Oleh :
KELOMPOK 3
NUR KHOLIPAH (1710115120016)
MUHAMMAD FAISAL MADANI (1710115110014)
APRILIA ANJANI (1710115320001)
REYNALDI SAPUTRA (1710115210021)
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Biosfer dan Makhluk Hidup”,
yang penyusun buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu alamiah dasar.
Atas selesainya penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan
terimakasih yang tidak terhingga kepada Bapak Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si
dan Bapak Selamat Riadi,M.Pd., sebagai dosen pengajar mata kuliah ilmu alamiah
dasar yang telah membimbing penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik, serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan.
Penyusun berharap makalah yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat
dan dapat dijadikan sebagai sarana informasi yang berguna bagi para generasi
muda dalam pembelajaran ilmu alamiah dasar.
Mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan sehingga perlu ada saran yang sifatnya membangun. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi berbagai kalangan
baik pelajar maupun masyarakat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Biosfer ............................................................................................ 3
B. Evolusi Kehidupan ......................................................................... 5
C. Evolusi Manusia ............................................................................. 7
D. Isu-isu biosfer ................................................................................. 9
BAB III : PENUTUP ...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
biosfer dan makhluk hidup manusia bisa bersikap lebih baik dalam hal
memelihara ekosistem, lingkungan hidup maupun eksperimen untuk masa
yang akan datang, agar alam ini bisa terjaga dengan baik serta bisa
dinikmati sampai masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Biosfer?
2. Bagaimana evolusi kehidupan ?
3. Bagaimana evolusi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Biosfer
2. Untuk mengetahui evolusi kehidupan
3. Untuk mengetahui evolusi manusia
BAB II 2
PEMBAHASAN
A. Asal-usul bumi
Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana
makhluk hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya.
Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
1. Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat
tinggal dan melangsungkan kehidupannya
2. Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup
aquatik dan merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk
terjadinya hujan
3. Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi
makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk
respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan unsur hara dalam
bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari
atmosfer.
Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat yang
membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma).
Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti:
Mineral
Batuan
Fluida
4
sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan
atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, sulfur, dalam
genangan air dimuka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya
membentuk protoplasma benda hidup.
5. Teori Transendental atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara
relegi babenda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atu Tuhan Yang Maha
kuasa diluar jangkauan Sains .
B. Evolusi Kehidupan
Sebagian ahli berpendapat bahwa mahluk yang ada saat ini tidak
mempunyai hubungan dengan mahluk dahulu karena pada saat tertentu terjadi
kiamat ( Katastrophy ) sehngga mahluk yang dulu musnah, diganti dengan yang
baru. Namun, pendapat ini banyak ditinggalkan oleh para ahli dan sebagian besar
cenderung berpendapat bahwa mahluk yang ada sekarang berasal dari mahluk
dahulu yang melalui perubahan sedikit dem sedikit.
Kelemahan tersebut membuktikan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata
tidak mutlak benar, karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibukktikan.
8
3. Homo Erectus
Pada tahun 1920 ditemuka sisa-sisa tengkorang dan tulang paha diberi
nama Pithecantropus erectus, artinya manusia kera yang tegak. Manusia
Neanderthal Fosil-fosil manusia Neanderthal, ditemukan pertama kali pada tahun
1856. Ciri khas manusia Neanderthal ialah rahang yang kekar, dagu mangarah
kebelakang, pipi lebih lebar dengan tonjolan yang mencolok melengkung ke atas
mata sehingga membentuk wajah berkening tebal.
4. Manusia Modern
Manusia penganti manusia Neanderthal disebut manusia Cro-Magnon,
dengan ciri-ciri lebih pendek dari manusia modern, kepalanya lebih besar, dengan
dagu menonjol, hidung mancung, gigi kecil-kecil dan rata dan mukanya lebar
kuat. Dalam otaknya yang besar, mereka telah dapat menghasilkan kebudayaan
yang banyak dan jauh melebihi manusia Neanderthal.
