Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM INGENHOUSZ

Disusun oleh :

Nama : Dika Julianda


Diyan Pratiwi
Greaces Hanania
Lusi Safitri
Riski Armanda
Kelas : XII MIPA 1
Guru pembimbing : NELIDIA CENDRAWATI
S.Pd
Tahun Ajaran 2022/2023
SMA N 4 BUNGO

i
DAFTAR ISI

Contents
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................3
Tujuan dari percobaan Ingenhousz:...................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................iv
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................iv
2.1 CAHAYA...................................................................................................................................iv
2.2 FOTOSINTESIS.........................................................................................................................iv
2.3 KLOROPLAS..............................................................................................................................v
2.4 KLOROFIL................................................................................................................................v
2.5 SUHU........................................................................................................................................vi
2.6 HYDRILLA................................................................................................................................vi
2.7 NaHCO3.....................................................................................................................................vi
BAB III...............................................................................................................................................vii
METODE PENELITIAN....................................................................................................................vii
3.1 Metode Penelitian......................................................................................................................vii
3.2 Variabel Penelitian....................................................................................................................vii
3.3 Tempat Penelitian......................................................................................................................vii
3.4 Waktu Penelitian.......................................................................................................................vii
3.5 Alat dan bahan...........................................................................................................................vii
3.6 langkah kerja.............................................................................................................................vii
BAB IV................................................................................................................................................ix
PEMBAHASAN..................................................................................................................................ix
4.1 HASIL PENELITIAN................................................................................................................ix
4.2 ANALISIS HASIL PENELITIAN.............................................................................................ix
BAB V...................................................................................................................................................x
PENUTUP.............................................................................................................................................x
4.1 SIMPULAN.................................................................................................................................x

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
2 Pengetahuan tentang fotosintesis saat ini telah berkembang pesat. Dahulu
3 sebelum abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua bahan
4 penyusunnya dari tanah (Salisbury & Ross, 1995). Menurut Stephen Hales (1772)
5 menyatakan makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya terlibat dalam proses
6 ini. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
7 Pada tahun 1771, Joseph Priestley seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris
8 memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam
9 pembakaran. Dia mendeminstrasikan hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu
10 wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai daun mint dalam ruang
11 tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api sampai beberapa hari. Pada tahun 1782,
12 Jean Senebier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang dihasilkan oleh hewan
13 dan tumbuhan pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi “udara murni” (O2) saat ada
14 cahaya. Pada saat itu keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukan
15 (Salisbury dan Ross, 1995). Setelah itu pada tahun 1799, Jan Ingenhousz seorang dokter
16 berkebangsaan Belanda membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan O2. Pembuktian
17 percobaan Jan Ingenhousz dilakukan melalui percobaan yang menggunakan Hydrilla
18 verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut terkena sinar, maka timbullah
19 gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini
20 ternyata oksigen (Dwidjoseputro, 1978).
21 Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan
22 faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. Ia melakukan percobaan dengan
23 ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral.
24 Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya
25 mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob
26 yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari. Pada tahun 1860,
27 Julius Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum.
28 Adanya amilum dapat dibuktikan melalui pengujian dengan yodium. Amilum dengan
29 yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau
30 yang melakukan proses fotosintesis. Percobaan ini disebut percobaan Sachs atau uji
31 yodium (Dwidjoseputro, 1978).
32 Pengetahuan tentang fotosintesis saat ini telah berkembang pesat. Dahulu
33 sebelum abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua bahan
34 penyusunnya dari tanah (Salisbury & Ross, 1995). Menurut Stephen Hales (1772)
35 menyatakan makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya terlibat dalam proses
36 ini. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
37 Pada tahun 1771, Joseph Priestley seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris
38 memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam
39 pembakaran. Dia mendeminstrasikan hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu
40 wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai daun mint dalam ruang
41 tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api sampai beberapa hari. Pada tahun 1782,
42 Jean Senebier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang dihasilkan oleh hewan
43 dan tumbuhan pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi “udara murni” (O2) saat ada
44 cahaya. Pada saat itu keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukan

3
45 (Salisbury dan Ross, 1995). Setelah itu pada tahun 1799, Jan Ingenhousz seorang dokter
46 berkebangsaan Belanda membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan O2. Pembuktian
47 percobaan Jan Ingenhousz dilakukan melalui percobaan yang menggunakan Hydrilla
48 verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut terkena sinar, maka timbullah
49 gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini
50 ternyata oksigen (Dwidjoseputro, 1978).
51 Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan
52 faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. Ia melakukan percobaan dengan
53 ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral.
54 Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya
55 mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob
56 yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari. Pada tahun 1860,
57 Julius Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum.
58 Adanya amilum dapat dibuktikan melalui pengujian dengan yodium. Amilum dengan
59 yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau
60 yang melakukan proses fotosintesis. Percobaan ini disebut percobaan Sachs atau uji
61 yodium (Dwidjoseputro, 1978).
62 Pengetahuan tentang fotosintesis saat ini telah berkembang pesat. Dahulu
63 sebelum abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua bahan
64 penyusunnya dari tanah (Salisbury & Ross, 1995). Menurut Stephen Hales (1772)
65 menyatakan makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya terlibat dalam proses
66 ini. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
67 Pada tahun 1771, Joseph Priestley seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris
68 memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam
69 pembakaran. Dia mendeminstrasikan hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu
70 wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai daun mint dalam ruang
71 tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api sampai beberapa hari. Pada tahun 1782,
72 Jean Senebier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang dihasilkan oleh hewan
73 dan tumbuhan pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi “udara murni” (O2) saat ada
74 cahaya. Pada saat itu keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukan
75 (Salisbury dan Ross, 1995). Setelah itu pada tahun 1799, Jan Ingenhousz seorang dokter
76 berkebangsaan Belanda membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan O2. Pembuktian
77 percobaan Jan Ingenhousz dilakukan melalui percobaan yang menggunakan Hydrilla
78 verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut terkena sinar, maka timbullah
79 gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini
80 ternyata oksigen (Dwidjoseputro, 1978).
81 Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan
82 faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. Ia melakukan percobaan dengan
83 ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral.
84 Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya
85 mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob
86 yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari. Pada tahun 1860,
87 Julius Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum.
88 Adanya amilum dapat dibuktikan melalui pengujian dengan yodium. Amilum dengan
89 yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau
90 yang melakukan proses fotosintesis. Percobaan ini disebut percobaan Sachs atau uji
91 yodium (Dwidjoseputro, 1978).
Proses fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh
t u m b u h a n d a n o r g a n i s m e b er k l o r o f i l l a i n u n t u k m e n g h a s i l k a n

4
m a k a n a n s e n d i r i . S e c a r a s e d e r h a n a , pr o s e s f o t o s i n t e s i s d a p a t
d i a r t i k a n s e b a g a i pr o s e s y a n g d i l a k u k a n t u m b u h a n u n t u k
m e n g o l a h g a s k a r b o n d i o k s i d a ( C O 2 ) d a n a i r ( H 2 O) d e n g a n
b a n t u a n c a h a y a m a t a h a r i d a n k l o r of i l , d i o l a h m e n j a d i o k s i g e n
( O 2 ) d a n k ar b o h i d r a t ( C 6 H 1 2 O 6 ) .

P er c o b a a n I n g e n h o u s z a d a l a h s a l a h s a t u p e r c o b a a n y a n g
d i g u n a k a n m e m b u kt i k a n b a h w a p r o s e s f o t o s i n t e s i s p a d a
tumbuhan menghasilkan oksigen. Tokoh yang mengenalkan
percobaan Ingenhousz adalah Jan Ingenhousz. Oleh sebab itulah
p e r c o b a a n f o t o s i n t e s i s u n t u k m e m b u k t i k a n b a h w a pr o s e s
f o t o s i n t e s i s d i s e b u t p er c o b a a n I n g e n h o u s z .

