Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

“ PERCOBAAN INGENHOUSZ ”

Disusun Oleh :
1. AFIFAH NUR DINIYAH XII IPA 1 / ( 02 )
2. BETA KHARISMA NANDA M. XII IPA 1 / ( 04 )
3. CHINTYA RAMADHANI XII IPA 1 / ( 05 )
4. ELY NUR RAHMA XII IPA 1 / ( 09 )

MADRASAH ALIYAH NEGERI SIDOARJO


JL. STADION NO.02, BEDREK, SIWALANPANJI, KEC.
BUDURAN, KAB. SIDOARJO, JAWA TIMUR, 61252
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah swt.
Karena atas berkat dan Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal kami
deskripsikan dengan sempurna dalam tulisan ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Abd. Jalil, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo, yang
mendukung kami dalam kegiatan praktikum ini.
2. Rukhul Fitriyah, S.Pd M.Sc selaku guru bidang studi biologi yang telah
memberikan bimbingan kepada saya serta membantu dalam jalannya proses
penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Sutik, S.Pd, M.Si selaku Wali Kelas XII IPA 1, yang telah mensupport dan
mendoakan kami dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Orang tua kami dan Segenap teman-teman XII IPA 1, yang telah begitu banyak
memberikan semangat dan dorongan secara langsung maupun tidak langsung.

Makalah ini dibuat dengan harapan agar pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat
serta menambah wawasan pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita,
selaku penulis sendiri. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh kerabat
yang terlibat.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan ini,
sehingga laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Judul Penelitian...........................................................................................................1
1.2 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................4
2.1 Kerangka berpikir........................................................................................................4
2.2 Hipotesis......................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................10
A. Variabel.....................................................................................................................10
B. Alat dan Bahan..........................................................................................................10
C. Prosedur Kerja...........................................................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................12
HASIL PENGAMATAN.........................................................................................................12
A. Data Hasil Pengamatan..............................................................................................12
B. Pembahasan...............................................................................................................12
C. Pertanyaan.................................................................................................................13
BAB V......................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Penelitian

Percobaan “Ingenhousz”

1.2 Latar Belakang

Pengetahuan tentang fotosintesis saat ini telah berkembang pesat. Dahulu


sebelum abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua
bahan penyusunnya dari tanah (Salisbury & Ross, 1995). Menurut Stephen Hales
(1772) menyatakan makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya terlibat
dalam proses ini. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas
yang berlainan Pada tahun 1771. Joseph Priestley seorang ahli kimia berkebangsaan
Ingens memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan
dalam pembakaran. Dia mendeminstrasikan hal ini dengan cara membakar lilin dalam
suatu wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai daun mint dalam
ruang tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api sampai beberapa hari. Pada
tahun 1782, Jean Senebier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang
dihasilkan oleh hewan dan tumbuhan pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi
"udara muni" (O2) saat ada cahaya. Pada saat itu keikutsertaan dua macam gas dalam
fotosintesis telah ditunjukan (Salisbury dan Ross, 1995). Setelah itu pada tahun 1799,
Jan Ingenhouse seorang dokter berkebangsaan Belanda membuktikan bahwa
fotosintesis melepaskan O2. Pembuktian percobaan Jan Ingenhouse dilakukan melalui
percobaan dengan menggunakan Hydrilla verticillata di bawah corong terbalik. Jika
tanaman tersebut terkena sinar, maka tumbuhlah gelembung-gelembung gas yang
akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi Gas ini ternyata oksigen (Dwidjoseputro.
1978).

Pada tahun 1832, Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil


merupakan faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis la melakukan percobaan
dengan ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti
spiral. Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena

1
cahaya mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya
bakteri aerob

2
yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari. Pada tahun
1860, Julius Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat
amihum. Adanya amilum dapat dibuktikan melalui pengujian dengan yodium.
Amilum dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada
bagian daun yang hijau yang melakukan proses fotosintesis. Percobaan ini disebut
percobaan Sachs atau uji yodium (Dwidjoseputro, 1978).

