Anda di halaman 1dari 2

Sejarah penemuan fotosintesis menurut beberapa ahli

1. Jan Baptist van Helmont (abad ke-17)

Sejarah studi yang dilakukan pada fotosintesis dimulai pada abad ke-17 oleh Jan
Baptist van Helmont, Jan Baptist van Helmont merupakan seorang dokter ahli kimia
yang menyatakan bahwa pertumbuhan pada tumbuhan disebabkan oleh
adanya air,bukan tanah. Dia menolak gagasan kuno bahwa tumbuhan mengambil
sebagian besar biomassanya dari tanah. Sebagai buktinya, ia melakukan percobaan
pohon willow. Dia mulai dengan pohon willow seberat 2,27 kg. Selama 5 tahun, itu
tumbuh menjadi 67,7 kg. Namun berat tanah hanya berkurang 57 gram. Van Helmont
sampai pada kesimpulan bahwa tanaman harus mengambil sebagian besar beratnya
dari air. Jelas pada saat itu dia tidak tahu apa-apa tentang fotosintesis, di mana karbon
dari udara dan mineral dari tanah digunakan untuk menghasilkan jaringan tanaman
baru, tetapi penggunaan keseimbangannya penting; dia percaya bahwa massa bahan
harus diperhitungkan dalam proses kimia.

2. Joseph Priestly 1771


Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta Inggris, melakukan
eksperimen yang melibatkan lilin menyala dan toples terbalik. Dalam eksperimen
tersebut, ia menemukan bahwa ketika ia menutupi sebuah lilin yang menyala dengan
toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilin habis terbakar. Selain itu, ia juga
menemukan bahwa jika ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus
tersebut akan mati lemas.

Dari hasil percobaan ini, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak"
udara di dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Pada saat itu, Priestley
belum sepenuhnya memahami mekanisme di balik temuannya ini, tetapi
eksperimennya membuka jalan bagi pemahaman tentang pentingnya kualitas udara
dan peran tumbuhan dalam "memulihkan" udara yang rusak.

Priestley kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah "dirusak" oleh lilin dapat
"dipulihkan" oleh tumbuhan. Dalam hal ini, tumbuhan melakukan fotosintesis, yaitu
mengambil karbon dioksida yang dihasilkan oleh lilin dan mengubahnya menjadi
oksigen melalui proses fotosintesis. Proses ini memperbaiki kualitas udara dan
membuatnya menjadi lebih segar dan cocok untuk pernafasan.

Selain itu, Priestley juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples
tertutup jika terdapat tumbuhan di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan
menghasilkan oksigen yang diperlukan oleh hewan untuk bernapas, dan hewan
menghasilkan karbon dioksida yang diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Ini
menunjukkan adanya hubungan saling ketergantungan antara tanaman dan hewan
dalam siklus oksigen dan karbon dioksida.

Eksperimen Priestley ini memberikan sumbangan penting dalam memahami peran


tanaman dalam menghasilkan oksigen dan mengubah komposisi atmosfer. Dalam
eksperimennya, Priestley secara tidak langsung menyentuh konsep fotosintesis dan
pentingnya kualitas udara yang bersih untuk kehidupan hewan dan manusia.

Sumber:

Wiraatmaja, W. I. (2017). Bahan Ajar: Fotosintesis. Bali: Unipress UNUD.

Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. Second ed., Macmillan Publishing Co. Inc.
New York.

Anda mungkin juga menyukai