Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap agar kiranya makalah ini bermanfaat bagi
pembaca kami juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun agar pada penulisan yang akan datang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................6
2.1. Sejarah Hyperbaric Oxygen Therapy Di Indonesia...............................6
2.2. Pengertian Hiperbarik Oksigen (HBO)................................................6
2.3. Jenis HBO berdasarkan besarnya Chamber........................................7
2.4. Tujuan HBO............................................................................................8
2.5. Mekanisme HBOT...................................................................................9
2.6. Cara Kerja Terapi Oksigen Hiperbarik............................................10
2.7. Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik..................................................11
2.8 Kontraindikasi HBO.............................................................................12
2.9. Dasar Fisiologi.......................................................................................12
2.10. Transportasi dan Utilisasi Oksigen terapi HBO.............................14
2.11 Efek Samping Terapi Oksigen Hiperbarik.....................................15
BAB 3....................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................16
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................16
3.2 SARAN........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
Kondisi tubuh mereka dituntut ‘akrab’ kepada kondisi bertekanan tinggi jauh
dibawah permukaan laut pada saat melakukan penyelaman.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
Individu yang mendapat pengobatan HBOT adalah suatu keadaan individu yang
berada di dalam ruangan bertekanan tinggi ( 1 ATA) dan bernafas dengan oksigen
100%. Tekanan atmosfer pada permukaan air laut sebesar 1 atm. Setiap penurunan
kedalaman 33 kaki, tekanan akan naik 1 atm (Valerie L.L.,Helen C.N, 2013).
Hiperbarik oksigen (HBO) adalah suatu cara terapi dimana penderita harus
berada dalam suatu ruangan bertekanan, dan bernafas dengan oksigen 100 % pada
suasana tekanan ruangan yang lebih besar dari 1 ATA (Atmosfer absolute)
(Lakesla, 2009).
1) Monoplace Chamber
Chamber yang berukuran kecil dan hanya untuk satu pasien. Klien
menghirup oksigen yang diisikan dalam Chamber.
2) Multiplace Chamber
Chamber yang bisa digunakan untuk beberapa pasien yang melakukan
terapi HBO. Klien menghirup O2 murni 100% dari masker O2 yang telah
tersedia di dalam Chamber.
7
3) Portable Chamber
Chamber yang bisa dengan mudah dipindahkan untuk kasus emergency.
Contoh : Chamber dalam ambulance TNI AL
4) Animal Chamber
Chamber yang digunakan khusus untuk hewan penelitian.
8
Tujuan dilakukan Hiperbarik Oksigen (HBO) adalah untuk :
1) Decompresi (DCS) yang terjadi pada kasus penyelaman.
2) Klinis, beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan HBO antara
lain :
(1) Luka DM dan Gangren
(2) Sudden Deafness
(3) Keracunan gas CO2
(4) Rehabilitasi pasca stroke
(5) Infertilitas, meningkatkan motilitas sperma.
3) Kebugaran
Terdapat dua jenis dari terapi hiperbarik, efek mekanik dan fisiologis.
Efek fisiologis dapat dijelaskan melalui mekanisme oksigen yang terlarut
plasma. Pengangkutan oksigen ke jaringan meningkat seiring dengan
peningkatan oksigen terlarut dalam plasma.
HBOT memiliki mekanisme dengan memodulasi nitritokside (NO) pada sel
endotel. Pada sel endotel ini HBOT juga meningkatkan intermediet vaskuler
endotel growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs terjadi peningkatan
NADH yang memicu peningkatan fibroblast. Fibroblast yang diperlukan
untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu kolagen
sintesis pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam penyembuhan luka.
