Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN

“Komplementer HBO”

Fasilitator:

Oleh:

1. Cahyani Tri Fajarwati 1510007


2. Riska Eldyani AP 1510046
3. Yohana Novitasari S 1510058

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Komplementer HBO. Penyusunan makalah ini merupakan
salah satu metode pembelajaran pada Mata Kuliah Keperawatan Sistem Perkemihan di
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak


yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moril dan materi

Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada:

1. selaku penanggung jawab dan dosen Mata Kuliah Keperawatan Sistem Perkemihan di
STIKES Hang Tuah Surabaya.

2.Rekan-Rekan Angkatan 21 Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari


kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari
semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Surabaya, 22 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

Bab 2 Konsep Gangguan

2.1 Pengertian

2.2 Penyebab

2.3 Tanda dan Gejala

2.4 Patofisiologi

2.5 Pemeriksaan Penunjang

2.6 Pengobatan

Bab 3 Konsep Asuhan Keperawatan

Bab 4 Penutup

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigen merupakan unsur vital dalam proses metabolisme seluruh sel tubuh.
Adanya kekurangan oksigen, dapat menyebabkan kematian jaringan dan
mengancam kehidupan seseorang. Tetapi tidak banyak orang yang tahu, selain
dalam proses pernafasan dan metabolisme, oksigen juga memiliki peran dalam
pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan sehingga pemberian oksigen yang
tepat dapat membantu dalam proses penyembuhan luka maupun dalam proses anti
penuaan.

Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan metode pengobatan


dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan udara
yang dua hingga tiga kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal
(satu atmosfer). Terapi ini merupakan terapi komplementer yang dilakukan
bersama dengan terapi medis konvensional.

Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada tahun
1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam
untuk menghilangkan gejala penyakit dekompresi (Caisson’s disease) yang timbul
akibat perubahan tekanan udara saat menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut
sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL dan rumah sakit
yang berhubungan dengan pertambangan.

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen
seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma
ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan
turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan
akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan terapi komplementer HBO dengan system perkemihan?

2.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan bermanfaat untuk

ii
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER HBO

Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan salah satu dari terapi penunjang yang
dimiliki khazanah pengetahuan ilmu kedokteran kelautan. Peran terapi oksigen
hiperbarik mengambil peran penting dalam memberikan kontribusi pada
pengembangan kesehatan para prajurit dikalangan militer kesatuan matra
kelautan.

Kontribusi terapi penunjang ini kepada kesehatan masyarakat luas telah terbukti
ampuh sebagai terapi penunjang (selain terapi obat oleh dokter) yang dapat
menghindarkan pasien dari ancaman amputasi organ tubuh pada pasca bencana
alam Tsunami di Aceh, atau bencana gempa di Bantul, dimana banyak orang yang
terancam menjalani amputasi kaki karena tertimpa bangunan atau luka yang
parah.

Disamping itu, kontribusi terapi oksigen hiperbarik telah memberikan banyak


kontribusi pada berbagai bidang ilmu medis. Dewasa ini Terapi ini dapat
mengobati penyakit degeneratif kronis seperti arterio sclerosis, stroke, penyakit
pembuluh darah perifer, ulser diabetik, serebral palsy, trauma otak, slerosis
multiple dan penyembuhan luka.

Bahkan, kian populernya khasiat dan manfaat terapi ini, pemakaiannya telah
semakin meluas sebagai terapi kebugaran tubuh serta untuk kecantikan sebagai
terapi yang bertujuan memberikan efek tampil awet muda.

2.2 DEFINISI
Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu metoda pengobatan
dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan udara
yang dua hingga tiga kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal

ii
(satu atmosfer). Terapi ini merupakan terapi komplementer yang dilakukan
bersama dengan terapi medis konvensional.

Sebagaimana disebutkan diatas, dalam kondisi tertentu para prajurit matra


kelautan rentan akan paparan masalah kesehatan kelautan. Kondisi tubuh mereka
dituntut ‘akrab’ kepada kondisi bertekanan tinggi jauh dibawah permukaan laut
pada saat melakukan penyelaman.

2.3 SEJARAH
Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada tahun
1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam
untuk menghilangkan gejala penyakit dekompresi (Caisson’s disease) yang timbul
akibat perubahan tekanan udara saat menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut
sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL dan rumah sakit
yang berhubungan dengan pertambangan.

Di Indonesia sendiri, terapi oksigen hiperbarik pertama kali dimanfaatkan pada


tahun 1960 oleh Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.
Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia. Adapun
beberapa rumah sakit lain yang memiliki fasilitas terapi oksigen hiperbarik
adalah:
Chamber untuk terapi oksigen hyperbaric
*RS PT Arun, Aceh
* RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang
* RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta
* RS Pertamina Cilacap
* RS Panti Waluyo, Solo
* Lakesla TNI AL, Surabaya
* RSU Sanglah, Denpasar
* RS Pertamina Balikpapan
* RS Gunung Wenang, Manado
* RSU Makasar

ii
* RSAL Halong, Ambon
* RS Petromer, Sorong

2.4 PROSES TERAPI


Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua hingga
tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal sambil diberikan
pernapasan oksigen murni (100%) selama satu hingga dua jam. Selama proses
Tindakan operasi yang dilakukan didalam
hyper-baric chamber
terapi pasien diperbolehkan untuk membaca, minum, atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.

2.5 MANFAAT

* Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada


aliran darah yang berkurang
* Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran
darah pada sirkulasi yang berkurang
* Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium
perfingens (penyebab penyakit gas gangren)
* Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) antara lain bakteri E.
coli dan Pseudomonas sp. yang umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.
* Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
* Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
* Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit
pada penyakit keracunan gas CO
* Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional
* Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
* Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli
hiperbarik di Amerika Serikat pada tahun 1960)
* Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
* menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga
elastisitas kulit

ii
* badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat,
tidur lebih enak dan pulas

Dengan berbagai mekanisme tersebut, terapi hiperbarik dapat digunakan sebagai


terapi kondisi akut hingga penyakit degeneratif kronis seperti arteriosklerosis,
stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulkus diabetik, serebral palsy, trauma
otak, sklerosis multiple,dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik


adalah:

* Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak


adanya kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker,
pneumothoraks, sedang flu atau demam, penderita sinusitis, asma, infeksi saluran
pernapasan atas yang sedang akut, dan ibu hamil trimester pertama.
* Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi,
mengingat terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan
oksigen, misalnya obat-obatan jenis steroid, dan obat kemoterapi
* Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang
berukuran kecil selama 2 jam, sehingga penting sekali untuk memastikan pasien
tidak memiliki fobia terhadap ruangan sempit.
* Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk
ke dalam ruangan hiperbarik.

2.6 KOMPLIKASI
Terkadang dalam prosesnya, dapat ditemukan komplikasi, antara lain:

o Barotrauma, yaitu trauma pada organ tubuh (paru, di belakang gendang telinga,
sinus paranasal) akibat tekanan udara yang tinggi
o Keracunan oksigen
o Gangguan penglihatan sementara akibat pembengkakan lensa.

http://www.rs-sejahterabhakti.com/2016/03/definisi-terapi-oksigen-
hiperbarik.html

ii

Anda mungkin juga menyukai