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akan dibahas di
makalah ini,yaitu :
 Apakah yang dimaksud dengan fotosintesis?
 Bagaimana pendapat Jan Ingenhousz mengenai pr
o s e s   f o t o s i n t e s i s ? Buktikanlah dengan melakukan percobaan!
 Faktor apa saja yang mempengaruhi proses fotosintesis?
 Apa saja hasil dari proses fotosintesis tersebut?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari percobaan Ingenhousz:
1. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen
2. Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CAHAYA
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi
matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang
diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi
radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi
tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang
jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar
dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek
dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
            Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.
Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini
energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk
membentuk karbohidrat.
            Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar
matahari, tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang
mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)
2.2 FOTOSINTESIS
Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat
keterkaitan antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau
dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. fotosintesis adalah fungsi
utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses
dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula
dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya

6
karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
            Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik
pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen
untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

2.3 KLOROPLAS
Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas
berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel.
Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada
tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm,
kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma
tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid.
Kloroplas matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat
memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi
melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Secara
khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma
7
homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma
tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang
berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran
tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron
yang terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana
biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas pigmen.

2.4 KLOROFIL
Klorofil  atau lebih dikenal dengan nama zat hijau daun  adalah pigmen
yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan
utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun tumbuhan
hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai alga lain, dan beberapa
kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru,
dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata
manusia menerima warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil
dihasilkan dan terisolasi pada plastida yang disebut kloroplas.

2.5 SUHU
Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman - Suhu memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Karena suhu berpengaruh terhadap
laju metabolisme, fotosintesis, respirasi, dan transpirasi tumbuhan. Suhu tinggi
merusakkan enzim sehingga metabolisme tidak berjalan baik. Suhu rendah pun
menyebabkan enzim tidak aktif dan metabolisme terhenti. Oleh karena itu,
tumbuhan memiliki suhu optimum antara 10–38 °C. Adapun tumbuhan tidak
akan bertahan pada suhu di bawah 0 °C dan di atas 40 °C.

2.6 HYDRILLA
Hydrilla (Esthwaite rumput air atauHydrilla) adalah genus tanaman air,
biasanya hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani
membaginya dalam beberapa spesies.
Hydrilla memiliki beberapa metode reproduksi. Dalam tubuh air, cabang
atau akar fragmen dari tanaman yang rusak dapat hanyut ke daerah baru. Selain
itu, dapat menyebar ke lokasi baru dari pabrik fragmen melekat pada perahu dan
trailer. Turions - kecil, kompak tunas yang terbentuk di axils daun sepanjang
batang - istirahat bebas dan melayang ke daerah-daerah baru. Studi di
University of Minnesota telah menunjukkan bahwa turions bentuk monoecious
cenderung bertahan di iklim utara. Bentuk dioecious tampaknya kurang toleran
8
dingin.Umbi-umbian, yang terbentuk pada akar dan dapat tertidur selama
beberapa tahun, dapat menyebarkan tumbuhan baru. Hydrilla dapat tumbuh
dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya rendah, atau masih mengalir air,
dangkal atau mendalam. Ini keluar-bersaing luas air yang invasif milfoil-Eurasia
dengan lebih cepat pertumbuhan dan reproduksi. Ini merupakan ancaman serius
bagi danau dan sungai di mana-mana karena adaptasi nya.

2.7 NaHCO3
Natrium bikarbonat dengan rumus kimia NaHCO3, adalah bahan
kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, yang banyak
dipergunakan di dalam industri makanan/biskuit (sebagai baking
powder), pengolahan kulit, farmasi, tekstil, kosmetika, pembuatan
pasta gigi, pembuatan permet (candy) dan industri pembuatan
batik.Karena bersifat alkaloid (basa),senyawa ini juga digunakan
sebagai obat antacid (penyakit maag).
Pada skala industri, natrium bikarbonat dapat diproduksi
melalui proses Solvay yaitu reaksi antara natrium karbonat, air dan
gas karbon dioksida: 
Na2CO3 + H2O + CO2 --> 2NaHCO3

NaHCO3 dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman.


