Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI

“FOTOSINTESIS”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. DWI WAHYUNI
2. ILMA KANZUN FADHILAH
3. LINDA WAHYU FILA FIRNANDA
4. LAILATUN NURIL JANNAH
5. ARI SETYA HINANDA
6. AHMAD YUDA

KELAS : VIII- A

SMP NEGERI 2 KEDUNGADEM BOJONEGORO


TAHUN AJARAN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dengan ilmu-
Nya yang Maha Luas, serta kemurahan hati-Nya, hingga makalah Biologi mengenai
“Fotosintesis” dapat terselesaikan tepat waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka
menyelesaikan tugas penulis. Sebelumnya penulis haturkan terimakasih penulis kepada:
a. Orang tua penulis, yang senantiasa memberi dukungan dalam segala bentuk, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
b. Ibu Ani Budiati, selaku guru serta pembimbing penulis dalam bidang pelajaran “Biologi”
c. Teman – teman yang selalu memberi dukungan, baik langsung maupun sedemikiannya.
“Tiada gading yang tak retak” Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna dan apabila
ada penulisan yang salah, mohon untuk dimaafkan. Makalah ini sangat terbuka dan perlu terus
dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengundang para pembaca
memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya. Atas kontribusi tersebut penulis mengucapkan terimakasih.

Kedungadem, 10 Januari 2016

Penyusun

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….
Bab. I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang ……......…………………………………………………………………..
B. Perumusan Masalah………………………….……………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………….………………………………………………..
D. Manfaat………………………….…………………………………………………………
Bab II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...
A. Sejarah Penemuan Fotosintesis………………………….………………………………..
B. Proses Fotosintesis………………..………………………………………………..…….....
C. Bagian-Bagian yang berperan dalam fotosintesis…………………….….…………………
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.....…………………………………
E. Pengambilan zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan .……………………………………
Bab. III PENUTUP………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan hidup.
Manusia mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-
buahan yang semuanya diperoleh atau berasal dari tumbuhan. Manusia juga mengkomsumsi
daging, ikan, susu, dan telur yang semuanya diperoleh atau berasal dari hewan. Dengan
demikian, nutrisi (makanan) manusia di peroleh dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan, hewan
memperoleh makanan atau nutrisinya dari tumbuhan atau hewan lainnya. Berdasarkan makanan
yang dikomsumsinya, hewan dibagi menjadi 3 jenis diantaranya, hewan karnivora atau biasa
disebut dengan pemakan daging contohnya adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu, jenis
hewan lainnya yaitu hewan herbivora atau biasa disebut dengan pemakan tumbuhan contohnya
adalah kelinci, gajah dan kuda. Dan jenis hewan yang lainnya yaitu hewan omnivora yang biasa
disebut dengan pemakan daging dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya contohnya adalah
ayam, bebek dan panda.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri untuk memenuhi segala
kebutuhan makanan dan energinya. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan energi,
manusia dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber makanannya.
Hal ini menunjukan bahwa manusia dan hewan sangat bergantung kepada tumbuhan demi
kelangsungan hidupnya.
Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk hidup yang membutuhkan
energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan juga sangat membutuhkan energi dan makanan untuk
kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui sebuah
proses. Fotosintesislah proses yang dapat memberikan energi dan makanan bagi tumbuhan.
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh makanan dan
energinya dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan hewan, tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang
tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat makanan
sendiri adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa
menghasilkan makanan dan memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri dari gula
dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi cahaya atau
foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan oksigen. Hampir
semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik
dari senyawa anorganik dinamakan organisme autrotof.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis ?


2. Bagaimana proses fotosintesis ?
3. Bagian daun manakah yang berperan dalam proses fotosintesis ?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses fotosintesis ?
5. Zat-zat mana sajakah yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam
proses fotosintesis ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis membuat tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari fotosintesis.


2. Mengetahui proses yang terjadi pada fotosintesis.
3. Mengetahui tentang bagian daun yang berperan dalam proses fotosintesis.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.
5. Mengetahui zat-zat yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam proses
fotosintesis.

D. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang fotosintesis.


2. Sebagai sebuah media pembelajaran tentang fotosintesis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Fotosintesis

Pada awalnya, orang menganggap bahwa akar “ memakan “ tanah, seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles. Tumbuhan hijau memperoleh zat-zat makanan dari dalam tanah,
yaitu yang berasal dari perombakan atau penguraian organisme yang telah mati. Penguraian
organisme mati menjadi bahan yang dapat diserap oleh akar tumbuhan hijau dilakukan oleh
mikroorganisme.
Konsep fotosintesis dimulai pada abad ke-17 ketika Jan Van Helmont menyatakan bahwa
pertumbuhan dari tumbuhan disebabkan karena adanya air dan bukan disebabkan oleh tanah.
Pada tahun 1772, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan
Inggris, melakukan penelitian dan menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala
dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian
menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati
lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah
"merusak" udara di dalam toples itu dan telah menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian
menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di
dalamnya juga terdapat tumbuhan. Selanjutnya, kita mengetahui bahwa tumbuhan menggunakan
karbon dioksida yang dikeluarkan oleh hewan dan manusia, sedangkan hewan dan manusia
menyerap oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen
Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari juga berpengaruh pada tumbuhan sehingga
dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori
udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah
pada malam hari untuk mencegah kemungkinan dapat meracuni penghuninya. Ingenhousz
membuktikan bahwa pada proses fotosintesis dilepaskan gas oksigen. Hal ini dibuktikan dengan
percobaan menggunakan tanaman air yaitu Hydrilla verticillata di bawah corong terbalik. Jika
tanaman tersebut kena cahaya, timbulah gelembung-gelembung udara yang akhirnya mengumpul
di dasar tabung reaksi.
Pada tahun 1782, Jean Senebier menyebutkan bahwa gas yang dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk fotosintesis adalah karbon dioksida yang merupakan sumber karbon bagi tumbuhan hijau.
Pada tahun 1842, Julius Robert Mayer menyatakan bahwa energi cahaya matahari yang diserap
oleh tumbuhan hijau selanjutnya diubah menjadi energi kimia.
Pada tahun 1860, Julius Von Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis akan terbentuk
karbohidrat atau amillum. Pada tahun 1905, Frederick Blackman menunjukan bahwa pada proses
fotosintesis terjadi reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya. Pada tahun 1937, Robert Hill
berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkan dari sel hidup. Kloroplas itu jika
disinari mampu menghasilan oksigen.

B. Proses Fotosintesis

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan
proses ini berasal dari fotosintesis. Fotosintesis berasal dari dua kata yaitu Photo yang berarti
Cahaya dan Synthesis yang berarti proses pembuatan atau pengolahan. Proses fotosintesis
merupakan proses mengolah bahan yang sederhana menjadi bahan yang kompleks dengan
menggunakan bantuan dari cahaya.
Bahan sederhana yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis adalah karbon
dioksida dan air. Tumbuhan umumnya mendapat karbon dioksida dari udara dan mendapatkan
air dari tanah. Karbon dioksida diubah menjadi gula. Hasil sampingan proses ini adalah gas
oksigen. Proses atau reaksi ini sangat memerlukan energi yang secara alami didapat dari cahaya
matahari. Energi dari cahaya matahari itu diserap dari klorofil yang terdapat pada tumbuhan.
Sebenarnya, proses fotosintesis bukanlah reaksi tunggal, melainkan terdiri dari beberapa
tahap reaksi yang kompleks. Reaksi tersebut dapat menghasilkan oksigen dan glukosa. Glukosa
tersebut dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik
pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada proses respirasi, gula atau glukosa dan senyawa
lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh
bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar
energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar
proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti
air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut.

1. Tahap – tahap Fotosintesis

Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas melalui dua tahap reaksi. Kedua reaksi
tersebut diantaranya adalah reaksi terang dan reaksi gelap. Kedua reaksi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :

A. Reaksi terang
Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur
bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan dalam
kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam proses
fotosintesis. Dalam reaksi terang ini, klorofil menyerap cahaya nila. Energi yang ditangkap oleh
klorofil digunakan untuk memecah molekul air. Reaksi tersebut disebut reaksi fotolisis karena
proses penyerapan energi cahaya dan penguraian atau pemecahan molekul air menjadi oksigen
dan hidrogen. Reaksi fotolisis dapat ditulis sebagai berikut :

B. Reaksi gelap
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang. Reaksi gelap
tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus
terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang. Ada dua macam siklus, yaitu siklus
Calin-Benson dan siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan menghasilkan
senyawa dengan jumlah atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh
enzim rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom
karbon empat. Enzim yang berperan adalah pada siklus hatch-Slack adalah enzim
phosphoenolpyruvate carboxylase. Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai
tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.

2. Hasil akhir fotosintesis


Secara umum karbohidrat dianggap sebagai hasil akhir fotosintesis. Namun patut
diperhatikan istilah karbohidrat tersebut dapat berupa monosakarida, disakarida, dan polisakaria.
Sebenarnya hasil akhir fotosintesis adalah gula sederhana beratom C-3. Senyawa ini sangat
mudah bereaksi, sehingga sebelum diangkut perlu diubah terlebih dahulu menjadi gula lain,
misalnya glukosa.
Glukosa diangkut melalui floem ke sel-sel daun yang lain yang tidak berfotosintesis,
yakni sel-sel batang dan sel-sel akar untuk keperluan tumbuhan itu sendiri. Sisanya diubah ke
dalam bentuk lain yaitu menjadi amilum, protein dan lipid yang disimpan untuk cadangan
makanan. Cadangan makanan terutama di simpan didalam akar dan batang, tapi ada juga yang di
simpan dalam daun.
Hasil lain dari proses fotosintesis yaitu berupa oksigen. Oksigen dilepas ke lingkungan
melaui stomata. Oksigen yang dilepas dimanfaatkan oleh organisme lain untuk proses
pernapasan.

C. Bagian Daun Yang Berperan Dalam Fotosintesis

Pada sebagian tumbuhan tinggi, daun merupakan organ utama untuk melakukan proses
fotosintesis. Fotosintesis tidak hanya terjadi pada daun, tetapi terjadi pada semua tumbuhan yang
berwarna hijau.
Pada struktur daun, permukaan luar epidermis bawah dan atas biasanya dilindungi oleh
lapisan kultikula dan kadang-kadang sebelah luarnya lagi terdapat lapisan lilin. Lapisan kultikula
dan lilin ini berguna untuk mencegah penguapan air (transpirasi) berlebihan dan menambah
kekuatan.
Diantara sel-sel epidermis daun, terdapat mulut daun (stomata). Fungsi stomata sebagai
pengatur penguapan, pengatur masuknya gas CO2 dari udara dan keluarnya gas O2 ke udara
selama fotosintesis berlangsung dan arah sebaliknya pada waktu respirasi berlangsung.
Mesofil merupakan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah. Pada tumbuhan monokotil, mesofilnya tersusun atas parenkima yang seragam. Pada daun
dikotil, parenkima umumnya berkembang menjadi palisade (jaringan tiang, jaringan pagar) dan
spons (jaringan bunga karang)
Sesuai dengan fungsinya, mesofil merupakan daerah fotosintesis utama karena
mengandung kloroplas. Kandungan kloroplas palisade lebih banyak di bandingkan dengan yang
berada di spons.
Organel yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Organel tersebut berisi
pigmen klorofil yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan. Di setiap sel terdapat 40-50
kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil dimulai pada proses
fotosintesis.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dibagi menjadi 9 bagian


diantaranya :

1. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi cahaya yang
diserap oleh tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, panjang gelombang cahaya,
dan lamanya penyinaran yang terjadi. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya
matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga laju
fotosintesis semakin meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu tinggi akan
menimbulkan kerusakan pada klorofil.

2. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan dapat menyebabkan stomata atau mulut daun menjadi
tertutup, dan dapat menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju proses
fotosintesis.

3. Konsentrasi Karbon Dioksida


Laju fotosintesis akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan CO2 atau karbon
dioksida udara. Semakin banyak CO2, maka semakin baiklah proses fotosintesis. Namun, kadar
karbon dioksida yang terlalu tinggi dapat meracuni atau menyebabkan stomata tertutup, sehingga
laju fotosintesis menjadi terhambat. Untuk itu, kenaikkan karbondioksida atau CO2 harus
disesuaikan dengan intensitas cahaya. Jika konsentrasi karbondioksida tidak mencukupi laju
fotosintesis akan turun. Apabila konsentrasi karbondioksida ditingkatkan pelan-pelan maka laju
fotosintesis akan meningkat hingga pada tingkat tertentu.

4. Suhu
Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis. Bila suhu naik 100 , kerja enzim
meningkat dua kali lipat. Hal ini terjadi pada suhu tertentu, bila suhu terlalu tinggi, justru
merusak enzim. Kebanyakan tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan baik pada kisaran suhu
10-35 0 .

5. Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat fotosintesis karena oksigen merupakan
komponen untuk respirasi. Oksigen akan bersaing dengan karbondioksida untuk mendapat
hidrogen.

6. Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk membedakannya dapat
dilihat pada warna daun. Daun yang menguning atau berwarna kekuningan berarti kadar
klorofilnya relatif masih sangat kurang. Sebaliknya, jika daun berwarna hijau, maka daun
tersebut memiliki kadar klorofil yang relatif tinggi. Jika kekurangan klorofil, maka akan
menurunkan laju fotosintesis. Dalam memenuhi kekurangan klorofil, tumbuhan sangat
memerlukan sejumlah ion anorganik tertentu untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah Mg
(Magnesium) dan N (Nitrogen).

7. Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air. Jika tumbuhan kekurangan air, maka tumbuhan
tersebut akan layu. Jika daun layu, maka stomata cenderung menutup. Akibatnya difusi
karbondioksida dari udara terhambat.

8. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti gula berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

9. Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang sudah
besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh membesar. Penelitian
menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
ketimbang tumbuhan dewasa.

E. Pengambilan Zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan


Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral, oksigen,
dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat
tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari
dalam tanah melalui rambut akar.
Bagian akar yang aktif terlibat dalam penyerapan garam mineral adalah pada daerah
perpanjangan tepat dibelakang ujung akar. Pada waktu penyerapan air, unsur-unsur mineral yang
larut dalam air juga terbawa masuk kedalam akar.
Proses pengambilan karbondioksida dan oksigen dari udara serta air, dan unsur -unsur
dari dalam tanah oleh tumbuhan, berlangsung dengan cara difusi, osmosis dan transpor aktif.

A. Difusi

Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport
menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkosentrasi tinggi ke daerah yang
berkosentrasi rendah. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis dan cairan di luar sel bersifat
hipotonis, sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya bersifat isotonis.
Difusi adalah peristiwa mengalir/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah
uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi dipermudah dengan saluran protein
substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui
membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang
dibentuk oleh protein dimana protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang
membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein
pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar misalnya asam amino dan
glukosa.

-) Mekanisme difusi
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik
yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta
ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk
dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu,
molekul-molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-garam
mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa
atau transporter untuk dapat menembus membran.

B. Osmosis

Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka osmosis
adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang
berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis
adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan
mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran
“semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa
pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent”
berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah
konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan
menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse
osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi
dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.

-) Mekanisme osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat
terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa
yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung dari
larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui
selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang
terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan
sebagai larutan hipotonis.
C. Transport Aktif

Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na), ion kalium (K), dan ion klor (CI). Keluar masuknya ion Na
dan K diatur oleh pompanatrium-kalium.
Pada bagian besar jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor
aktif ganda Na dan K dari dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa
mengeluarkan tiga ion Na dari dalam sel untuk setiap dua ion K yang dimasukkan ke dalam sel.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran (molekul
carrier). Pada protein pengangkut, terhadap tempat untuk Na dan K yang dinamakan binding
sites.
a. Tiga ion natrium (Na) diambil dari dalam sel dan menempati binding sites (tempat
terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar
membuka ke bagian luar sel.
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion
natrium keluar dari sel.
d. Dua ion kalium (K) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka ke arah
dalam sel.
f. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.

D. Persamaan antara Osmosis dan Difusi


Osmosis dan difusi merupakan mekanisme nutrien. Pada waktu transport nutrien
melewati membran yang bersifat pasif. Transport pasif memiliki arti bahwa mekanisme transport
tersebut tidak melawan gradien konsentrasi sehingga tidak membutuhkan energi untuk
melakukan mekanisme ini.

E. Perbedaan antara Osmosis dan Difusi


Untuk memahami perbedaan tentang difusi dan osmosis harus dipahami konsepnya
dahulu dengan baik. Perlu diperhatikan pada definisi masing-masing. Dari definisi tersebut
konsep yang perlu ditanamkan dengan baik bahwa:
· Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa melalui
membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut adalah difusi.

Contoh Osmosis adalah 2 sel yang masing-masing memiliki membran plasma dan terjadi
perbedaan konsentrasi. Konsentrasi garam sebelah kanan lebih tinggi akibatnya volume
pelarutnya lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sebelah kiri. Karena definisi osmosis
adalah perpindahan pelarut bukan perpindahan zat terlarut, maka akan terjadi perpindahan
pelarut dari sel sebelah kiri ke sebelah kanan.
Pada proses difusi, tidak nampak adanya membran semipermeabel. Peristiwa tersebut
merupakan proses difusi bukan osmosis sehingga terjadi perpindahan partikel dan bukan pelarut
(jika sebuah larutan), perpindahannya juga dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Jadi, dengan kata lain untuk membedakan osmosis dan difusi dapat dilihat dari 2 aspek , yaitu:
1. Ada tidaknya membrane:
- Jika tidak ada berarti difusi.
- JIka ada berarti osmosis.
2. Objek apakah yang pindah:
- Jika partikel yang berpindah merupakan difusi.
- Jika pelarut yang berpidah merupakan osmosis.