Mekanisme di atas berhubungan dengan salah satu manfaat utama HBOT
yaitu untuk wound healing. Pada bagian luka terdapat bagian tubuh yang
mengalami edema dan infeksi. Di bagian edema ini terdapat radikal bebas
dalam jumlah yang besar. Daerah edema ini mengalami kondisi hipo-oksigen
karena hipoperfusi. Peningkatan fibroblast sebagaimana telah disinggung
sebelumnya akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada daerah edema
tersebut. Jadilah kondisi daerah luka tersebut menjadi hipervaskular,
hiperseluler dan hiperoksia. Dengan pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi
peningkatan IFN-γ, i-NOS dan VEGF. IFN- γ menyebabkan TH-1 meningkat
9
yang berpengaruh pada B-cell sehingga terjadi pengingkatan Ig-G. Dengan
meningkatnya Ig-G, efek fagositosis leukosit juga akan meningkat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada luka, HBOT berfungsi menurunkan infeksi dan
edema..
Adapun cara HBOT pada prinsipnya adalah diawali dengan pemberian
O2 100%, tekanan 2 – 3 Atm . Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan
pengobatan decompresion sickness. Maka akan terjadi kerusakan jaringan,
penyembuhan luka, hipoksia sekitar luka. Kondisi ini akan memicu
meningkatnya fibroblast, sintesa kolagen, rasio RNA/DNA, peningkatan
leukosit killing, serta angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi
jaringan luka. Kemudian akan terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah
mikrovaskular. Densitas kapiler meningkat sehingga daerah yang mengalami
iskemia akan mengalami reperfusi.
(1) Hiperoksigenasi
Peningkatan tekanan (1,5 – 3,0 atmosfer) akan meningkatkan jumlah
oksigendalam aliran darah dan jaringan sebanyak 10 – 13 kali dari kondisi
normal. Terapi oksigen Hiperbarik memberi dukungan seketika terhadap
wilayah jaringan yang terganggu, dimana aliran darahnya menjadi berkurang.
Peningkatan derajat oksigen juga bisa mengusir racun (termasuk karbon
monoksida) keluar dari tubuh.
10
(3) Vasokontriksi
Peningkatan oksigen menyebabkan vasokontriksi yang berakibat
penurunan aliran darah tanpa mengurangi oksigenasi jaringan secara berarti.
Terapi oksigen Hiperbarik digunakan untuk mengendalikan tekanan-tekanan
kompartemen pada kasus kecelakaan dan menangani luka bakar.
11
10. Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli
hiperbarik di Amerika Serikat pada tahun 1960).
11. Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi.
12. Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga
elastisitas kulit.
13. Tubuh menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat,
tidur lebih enak dan pulas.
1) Kontraindikasi absolut
2) Kontraindikasi relatif
12
(12) Riwayat operasi dada
(13) infeksi aerob seperti TBC
(14) Wanita hamil
(15) Penderita sedang kemoterapi seperti terapi adriamycin, bleomycin.
Aspek fisiologi dari terapi HBO mencakup beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
A. Fase Respirasi
1) Fase Ventilasi
2) Fase Tranportasi
13
anatomisatau fisiologis. Hal ini dapat diatasi dengan merubah tekanan gas
di saluran pernafasan (Kindwall& Whelan 1999).
3) Fase Utilisasi
Pada fase utilisasi terjadi metabolisme seluler, fase ini dapat terganggu
apabila terjadi gangguan pada fase ventilasi maupun transportasi. Gangguan
ini dapat diatasi dengan hiperbarik oksigen, kecuali gangguan itu disebabkan
oleh pengaruh biokimia, enzim, cacat atau keracunan (Kindwall & Goldman
1998).
4) Fase Difusi
Fase Ini adalah fase pembatas fisik antara ketiga fase tersebut dan
dianggap pasif, namun gangguan pada pembatas ini akan mempengaruhi
pertukaran gas.
2) Haemoglobin (Hb)
1 gr Hb dapat mengikat 1,34 ml O 2, sedangkan konsentrasi normal dari Hb
adalah ±15 gr per 100 ml darah. Bila saturasi Hb 100 % maka 100 ml darah dapat
mengangkut 20,1 ml O2 yang terikat pada Hb (20,1 vol%). Pada tekanan normal
setinggi permukaan laut, dimana PO2 alveolar dan arteri ±100 mmHg, maka
14
saturasi Hb dengan O2 ±97 % dimana kadar O2 dalam darah adalah 19,5 vol %.