Theodore de Smussure, seorang ahli kimia dan fisiologi tumbuhan dari Swiss
menunjukan bahwa air diperlukan dalam proses fotosintesis Temuan ini diteliti lebih
lanjut sehingga pada tahun 1973 seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama
Robin Hill berhasil membuktikan bahwa cahaya matahari diperlukan untuk memecah
air (H2O) menjadi hydrogen (H) dan oksigen (02), pemecahan ini disebut fotolisis.
Pada tahun 1905 Blackman membuktikan bahwa perubahan karbondioksida (CO2)
menjadi glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari secara
langsung, peristiwa ini sering disebut reduksi karbondioksida. Dengan demikian
dalam fotosintesis ada dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Fotolisis merupakan reaksi terang (reaksi Hill), sedangkan reduksi karbondioksida
adalah reaksi gelap. Gabungan antara reaksi terang dan reaksi gelap ini yang dikenal
sebagai reaksi fotosintesis. Pada tahun 1940, Melvin Calvin dan timnya berhasil
menemukan urutan reaksi proses yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian
reaksi itu selalu berulang terus menerus dan disebut siklus Calvin.

Fotosintesis terdiri dari kata foton (cahaya) dan sintesis (penyusunan)


Fotosintesis diartikan sebagai penyusunan senyawa kompleks yang memerlukan
cahaya. Melalui kloroplas tumbuhan menangkap energi cahaya dan mengubahnya
menjadi energi kimia yang disimpan dalam gula dan molekul-molekul organik lain,
proses pengubahan ini disebut fotosintesis (photosynthesis) (Campbell et al, 2008).
Menurut Supriatno (2013), fotosintesis merupakan proses transformasi energi yang
abstrak menangkap, dan menggunakan energi cahaya, kemudian disimpan dalam
bentuk energi kimia yang terjadi di dalam kloropas, selanjutnya melalui berbagai
proses dapat membentuk amilum dan mengeluarkan oksigen.

Proses dan produk fotosintesis tidak dapat dilihat secara kasat mata. Untuk
mengamati produk hasil fotosintesis dapat diobservasi melalui uji Ingenhousz (untuk

3
mengobservasi adanya gas oksigen) dan uji Sachs (untuk mengobservasi adanya
amikum). Kedua uji tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum di sekolah.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:


1. Apakah fotosisntesis dapat menghasilkan oksigen (O2)?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan bahwa fotosintesis dapat menghasilkan oksigen.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis.

1.5 Manfaat Penelitian

 Bagi penulis
Dari penelitian ini, dapat memberikan pengalaman khususnya bagi kami
sebagai peneliti sekaligus penyusun laporan ini, dan dapat memberikan
pengetahuan bahwa fotosintesis dapat menghasilkan oksigen (O2) serta adanya
pengaruh cahaya dan penggunan NaHCO3 untuk berlangsungnya proses
fotosintesis.
 Bagi pembaca
Untuk menambah wawasan sekaligus pengetahuan bahwa fotosintesis dapat
menghasilkan oksigen (O2) serta adanya pengaruh cahaya dan penggunan
NaHCO3 untuk berlangsungnya proses fotosintesis, sehingga dapat melakukan
praktikum ingenthousz dengan tepat.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka berpikir

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dibuat maka alur pemikiran
dapat dideskripsikan sebagai berikut : telah diketahui bahwa Fotosintesis merupakan
proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya,
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme
yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai
fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi.

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada
sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen
fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan
Ingenhausz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis
pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh
setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut. faktor lain
yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum
cahaya berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai
spektrum cahaya berbeda tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang
terkandung pada jaringan daun. Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas
jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas
yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari
pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari.

5
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen
klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti
cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stoma ini disebut tilakoid, yang di dalamnya terdapat ruang-
ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-
lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum
sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang
dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah
granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil (a),
klorofil (b), karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim,
DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti
mangan (Mn), besi (Fe), maupun tembaga (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada
membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di
dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat
dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Tumbuhan hijau bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan
langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air
untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi
untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi
yang menghasilkan glukosa berikut ini:
Cahaya matahari
6H2O + 6CO2 → C6H12O6 + 6O2
Klorofil
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di
atas. Pada repirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen
untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

6
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloropas, Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam
daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung ½ juta kloroplas
setiap millimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna
dan transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH.
Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi terang melibatkan dua
fotosistem yang saling bekerja sama yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem 1 (PSI)
berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya
pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi
P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap


cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan
muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil
elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh
ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan
pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya
PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan
molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokainon ini
akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f
kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah :
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS 1
dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak
dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga

7
menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang
terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem L.
Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung
kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui
kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I
berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein
Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+)+ 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elekton dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir
pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini
dikatalisis dalam stroma oleh enzim feradoksin NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd(Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd(Fe3+) + 2NADPH
lon H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam
ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan
pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP
sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi)
menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai
berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus
Calvin- Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan
mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom
karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.
Oleh karena itu, tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini
dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan
ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur
Hatch- Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksalousetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang
berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

8
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat
mempengaruhi secara langsung, seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak
memengaruhi secara langsung, seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang
penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan,
konsentrasi karbon dioksida (CO). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai
faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis. Faktor
pembatas tesebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum
meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-
faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan
mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti tramlokasi
karbohidrat umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang
penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju
fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis;
Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, semakin banyak pula
jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintess hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis
akan naik. Dan apabila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh,
laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan

9
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini

1
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.

2.2 Hipotesis

Hipotesis 0: Warna cahaya tidak berpengaruh terhadap fotosintesis


Hipotesis 1: Warna cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis

1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel

1. Variabel Bebas : Cahaya (penempatan ditempat teduh) serta pemberian 5


gram dan 10 gram NaHCO3
2. Variabel Kontrol : Jumlah Hydrilla dan volume air
3. Variabel Terikat : Kadar O2 dn banyak gelembung

B. Alat dan Bahan

NO. ALAT JUMLAH BAHAN JUMLAH


Beaker Glass
1. 3 buah NaHCO3 15 gram
100 ml
Corong kaca
2. 3 buah Tali 0,5 m
kecil
Tumbuhan air Hydrilla
3. Tabung reaksi 3 buah 3 helai
Verticillata
Baskom
4. 1 buah Air Secukupnya
plastik besar

C. Prosedur Kerja

 Tahap persiapan
 Menyiapkan alat dan bahan percobaan ingenhousz
Alat:
3 Beaker glass 100 ml
3 corong kaca kecil
3 tabung reaksi
1 baskom plastik besar
Bahan:

1
NaHCO3
Tali
Tumbuhan air Hydrilla Verticillata
Air
 Tahap pelaksanaan
 Memasukkan tanaman Hydrilla verticillata ke dalam corong. Dan
mengusahakan agar tanaman Hydrilla tidak keluar corong.
 Memberikan label pada setiap beaker glass sesuai perlakukan
Misal: A = tanpa perlakuan + ditempatkan di tempat yang teduh, B
= Cahaya + 5 gram NaHCO3, C = Cahaya + 10 gram NaHCO3
 Menambahkan air secukupnya ke dalam beaker glass
 Menutup bagian tungkai corong dengan tabung reaksi
 Mendiamkan selama 5 menit
 Meletakkan perangkat percobaan ditempat yang teduh dan tempat
yang langsung terkena cahaya matahari dan membiarkan perangkat
percobaan selama 20 menit
 Tahap pengamatan
 Mengamati banyaknya gelembung yang muncul pada perangkat
percobaan a, b, dan c, lalu memasukkan data kedalam tabel!
Banyaknya
No. Perlakuan Waktu Keterangan
Gelembung
1. Tanpa adanya perlakuan +
ditempatkan ditempat yang teduh
2. Terkena cahaya + 5 gr
NaHCHO3
3. Terkena cahaya + 10 gr
NaHCO3
KETERANGAN:

(+) = Sedikit Gelembung


(+) (+) = Agak Banyak Gelembung
(+) (+) (+) = Banyak Gelembung
 Tahap pencatatan
 Mendokumentasi dan mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan percobaan ingenhousz.

1
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Data Hasil Pengamatan

Banyaknya
No. Perlakuan Waktu Keterangan
Gelembung
1. Tanpa adanya perlakuan Jumlah gelembung
+ ditempatkan ditempat 15 menit + udara yang
yang teduh dihasilkan sedikit
2. Jumlah gelembung
Terkena cahaya + 5 gr udara yang
15 menit ++
NaHCHO3 dihasilkan agak
banyak
3. Jumlah gelembung
Terkena cahaya + 10 gr
15 menit +++ udara yang
NaHCO3
dihasilkan banyak

KETERANGAN:
(+) = Sedikit Gelembung
(+) (+) = Agak Banyak Gelembung
(+) (+) (+) = Banyak Gelembung

B. Pembahasan

Berdasarkan data penelitian diatas diketahui bahwa gelembung paling


banyak ditemukan pada perlakuan gelas C yaitu gelas yang terkena cahaya
matahari dan ditambahkan dengan 10 gr NaHCO3. Pada perlakuan gelas C
menghasilkan banyak gelembung yang di akibatkan oleh banyaknya NaHCO3
yang larut dalam air sebagai sumber CO. Sedangkan pada perlakuan gelas A
yakni dengan tanpa adanya perlakuan dan ditempatkan ditempat yang teduh
hanya menghasilkan gelembung yang sangat sedikit. Dan pada gelas B yakni

1
memiliki gelembung yang agak banyak karena adanya perlakuan yang
diletakkan mengenai cahaya matahari dan ditambahkan dengan 5 gr NaHCO3.

