Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR ILMU GEOGRAFI

FENOMENA BIOSFER DALAM KEHIDUPAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Geografi

Dosen Pengampu

Saiful Amin, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4

Uwais Al Qarni 19130007

Shofia Ananda 19130038

Indah Nor Janah 19130067

Vela Salsa Valensia 19130078

Mohammad Agung Fernanda 19130109

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah Pengantar Ilmu Geografi dengan judul “Fenomena Biosfer dalam
Kehidupan”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengatar Ilmu Geografi yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 11 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................. . ............................1
Kata Pengantar................................................................................. ..............................2
Daftar isi..........................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………..……….…….…..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….…………...….4
1.3 Tujuan……………………………………………………….…….……….4
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Biosfer…………………………………………...…….…………5
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna………..…….….5
2.3 Persebaran Flora dan Fauna di Dunia……………….……………...……...6
2.4 Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia…………………...…....…….….8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………....……….….……15
3.2 Saran………………………………………………………..….….………15
Daftar Pustaka................................................................................................................16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua jenis kehidupan terbatas pada lapisan tipis yang disebut “BIOSFER”.
Walaupun tipis, lapisan ini di huni oleh lebih dari 1.500.000 macam tumbuhan dan hewan.
Biosfer mempunyai arti lingkungan hidup serta lapisan pada permukaan bumi yang cocok
bagi kehidupan. Keaneka ragaman tumbuhan dan hewan pada suatu wilayah akan
berkembangdengan baik apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, baik biotik (fisik)
maupun abiotic terpenuhi. Persebaran makhluk hidup memiliki pengertian keberadaan
makhluk hidup pada daerah tertentu, sedangkan penyebaran makhluk hidup memiliki
pengertian cara makhluk hidup itu sampai di suatu daerah tertentu. Oleh karena itu
persebaran makhluk hidup erat kaitannya dengan daya dukung suatu daerah.

Biosfer sangat mempunyai manfaat dan pengaruh yang besar untuk kelangsungan
makhluk hidup di bumi. Biosfer juga sangat bermanfaat untuk makhluk hidup khususnya
manusia. Ilmu pengetahuan yang telah mempelajari biosfer dan makhluk hidup sangat
penting dan berguna untuk saat ini maupun untuk kelangsungan masa depan. Dengan
mempelajari biosfer dan makhluk hidup manusia bisa bersikap lebih baik dalam hal
memelihara ekosistem, lingkungan hidup maupun eksperimen untuk masa yang akan
datang, agar alam ini bisa terjaga dengan baik serta bisa dinikmati sampai masa yang akan
datang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Biosfer?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna?
3. Bagaimana persebaran flora dan fauna di dunia?
4. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?
1.3 Tujuan

Untuk menggali dan mengkaji informasi tentang Biosfer lebih mendalam yang
berguna untuk kehidupan saat ini maupun kelangsungan masa depan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biosfer

Istilah biosfer merupakan salah satu istilah geografi yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk ditinggali organisme
makhluk hidup. Biosfer merupakan kondisi alam yang ada di luar bumi yang memenuhi
persyaratan kehidupan organisme makhluk hidup.

Biosfer berasar dari kata bio dan sphera yang artinya bio artinya hidup dan sphera
artinya lapisan (daerah). Biosfer berarti tempat makhluk hidup yang terdiri atas litosfer,
atmosfer, dan hidrosefer. Memiliki ketebalan 9 km keatas dan 8 km kebawah.

Ekosistem besar yang memiliki flora dan fauna khas disebut bioma. Bioma meiliki
2 komponen, yaitu

1. Biotik (hidup): flora, fauna, dan manusia


2. Abiotik (tak hidup/fisik): tanah, iklim, cuaca, relief, air, dan batu.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah sebagai berikut :

1) Kondisi Geologis
a. Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat tenaga endogen.
b. Periode glasiasi (periode pencairan es) dan periode interglasial (periode kering yang
panjang).
c. Flora dan fauna berevolusi dan suksesi akibat adanya perubahan musim
2) Iklim (Suhu, angin, curah hujan, dan kelembaban udara)
a. Suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora
dan fauna
b. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme
tubuh bagi beberapa jenis hewan.
c. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan
beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora.
3) Relief (Tinggi rendahnya permukaan bumi)