Kebutuhan akan makanan didapat dengan mudah karena keadaan
memungkinkan, mereka akan bertambah jumlahnya, sedangkan alam tidak dapat
menyediakan kebutuhan yang semangkin meningkat itu, antara lain karena
lingkungan telah mencapai keadaan seimbang. Desa-desa yang pertama diketahui
orang ialah di sekitar delta sungai Nil yang membentang ke Palestina, Syria,
Turki, sampai ke Iran.
Demikianlah kurang lebih evolusi sebagian dari budaya manusia Cro-
Magnon,meskipun hal tersebut hanya berdasarkan dugaan yang berdasarkan atas
penemuan-penemuan benda purba.
D. Isu-Isu kepunahan biosfer
9
Populasi primata di alam liar disinyalir jumlahnya kian menyusut. Dari 40 jenis
primata yang hidup di Indonesia, hampir seluruhnya berada pada kondisi
terancam punah. Misalnya di Jawa Barat yang memiliki luasan hutan sekitar
800.000 hektare ini menjadi habitat primata endemik seperti owa jawa (Hylobates
moloch), lutung jawa (Trachypithecus auratus), surili (Presbytis) dan kukang
jawa (Nycticebus javanicus).
Dewasa ini, keberadaan primata itu justru mengalami penurunan tajam akibat
tingginya pembukaan lahan kawasan hutan (deforestasi) serta masifnya perburuan
liar untuk dijualbelikan.
Hal itu menunjukan bahwa masih tingginya angka perburuan dan minimnya
pengetahuan masyarakat tentang primata. Padahal International Union for
Conservation of Nature (IUCN) telah merilis status kukang masuk kategori
terancam punah (critically endangered).
Kukang hasil sitaan dalam perawatan medis di Pusat Rehabilitasi Primata IAR,
Bogor. Foto: International Animal Rescue
10
waktu 1 tahun saja diprediksi sekitar 1000 kukang keluar dari habitatnya akibat
praktik perburuan dan perdagangan ilegal.
“Kami belum berani mengeluarkan angka populasi kukang di alam liar. Tetapi
menurut data IAR berdasarkan hasil pantauan dari perdagangan di media sosial,
pemeliharaan serta penyerahan dari masyarakat angkanya sekitar segitu. Bahkan
bisa jadi angka tersebut bertambah,” paparnya
Dia mengungkapkan, saat ini tren perdagangan kukang jawa atau javan slow loris
lebih tinggi ketimbang kukang borneo (Nycticebus menagensis) dan kukang besar
(Nycticebus coucang). Pola skema perdagangannya pun telah mengalami
perubahan yang tadinya kukang dipajang di pasar – pasar hewan, kini beralih
menggunakan media sosial.
Hal senada juga dikatakan Sigit Ibrahim, Kepala Perawat Satwa Primata The
Aspinall Foundation. Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi penurunan
populasi primata di habitat alaminya. Permasalahan terbesar konservasi primata
yaitu tingginya aktivitas perburuan. Selain itu, pembukaan lahan juga menjadi
permasalahan serius yang bisa memicu terjadinya konflik.
Sigit memaparkan, faktor dominan yang terjadi sekarang adalah alih fungsi lahan
kawasan hutan menjadi ladang pertanian palawija dan kopi sehingga berimbas
pada penyempitan kawasan habitat. primata memiliki sifat aboreal (hidup diatas
pohon) dan sangat tergantung pada keberadaan hutan yang berkanopi.
“Yang menjadi masalah kadang ada petani nakal yang menanam palawija dengan
lahan garapannya diperluas. Asalnya menanam dilahan milik perhutani tetapi
akhirnya malah nempel-nempel ke hutan konservasi sehingga secara tidak
langsung berpengaruh,” katanya.
