Pembimbing :
Penyusun :
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmatNya, kami bisa menyelesaikan referat dengan topik
“Hiperbarik oksigen terhadap arginine” dengan lancar. Case report ini
disusun sebagai salah satu tugas wajib untuk menyelesaikan kepaniteraan
klinik di bagian LAKESLA Drs. R. Med. Rijadi S., Phys, dengan harapan
dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pengetahuan
penulis maupun pembaca.
Dalam penulisan dan penyusunan referat ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Domicilium pada tahun 1662 yang di buat oleh Henshaw (Gunes
2019). .................................................................................................................. 7
Gambar 2.2 Steel Ball Hospital yang di dirikan oleh dr. Chunningham di
Lawrence, Kansas pada tahun 1928 (Gunes 2019) ............................................. 7
Gambar 2.3 Multi Place Pressure Chamber (Gunes 2019) .................................. 9
Gambar 2.4 Mono Place Pressure Chamber (Gunes 2019) ................................. 9
Gambar 2.5 Katabolisme Arginine (Hsu 2019) ................................................... 14
Gambar 2.6 Siklus Urea (Rodwell et al. 2015) ................................................... 15
Gambar 2.7 Proses sintesis NO dari Arginine .................................................... 16
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
dari penyakit dekompresi adalah gas nitrogen. Behnke dan
Shaw berhasil mengobati penyakit dekompresi dengan
HBOT(Gunes 2019)
Gambar 2.1 Domicilium pada tahun 1662 yang di buat oleh Henshaw
(Gunes 2019)
Gambar 2.2 Steel Ball Hospital yang di dirikan oleh dr. Chunningham
di Lawrence, Kansas pada tahun 1928 (Gunes 2019)
7
2.1.3 Prinsip HBOT
Menurut sebagian besar aplikasi terapi hiperbarik
diturunkan secara langsung dari prinsip hukum fisika yang
dikembangkan selama berabad-abad yang meliputi :
1. Hukum Boyle, teori kompresibilitas menyatakan bahwa
pada suhu konstan, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan.
2. Hukum Dalton, hukum tekanan parsial menyatakan
bahwa tekanan dari campuran gas dapat dianggap
sebagai jumlah tekanan parsial dari gas konstituen,
3. Hukum Henry, menjelaskan patogenesis penyakit
dekompresi dan peran Oksigen Hiperbarik dalam
perawatannya.
(Amine et al. 2018)
8
Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari mono-place
pressure chamber adalah perangkat yang mobile.
Kerugian dari jenis perangkat ini adalah dapat
menyebabkan claustrophobia pada pasien serta memiliki
resiko lebih tinggi untuk terjadi kebakaran.
9
kemungkinan infark. Efek ini membantu dalam emboli
gas dan penyakit dekompresi.
2. Efek meningkatkan tekanan oksigen: administrasi
oksigen pada tekanan tinggi membantu dalam
penghapusan cepat gas beracun seperti karbon
monoksida, maka digunakan dalam pengobatan
keracunan karbon monoksida.
3. Efek vasokonstriksi reaktif: HBO bertindak sebagai agen
Alfa-adrenergic ini menyebabkan vasokonstriksi reaktif
dalam pembuluh kecil sehingga mengurangi
vascularoedema tanpa mengubah oksigenasi jaringan
normal. Properti ini membantu dalam pengelolaan cedera
menghancurkan parah dan luka bakar termal.
4. Efek antibakteri: mekanisme pertahanan yang paling
antibakteri tergantung pada oksigen, HBO
mengoptimalkan sifat anti infeksi neutrofil
polimorfonuklear melalui pembentukan enzim dan
superoksida ion.
5. Efek anti-iskemik: terapi HBO mengakibatkan kelebihan
oksigen terlarut dalam darah juga meningkatkan
deformabilitas sel darah merah, yang memungkinkan
mereka untuk mencapai jaringan iskemik.
6. Efek penyembuhan: HBO mempromosikan pertumbuhan
osteoklast dan osteoblast, memfasilitasi sintesis kolagen
merangsang angiogenesis sehingga digunakan dalam
pengelolaan lesi refraktori, osteoradionecrosis, luka bakar
ekstensif dan grafts dikompromikan.
10
b. Keracunan Karbon Monoksida.
e. Insuffisiensi Arterial.
f. Anemia Berat.
g. Abses Intrakranial.
i. Osteomyolitis.
11
barotrauma paru dan telinga tengah, fatigue, muntah,
reversible myopia, katarak, keracunan oksigen, sakit kepala,
hipoglikemia, trombositopenia, resiko terjadi kebakaran.
2.2 Arginin
12
menuju ke tubulus proximal ginjal untuk proses sintesis
arginine (Hsu 2019; Jr 2016).
13
Gambar 2.5 Katabolisme Arginine (Hsu 2019)
a. Siklus Urea
Daur urea terdiri atas lima reaksi yang mengubah ammonia, CO2
dan nitrogen dari aspartat menjadi urea yang mana dua reaksi dalam
daur ini berlangsung di dalam mitokondria, sedangkan sisanya terjadi
di sitoplasma (Rodwell et al. 2015).
Dalam reaksi yang pertama, CO2 yang berada di dalam mitokondria
mengalami fosforilasi oleh ATP dan kemudian berkondensasi dengan
ammonia dengan menggunakan energi yang berasal dari hidrolisis
satu molekul ATP lainnya. Hasilnya terbentuklah karbamoil fosfat.
