Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bu Lilia Faridatul F., S.Tr.Keb., M.Gz selaku dosen pengajar. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Beliau yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan kita agar bisa
maksimal dalam bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyususan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karen itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga
makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan meningkatkan kreativitas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi.
Pada setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat
reaksi kimia. Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat
proses suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya,
enzim tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali ke bentuk
asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat,
substrat, menjadi hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal
(produk) (Wahyuni, Sri, 2017).
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau enzimologi berkembang
dengan cepat. Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata enzim
mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk.
Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada
protein dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh protein. Gugus yang terikat
kuat pada bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut
dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat oleh protein (mudah
dipisahkan secara dialisis) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat
memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat (Suhara, 2018).
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama,
sangat penting untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka
benda mati, sama seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka
dibuat oleh sel hidup. Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel
hidup. Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia,
tetapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan bisa dikatakan bahwa enzim
berperan penting dalam kelangsungan alam ini.
Di dalam sel enzim tidak terdistribusi merata di seluruh plasma, namun
terkonsentrasi pada organela-organela tempat terjadinya reaksi. Misalnya
1
enzim yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di
mitokondria dan kloropas. Enzim yang dibutuhkan dalam sitesis DNA dan
RNA serta untuk proses mitosis terdalam didalam inti sel. Enzim-enzim di
dalam sel akan beberja secara berkesinambungan. Artinya produk suatu tahap
reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana produk ini dapat segera
dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada beberapa enzim yang dijumpai di
luar organela, namun juga tidak tersebar karena adanya reticulum endoplasma
yang bercabang-cabang.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah tentang perkembangan enzim.
2. Untuk mengetahui pengertian dari enzim.
3. Untuk mengetahui peran enzim didalam sel.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki enzim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kuhne pertama kali
menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"dalam bahan pengembang" (ragi) untuk menjelaskan proses ini. Kata
"enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin,
dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang
dihasilkan oleh organisme hidup (Rahayu, S., F. Tanuwidjaya, dkk, 2014).
3
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase
ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase,
merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA)
(Suryono,2013).
4
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang
akan dihasilkan bergantung pada kondisi/zat, yang disebut suatu promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormon sebagai promoter (Lestari, 2018).
5
reaksi dapat dikendaIikan dengan terbentuknya senyawa tertentu yang yang
dibutuhkan untuk kebutuhan senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk
kehidupan. Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat
reaksi yang dapat digunakan berulang-ulang (satu katalisator mampu
mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi). Enzim bersifat lebih spesifik
hanya digunakan untuk satu reaksi saja (satu enzim hanya untuk satu reaksi)
(Sri Rahayu, 2015).
6
Struktur dari suatu enzim tidak lain adalah protein, karena aktivitas
katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein,
walaupun ada beberapa senyawa yang dapat bertindak sebagai katalis,
misalnya RNA. Dimana sifat protein adalah dapat rusak pada suhu yang
terlampau panas atau disebut juga bersifat termolabil. Enzim memiliki
suhu optimum untuk dapat menjalankan tugasnya. Umumnya pada suhu
37°C. Enzim akan inaktif pada suhu dibawah 10°C dan akan mengalami
denaturasi pada suhu lebih dari 60°C. Terdapat pengecualian, seperti pada
kelompok bakteri purba, seperti kelompok methanogen, mereka memiliki
enzim yang bekerja pada suhu di 80°C.
C. Spesifik
Enzim akan mengikat substrat yang mampu untuk berikatan
dengan sisi aktif enzim. Hal tersebut dikarenakan sisi aktifnya atau
permukaan tempat melekatnya substrat hanya cocok dengan permukaan
substrat tertentu saja. Sifat spesifik enzim ini dijadikan sebagai dasar
penamaan enzim. Nama enzim juga biasanya diambil dari jenis substrat
yang diikat atau jenis reaksi yang berlangsung.
D. Bekerja Bolak Balik
Beberapa enzim kerjanya dapat bolak balik. Enzim yang memecah
senyawa A menjadi senyawa B, juga enzim membantu reaksi membentuk
senyawa B dari senyawa A. Contohnya adalah enzim lipase dapat bekerja
untuk mengkatalisis molekul lemak menjadi komponen penyusunnya,
yaitu asam lemak dan gliserol serta dapat juga membentuk lemak dari
komponen penyusunnya:
Lemak → gliserol + asam lemak
E. Tidak Menentukan Arah Reaksi
Enzim bukanlah yang menentukan kemana arah reaksi tersebut
akan berjalan. Senyawa yang lebih dibutuhkan ialah poin dari arah sebuah
reaksi kimia. Misalnya tubuh kekurangan glukosa, maka akan dapat
memecah cadangan berupa glikogen dan juga sebaliknya.
F. Hanya Diperlukan dalam Jumlah Sedikit
7
Dalam mempercepat reaksi pasti akan memerlukan enzim. Jumlah
enzim yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Hal itu dikarenakan
satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, asalkan molekul tersebut
tidak rusak.
G. Merupakan Koloid
Enzim tersusun atas komponen protein. Maka dari itu sifat-sifat
enzim dapat digolongkan sebagai koloid. Enzim memiliki permukaan
antar partikel yang sangat besar sehingga bidang aktivitasnya juga besar.
H. Mampu Menurunkan Energi Aktivasi
Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori
yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa
pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi.
Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis yaitu enzim, maka energi
aktivasi dapat diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan cepat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata enzim sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu “en” yang berarti
dalam dan “zyme” yang berarti ragi. Dengan begitu, bisa kita simpulkan
bahwa enzim bisa diartikan sebagai zat dalam ragi. Dengan kata lain, enzim
adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang
akan dihasilkan bergantung pada kondisi/zat, yang disebut suatu promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormon sebagai promoter (Lestari, 2018).
9
Terdapat ribuan reaksi berkesinambungan yang terjadi di dalam setiap sel,
sehingga metabolisme merupakan reaksi yang menakjubkan. Agar sel
berfungsi dan berkembang dengan sebagaimana mestinya, lintasan
metaboliknya harus diatur dengan seksama. Sel dapat mengatur lintasan
metabolik yang mana yang berjalan dan seberapa cepat, dengan cara
memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim, dalam jumlah yang
sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia kehidupan
berlangsung sangat lambat tanpa katalis, dan enzim merupakan katalis yang
lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa
anorganik lainnya yang dapat diserap tumbuhan dari tanah.
3.2 Saran
Tentunya dari penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nanti
nya penulis akan segera melakukan berbagai susunan makalah itu dengan me
nggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun d
ari para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
A Sutrisno, 2017. Sifat- Sifat Enzim: Malang. Universitas Brawijaya Press
12