Rehabilitasi Primata
Fokus utama Aspinall yakni melakukan rehabilitasi primata endemik seperti owa
jawa, lutung jawa dan surili. Saat ini, koleksi satwa yang sedang dalam proses
rehabilitasi di karantina sebanyak 48 ekor terdiri dari 3 spesies primata. Jumlah
tersebut bertambah semenjak kedatangan 15 lutung jawa dari Inggris, akhir
Desember 2016 lalu.
Sejauh ini, untuk pelepasliaran owa jawa , Aspinal masih mengutamakan kawasan
Cagar Alam (CA) Gunung Tilu seluas 8000 hektare di Ciwidey, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
Dikatakan Sigit, keberadaan owa jawa yang sudah termonitor di CA Gunung Tilu
berkisar antara 40 – 45 ekor. Jumlah tersebut masih fluktuatif mengingat belum
sepenuhnya kawasan terjelajahi. Masih ditempat yang tidak begitu jauh dengan
CA Gunung Tilu, pihaknya juga sedang mengembangkan kawasan baru untuk
pelepasliaran di kawasan Situ Patengang yang secara alami telah dihuni oleh surili
dan lutung jawa.
Disinggung soal kondisi hutan di Jawa Barat, dia berujar perlu adanya kajian
kawasan secara khusus untuk mengetahuinya secara komprehensif. Contohnya,
kawasan pelepasliaran perlu di mulai dari mengamati ketersedian pakan, luasan
daerah, ekosistem lingkungan dan kondisi sosial masyarakat setempat.
Aspek – aspek itu penting dilakukan guna melancarkan proses pelepasliaran satwa
12
liar dan biasanya memakan waktu paling sebentar 3 – 6 bulan. Untuk itu, tahun
2017 pihaknya berencana akan melakukan pelepasliaran owa jawa di Taman
Nasional Halimun – Salak.
Dia menegaskan, demi terjaganya kelestarian kawasan hutan serta ekosistem yang
ada perlu menumbuhkan kembali kearifan lokal yang mulai memudar. Seperti
unsur pamali (pantangan) dikembalikan lagi sehingga masyarakat tahu kapan
harus masuk hutan dan di wilayah mana saja yang bisa dimanfaatkan.
Penyerahan Primata
Sementara itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa
Barat, sejak awal tahun 2017 telah menerima penyerahan 26 ekor primata
terancam punah dari masyarakat, terakhir penyerahaan kukang jawa berusia 2
bulan pada Minggu (05/02/2017).
Dalam hal alih fungsi lahan, kata Sustyo, pemerintah daerah juga mesti
dipahamkan mengenai peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sebab
posisi pemerintah dalam RTRW sangat penting mencegah terjadinya perambahan
hutan dan pembangunan yang tidak sesuai kaidah lingkungan. Sehingga tidak
hanya kondisi konservasi tanah dan air yang terjaga tapi juga keberadaan satwa
didalamya.
“Lebih baik satwa itu hidup di alamnya. Jikalau ingin hobi memelihara, alangkah
baiknya bila merawat anak yatim karena itu jauh lebih bermanfaat dan sudah jelas
kebaikannya menurut ajaran agama,” tandasnya.
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penyusun mengharapkan kajian ilmu alamiah dasar yang benar dapat
memberikan pemahaman tentang bumi secara mendalam serta dapat mengambil
pelajaran yang ada untuk dimanfaatkan secara bijak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Makalah Pelatihan Dosen Mata Kuliah berkehidupan
Bermasyarakat Ilmu Kealaman Dasar (IAD). Medan: Pelatihan Nasional
Dosen Mata Kuliah Ilmu kealaman Dasar (IAD)
Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Ed. Rev. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080724030819AAiWkTN(On
line).
http://langitselatan.com/2008/03/14/dari-manakah-asal-kehidupan-di-
bumi/(Online).
http://alumnisma4.blogspot.com/2008/10/dari-manakah-asal-kehidupan-di-
bumi.html (Online).
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1881934-faktor-yang-
mempengaruhi-persebaran-makhluk/
Maududi.Asal-usul Kehidupan.Ppt
Heryanto.Biosfer.ppt
materi78.co.nr
16