Reaksi ini adalah reaksi yang mengatur laju sintesis urea, dikatalisis
oleh karbamoil fosfat sintetase dan memerlukan N-asetil glutamat
sebagai suatu kofaktor (Rodwell et al. 2015).
Dalam reaksi kedua yang juga terjadi de dalam mitokondria,
karbamoil fosfat berkondensasi dengan ornitin sehingga terbentuklah
sitrulin dan fosfat bebas. Reaksi ini adalah reaksi kedua yang
mengatur laju sintesis urea. Selanjutnya sitrulin meninggalkan
mitokondria (Rodwell et al. 2015).
Di dalam sitoplasma sitrulin ini berkondensasi dengan aspartat dan
inilah reaksi yang ketiga. Dalam reaksi ini ATP diubah menjadi AMP
14
dimana arginosuksinat yang terbentuk sebagai produk diubah dalam
reaksi keempat menjadi arginin dan fumarat (Rodwell et al. 2015).
Fumarat dapat masuk ke dalam mitokondria dan dioksidasi menjadi
oksaloasetat melalui daur Krebs. Dengan transaminasi maka
aspartatpun terbentuk kembali. Arginin dihidrolisis untuk menghasilkan
urea dan ornitin. Ornitin ini kemudian masuk lagi ke dalam mitokondria
dan menyelesaikan daur (Rodwell et al. 2015),
Secara keseluruhan diperlukan empat ikatan fosfat kaya – energi
atau ekivalen ATP untuk sintesis satu molekul urea. Dua ikatan
diperlukan untuk menghasilkan karbamoil fosfat dan dua lagi untuk
kondensasi aspartat dengan sitrulin (Rodwell et al. 2015).
15
b. Sintesis Nitrit Oksida (NO)
Nitrat oksida (NO) merupakan suatu molekul yang bersifat radikal
bebas yang reaktif dan dikenal sebagai biomessenger. Dimana fungsi
lain dari NO adalah berperan sebagai pengendalian kematian sel,
neurotransmiter, pengatur tekanan darah, perbaikan luka, regulasi
transkripsi gen dan translasi mRNA, dan produksi modifikasi protein
(dengan ADP ribosilasi) dan respons system imun (Farisi et al. 2017).
NO diperoleh dari hasil biosintesis asam amino L-arginin oleh family
isoenzim NO synthase (NOS). Pada biosintesis NO diperlukan
sejumlah molekul oksigen, nicotinamide adenine
dinucleotidephosphate (NADPH), dan co-factors seperti heme,
flavinadeninedinucleotide (FAD), flavin mononucleotide (FMN), dan
tetrahydrobiopterin (BH4). Heme mengikat L-arginin dalam proses
biosintesis NO yang fungsi dari co-factor tersebut memainkan peran
sentral dalam siklus katalitik (Farisi et al. 2017).
Isoenzim NOS merubah L-arginin dengan proses oksidasi. Reaksi
oksidatif dari L-arginin tersebut terdiri dari 2 tahap yaitu yang pertama
menghasilkan produk antara berupa senyawa Nhydroxy-L-arginin
(LNOHA) dan kedua menghasilkan produk akhir L-citrulline dan NO
(Farisi et al. 2017).
16
yang dilakukan pada chamber hiperbarik bertekanan tiga sampai 4
kali lebih tinggi dari atmosfer permukaan, sehingga proses
pendistibusian oksigen menjadi lebih baik (Gunes 2019).
Arginine merupakan asam anino semi esensial yang dalam
proses katabolismenya di lakukan oleh 5 macam group enzim yang
berbeda, salah satunya adalah katabolisme arginine menggunakan
NOS untuk membentuk molekul nitrit oksida (NO) yang mana
dalam prosesnya memerlukan molekul oksigen, NADPH, dan
kofaktor lainnya seperti FAD, heme, FMN, BH4. Pada proses ini
akan terjadi oksidasi sehingga arginine akan diubah bentuknya
menjadi LNOHA yang akan mengakami oksidasi kembali dan
menghasilkan produk akhir berupa L-Citrulin dan nitrit oksida (NO).
NO sendiri memliki fungsi antara lain yaitu sebagai pengendalian
apoptosis jaringan, neurotransmitter, pengatur tekanan darah,
perbaikan luka dan respon imun (Farisi et al. 2017).
17
BAB 3
Kerangka Konseptual
HBOT
Tekanan Parsial
Arginine
O2
L-NOHA
O2 O2
L-Citrulin NO
Fungsi NO
: Negative feedback
18
Penjelasan Kerangka konseptual :
19
BAB 4
Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Amine, A., Oumri, E., Badi, H. & Khaloufi, S. 2018, Hyperbaric Oxygen Therapy :
Focus, pp. 15–20.
Farisi, S., Musfiroh, I., Farmasi, F. & Padjadjaran, U. 2017, Farmaka Farmaka,
vol. 15, pp. 1–15.
Lam, G., Chiu, E.S. & Ross, F.L. 2017, Hyperbaric Oxygen Therapy: Exploring
the Clinical Evidence.
Pons, A., Bescós, R., Sureda, A. & Tur, J.A. 2017, Metabolic Precursors of l-
Arginine Supplementation in Sports : A Focus on l- Metabolic Precursors of
L -Arginine Supplementation in Sports : A Focus on L -Citrulline and L -
Ornithine, no. January.
Rodwell, V.W., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J. & Weil, P.A. 2015,
Harper’s Illustrated Biochemistry, 30 th., McGraw-Hill, New York.
21
LAMPIRAN
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31