Saturasi Hb akan mencapai 100 % pada PO2 arteri antara 100-200 mmHg (Grim et
al 2009)
3) Utilisasi O2
Utilisasi O2 rata-rata tubuh manusia dapat diketahui dengan mengukur
perbedaan antara jumlah O2 yang ada dalam darah arteri waktu meninggalkan
paru dan jumlah O2 yang ada dalam darah vena diarteri pulmonalis. Darah arteri
mengandung ±20% oksigen, sedangkan darah vena mengandung ±14 % vol
oksigen sehingga 6 vol % oksigen dipakai oleh jaringan (Lakesla 2009).
4) Efek Kardiovaskuler
Pada manusia, oksigen hiperbarik menyebabkan penurunan curah jantung
sebesar 10-20 %, yang disebabkan oleh terjadinya bradikardia dan penurunan isi
sekuncup. Tekanan darah umumnya tidak mengalami perubahan selama
pemberian hiperbarik oksigen. Pada jaringan yang normal HBO dapat
menyebabkan vasokontriksi sebagai akibat naiknya PO2 arteri. Efek vasokontriksi
ini kelihatannya merugikan, namun perlu diingat bahwa pada PO 2 ±2000 mmHg,
oksigen yang tersedia dalam tubuh adalah 2 kali lebih besar dari pada biasanya.
Pada keadaan dimana terjadi edema, efek vasokontriksi yang ditimbulkan oleh
hiperbarik oksigen justru dikehendaki, karena akan dapat mengurangi edema
(Hanabe, 2004).
15
4. Cedera pada telinga.
5. Cedera pada paru-paru.
6. Kebakaran atau ledakan di ruang hiperbarik, terutama jika pasien
menggunakan atau membawa bahan-bahan atau produk mudah terbakar
BAB 3
3.1 KESIMPULAN
Oksigen pada terapi HBO akan meningkatkan nitrit oxide (NO) yang dapat
menghambat kalsium berlebih sehinggal terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah
serta meningkatkan aliran darah dan nutrisi pada daerah tersebut maupun
ekstremitas bawah.
Nyeri pinggang bawah merupakan suatu tanda dan gejala dari HNP. Pada
dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut karena tekanan susunan saraf tepi daerah
pinggang. Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan
jaringan sekitarnya yang mengalami inflamasi (peradangan) sehingga
mengakibatkan jaringan tersebut mengalami hipoksia. Maka dari itu, dibutuhkan
pemberian terapi yang tepat untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan,
pemberian terapi tersebut dapat secara medikamentosa, fisioterapi, pembedahan
dan terapi HBO. Terapi hiperbarik oksigen merupakan pemberian oksigen murni
100% pada tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut yang dapat memberikan efek
baik terhadap sirkulasi jaringan yang mengalami hipoksia sehingga dapat
menurunkan peradangan yang terjadi.
3.2 SARAN
kelompok menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. kelompok akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu kelompok mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pineda JFG, Ortiz CGSL, Mougel GDJS, Lope CREC, Slcocer HM,
Velasco ST.Improvementin serum anti-mullerian hormone levels
ininfertile patients after hyperbaric oxygen(preliminary results). JBRA
Assist Reprod.2015;19(2):87–90.
Wilkinson D, Chapman M, Heilbronn LK Hyperbaric oxygen therapy
improves peripheral insulin sensitivity in humans. Diabet Med.
2012;29(8):986–9.Dumesic
DA, Lobo RA. Cancer risk and PCOS.Steroid. 2013;78(8):782–85.
Veterini V, Santoso B, Widjiati. Oxygen hyperbaric exposure induces
GLUT4 expression reduction and no folliculogenesis alterations in rat
PCOS with insulin resistance model. MOG. 2015; 23(3):112–7.
17
18