5
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis
vegetasi, zona iklimnya adalah terbagi lima zona, yaitu :
a. Zona iklim panas
Ketinggian 0-700 mdpl, suhu rata-rata tahunan lebih 22°C (padi, jagung, karet, tebu,
dan kelapa)
b. Zona iklim sedang
Ketinggian 700-1500 mdpl, suhu rata-rata tahunan antara 15°C-22°C kopi, teh,
kina, dan karet)
c. Zona iklim sejuk
Ketinggian 2500-4000 mdpl, dengan suhu rata-rata tahunan 11°C zona ini
tumbuhan yang ada berupa lumut).
d. Zona iklim salju tropis
Ketinggian lebih dari 4000 mdpl dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat
tumbuhan.
4) Tanah (Edafik)
Kesuburan tanah yang meliputi kandungan humus atau bahan organik, unsur
hara, tekstur tanah, struktur tanah, dan ketersediaan air dalam tanah.
5) Manusia (Merusak dan melestarikan)
a. Manusia dengan ilmu dan teknolgi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran
tumbuhan dengan cepat dan mudah. Misalnya seperti membangun hutan kota.
b. Manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan
melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Misalnya seperti saat daerah
hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan, atau perumahan dengan
melakukan penebangan, reboisasi, atau pemupukan.
2.3 Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
1. Flora
a) Hutan hujan tropis
1) Pohon tinggi dan bahan besar
2) Selalu hijau sepanjang tahun, > 2000 mm/th.
3) Sangat rindang, gelap, lebat dan membentuk kanopi
4) Terdapat semak belukar, tumbuhan merambat (rotan), tanaman menempel
(epifit) misalnya anggrek, dan suplir.
5) Tanah subur dan menyimpan air.
6) Terdapat hutan mangrove (bakau) di sepanjang pantai yang landai.

6
7) Ketinggian pohon sekitar 20-30 m
b) Hutan Musim
1) Warna daun yang berwarna oranye keemasan, di sebabkan karena pendeknya
hari sehinga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun hingga diisi
pigment lain.
2) Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan
lain-lain. Tersebar di eropa barat, eropa tengah, asia timur (korea dan jepang)
dan timur laut amerika.
3) Vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam
bulan serta mengalami musm gugur saat musim kering sampai musim dingin.
c) Taiga
1) Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat
dingin dan musim panas yan sangat pendek.
2) Tersebar di sakdinavia, Rusia timur, amerika utara, dan beberapa di kawasan
asia utara.
3) Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis konifer (tumbuhan berdaun
jarum), di antaranya picea, abies, pinus, dan larix.
d) Tundra
1) Iklim regional ang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah.
2) Bersalju.
3) Mempunyai musim panas yang pendek.
4) Vegetasi: lumut yang membentuk hamparan luas.
e) Sabana
1) Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering.
2) Mempunyai tingkat kesuburan yang sangat rendah.
3) Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineagejenis
rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 2,5 m lebih.
Selain itu terdapat juga palm savanna, pine savannab dan acacia savanna.
4) Bioma ini tersebar di afrika timur, amerika tengah, australia, dan asia timur.
f) Stepa

Merupakan wilayah yang didominasi dengan flora rumput dan ilalang.


Terletak di daerah yang beriklim sedang.

g) Gurun

7
1) Merupakan tempat paling gersang di muka bumi.
2) Di tempat ini pada umumnya terdapat padang pasir
3) Flora: kaktus, semak, dan alang-alang.
4) Fauna: unta, ulas, derik, kadal, kalajengking, kumbang penggali.
2. Fauna
a) Oriental: asia bagian selatan, pegunungan himalaya, india, sri lanka, sumatra, jawa,
kalimatan, sulawesi, dan filipina. Misal: siamang, orang utan, gajah, badak, burung
merak, dan harimau.
b) Paleartik: Eurasia sebelah selatan ke himalaya, afghanistan, iran, dan afrika. Mial:
landak, babi hutan, rusa kecil, kijang, sapi, kambing, dan robin
c) Neotropik: amerika selatan dan tengah, meksiko, dan hindia barat. Misal: armadila,
kelelawar vampire, burung kolibri, kukang, tapir, dan trenggiling.
d) Neartik: amerika utara dari dataran tinggi meksiko sampai kawasan kutub utara,
dan greenland, Misal: kambing gunung, karibon (seperti kijang), tikus air, bison,
dan reider.
e) Australia: australia, irian, selandia baru, kepulauan di samudra pasifik. Misal:
marsupialai/mamalia berkantung, rodentia, kanguru, kelelawar, kasuari,
cendrawasih, kakatua, dan kiwi.
f) Ethiopia: afrika, madagaskar, dan pulau-pulau sekitar afrika. Misal: gajah afrika,
gorila, smpanse, badang afrika, singa, kudanil, zebra, jerapah, burung onta, dan
bison.
2.4 Persebaran Flora Fauna di Indonesia
1. Tumbuh-Tumbuhan (Flora)

Corak vegetasi alam di Indonesia pada umumnya mempunyai kaitan erat


dengan keadaan iklim, terutama keadaan curah hujan dan temperatur. Oleh sebab itu,
penyebaran vegetasi di Indonesia berdasarkan corak iklimnya dapat ditinjau dari
penyebaran secara horizontal dan secara vertikal. Penyebaran dunia tumbuhtumbuhan
(vegetasi) secara horizontal didasarkan atas besar kecilnya curah hujan yang terjadi,
sedang penyebaran secara vertikal didasarkan atas tinggi rendahnya temperatur udara
sebagai akibat tinggi rendahnya tempat di atas permukaan laut.

8
1) Penyebaran Tumbuh-Tumbuhan secara Horizontal

Distribusi curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh bertiupnya angin


muson dan yang mendatangkan curah hujan adalah angin muson barat. Sebaliknya
angin muson timur tidak banyak mendatangkan curah hujan. Oleh karenanya,
daerah daerah yang banyak menerima curah hujan ialah wilayah Indonesia bagian
barat dan makin ke arah timur makin sedikit. Berdasarkan besar kecilnya curah
hujan, dunia tumbuh-tumbuhan secara horizontal dapat digolongkan sebagai
berikut.

a. Hutan Hujan Tropis Basah (Hutan Rimba)

Hutan jenis ini tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan cukup besar
(lebih dari 2.000 mm/tahun) serta mempunyai suhu tinggi sepanjang tahun.
Hutan rimba mempunyai ciri ciri: lebat dan selalu hijau, terdiri dari berbagai
jenis pohon besar dan kecil, ketinggiannya mencapai sekitar 60 m, mahkota
daunnya bertingkat-tingkat sehingga suasana di dalamnya gelap dan lembap,
banyak ditemukan pohon memanjat, pakis, serta anggrek. Mengingat
banyaknya macam tumbuhan maka sering pula dikenal sebagal hutan heterogen.
Apabila hutan ini ditebang, segera tumbuh hutan baru yang dikenal sebagai
hutan sekunder. Jenis tumbuh-tumbuhan hutan sekunder dapat berbeda dengan
hutan primernya. Daerah sebaran hutan rimba di Indonesia yaitu di Jawa Barat,
Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

b. Hutan Musim Tropik

Habitat hutan musim tropik di daerah-daerah yang beriklim musim, di


mana musim kemarau cukup panjang bercurah hujan antara 1.500 2.000 mm/
tahun. Sebaran hutan jenis ini antara laln terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Karakteristiknya adalah: pohon-
pohonnya Iebih rendah dibanding pohon hutan tropik, selama musim kemarau
daunnya berguguran (meranggas) dan umumnya terdiri dari pohon-pohon yang
sejenis, sehingga dikenal pula sebagai hutan homogen.

c. Sabana Tropik

Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh semak semak


(rumpun pohon-pohon rendah) bertebaran di sana-sini. Sabana banyak dijumpai

9
di Nusa Tenggara, Madura, dan Dam nggi Gayo di Aceh. Daerah-daerah
tersebut memiliki mush kemarau yang cukup panjang dan curah hujannya antara
1.0001.500 mm/ tahun.

d. Stepa (Padang Rumput)

Apabila jumlah curah hujan tahunan Iebih sedikit dibanding daerah


Sabana atau antara 500 1.000 mm/tahun, biasanya hanya tumbuhan rumput saja
yang dapat tahan hidup. Stepa banyak dijumpai di daerah Nusa Tenggara Timur
yaitu: Sumbawa, Sumba Flores, dan Timor. Stepa cocok dimanfaatkan sebagai
daerah peternakan, karenanya di daerah-daerah tersebut dikenal adanya
peternakan lembu dan kuda.

Selain dari keempat jenis vegetasi menurut kondisi latar belakang


daerahnya seperti disebutkan di atas, di Indonesia masih ditemukan jenis Iain,
yaitu jenis vegetasi yang hanya tumbuh di lembah Palu. Jenis vegetasinya
termasuk golongan cerophytes dari jenis cactus yang merupakan tumbuhan
daerah kering (aride), daerah Palu merupakan daerah terkering di Indonesia.

2) Penyebaran Tumbuh-Tumbuhan secara Vertikal

Secara umum dapat dinyatakan bahwa wilayah Indonesia mempunyai rata-


rata suhu relatif tinggi, namun sebagai akibat perbedaan tinggi tempat di atas
permukaan laut (relief) menyebabkan ierjadinya perbedaan suhu rata-rata antar
daerah. Berdasarkan perbedaan suhu yang diakibatkan oleh perbedaan tinggi
tempat, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Daerah dengan Ketinggian antara 0 - kurang 1.200 meter


Daerah yang dekat dengan air laut dan berketinggian sekitar 0 m kurang
dari 50 m), terutama daerah pantai berawa, pada umumnya dijumpai tumbuhan
bakau (mangrove). Tanahnya terendam air laut secara berkala, oleh sebab itu
pohon bakau yang mempunyai akar nafas mampu beradaptasi dengan
lingkungan laut, serta gejala vivipar. Tumbuhan bakau termasuk golongan
hydrophytes. Hutan bakau hidupnya selalu dipengaruhi oleh naik turunnya air
laut yang dikenal sebagai ”hutan pasang". Di daerah yang Ietaknya lebih tinggi
Iagi, tumbuh palma jenis nipah, sagu, rumbia, dan di bagian yang lebih kering
dijumpai pohon pandan. Makin jauh ke arah daratan dapat dijumpai pohon-

10
pohon yang agak lebih besar, antara lain: ketapang, butun, dadap, klumung.
Selain itu, di daerah semacam ini pohon kelapa tumbuh dengan baik, namun
pohon kelapa merupakan tanaman budi daya (bukan aIamiah). SeIanjutnya
sampai kira-kira mencapai ketinggian 1.200 m dijumpai adanya hutan rimba
tropik yang pohon-pohonnya besar, lurus, dan tinggi.
b. Daerah dengan ketinggian antara 1.200 – kurang dari 3.000 meter

Dari ketinggian 1.200 meter ke atas, jumlah pohon berdaun lebar


semakin berkurang dan pohon jenis cemara makin bertambah hingga mencapai
ketinggian sekitar 3.000 meter. Di daerah ini dominan adalah pohon-pohon
yang berdaun Iebih kecil dibanding dengan pohon di rimba hutan tropik. Pada
umumnya pohon-pohon mempunyai daun berbentuk jarum, sedangkan di
bawah tegakan terdiri jenis paku-pakuan. Hutan dengan pohon berdaun jarum
biasanya hidup secara berkelompok sehingga mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi.

c. Daerah dengan Ketinggian antara 3.000 - 4.100 Meter

Pada daerah berketinggian lebih dari 3.000 meter dijumpai pohon


cemara kerdil yang kadang-kadang tumbuh bersama dengan sejenis rumput
yang daunnya keras. Pohon cemara kerdil tumbuh berjarak saling berjauhan.
Setelah mendekati ketinggian sekitar 4.100 m (mendekati batas salju), rumput
berganti dengan lumut, di atas ketinggian 4.100 meter telah dijumpai salju
(Sandy, 1985).