C. Pertanyaan

1. Berdasarkan percobaan diatas, maka jenis-jenis variabel:


a. Variabel bebas : Cahaya (penempatan ditempat teduh) serta
pemberian 5 gr dan 10 gr NaHCO3
b. Variabel terikat : Kadar O2 dan banyak gelembung
c. Variabel Control : Jumlah hydrilla dan volume air

2. Mengapa percobaan ingenhousz dilakukan di dalam air?


Karena percobaan ingenhousz merupakan salah satu percobaan yang
dilakukan untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis pada
tumbuhan menghasilkan oksigen.

3. Apakah tujuan penggunaan senyawa NaHCO3?


Pada praktikum ingenhousz yang kami lakukan terdapat adanya
penambahan senyawa NaHCO3 yang digunakan untuk menghasilkan
gas CO2 yang sangat berperan dalam proses fotosintesis. Hal ini
sesuai dengan reaksi fotosintesis, CO₂ + H₂O → C₆H₁₂O₆ + O₂,
maka penambahan NaHCO₃ akan memperbanyak jumlah gelembung.

4. Perlakuan manakah yang menghasilkan gelembung udara paling


banyak?
Pada perlakuan nomer 3 yakni Terkena cahaya matahari langsung +
10 gr NaHCO3 menghasilkan gelembung yang paling banyak dari
pada perlakuan yang lainnya karena hal tersebut mendapatkan cukup
suplai CO2 dan adanya cahaya matahari. Proses fotosintesis pada
perlakuan ini menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku
tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk
juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan
dalam waktu sekitar 20 menitan mendapatkan hasil yang cukup
banyak (gas O: pada dasar tabung reaksi).

1
5. Perlakuan manakah yang menghasilkan gelembunh udara paling
sedikit?
Pada perlakuan nomer 1 yakni tanpa adanya perlakuan dan
ditempatkan ditempat yang teduh menghasilkan gelembung yang
sedikit karena tanaman hydrilla tidak mendapatkan sumber cahaya
yang cukup. Jadi walaupun di dalam air terdapat CO2 yang terlarut
tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk melakukan proses
fotosintesis oleh tanaman hydrilla sangatlah sedikit. Sehingga,
walaupun ada bahan baku tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada
maka tidak akan terbentuk hasil.

6. Berisi apakah gelembung udara yang dihasilkan dari percobaan


ingenhousz? Bagaimana cara membuktikannya?
Gelembung gas yang dihasilkan dari percobaan ingenhousz adalah
oksigen (O2). Cara membuktikannya dengan memasukkan bara api
dari lidi ke atas mulut masing-masing tabung reaksi dan melihat apa
yang terjadi. Jika bara api semakin terang maka gas tersebut adalah
oksigen (O2). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis gas yang dihasilkan adalah oksigen, Ini ditunjukan
dengan menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung
reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.

7. Berdasarkan percobaan ingenhousz, tentukan faktor-faktor yang


mempengaruhi proses fotosintesis?
Cahaya, karbon dioksida (CO2), suhu/ temperatur.

8. Berdasarkan percobaan ingenhousz, faktor manakah yanh paling


efektif untuk berlangsungnya proses fotosintesis?
Cahaya matahari dan karbon dioksida (CO2)

1
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian pertumbuhan kacang hijau terhadap perlakuan


spektrum warna yang berbeda-beda dapat disumpulkan bahwasannya dalam
proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Faktor intensitas cahaya yang
terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat tetapi
apabila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses
fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari
proses fotosintesis. Intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia
berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari kata


sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan laporan ini. Demikian laporan
praktikum ini kami buat, apabila ingin melakukan peneliatian alangkah lebih
baiknya apabila kita membuat kerangka laporan terlebih dahulu, agar
memudahkan dalam menjalankan penelitian yang akan dilakukan dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya dalam
pembuatan laporan praktikum. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya

1
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai