Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIOKIMIA TANAMAN
“ ENZIM “

Disusun Oleh :

Nama : Doni Rianto

NIM : D1A018061

Dosen Pengampu :

1. Dr. Ir. Elis Kartika,M.Si


2. Trias Novita,S.P.,M.Si.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Shubhanallah wa taala atas limpahan rahmat


dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul “Enzim” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Biokimia Tanaman, Dr. Ir. Elis Kartika,
M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
makalah ini. Selanjutnya ucapan terimakasih kepada keluarga dan orang-
orang tercinta yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dan
rekan-rekan mahasiswa seperjuangan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Demi kesempurnaan karya makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Jambi, 5 Oktober 2019

Penulis.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................

1.3 Tujuan .............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

2.1 Ruang Lingkup Enzim.....................................................................................

2.1.1 Sejarah Enzim............................................................................................

2.1.2 Pengertian Enzim.......................................................................................

2.1.3 Sifat Sifat Enzim........................................................................................

2.2 Klasifikasi dan Tata Nama Enzim...................................................................

2.3 Struktur Enzim dan Cara Kerja Enzim............................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis


(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik . Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter .

Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam


dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan
tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini.Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan,
dan cabang-cabang ilmu pertanian.Nama enzim sering kali diturunkan dari nama
substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya
adalah laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis penghilangan hidrogen dari
alkohol), dan DNA polimerase.Oleh karena kontrol aktivitas enzim yang ketat
diperlukan untuk menjaga homeostasis, malafungsi (mutasi, kelebihan produksi,
kekurangan produksi ataupun delesi) enzim tunggal yang penting dapat menyebabkan
penyakit genetik.Pentingnya enzim ditunjukkan oleh fakta bahwa penyakit-penyakit
mematikan dapat disebabkan oleh hanya mala fungsi satu enzim dari ribuan enzim
yang ada dalam tubuh kita.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan enzim?

2. Untuk mengetahui sifat sifat enzim

3. Bagaimana struktur dan mekanisme enzim?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan enzim.

2. untuk mengetahui sifat sifat enzim.

3. Untuk mengetahui Bagaimana struktur dan mekanisme enzim


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Enzim

2.1.1 Sejarah Enzim

Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam


dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai satu jurusan tersendiri,
tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama
dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-
cabang ilmu pertanian.

Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh
sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah
diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi. Pada
abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur
menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat
dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam
tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa
yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian
ataupun putrefaksi sel tersebut."

Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900)


pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang
berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata
"enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata
ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh
organisme hidup. Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai
kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada
sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan
bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia
menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase). Pada tahun
1907, ia menerima penghargaan nobel dalam bidang kimia atas riset biokimia dan
penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti praktek Buchner,
enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut.
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada
nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai
laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang
menghasilkan polimer DNA). Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup
mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal
menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa
ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak
sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun,
pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasienzim urease dan
menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa
protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop
dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin.
Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali
diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur
putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan
dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai
dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim
bekerja pada tingkat atom.

2.1.2 Pengertian Enzim

Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Banyak


enzim yang dimurnikan dari berbagai sumber, tetapi yang pertama kali
mengkristalkan enzim adalah J.B. Sumner. Enzim yang dikristalkan ini berasal dari
jack beans.Untuk hasil yang memakan waktu 6 tahun penelitian ini (1924-1930),
Sumner mendapatkan hadiah Nobel pada Tahun 1946.Pekerjaannya didemostrasikan
sekali saja meskipun enzim-enzim merupakan kesatuan kimia yang berbeda .Zat ini
dihasilkan oleh organ-organ hewan dan tanaman, yang secara katalitik menjalankan
berbagai reaksi seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi,
transfer radikal dan kadang-kadang pemutusan rantai karbon.Kebanyakan enzim yang
terdapat di dalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa larutan koloidal
dalam cairan tubuh, seperti ludah, darah, cairan lambung dan cairan pancreas.Enzim
terdapat di bagian dalam sel. Hal ini terikat erat dengan protoplasma.Enzim juga ada
di dalam mitokondria dan ribosom.

Kebanyakan enzim adalah protein (sedikit ribonukleoprotein ditemukan dan


beberapa dari kelompok ini, aktifitas katalitiknya lebih dominan RNA ketimbang
protein).Enzim mengkatalis reaksi kimia yang berlangsung didalam tubuh.Katalisator
didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana
senyawanya tidak mengalami perubahan kimia secara permanen.Enzim terikat
sementara pada reaktan yang dikatalisisnya, dan kembali seperti semula setelah
terbentuk produk .

Enzim biasanya terdapat dalam konsentrasi yang sangat rendah didalam sel,
dalam hal ini mereka meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisikeseimbangan.
Laju reaksi ke depan maupun reaksi kebalikan ditingkatkan oleh factor yang sama. F
Faktor ini biasanya sekitar 103-1012. Terdapat lebih dari 2.500 macam reaksi
biokimia dengan enzim spesifik yang membantu peningkatan laju reaksi. Spesies
organisme yang berbeda memproduksikan variasi struktur enzim yang berbeda pula,
sehingga jumlah macam protein enzim dalam seluruh system biologis adalah lebih
dari 106. Setiap enzim dikarakterisasi oleh spesifitas subrat kimia (reaktan) serta
molekul lain yang mengatur aktifitasnya. Molekul lain ini disebut efektor, yang bisa
merupakan aktivator, inhibitor, atau keduanya. Dalam enzim yang lebih kompleks,
satu senyawa bisa memiliki salah satu efek, yang tergantung pada kondisi fisik atau
kimia lainnya. Enzim berukuran mulai dari kompleks subunit banyak yang besar
sampai subunit tunggal terkecil.

Sel-sel dalam tubuh setingkat demi setingkat dapat membentuk enzim yang
berbeda.Seperti yang kita ketahui, enzim merupakan suatu protein yang
pembentukannya identic dengan pembentukan protein yang mekanismenya sangat
kompleks. Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga
pembentukannya akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini
berkurang.Beberapa enzim seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri
atas satu rantai polipeptida disebut enzim monomeric.Enzim lain seperti heksokinase,
lakta dehydrogenase, enolase, dan piruvat kinase yang terdiri atas dua atau lebih
rantai polipeptida disebut enzim oligemerik. Enzim dapat bekerja optimal dengan
syarat syarat tertentu pula . kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
tempratur, derajat keasaman (pH), konsentrasi enzim, konsentrasi substrat,dan
inhibitor.

2.1.3 Sifat-Sifat Ezim

Enzim merupakan suatu protein yaitu senyawa yang tersusun dari rangkaian
asam amino yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide. Karena merupakan
suatu protein, maka sifat yang dimiliki suatu protein tetunya dimiliki oleh enzim juga.
Enzim dapat didenaturasi dan dipresipitasi dengan garam, pelarut dan reagen lain.

1. Enzim bersifat katalitik

Enzim merupakn katalitik yang paling efesien, bisa meningkatkan kecepatan


sampai sejuta kali bahkan lebih.

2. Spesifisitas

Enzim bersifat sangat spesifik, baik jenis reaksi maupun substratnya.

3. Kemampuan untuk diatur (regulasi)

Enzim tidak ikut bereaksi dengan subtract atau produknya.


2.2 Klasifikasi dan Tata Nama Enzim

Nama enzim diberi nama menurut system yang dirancang oleh Komisi Enzim
(Enzyme Commision,EC) dari International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC), dan berdasarkan pada tipe reaksi yang dikatalis enzim tersebut, digit
pertama dalam nomor EC menunjukkan termasuk kelas mana enzim tersebut, dari
enam kelas utama yang ada.

Gambar 1. Kelas kelas utama enzim

Digit kedua dalam nomer enzim EC menandakan sub-kelas; sedangkan untuk


hydrolase, digit kedua ini menandakan tipe ikatan target kerja enzim.
Tabel 2. Subklasifikasi hydrolase

Nama EC resmi untuk enzim ini adalah L-arginin amidinohidrolase, yang kata
terakhimya berasal dari reaksi pemotongan gugus amidino pada arginin (lingkaran
putus-putus dalam persamaan di atas) dengan memasukkan molekul air pada ikatan
C-N. Dalam reaksi, ikatan C-N nonpeptida dipotong Nomor klasifikasi schingga
didapat nomor kedua EC untuk arginase adalah 5 lengkapnya adalah 35.3.1 Angka
ketiga adalah subklasifikasi tipe ikatan target enzim, atau gugus yang ditransfer
dalam reaksi, atau keduanya. Kategori angka ini bervariasi dari satu kelas EC utama
ke kelas berikutnya. Nomor keempat adalah nomor seri enzim.