Penyebaran vegetasi tersebut kenyataannya tidak tumbuh secara


berkotak-kotak, melainkan saling berdampingan. Apabila salah satu jenis
menjadi semakin berkurang, maka jenis yang lain menjadi bertambah dan
begitu seterusnya. Menurut Junghuhn, penyebaran tumbuh-tumbuhan secara
vertikal dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Pada Ketinggian antara 0 - 650 meter

Daerah ini dikenal sebagai daerah panas, di mana hidup tanaman


padi, tebu, kelapa, karet, dan kapuk.

11
2) Pada Ketinggian antara 650 1.500 meter

Daerah ini dikenal sebagai daerah sedang, di mana hidup tanaman


seperti jagung, tembakau, coklat, kopi, kina, pinans. dan aren. Pada tempat-
tempat tertentu dapat dijumpai hutan rasamala.

3) Pada Ketinggian antara 1.500 2.500 meter

Dikenal sebagai daerah sejuk, di mana tumbuhu tanaman teh, kopi,


kina, dan juga jagung. Temperatur rendah sehingga udara terasa dingin dan
biasanya berkabut. Oleh sebab itu, hutannya disebut pula hutan kabut
dengan tummbuhan utamanya pohon cemara dan lumut.

d. Ketinggian Iebih dari 2.500 Meter

Daerah ini dikenal sebagai daerah dingin, sehingga pohon pohon keras
mulai jarang, namun masih ada pohon kina. Pada ketinggian 3.000 meter
merupakan batas pohon-pohon, sedang yang tumbuh biasanya berupa rumput
dan lumut saja. Hal ini sebagai akibat temperatur yang cukup rendah, kurang
hujan, serta angin keras (Mukminan, 1980). Sehubungan dengan itu perlu
diketengahkan bahwa pembagian daerah penyebaran tumbuhan menurut
Junghuhn lebih cenderung menghubungkan antara ketinggian daerah dengan
jenis tanaman pertanian dan perkebunan. 1

2. Hewan (Fauna)

Keanekaragaman dunia hewan cukup menarik berbagai ahli. Indonesia telah


banyak ahli melakukan penelitian terhadap dunia hewan antara lain: 1. Alfred Russel
Wallace yang melakukan penyelidikan mengenai fauna dan flora; 2. Weber menyelidiki
jenis ikan tawar; 3. Sarasin menyelidiki hewan di Sumatra dan 4. Dammerman
menyelidiki jenis-jenis hewan di pulau jawa. Berdasarkan karakteristikya jenis hewan
dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu:

a. Jenis Fauna Asia

Penyebaran jenis fauna asia ini mencakup wilayah Sumatra, jawa,


Kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Karakteristik jenis fauna asia

1
Forum Tentor Indonesia, The King SBMPTN Soshum, (Yogyakarta: Tim Redaksi FE, 2018)

12
antara lain: bermacam-macam kera, harimau, gajah, tapir, badak, banteng,
binatang-binatang kecil dan berbagai jenis ikan tawar. Walaupun jenis fauna
tersebut masih ada yang bertahan hidup ada pula yang terancam kepunahan.
Terlebih setelah ada kegiatan manusia pada masa akhir-akhir ini.

Gajah merupakan jenis hewan terbesar di Indonesia dan hidup di sumatera,


sedangkan di Kalimantan dan jawa sudah tidak ada lagi. Harimau terdapat di
sumatera, jawa dan bali. Di Kalimantan terdapat macan loreng, badak bercula dua
terdapat di kalimanta dan sumatera. Sedangkan badak bercula satu terdapat di jawa
yang populasinya semakin menurun. Orang utan dan kera bertangan panjang hidup
di hutan rawa sumatera dan Kalimantan. Dikalimantan terdapat macam-macam
kera, babi hutan, kera berhidung panjang, beruang yang hidup di alam liar.