Dalam pengambilan Zat oleh tumbuhan dari lingkungan, adapun proses-proses pengangkutan
yang akan dibahas, diantaranya :
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.
a. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut pengangkutan
ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral. Dalam perjalanan
menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air
dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme,
yaitu apoplas dan simplas:

1). Pengangkutan Apoplas


Transportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transport
pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang
antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat terus mencapai
xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang
dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel kecuali endodermis.
Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.
2). Pengangkutan Simplas
Pengangkutan Simplas merupakan proses bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui
bagian hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola dari sel ke sel. Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut
bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain
melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian
silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel-sel bulu akar
menuju sel-sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. Dari sini, air dan garam mineral siap
diangkut ke atas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju batang ini berlangsung melalui
berkas pengangkut, yaitu Xilem, sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Setelah melewati sel-sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan
penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel
trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi
karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak
dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air
dalam sel trakea xilem.
2. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Tumbuhan melakukan fotosinstesa untuk memperoleh cadangan makanan dan unsur-
unsur nutrisi yang penting bagi kehidupan. Hasil dari fotosintesis tersebut harus didistribusikan
atau disalurkan. Proses distribusi bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang
bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh
tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain
itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino dan hormon, berbeda dengan
pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan
pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis diangkut melalui pembuluh floem dapat jelas dilihat pada
tumbuhan dikotil. Jika kulit kayu secara melingkar dikupas seperti pada kegiatan mencangkok,
tampak di bagian atas keratin tetap segar yang menadakan bahwa terjadi pengangkutan air dan
mineral dari tanah melalui berkas pembuluh kayu (xilem).
Sebaliknya, berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena terletak di bagian kulit kayu.
Dengan demikian zat organik hasil proses fotosintesis tidak dapat diangkut ke batang bagian
bawah, sementara itu di atas keratin akan terbentuk jaringan baru yang berfungsi menutup luka,
disebut sebagai kalus. Tampak pula bahwa pada tepi keratan yang terputus tadi akan
menggembung karena terdapat penumpukan zat organik yang seharusnya disalurkan ke jaringan
yang membutuhkan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengangkutan, diantaranya :

a. Daya Hisap Daun (tarikan transpirasi)


Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang
dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilangan air dan timbul
tarikan terhadap air yang ada pada sel-sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul
demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan
air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan
dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri
merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperatur kecepatan transpirasi akan semakin
tinggi. 2) Intensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima
daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
3) Kelembapan udara, jika kelembapan udara disekitar tanaman tinggi justru terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi akan
berlangsung cepat.
4) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air tanah akan
lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xilem sehingga laju transpirasi akan meningkat
(tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat dan tidak
seimbang dengan kecepatan transpirasi.
5). Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya
adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran
stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu
(xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akar sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan
energi untuk memompa ion-ion mineral ke dalam xilem.
Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang
memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut gaya tekanan akar
(roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya
air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air
yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai
daun rumput atau pinggir daun kecil herbal (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui beberapa materi
singkat diatas maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Proses fotosintesis melibatkan sinar matahari untuk memperoleh hasil yang sempurna.
2. Fotosintesis melalui dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
menggunakan sinar matahari sedangkan reaksi gelap hanya melibatkan proses kimiawi.
3. Pada reaksi terang, jumlah gelembung yang dihasilkan lebih banyak daripada reaksi
gelap. Hal ini dikarenakan reaksi yang terang berhubungan langsung dengan sinar
matahari sehingga jumlah gelembung (O2) lebih banyak dihasilkan.
4. Dalam Fotosintesis bahan yang diperlukan adalah CO2 dan H2O.
5. Dalam Fotosintesis bahan yang dihasilkan berupa glukosa dan O2.
6. Fotosintesis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting diantaranya cahaya,
enzim, substrat dan suhu.

B. Saran

Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui beberapa


materi singkat diatas maka penulis menyarankan :

1. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem pembelajaran
dikelas harus diselingi dengan kegiatan praktek diluar ruang kelas.
2. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem pembelajaran
dikelas harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lebih memadai.
3. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem pembelajaran
di kelas, siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal ataupun tugas lainnya
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa tentang bab yang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahfotosintesisryanrihi.blogspot.co.id/
https://www.google.com/search?q=makalah+fisika+tentang+cahaya&ie=utf-8&oe=utf-
8#q=makalah+tentang+fotosintesis
https://www.google.com/search?
q=makalah+tentang+fotosintesis&biw=1366&bih=639&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2
&ved=0ahUKEwi8q6WwmZ7KAhUGCY4KHewWBqsQ_AUIBygC

Anda mungkin juga menyukai