Kebanyakan enzim metabolik klasik dinamai dengan menambahkan sufiks-


ase pada nama substratnya atau untuk mendeskripsikan reaksi yang dikatalisisnya.
Contohnya, urease mempunyai urea sebagai substrat. Alkohol dehidrogenase
mengkatalisis pemisahan hidrogen dari alkohol (misalnya: oksidasi alkohol Beberapa
enzim seperti tripsin dan amilase dikenal melalui nama historisnya Banyak enzim
yang baru ditemui, dinamai seperti gennya atau untuk sebagain karakteristik
nondeskriptif. Contohnya, Rec A dinamai seperti gen recA dan HSP70 adalah protein
shock panas, keduanya mengkatalisis hidrolisis ATP.

Komite IUBMB (International Union of Biochemistry and Molecular


Biology) mempetakan skema klasifikasi yang mengategorikan enzim menurut
kelompok umum reaksi kimia organik yang dikatalisis Enam kelompok tersebut
yakni oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase, seperti yang
dijelaskan pada bahasan dibawah ini dengan masing-masing contohnya. Skema
pengklasifikasian menurut IUBMB dilakukan dengan memberikan penemora yang
unik, nama sistematik dan lebih pendek, nama umum untuk tiap enzim

2.3 Struktur Enzim dan Cara Kerja Enzim

2.3.1 Struktur Enzim

Apoenzim merupakan bagian protein dari enzim dan bersifat tidak tahan
panas (termolabil).Gugus prostetik merupakan bagian nonprotein dari enzim dan
bersifat tahan panas.Jika gugus prostetik berupa molekul anorganik, seperti logam
seng dan besi, disebut kofaktor. Adapun jika berupa molekul organik, seperti vitamin
B1 , B2 , dan NAD+ (ion Nicotinamide Adenine Dinucleotide) disebut
koenzim.Enzim pada umumnya ialah senyawa protein globular yang cukup
besar.Struktur enzim disebut sebagai holoenzim yang menggambarkan penyusun
enzim itu sendiri.Holoenzim tersusun atas apoenzim dan cofactor.Apoenzim ialah
senyawa protein globular yang menyusun sebagian besar enzim. Sementara kofaktor
merupakan senyawa nonprotein yang akan berikatan secara permanen atau tidak
dengan apoenzim dalam suatu enzim tertentu. Kofaktor dapat berupa koenzim, gugus
prostetik atau ion logam. Macam – macam kofaktor dibedakan sebagai berikut:

1. Koenzim merupakan senyawa organik non protein yang tidak berikatan secara
permanen dengan protein penyusun enzim. Koenzim dapat berupa vitamin, lemak,
dan lainnya yang dapat diekstrak atau dipisahkan dengan enzim pada suatu waktu
tertentu dalam reaksi kimia
2. Gugus prostetik merupakan senyawa organik non protein yang berikatan
permanen (kuat) dengan apoenzim (protein). Sehingga gugus prostetik sulit
dipisahkan dengan komponen apoenzim.

3. Ion logam adalah senyawa non organik berupa ion – ion logam yang
bermuatan seperti magnesium (Mg2+), besi (Fe2+), dan lainnya yang berikatan pada
sisi aktif enzim. ion logam bertindak sebagai aktivator enzim.

4. Enzim memiliki sisi aktif sebagai tempat untuk berikatan dengan substratnya.
Enzim dapat pula memimiliki sisi allosterik yaitu sisi di luar sisi aktif yang
memungkinkan terjadinya ikatan enzim dengan aktivator yang dapat meningkatkan
kerja enzim atau justru menghambat kerja enzim. Pada umumnya, enzim berukuran
lebih besar dibanding substrat. Baik apoenzi maupun kofaktor tidak memiliki
aktivitas katalitik, namun, ketika apoenzim dan kofaktor berikatan menjadi holoenzim
maka akanmemiliki kemampuan untuk mengkatalisis senyawa lainnya dalam suatu
reaksi kimia.

2.3.2 Model Kerja Enzim

Terdapat dua teori yang menjelaskan cara kerja enzim. Teori lock and key
(kunci dan anak kunci) yang dikemukakan oleh Emil Fischer, serta Teori induced fit
(induksi pas) yang dikemukakan oleh Daniel Kashland.