Jenis-jenis ikan air tawar di sungai pantai timur sumatera sama dengan yang
hidup di sungai kalimantan barat. Ikan air tawar di jawa mempunyai jenis yang
sama dengan yang hidup di kalimantan selatan. Adanya jenis-jenis fauna asia
merupakan suatu bukti yang mendukung teori bahwa dangkalan sunda menjadi satu
daratan dengan benua asia.

b. Jenis Fauna Australia

Jenis fauna autralia daerah penyebarannya di bagian timur yang


mencangkup papua dan pulau kecil lainnya. karakteristik jenis fauna Australia
adalah tidak ditemukan binatang besar yang termasuk binatang menyusui. Tetapi
banyak dijumpai jenis binatang kecil yaitu kanguru, kancil, tupai, kasuari dan
berbagai jenis burung lain yang memiliki bulu indah.

Adanya beberapa jenis hewan di Australia memperkuat teori bahwa pulau


di Indonesia timur pada masa lampau bersambung dengan benua Australia. Batas
barat daerah sebaran jenis binatang Australia adalah garis weber yang merupakan
garis khayal yang ditarik melewati sebelah selatan pulau timur, laut arafuru, laut
anatar kepulauan aru dan papua, antara seram dan papua sampai di sebelah utara
kepala burung seterusnya beerbelok ke timur.

c. Jenis Fauna Peralihan

Penyebaran jenis fauna peralihan terdapat di antara garis Wallace dan weber
yaitu Indonesia bagian tengah yang mencakup Sulawesi, Maluku dan nusa tenggara.

13
Pada daerah peralihan terdapat jenis fauna yang hanya terdapat di situ dan tidak
terdapat di daerah lain yang biasa dikenal sebagai binatang endemis. Misalnya babi,
rusa dan anoa. Sulawesi merupakan daerah miskin binatang sebagai akibat telah
lama terputus dengan pulau-pulau lainnya dan sekaligus daerah peralihan antara
Australia dengan Asia.

Indonesia memiliki kekayaan fauna alami yang ragam. Masih banyak pula
jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat. Misalnya lawet hijau terutama di
pulau jawa. Dimana saragnya yang dibuat dari cairan ludahnya merupakan barang
yang diperdagangkan dan harganya cukup mahal, misalnya di jawa bagian pantai
selatan serta di Kalimantan.

Begitu pula bermacam ikan baik di sungai, danau dan laut. Ikan banggai
cardinal bentuknya mirip capung hanya ditemukan di perairan kepulauan banggai,
Sulawesi tengah. Kini jumlahnya merosot drastis karena kerusakan terumbu karang
dan penjualan bebas ke luar negeri via bali (sumber: Tim Ekspedisi Zamrud
Khatulistiwa, 2010)2

2
Eva Banowati, Geografi Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014)

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biosfer merupakan kondisi alam yang ada di luar bumi yang memenuhi persyaratan
kehidupan organisme makhluk hidup. Keaneka ragaman tumbuhan dan hewan pada suatu
wilayah akan berkembang dengan baik apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, baik biotik
(fisik) maupun abiotik terpenuhi. Persebaran makhluk hidup memiliki pengertian
keberadaan makhluk hidup pada daerah tertentu, sedangkan penyebaran makhluk hidup
memiliki pengertian cara makhluk hidup itu sampai di suatu daerah tertentu. Oleh karena
itu persebaran makhluk hidup erat kaitannya dengan daya dukung suatu daerah.yang
meliputi kondisi geologis, iklim, relief, tanah, dan manusia.

3.2 Saran

Dalam kaitannya peran manusia dalam biosfer, kita harus selalu menjaga
keseimbangan dengan lingkungan. Agar lingkungan tidak rusak, maka kita harus
memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan bijaksana. Dan semoga dengan makalah
ini mampu menambah pengetahuan kita tentang peran kita sebagai manusia dalam biosfer.

15
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, FT. 2018. The King SBMPTN SOSHUM. Yogyakarta: Tim Redaksi FE

Banowati, Eva. 2014. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak

16

Anda mungkin juga menyukai