Penambahan NaHCO3 memperbanyak gelembungnya karena ketika
NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2. CO2 dibutuhkan
dalam reaksi fotosintesis sebagai bahan utama, yang reaksinya ;
6CO2 + 6H2O + (Cahaya Matahari) +klorofil  6C6H12O6 + 6O2 

9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang di gunakan yaitu metode penelitian dilakukan di
lapangan SMA N 4 BUNGO.
3.2 Variabel Penelitian
1.Variabel bebas          : suhu,  cahaya, dan bahan fotosintesis.
2.Variabel control  : tanaman yang   digunakan (Hydrilla
verticillata).
3.   Variabel terikat  : jumlah gelembung yang dihasilkan.
3.3 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lapangan dan ruang komputer SMA N 4
Bungo
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Senin 3 Oktober 2022 jam
pelajaran biologi pukul 12.05 – 13.00 WIB
3.5 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan meliputi :
Alat
-         Beaker glass 100 ml
-         Corong kaca
-         Kawat
- Ember kecil/baskom
Bahan
-         Tumbuhan  Hydrilla verticillata
-         Air
-         Natrium Bikarbonat/Baking soda/NaHCO3

10
3.6 langkah kerja
1. Merangkai alat dan bahan seperti gambar dibawah sebanyak lima
perangkat. mengupayakan tabung reaksi dalam keadaan penuh berisi
air (tidak ada rongga udara).

Kemudian rangkai ulang untuk alat dan bahan yang sama, sebanyak 3
kali tahapan

2. Memberi perlakuan pada ketiga tahapan perangkat:


A. Tahap 1: Tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat
yang terkena cahaya matahari langsung
B. Tahap 2: Tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat
teduh atau tertutup
C. Tahap 3: Meletakkan perangkat kedua di tempat yang terkena
cahaya matahari langsung dan memberi 5 gram NaHCO3.

3. Mengamati banyaknya gelembung yang muncul pertahap setelah 5


menit. kemudian mencatat hasil pengamatan dan memasukkan
kedalam tabel hasil pengamatan.

11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
NO. PERLAKUAN JUMLAH
GELEMBUNG
1 Di bawah sinar 392
matahari
2 Di dalam ruangan 1
3 Di bawah sinar 450
matahari +
NaHCO3

4.2 ANALISIS HASIL PENELITIAN


1. Terkena cahaya matahari langsung
Pada percobaan pertama, 1 menit pertama sudah mulai muncul
gelembung namun masih sedikit. 1 menit kedua gelembung mulai
bertambah. Pada menit ke 3-5 gelembung menjadi sangat banyak. Hal
tersebut dikarenakan, semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin
banyak ATP yang terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Maka gelembung yang dihasilkan semakin banyak.
2. Tempat teduh dan tertutup
Pada percobaan kedua, pengamatan proses fotosintesis hydrilla
ditempat gelap ini, dihasilkan data bahwa pada menit 1 dan 2 muncul
gelembung pertama. Pada menit ke 3 sampai 5 tidak ada gelembung
yang muncul. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan hydrilla tidak
melakukan proses fotosintesis secara sempurna di tempat yang gelap
sehingga tidak dihasilkan gelembung yang banyak, gelembung
tersebut berupa oksigen. Karena, semakin rendah intensitas cahaya,
semakin rendah pula atp (energi) yang terbentuk, sehingga
memperlambat laju reaksi.  

12
3. Terkena cahaya matahari langsung + 5 gr NaHCO3
Perlakuan ketiga, perangkat terkena cahaya matahari langsung
ditambah NaHCO3. 1 menit pertama  dihasikan sedikit
gelembung, disusul menit ke 2 sampai 5 jumlah gelembungnya
menjadi sangat banyak. Pada perlakuan ke tiga ini dapat diketahui
bahwa jumlah gelembung lebih banyak dibanding perlakuan lainnya.
Hal tersebut dikarenakan, NaHCO3 menjadi sumber penghasil CO2
karena ketika NaHCO3 larut dalam air akan terurai menjadi NaOH
(Natrium hidroksida) dan CO2 (karbon dioksida). Seperti yang
diketahui bahwa CO2 berperan dalam proses fotosintesis. Konsentrasi
CO2  yang tinggi akan meningkatkan laju fotosintesis, sehingga
dihasilkan banyak gelembung yang berupa oksigen. Pada percobaan
ketiga ini paling banyak dihasilkan gelembung.

13
BAB V
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
1.  Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi proses fotosintesis.
2. Intensitas cahaya matahari mempengaruhi cepat tidaknya proses
fotosintesis.
3. Jumlah kadar CO2 mempengaruhi cepat tidaknya proses fotosintesis.
4.  Proses Fotosintesis menghasilkan O2 dibuktikan dengan adanya
gelembung – gelembung udara yang terdapat pada perlakuan yang di
tempatkan di tempat yang terang.

14
15

Anda mungkin juga menyukai