1. Teori Lock and Key

Menurut teori ini, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kunci dan anak
kunci. Enzim diibaratkan sebagai kunci gembok yang memiliki sisi aktif.Substrat
diibaratkan sebagai anak kuncinya. Substrat memasuki sisi aktif enzim seperti anak
kunci memasuki kunci gembok.Substrat tersebut, kemudian diubah menjadi produk.
Produk ini kemudian dilepaskan dari sisi aktif dan enzim siap menerima substrat baru
Gambar 1 : Ilustrasi kerja enzim menurut teori Lock and Key

2. Teori Induced Fit

Berdasarkan Teori Induced Fit, enzim melakukan penyesuaian bentuk untuk


berikatan dengan substrat. Hal ini bertujuan meningkatkan kecocokan dengan substrat
dan membuat ikatan enzim substrat lebih reaktif.

Molekul enzim memiliki sisi aktif tempat melekatnya substrat dan


terbentuklah molekul kompleks enzim-substrat.Pengikatan substrat menginduksi
penyesuaian pada enzim yang meningkatkan kecocokan dan mendorong molekul
kompleks enzim-substrat berada dalam keadaan yang lebih reaktif.Molekul enzim
kembali ke bentuk semula setelah produk dihasilkan.

Gambar 2 : Ilustrasi Kerja Enzim Induced Fit


Teori Induced fit menyatakan bahwa setiap substrat mempunyai permukaan
yang pas dengan sisi aktif enzim
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis


(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik. Nama enzim diberi nama menurut system yang dirancang oleh Komisi
Enzim (Enzyme Commision,EC) dari International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC), dan berdasarkan pada tipe reaksi yang dikatalis enzim tersebut.
Apoenzim merupakan bagian protein dari enzim dan bersifat tidak tahan panas
(termolabil).

Kofaktor merupakan bahan kimia yang membantu (molekul atau ion) yang
terikat enzim untuk meningkatkan aktivitas biologis enzim.Sebagian besar enzim
membutuhkan kofaktor untuk mengerahkan aktivitas mereka, sedangkan beberapa
enzim mungkin tidak membutuhkan mereka. Koenzim merupan senyawa organik
non-protein dengan berat molekul yang kecil dan dapat membantu enzim dalam kerja.

Termodinamika adalah studi tentang hubungan kuantitatif antara panas


dengan energi bentuk lain. Organisme hidup merupakan suatu sistem terbuka berlaku
suatu keadaan yang irreversibel (tidak seimbang) keadaan yang sangat kompleks
meskipun pada organisme yang sangat sederhana sekalipun. Kinetika enzim berkaitan
dengan pengukuran laju reaksi enzimatik, serta dengan factor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi tersebut.

Kinerja enzim bisa terhambat oleh adanya zat lain. Zat yang menghalangi
kerja enzim dinamakan inhibitor.Inhibitor dapat menghalangi kerja enzim secara tetap
atau hanya untuk semnetara. Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh
organisme hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali
melalui enzim kinase dan fosfatase. Terdapat lima cara utama aktivitas enzim
dikontrol dalam sel 1. Produksi enzim, 2 Enzim dapat dikompartemenkan, 3 Enzim
dapat diregulasi oleh inhibitor dan activator, 4 Enzim dapat diregulasi melalui
modifikasi pasca-translasional, dan Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada
pada lingkungan yang berbeda. Oleh karena kontrol aktivitas enzim yang ketat
diperlukan untuk menjaga homeostasis, malafungsi (mutasi, kelebihan produksi,
kekurangan produksi ataupun delesi) enzim tunggal yang penting dapat menyebabkan
penyakit genetic.

3.2 Saran

Diharapkan makalah ini dapat menambah ilmu tentang enzim bagi para
pembacanya. Sebuah kritik yang membangun sangat diperlukan dalam pembuatan
makalah ini. Guna mendukung kemajuan pada proses pembuatan makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Redhana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia.Singaraja: IKIP N Singaraja

Saryono. (2011) Biokimia Enzim, Yogyakarta: Nuha Medika

Sumarjo, D. (2009) Pengantar Kimia, Jakarta:EGC

Ngili,Y.(2013) Biokimia dasar,Bandung: Rekayasa Sains

Anda mungkin juga menyukai