
 Penyakit neurology stroke dan pasca stroke,
multiple sklerosis, migraine, edema serebral,
multi infark, cedera spinal, abses otak,
neuropatik perifer.
 Hematologi (untuk pengobatan tambahan pada
Sickle Cell Anaemia)
 Bagian penyakit mata : oklusi arteri sentralis
retina
 Gastro intestinal : Ileus paralitika, tukak lambung
 THT : tuli mendadak (sudden deafness), menier
disease, radang telinga menahun.
 Bidang paru-paru : abses paru.
 Kontra Indikasi
 Kontra indikasi mutlak
 Pneumothorax yang belum diobati
 Kehamilan
 Keganasan yang belum diberi terapi
 Kontra indikasi relatif
 Infeksi saluran nafas bagian atas
 Sinusitis kronik
 Kelainan kejang-kejang
 Emfisema
 Febris yang tidak terkontrol
 Riwayat pneumotorax spontan
 Riwayat bedah thorax
 Riwayat operasi telinga
 Lesi paru asimtomatik
 Komplikasi
Kontra indikasi mutlak
 Barotrauma (telinga, sinus, paru dan gigi)
 Keracunan oksigen
 Temporer myopia
 Kejang

 Efek samping
Beberapa pasien mengeluh :
 Mual
 Berkeringat
 Batuk kering
 Sakit dada
 Kedutan (muscle twithching)
 Tinitus
b. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Dalam Pelaksanaan Terapi Hiperbarik
 Untuk kasus elektif diperhitungkan jumlah pasien
minimal 6 orang
 Untuk kasus emergensi tidak diperhitungkan jumlah
minimal pasien dan pelaksanaannya 24 jam kerja
 Untuk pasien yang tabel pengobatannya/dosis terapi
hiperbariknya sama disatukan dalam satu sesi terapi.
 Kasus lama dan baru: pasien yang baru pertama kali
mengikuti terapi oksigen hiperbarik, dokter harus
mengawasi apakah dia tahan terhadap perubahan
tekanan (pressure test) serta apakah tanda-tanda
keracunan oksigen (oxygen tolerance test)
 Faktor resiko penularan penyakit
 Pemisahan masker yang dipakai
 Sterilisasi masker
 Masuk di RUBT yang lebih intensif
 Luka yang berbau tidak dicampur dengan kasus penyakit lain.
Catatan : bila terapi oksigen hiperbarik dilaksanakan dengan
RUBT ruang tunggal (kapasitas satu orang), maka poin a s/d e
tidak dipertimbangkan.
 Bagi pasien yang akan terbang sesudah pengobatan
hiperbarik, penerbangan dilakukan dalam jangka waktu
72 jam setelah pengobatan terakhir.
 Bagi pasien dengan pengobatan hiperbarik untuk
program kebugaran, penerbangan boleh dilakukan dalam
jangka waktu 4-6 jam setelah pengobatan terakhir
(selama dekompresi, pasien tetap menghisap oksigen
dan selama menunggu penerbangan penderita harus
istirahat total).
 Bagi pasien penyakit dekompresi dan
atau arterial gas emboli, diijinkan
terbang setelah pengobatan hiperbarik
dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu
setelah pengobatan terakhir.
 Untuk penderita yang tidak sadar, perlu
dilakukan timpanoplasti oleh dokter
spesialis THT atau dokter spesialis
kelautan dan dokter hiperbarik yang
pernah mengikuti pelatihan
timpanoplasti.
c. Jenis dan Prosedur Pelayanan
 Di Puskesmas
 Melakukan anamnesa
 Melakukan pemeriksaan fisik, dengan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
 Melakukan tindakan hiperbarik pada
penderita dekompresi (DCS) maupun arterial
gas emboli (AGE) yang pasiennya sadar
dengan dekompresi di dalam air memakai O2
dengan alat selam SSBA.
 Merujuk ke fasilitas pelayanan hiperbarik
yang lebih mampu jika diperlukan.
 Di Rumah Sakit Klas D dan C
 Melakukan anamnesa
 Melakukan pemeriksaan fisik, dengan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pada penderita dekompresi (DCS), arterial
gas emboli (AGE), dan pada penderita
dengan kasus-kasus klinis terbatas
bertujuan untuk mendeteksi komplikasi.
 Melakukan pemeriksaan lain untuk
mengetahui ada/tidaknya kontraindikasi
terapi dengan RUBT, yaitu dengan
pemeriksaan:
 Thorax foto
 Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi
penyakit)
 Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan
tekanan antara telinga bagian tengah dengan
tekanan udara di luar.
 Menandatangani surat persetujuan tindakan medis
(informed consent) dalam RUBT.
 Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang
RUBT
 Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman 0
s/d 60 feet)
 Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant
yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama
terapi.
 Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa
 Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien
selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
 Penderita DCS/AGE yang tidak
sadar (status emergensi) perlu
tindakan timpanoplasti
(menggunakan abbocath) oleh
Dokter hiperbarik yang sudah dilatih
untuk melakukan timpanoplasti.
 Merujuk dan mengkonsultasikan ke
fasilitas pelayanan hiperbarik yang
lebih mampu jika diperlukan.
 Di Rumah Sakit Klas B, A, kapal Rumah
Sakit Multifungsi, serta Rumah Sakit pusat
rujukan pelayanan medik hiperbarik
 Melakukan anamnesa
 Melakukan pemeriksaan fisik, dengan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada penderita
dekompresi (DCS), arterial gas emboli (AGE), dan
pada penderita dengan kasus-kasus klinis terbatas
bertujuan untuk mendeteksi komplikasi.
 Melakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui
ada/tidaknya kontraindikasi terapi dengan RUBT, yaitu
dengan pemeriksaan:
 Thorax foto
 Laboratorium (sesuaikan dengan kondisi penyakit)
 Pemeriksaan lainnya disesuaikan dengan kasus yang
bersangkutan (audiogram, foto fundus, angiografi,
tonometri).
 Melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan
tekanan antara telinga bagian tengah dengan
tekanan udara di luar.
 Menandatangani surat persetujuan tindakan medis
(informed consent) dalam RUBT.
 Melakukan tindakan terapi hiperbarik dalam ruang
RUBT
 Tekanan dinaikkan perlahan 1 s/d 2,8 ATM (kedalaman
0 s/d 60 feet)
 Bila pasien merasa sakit segera beritahu tener/attendant
yang tugasnya memonitor dan merawat pasien selama
terapi.
 Hirup O2 dengan bernapas seperti biasa
 Dokter/perawat hiperbarik selalu memonitor pasien
selama di dalam RUBT dan setelah selesai terapi.
 Penderita DCS/AGE yang tidak sadar
(status emergensi) perlu tindakan
timpanoplasti (menggunakan abbocath)
oleh
 Dokter spesialis THT
 Dokter hiperbarik yang sudah dilatih untuk
melakukan timpanoplasti.
 Merujuk dan mengkonsultasikan ke
fasilitas pelayanan hiperbarik yang lebih
mampu jika diperlukan.
LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys

JALESVEVA JAYAMAHE
Sekali layar terkembang pantang surut
ketepian

Anda mungkin juga menyukai